PANDUAN
AUDIT INTERNAL
Jalan Raya Klampok No. 20 WanasariBrebes 52252 Telepon(0283)671968
Email :pusk.wanasari@gmail.com No.Dokumen : No. Revisi : Tgl.Terbit :
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WANASARI
Jl. Raya Klampok No.20 WanasariBrebes 52252 Telepon (0283)671968
Email : pusk.wanasari@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang MahaEsa, atas tersusunnya Panduan Audit Internal Puskesmas Wanasari. Panduan Audit Internal Puskesmas ini disusun sebagai panduan bagi Tim Audit Internal PuskesmasWanasari dalam pelaksanaan Audit Internal.
Panduan Audit Internal Puskesmas Wanasari ini berlaku untuk panduan pelaksanaan Tim Audit Internal Puskesmas Wanasari sejak tanggal dikeluarkannya kata pengantar ini.
Panduan ini memua langkah–langkah pelaksanaan Audit Internal Puskesmas mulai dari pendahuluan, latar belakang, tujuan, kegiatan pokok, pengertian, manfaat audit, jenis audit, essensi audit, aktifitas audit, pelaporan, monitoring dan evaluasi serta penutup. Dengan tersusunnya Panduan ni, diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas pelaksanaan Audit Internal di PuskesmasWanasari.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada tim akreditasi Puskesmas Wanasari dan tim audit internal yang telah mempersiapkan Panduan ini denganbaik. Sumbangsih kritik dan saran yang membangun dari semua pegawai Puskesmas Wanasari dan pihak terkait senantiasa kami harapkan demi perbaikan Panduan ini di masa mendatang.
Semoga Panduan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik–baiknya demi peningkatan kualitas manajemen dan pelayanan PuskesmasWanasari agar visi, misi, tujuan dan tatanilai Puskesmas dapat terwujud.
Wanasari,
KepalaPuskesmasWanasari,
dr. ROFIQOH, M.M
NIP. 19680228 200701 2010
DAFTAR ISI
HalamanJudul ... 1
Kata Pengantar ... 2
DaftarIsi ... 3
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 4
B. TUJUAN ... 4
C. PENGERTIAN AUDIT ... 4
D. MANFAAT AUDIT ... 4
BAB II. INTERNAL AUDIT MANAJEMEN MUTU A. JENIS AUDIT ... 5
B. ESENSI AUDIT ... 5
C. AKTIFITASAUDIT ... 6
BAB III AUDIT INTERNAL DI PUSKESMAS A. DESAIN STUDY ... 7
B. POPULASI ... 7
C. TAHAPAN DAN ALAT UKUR/INSTRUMEN... 7
BAB IV PELAPORAN ... 8
BAB V MONITORING DAN EVALUASI... 9
BAB VI PENUTUP ...10
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menilai kinerja pelayanan di Puskesmas perlu dilakukan audit internal.
Dengan adanya audit internal akan dapat diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik pada system pelayanan maupun system manajemen.
Audit internal dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas dengan berdasarkan pada standar kinerja dan standar akreditasi yang digunakan.
B. TUJUAN AUDIT
Pada dasarnya audit merupakan instrument bagi manajemen untuk membantu mencapai visi, misi dan tujuan organisasi dengan cara mendapatkan data dan informasi factual dan signifikan berupa data, hasil analisa, penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan perubahan.
C. PENGERTIAN AUDIT
Audit merupakan kegiatan mengumpulkan informasi factual dan signifikan melalui interaksi secara sistematis (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang berujung pada penarikan kesimpulan), objektif dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat dengan cara membandingkan antara standar yang telah disepakati bersama dengan apa yang dilaksanakan/ diterapkan di lapangan.
D. MANFAAT AUDIT
Hasil audit dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan untuk perbaikan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas fungsi organisasi.
BAB II
AUDIT INTERNAL MANAJEMEN MUTU
Pada saat ini pengembangan dan pelaksanaan manajemen mutu kembali menjadi prioritas utama para manajer dan regulator kesehatan. Hal ini didorong dengan meningkatnya kesadaran dan tuntutan perlunya upaya untuk menjaga keselamatan pasien dan provider.
A. JENIS AUDIT
Berdasarkan ruang lingkup maka audit dapat terdiri dari audit manajerial, audit keuangan, audit program dan audit klinik. Sedangkan berdasarkan pelaksanaan audit (auditor) maka audit dapatdibagimenjadi 2 jenis audit, yaitu :
1. Audit eksternal :dilakukan oleh auditor eksternal dari pihak eksternal atau institusi independen. Audit eksternal Puskesmas dilakukan oleh Komisi Akreditasi FKTP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Audit internal :dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang juga karyawan organisasi sendiri, untuk kepentingan internal organisasi sendiri. Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hokum kepada public atas apa yang dilakukan dan dilaporkannya sebagai temuan. Auditor internal bias berbentuk unit, orang, atau panitia. Di Puskesmas audit internal telah dilakukan berupa AMP (Audit Maternal Perinatal) terhadap kasus kebidanan /KIA.
