DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN II KATA PENGANTAR III DAFTAR ISI IV
DAFTAR GAMBAR V BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah1 1.3 Tujuan 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3 2.1 Alat Yang Digunakan 3 2.2 Alat Pelindung Diri 8 2.3 Keselamatan Kerja OAW 13
BAB III METODE PRAKTIKUM 16 3.1 Waktu dan Tempat 16
3.2 Alat Dan Bahan 17 3.3Jobsheet Pertama 27 3.4Jobsheet Kedua 29 3.5WPS Plat Tunggal 30 3.6Jobsheet Ketiga 33
3.7WPS Plat Sambung 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37 4.1 Hasil Praktikum 37
4.2 Pembahasan 38 BAB V PENUTUP 41 5.1 Kesimpulan 41 5.2 Saran 42
DAFTAR RUJUKAN 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tabung Gas Oxygen (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 3 Gambar 2.2 Tabung Gas Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 4 Gambar 2.3 Regulator Oxygen (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 4 Gambar 2.4 Regulator Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 5 Gambar 2.5 Selang Gas (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 5
Gambar 2.6 Torch (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 6
Gambar 2.7 Macam Macam Nyala Api Las Oksigen Asetilen (Achmadi, 2019) 7
Gambar 2.8 Kacamata Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 9 Gambar 2.9 Apron (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 10
Gambar 2.10 Baju Praktek (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 10
Gambar 2.11 Sarung Tangan Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 11 Gambar 2.12 Celana Jeans (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 11
Gambar 2.13 Sepatu Safety (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 12 Gambar 2.14 Ear Muff (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 12
Gambar 3.15 Area Praktikum (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 16 Gambar 3.16 Tabung Gas Oxygen (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 17 Gambar 3.17 Tabung Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 17 Gambar 3.18 Regulator (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 18
Gambar 3.21 Pemantik Gas (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 19 Gambar 3.22 Kunci Inggris (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 20 Gambar 3.23 Torch (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 20
Gambar 3.24 Kacamata Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN)21 Gambar 3.25 Sikat Kawat (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 21 Gambar 3.26 Gerinda (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 22 Gambar 3.27 Stop Kontak (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 22 Gambar 3.28 Stamping (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 23
Gambar 3.29 Kawat Las (Filler) (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 23 Gambar 3.30 Plat (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 24
Gambar 3.31 Mata Gerinda Cutting (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 24 Gambar 3.32 Mata Gerinda Amplas Kasar (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 25 Gambar 3.33 Mata Gerinda Amplas Halus (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 25 Gambar 3.34 Mata Gerinda Steel Wire Brush (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
26
Gambar 3.35 Jobsheet Pertama (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 27 Gambar 3.36 Jobsheet Kedua (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 29 Gambar 3.37 Jobsheet Ketiga (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 33 Gambar 3.38 Hasil Gerinda (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 37 Gambar 3.39 Hasil Las Tunggal (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 37 Gambar 3.40 Hasil Las Sambung (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 38 Gambar 4.41 Plat kiri (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 38
Gambar 4.43 Plat tengah (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini tidak bisa mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat- alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manusia tidak mungkin terjadi.
Pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding) ini adalah salah satu mata kuliah program D3 Teknik Mesin di Politeknik Negeri Banjarmasin. Pengelasan OAW adalah suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui pembakaran gas Oxygen dan gas Acetylene untuk mencairkan logam dan bahan tambah (Rudiarto, 1997).
Dalam pengelasan OAW ini biasanya digunakan hanya untuk plat-plat tipis, hal ini dikarenakan sambungan las OAW ini mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan las busur listrik. Pada pengelasan OAW adalah pekerjaan yang sangat membutuhkan ketenangan. Karena menggunakan skill dua tangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding)?
2. Bagaimana prinsip kerja pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding)?
3. Apa saja alat yang digunakan dalam pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding)?
4. Apa saja APD yang digunakan dalam praktikum pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding)?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui apa pengertian dari pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding).
2. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding).
3. Mahasiswa mengetahui apa saja alat yang digunakan dalam pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding).
4. Mengetahui apa saja APD yang digunakan dalam praktikum pengelasan OAW (Oxygen Acetylene Welding).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Alat yang Digunakan 1. Tabung Gas Oxygen.
Merupakan tempat untuk menyimpan gas Oxygen pada pengelasan OAW. Untuk tabung gas Oxygen ini berwarna biru atau hijau.
