PANCASILA DALAM MENGHADAPI MODERNISASI
Oleh:
Nama : Ni Made Candra Primandini NIM : 2007531054
Prodi/Fakultas : S1 Akuntansi / Fakultas Ekonomi dan Bisnis Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
Universitas Udayana 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya semua bangsa dan masyarakat di dunia ini sama-sama terlibat dalam proses modernisasi, meskipun kecepatan adan arah perubahannya berbeda beda. Disadari atau tidak, perubahan dalam masyarakat dan negara itu pasti terjadi, meskipun perubahannya tidak semua berpengaruh dalam kehidupan luas. Saat ini, perubahan pada masyarakat di dunia merupakan gejala yang normal dan menjalar dengan cepat ke bagian-bagian lain dari dunia.
Perubahan yang terjadi dengan cepat ini dapat dikatakan sebagai proses modernisasi. Menurut Wlbert E. Moore, merdernisasi merupakan sebuah bentuk dari transfromasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi soaial dari yang tradisional kearah berbagai pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara barat yang telah stabil (Sarjana Ekonomi, 2020). Dari arti modernisasi yang telah dipaparkan oleh Wilbert E. Moore ini dapat dikatakan bahwa modernisasi merupakan proses berubahnya kehidupan baik dalam teknologi, komunikasi, industri, bahkan organisasi sosial yang dahulunya bersifat primitif menuju kearah modern atau lebih berkembang yang diawali oleh negara-negara barat yang lebih stabil sehingga menyebar ke segala penjuru dunia.
Modernisasi saat ini tentu berepngaruh terhdapat berbagai faktor baik dalam ekonomi, komunikasi, teknologi, politik, dan bahkan berpengaruh terhadap ideologi dan budaya bangsa. Pengaruh yang dibawa oleh modernisasi ini memiliki sisi positif dan negatif.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak akibat adanya modernisasi ini. Dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh modernisasi pada berbagai faktor kehidupan di Indonesia, Pancasila berperan penting dalam hal ini. Pancasila sebagai ideologi bangsa, sebagai budaya bangsa, dan sebagai pedoman beretika bagi masyarakat bangsa Indonesia memegang peranan penting dalam mengahadapi dampak modernisasi seperti saat ini. Dikarenakan modernisasi memiliki lingkup bidang yang luas dan mengakibatkan suatu perubahan terjadi dengan cepat, maka diperlukan pedoman utama yang menjadi dasar agar tidak menyebabkan disorganisasi antar masyarakat Indonesia. Pedoman ini merupakan Pancasila yang menjadi pegangan utama dalam meghadapi proses modernisasi yang mendunia. Maka dalam resume ini saya akan menjelaskan bagaimana Pancasila dalam menghadapi modernisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep modernisasi dalam perubahan sosial?
2. Bagaimana peran Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi?
3. Bagaimana peran Pancasila sebagai budaya bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi?
4. Bagaimana peran Pancasila sebagai pedoman etika bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep modernisasi dalam perubahan sosial
2. Memahami peran Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi
3. Memahami peran Pancasila sebagai budaya bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi
4. Memahami peran Pancasila sebagai pedoman etika bangsa Indonesia dalam menghadapi modernisasi
PEMBAHASAN
A. Konsep Modernisasi dalam Perubahan Sosial
Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritis modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, diartikan dalam tiga cara: historis, relatif, dan analisis.
Menurut arti historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau Amerikasnisasi yakni dilihat sebagai gerakan menuju cita-cita masyarakat yang dijadikan model. Menurut pengertian relatif, modernisasi merupakan upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern oleh masyarakat luas atau oleh penguasa. Sedangkan menurut arti analisis, modernisasi melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat par modern (Rosana, 2011). Modernisasi menurut Soerjono Soekanto merupakan suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya dapat terarah dan juga didasarkan pada suatu perencanaan (Sarjana Ekonomi, 2020). Sehingga dapat dikatakan modernisasi merupakan proses transformasi dari suatu arah perubahan kearah yang lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pada umunya dilakukan sesuai rencana.
Teori modernisasi dan pembanguan yang ada pada dasarnya merupakan sebuah gagasan mengenai perubahan sosial. Teori ini telah berubah menjadi sebuah ideologi akibat dukungan politik yang luar biasa dari pemerintah dan organisasi di Amerika Serikat serta negara-negara liberal lainnya. Dukungan ini menjadikan modernisasi dan pembangunan sebagai gerakan ilmuwan yang memfokuskan kajian terhadap perubahan sosial. Modernisasi sesungguhnya bersifat revolusioner (perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang cepat) dan berwatak kompleks melalui banyak disiplin ilmu dan mempengaruhi pergerakan manusia.
Syarat-syarat modernisasi adalah sebagai berikut : 1. Cara berpikir yang ilmiah
2. Sistem administrasi negara yang baik, dan benar-benar mewujudkan birokrasi 3. Adanya sistem pengumpulan data yang bik dan teratur serta terpusat pada suatu
lembaga.
4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi (kebebasan dalam berorganisasi) 6. Sentralisasi weweang dalam perencanaan sosial.