B. ESSENSI AUDIT
Untuk mencapai tujuan dan memperoleh manfaat tersebut, maka audit perlu dilaksanakan dengan pendekatan sebagai berikut :
- Proses interaktif
- Kegiatan sistematis : direncanakan, dikoordinasikan, dilaksanakan dan dikendalikan secara efisien
- Dilakukan dengan azas manfaat - Dilakukan secara objektif
- Berpihak pada fakta dan kebenaran
- Melibatkan proses analisis/evaluasi/penilaian/pengujian - Bermuara pada pengambilan keputusan
- Dilaksanakan berdasar azas/standar/criteria tertentu - Merupakan kegiatan berulang
- Menghasilkan laporan
C. AKTIFITAS AUDIT
Proses pelaksanaan audit terdiri dari kegiatan untuk : - Memastikan (konfirmasi dan verifikasi);
- Menilai (mengevaluasi dan mengukur); dan - Merekomendasi (memberi saran/masukan)
Ketiga kegiatan diatas umumnya dilakukan oleh auditor dengan cara : - Telaah dokumen
- Observasi
- Meminta penjelasan dari auditee (yang diaudit) - Meminta peragaan dilakukan auditee
- Membandingkan kenyataan dengan standar/kriteria - Meminta bukti atas suatu kegiatan/transaksi
- Pemeriksaan secara fisik terhadap fasilitas - Pemeriksaan silang (cross-check)
- Mengakses catatan yang disimpan auditee - Mewawancarai auditee
- Menyampaikan angket survei - Menganalisa data
BAB III
AUDIT INTERNAL DI PUSKESMAS
INTERNAL AUDIT 1. Desain Study
Studi ini merupakan studi kuantitatif dengan jenis (metode pengambilan data) Cross sectional. Adapun studi kualitatif dilakukan untuk menggali lebih dalam prioritas masalah yang ada serta memperoleh informasi lainnya guna pemecahan masalah, setelah studi kuantitatif dilakukan.
2. Populasi
Populasi adalah karyawan Puskesmas yang bekerja pada unit/kelompok kerjanya, yang terpilih berdasarkan tingkat kepentingan manajemen Puskesmas.
3. Tahapan dan Alat Ukur /Instrumen Tahap I : Penyusunan rencana audit
Menentukan unit-unit kerja yang akandiaudit, tujuan audit, penjadwalan audit dan penyusunaninstrumen audit.
Tahap II : Tahap pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan instrument panduan audit yang disusun berdasarkan standar tertentu (misalnya standar akreditasi,
standar/panduan program, standar pelayanan minimal, standar/ indicator kinerja) untuk mengukur tingkat kesesuaian terhadap standar tersebut.
Tahap III: Tahap analisis data audit, perumusan masalah, prioritas masalah dan rencana tindaklanjut audit.
TahapIV :Tahap pelaporan dan diseminasi hasil audit.
BAB IV PELAPORAN
Pelaporan audit internal meliputi :
Menyinggung kebijakan mutu, peraturan, prosedur yang menjadi acuan
Lokasi
Aktifitas
Klausul
Skala kekritisan (mayor atau minor atau observasi)
Rekomendasi
Batas waktu penyelesaian.
Pelaporan disampaikan sebaiknya segera atau paling lama satu minggu setelah pelaksanaan audit internal selesai.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Setelah auditor melaporkan hasil audit nya maka perlu ditindaklanjuti oleh Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab manajemen mutu antara lain :
Menerima laporan hasil audit
Mempelajari laporan
Membuat perencanaan perbaikan
Melaksanakan perbaikan dan pencegahan
Melakukan evaluasi hasil perbaikan dan pencegahan
Melaporkan hasil perbaikan
Auditor melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rekomendasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan yang direkomendasikan dan melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan perbaikan dan atau pencegahan.
BAB VI PENUTUP
Panduan ini disusun untuk membantu pelaksanaan audit internal Puskesmas agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien dan bermanfaat bagi organisasi. Dalam penyusunan panduan ini masih banyak kekurangan, maka saran dan masukan dibutuhkan untuk perbaikan panduan audit internal ini.
Pelaksanaan audit internal dapat terlaksana dengan baik bukan hanya karena adanya