PAIN MANAGEMENT
Nyeri merupakan mekanisme perlindungan tubuh yang terjadi setiap kali jaringan mengalami kerusakan, baik secara struktural, atau karena gangguan fungsi dan metabolisme.
Kata nyeri berasal dari kata Yunani 'poine' yang berarti hukuman, karena budaya kuno percaya bahwa rasa sakit adalah hukuman atas kebodohan manusia
Teori N y eri
1. Intensive theory (Erk, 1874)
juga dikenal sebagai teori Intensitas yang menyatakan bahwa Nyeri bukanlah pengalaman sensorik, melainkan emosi yang terjadi ketika stimulus lebih kuat dari biasanya
2. Specificity theory (Von Frey, 1895)
Yang menganggap nyeri sebagai sensasi independen dengan reseptor perifer khusus yaitu Nociceptors yg merespons kerusakan dan mengirimkan sinyal melalui jalur dalam sistem saraf ke pusat target di otak, yang pada akhirnya menghasilkan pengalaman nyeri
3. Strong's Theory (Strong, 1895) Teori ini menyatakan bahwa nyeri adalah pengalaman yang didasarkan pada stimulus berbahaya dan reaksi prikis atau ketidaksenangan yang dipicu oleh sensasi tersebut.
4. Teori sensori intercation (Noordenbos, 1959)
Ini menggambarkan dua sistem yang melibatkan transmisi rasa sakit
a. Sistem cepat Menghambat transmisi impuls dari serat-serat kecil.
b. Sistem lambat - Melakukan aferen somatik dan visceral
5. Teori Gate Control (Melzack dan Wall, 1965)
Dorsal Horn of Spninal cord - Substantia Gelatinosa bertindak sebagai gerbang transmisi impuls
Karakteristik nyeri
1. Nyeri cepat dan lambat N
yeri cepat
- Terasa dalam 0.1 detik A - bermielin
- Rasa nyeri yang terlokalisasi - kecepatan 12-30 m/detik
- Tidak terasa di jaringan yang lebih dalam
N
yeri lambat
- Terasa 1 detik, perlahan selama beberapa detik
- Tidak bermielin
- Tidak dapat dilokalisasi - kecepatan 0,5-2 m/detik
- Terasa di kulit, jaringan yang lebih dalam
2. Ambang batas & intensitas
- Stimulus di bawah ambang batas tidak terasa.
- Intensitasnya meningkat →nyeri semakin terasa.
- Jika pikiran terganggu, ambang rasa sakit meningkat.
3. Adaptasi
- Reseptor nyeri —> tidak ada adaptasi
- Eksitasi serabut nyeri menjadi semakin besar seiring dengan berlanjutnya stimulus nyeri.
4. Lokalisasi Sensasi
- nyeri kurang terlokalisasi pada serabut lambat.
- Nyeri yang dangkal lebih baik dilokalisasi daripada nyeri yang lebih dalam.
5. Iringan emosional
- Sensasi nyeri umumnya disertai dengan emosi yang tidak menyenangkan.
6. Pengaruh tingkat kerusakan - Tingkat cedera jaringan yang tinggi
intensitas nyerinya tinggi.
- Tingkat kerusakan jaringan yang tumbuh perlahan, misalnya (kanker pada tahap awal), mungkin tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali
Respon terhadap nyeri 1. FISIOLOGIS
● ↑ heart rate
● ↑ Tekanan darah
● ↑ respirasi
● Keringat dingin
● Dilatasi pupil 2. PERILAKU
● Cemas
● Gelisah
● Sulit berkonsentrasi
● Disstress
● immobilisasi Dental Pain
Cedera saat disentuh—>Pelepasan sel-sel yang terbakar—>activation of pain sensory neuron(trigeminal nerve)—>
Badan sel saraf trigeminal terletak di ganglion semilunar—>Yang akhirnya Mengirimkan unpube ke area semikrimal primer di gyrus postcentral korteks parietal