Pada awalnya modernisasi akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat dalam cakupan nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati dalam masyarakat. Ini dikarenakan sebagian besar masyarakat yang bersangkutan belum siap untuk merubah kehidupan sosialnya mengikuti modernisasi yang terjadi dalam waktu yang relatif cepat.
Namun, dengan berkembangnya teknologi saat ini, perubahan yang terjadi dan telah mendunia mulai berangsur-angsur diterima oleh masyarakat dengan memilah perubahan yang positif sesuai dengan budaya bersangkutan.
B. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Modernisasi Ideologi menurut Mubyarto (1991: 239) adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu. Di dunia ini, ideologi setiap negara berbeda-beda. Beberapa jenis ideologi yang beredar yakni Marxisme-Leninisme, Liberalisme, Sosialisme, dan Kapitalisme. Indonesia menganut ideologi Pancasila yang merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan sebagai dasar pedoman norma-norma dalam penyelenggaraan negara. Ideologi Pancasila adalah visi atau arah kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mewujudkan kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan nilai keadilan (Mubarak, 2019).
Salah satu tantangan yang paling dominan saat ini adalah pengaruh dari modernisasi. Modernisasi memeberikan pengaruh yang besar terhadap ideologi Pancasila karena modernisasi merupakan bentuk gagasan dari negara barat yang telah berkembang di segala penjuru dunia. Pengaruh ini dapat berbentuk sebagai perkembangan pikiran oleh masyarakat Indonesia yang lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik gagasan dari luar.
Modernisasi memberikan perubahan pada pergeseran produksi agraris ke industri sebagai inti sektor ekonomi, penyebaran temuan teknologi ke seluruh aspek kehidupan sosial, mengembangkan pemerintahan berdasarkan hukum yang mengikat pemerintah dan warga negara. Selain itu akibat modernisasi ini pembagian kerja semakin terspesialisasi, sehingga masyarakat dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki taraf hidupnya.
Namun, selain pengaruh-pengaruh yang baik bagi kehidupan masyarakat, modernisasi juga memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, contohnya seperti penyebaran ideologi barat ke Indonesia yang dapat mempengaruhi
masyarakat luas. Ideologi Pancasila menghadapi tantangan dari berbagai ideologi dunia dalam kebudayaan global. Unsur-unsur yang mempengaruhi ideologi Pancasila yakni:
1. Unsur atheisme yang terdapat pada ideologi Marxisme atau komunisme bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Unsur individualisme dalam liberalisme yang tidak sesuai dengan nilai gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Unsur kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem perekonomian negara tidak sesua dalam ideologi Pancasila yang memegang prinsip ekonomi kerakyatan.
Selain menghadapi tantangan ideologi-ideologi besar dunia, Pancasila juga menghadapi tantangan sikap dan perilaku yang menyimpang norma-norma masyarakat umum akibat proses modernisasi. Tantangan ini meliputi terorisme dan narkoba, yang mengacam kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan ideologi negara.
Sehingga dalam menghadapi pengaruh modernisasi saat ini, diperlukan penguatan pada ideologi Pancasila bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ideologi Pancasila sebagai penuntun warga negara artinya setiap perilaku warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Ideologi Pancasila sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila- sila Pancasila, contohnya dalam menghadapi pengaruh modernisasi yakni terorisme yang bertentangan dengan nilai toleransi keyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016).
C. Peran Pancasila Sebagai Budaya Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Modernisasi Setiap bangsa dan negara memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa mellaui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi (penyesuaian dan adaptasi) dan akulturasi tersebut. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi yang merupakan proses perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan masyarakat berkembang secara dinamis. Pancasila sebagai identitas budaya ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia Karen tardisi dan budaya
Indonesia dapat ditelusuri melalui peran agama-agama besar seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tardisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016).
Modernisasi memberikan pengaruh pada Pancasila sebagai budaya bangsa Indonesia, yakni pengaruh disorganisasi masyarakat akibat individualisme yang dibawa oleh proses modernisasi. Disorganisasi yang mengarah pada individualisasi masyarakat mengakibatkan berkurangnya akulturasi budaya sebagai identitas bangsa Indonesia. Hal ini juga mengarah pada berkurangnya toleransi antar umat manusai apada kenageragaman budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia. Selain itu modernisasi juga memberikan pengaruh pada kebudayaan uar yang masuk ke Indonesia tanpa melalui penyaringan nilai dan manfaatnya.
Budaya luar cenderung lebih bebas dan mendapat pengaruh besar dari kemajuan teknologi dan industrialisasi barat. Berbeda dengan budaya Indonesia yang masih berlandaskan tradisi dan agama masing-masing.
