Pancasila Statistika 2024/2025 on-offline 9
Nama : Suci Claudia Syahfitri NDH: 30 Kelompok : III
1. a. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan pemikiran yang disusun untuk memberikan panduan kepada setiap warga negara dalam bertingkah laku dan bersikap. Pancasila sebagai sistem etika didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan.
Pancasila sebagai pandangan hidup mengajarkan kita semua untuk:
Hidup berdasarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menghormati martabat kemanusiaan
Berlaku adil dan beradab dalam segala aspek kehidupan
b. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara. keputusan ilmiah yang diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai. Pancasila sebagai sistem etika didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
Keadilan. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika dapat tercermin dalam sikap gotong royong
dan kekeluargaan. Contohnya, menghargai hasil karya orang lain, menghargai hak orang lain, dan menghargai setiap usaha orang lain.
c. Mahasiswa berkedudukan sebagai makhluk individu dan sosial sehingga setiap keputusan yang diambil tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga berimplikasi dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek kehidupan.
2. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam artian ini, etika, sama maknanya dengan moral.
Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk (Bertens, 1997: 4--6). Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu. yang dianggap baik atau buruk
dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang mengaturnya itu kerap kali disebut moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002:81).
3. Nilai yang ada dalam sila Pancasila adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Yang dimana sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok.
Adanya nilai nilai sila Pancasila itu karena ada kenyataan kenyataan lain sebagai pembawa nilai yang terkandung cita cita, harapan harapan, dembaan dembaan, dan keharusan. Jika kita berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal, hal yang merupakan cita cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Dimana secara keseluruhan, Pancasila memuat nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mencerminkan panduan moral dan etika bagi masyarakat Indonesia. Nilai yang terkadung dalam 5 sila Pancasila, yaitu : 1. Nilai ketuhanan
2. Nilai kemanusiaan 3. Nilai persatuan 4. Nilai kerakyatan 5. Nilai keadilan
4. Lacey menjelaskan bahwa paling tidak ada enam pengertian nilai dalam penggunaan secara umum, yaitu sebagai berikut:
1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk kehidupan seseorang.
3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.
4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik di antara berbagai kemungkinan tindakan.
5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi dirinya dan orang lain.
6. Suatu "objek nilai", suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni, teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu sendiri. (Lacey, 1999: 23).
5. Etika merupakan konsep tindakan atau perilaku manusia dalam kehidupannya, yakni tentang baik dan buruknya suatu hal. Sementara etiket berkaitan dengan sopan santun. Etiket adalah sikap sopan santun individu
dalam kehidupan bermasyarakat, guna menjalin hubungan baik antarsesama.
Salah satu perbedaan etika dan etiket adalah ruang lingkupnya. Etika menyangkut moral individu. Sementara etiket berkaitan dengan sopan santun.
Menurut K. Bertens dalam buku Etika (2007) telah menjabarkan empat perbedaan etika dan etiket. Berikut uraiannya:
o Etiket berkaitan dengan cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia.
Sementara etika berkaitan dengan norma perbuatan itu sendiri.
o Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Sedangkan etika berlaku kapan saja, meski tak ada orang yang memperhatikannya.
o Etiket sifatnya relatif (apa yang dianggap sopan dalam suatu kebudayaan, bisa jadi dianggap tidak sopan di kebudayaan lain).
Sementara etika bersifat absolut atau tidak bisa ditawar.
o Etiket hanya berkaitan dengan segi lahiriah individu. Sedangkan etika berkaitan dengan sisi dalam (rohaniah) seseorang.
6. Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut.
Banyaknya kasus korupsi.
Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama.
Masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai kehidupan masyarakat Indonesia.
Ketidakadilan hukum.
Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak.
Hal di atas memperlihatkan pentingnya dan mendesaknya peran dan kedudukan Pancasila sebagai sistem etika karena dapat menjadi tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga negara untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
7. Sila pertama : Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan.
Solusi : Mendorong pendidikan yang menekankan pentingnya menghormati perbedaan agama dan kepercayaan dan perlindungan hukum yang kuat terhadap kebebasan beragama dan kepercayaan.
Sila kedua : Berani membela kebenaran dan keadilan.
Solusi : Memanfaatkan media sosial atau platform lainnya untuk menyebarkan pesan tentang keadilan, gunakan argumen yang logis untuk mendukung pandangan kita, dan Terus belajar tentang isu-isu sosial dan hukum.
Sila ketiga : Bangga sebagai bangsa Indonesia dan tanah air Indonesia.
Solusi : Menanamkan sikap saling menghormati antarbudaya dan suku di Indonesia, mengutamakan produk local, dan meningkatkan pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan disekolah.
Sila keempat : Dengan itikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melasanakan hasl putusan musyawarah.
Solusi : Menjalin komunikasi yang baik antar pihak yang terlibat dan memastikan bahwa seluruh proses musyawarah dilakukan secara terbuka dan transparan
Sila kelima : Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Solusi : Menjelaskan pentingnya hak dan kewajiban setiap individu dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. a. Kasus merumuskan solusi dengan pendekatan Pancasila Kasus: Korupsi Anggaran di Pemerintahan Daerah
Terjadi praktik korupsi di pemerintahan daerah yang merugikan masyarakat dan menghambat pembangunan.
Solusi dan Keterkaitannya dengan Nilai-Nilai Pancasila
1. Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan, partisipasi masyarakat dalam pengawasan adalah bentuk penerapan demokrasi, di mana suara rakyat didengar dan diperhatikan.
2. Penegakan Hukum yang Tegas, penegakan hukum yang adil mencerminkan nilai-nilai spiritual dan moral yang luhur, di mana setiap individu, termasuk pejabat publik, harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
3. Reformasi Sistem Manajemen Keuangan, reformasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa anggaran digunakan untuk kepentingan rakyat, menciptakan keadilan dalam distribusi sumber daya.
b. Contoh kelompok yang meimplementasikan Pancasila: Pemuda Pancasila
Organisasi Pemuda Pancasila berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia, agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, Pemuda Pancasila bukan hanya sekadar organisasi, tetapi juga sebuah wadah untuk mengembangkan potensi pemuda dalam menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Menekankan pada penanaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila, serta mendorong keterlibatan pemuda dalam politik dan isu-isu kebangsaan. Kegiatan Pemuda Pancasila mencakup seminar, pelatihan, dan kegiatan yang berkaitan dengan nasionalisme dan cinta tanah air.