Sehingga saat ini, diperlukan penyesuaian kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia untuk disaring dan dipilah berdasarkan kebudayaan dan identitas Indonesia yakni Pancasila. Pancasila membawa peran penting dalam penyesuaian kebudayaan akibat pengaruh modernisasi. Masyarakat harus memahami dan melaksanakan nilai-nilai ancasila sebagai identitas bangsa dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari dalam menghadapi tantangan pengaruh modernisasi. Pengamalan nilai-nilai Pancasila ini dapat dilakukan dengan cara bertoleransi antar sesama umat Bergama, menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang berbeda kebudayaan, memilah kebudayaan luar yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia dan sekiranya dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
D. Peran Pancasila Sebagai Pedoman Etika Bangsa Indonesia dalam Menghadapi Modernisasi
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai pedoman etika mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku masyarakat Indonesia dalam semua aspek kehidupannya. Sila ketuhanan mengandung nilai moral spiritualis yang mendekatkan diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya.
Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih manusiawi yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam bergaul antar sesame. Sila persatuan mengandung nilai berupa sikap solidaritas, rasa kebersamaan, dan cinta tanah air.
Sila kerakyatan mengandung nilai sikap menghargai orang lain, bersedia mendengar pendapat orang lain, dan tidak memkasakan kehendak kepada orang lain. Sila keadilan mengandung nilai mau peduli atas nasib orang lain, serta kesediaan membantu kesuitan orang lain.
Modernisasi saat ini memberikan pengaruh yang besar terhadap etika masyarakat Indonesia. Contoh tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai pedoman etika adalah kasus korupsi akibat melemahnya sendi-sendi kehidupan berbeangsa dan bernegara, kasus terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga merusak toleransi antar kehidupan beragama, pelanggaran hak asasi manusia dalam kehidupan bernegara, kesenjangan anatara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin, serta ketidakadilan hukum yang masih ada di Indonesia.
Dampak-dampak modernisasi yang terjadi di Indonesia menandakan kurangnya pemahaman Pancasila sebagai pedoman beretika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai pedoman etika bangsa Indonesia sudah seharunya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menempatkan Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap warga negara. Pancasila sebagai sistem etika juga memberi arah bagi setiap warga negara sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tat pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupun internasional. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi fondasi analisi bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak ada kebijakan yang menyimpang sesuai Pancasila. Pancasila sebagai sistem etika juga menjadi filter pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak modernisasi yang mempengaruhi pemikiran warga negara (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016).
PENUTUP
A. Simpulan
Modernisasi merupakan proses transformasi dari suatu arah perubahan kearah yang lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan pada umunya dilakukan sesuai rencana. Dalam proses penyebarannya, modernisasi memberikan pengaruh pada tatanan kehidupan masyarakat, khususnya di Indonesia. Pengaruh-pengaruh akibat modernisasi ini dapat bersifat baik dan buruk. Pengaruh baiknya dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada setiap sektor kehidupan. Sedangkan pengaruh buruk yang dibawa modernisasi secara langsung akan menjadi tantangan bagi Indonesia baik dalam segi ideologi, budaya dan etika.
Untuk menghadapi tantangan modernisasi ini, diperlukan pedoman yakni Pancasila baik sebagai ideologi bangsa, sebagai budaya atau identitas bangsa, dan sebagai pedoman beretika. Sehingga dapat dikatakan Pancasila memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan modernisasi. Dalam menghadapi pengaruh modernisasi ini, Pancasila sebagai ideologi harus mempertahankan gagasan yang sudah tertanam sejak merdeka yakni Pancasila. Pancasila dapat dijadikan landasan untuk tidak menerima pengaruh ideologi- ideologi barat yang menyebar seiring dengan proses modernisasi. Maka dapat dikatakan Ideologi Pancasila sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-sila Pancasila.
Pancasila sebagai budaya atau identitas bangsa Indonesia menangkal semua pengaruh buruk modernisasi khusunya dalam kebudayaan. Kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila harus dibuang dan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya seperti sikap indivisualisme yang bersinggungan dengan nilai persatuan. Pnacasila sebagai identitas bangsa harus diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan bernegara, contohnya sikap toleransi dan gotong royong yang merupakan salah satu budaya Indonesia.
Pancasila sebagai pedoman etika dalam kehidupan sehari-hari dapat dijadikan sebagai alat untuk memerangi pengaruh buruk yang dibawa oleh proses modernisasi. Dengan menerapkan nilai-nilai serta norma-norma yang sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mampu menangkal pengaruh buruk modernisasi seperti korupsi, terorisme, kesenjangan sosial, dan lai-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016. PENDIDIKAN PANCASILA untuk Perguruan Tinggi. 1st ed. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Mubarak, R., 2019. Pancasila sebagai Ideologi Negara. [Online]
Available at:
https://www.kompasiana.com/rifqimubarak/5d91e79b097f365541211642/pancasila- sebagai-ideologi-
negara#:~:text=Sesuai%20pengertian%20Pancasila%20sebagai%20Ideologi%20Negar a%20adalah%20nilai,menjunjung%20tinggi%20ketuhanan%2C%20nilai%20kemanusi aan%2C%20persatu
[Accessed 28 Oktober 2020].
Rosana, E., 2011. MODERNISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL. Jurnal TAPIs, VII(12), pp. 33-45.
Sarjana Ekonomi, 2020. Pengertian Modernisasi Menurut Para Ahli. [Online]
Available at: https://sarjanaekonomi.co.id/pengertian-modernisasi-menurut-para-ahli/
[Accessed 28 Oktober 2020].