Gambar 2.1 Tabung Gas Oxygen (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
2. Tabung Gas Acetylene.
Merupakan tempat untuk menyimpan gas Acetylene pada pengelasan OAW. Tabung gas Acetylene ini mempunyai warna merah atau orange.
Gambar 2.2 Tabung Gas Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3. Regulator Oxygen.
Regulator tabung gas Oxygen adalah alat yang digunakan untuk mengontrol tekanan keluarnya gas Oxygen yang ada pada selang gas.
Biasanya berwarna sama dengan warna tabung gas Oxygen.
4. Regulator Acetylene.
Regulator Acetylene adalah alat yang digunakan untuk melihat tekanan isi dan tekanan kerja atau keluarnya gas Acetylene yang ada dalam selang ketika digunakan untuk mengelas.
Gambar 2.4 Regulator Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
5. Selang Gas.
Selang gas berfungsi untuk mengalirkan gas Acetylene dan gas Oxygen dari tabung menuju Torch sehingga gas dapat digunakan pada Torch.
Gambar 2.5 Selang Gas (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
6. Torch.
Torch merupakan alat yang digunakan untuk mencampur Oxygen dan Acetylene sesuai dengan perbandingan yang digunakan pada pengelasan OAW.
Gambar 2.6 Torch (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
Di torch juga terdapat Nozzle yang memiliki beberapa ukuran tergantung dari jenis material yang akan digunakan, semakin tebal suatu material akan membutuhkan api yang lebih besar dan membutuhkan nozzle yang lebih besar. Nozzle harus terpasang kuat pada ujung cutting torch dan tidak boleh kendur. Nozzle harus dipasang dengan menggunakan tangan, karena bila menggunakan kunci atau alat bantu lainnya dapat menimbulkan keretakan pada nozzle yang dapat memicu kebakaran. Nozzle yang tidak terpasang kuat atau tidak tepat dapat menyebabkan cidera berupa luka bakar atau tergores pada saat melakukan pekerjaan.
Ada beberapa macam nyala api yang digunakan untuk las OAW, yaitu:
Gambar 2.7 Macam Macam Nyala Api Las Oksigen Asetilen (OAW) (Achmadi, 2019)
1. Nyala Api Karburasi
Api ini diciptakan oleh komposisi yang lebih banyak menggunakan gas acetylene dibandingkan Oxygen. Nyala api karburasi biasa digunakan pada proses soldering, flame-hardening dan brazing.
Temperatur maksimal yang bisa diciptakan mencapai 3000° C.
Sehingga, tidak cocok digunakan untuk mengelas logam yang titik cairnya melebihi suhu tersebut. Sebagaimana stainless steel, baja karbon, dan lain-lain.
2. Nyala Api Oksidasi
Nyala api ini dibuat dengan komposisi gas Oxygen lebih dominan daripada gas acetylene. Nyala api oksidasi biasa dipakai untuk mengelas tembaga paduan dan tembaga. Suhu tertinggi pada nyala api Oksidasi mencapai 3300° C. Cocok untuk mencairkan hampir seluruh jenis logam, kecuali logam dengan unsur paduan utama FE. Contohnya adalah Besi Tuang dan Baja.
3. Nyala Api Netral
Sesuai namanya, api netral memiliki perbandingan Oxygen dan acetylene sebesar 1:1. Kedua bahan dibuat seimbang, tidak ada yang lebih berat di salah satunya. Nyala api netral cocok dipakai untuk menyambungkan Baja, Besi Tuang, Tembaga, dan Aluminium.
Karakteristik dari nyala api netral adalah mempunyai nyala Inti focus putih kekuningan, sekaligus nyala sisa lebih pendek dibandingkan nyala api Karburasi. Temperatur tertinggi yang dihasilkan sebesar 3200° C.
Karena setiap nyala api mempunyai fungsinya masing-masing, Anda harus memahaminya terlebih dahulu sebelum praktek mengelas.
2.2 Alat Pelindung Diri
A. Pengertian Alat Pelindung Diri
APD (alat pelindung diri) merupakan peralatan wajib yang digunakan dalam proses bekerja sesuai risiko dan bahaya kerja juga untuk menjaga keselamatan penggunanya. Salah satu yang mempengaruhi kualitas penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pekerja adalah pengetahuan, dengan pengetahuan yang baik, pekerja akan melakukan tugasnya dengan baik dan mengetahui hal-hal yang baik untuk dirinya (Pramudo,2007).
B. Macam-macam Alat Pelindung Diri 1. Kacamata Las
Merupakan alat untuk melindungi mata dari percikan las, radiasi ultraviolet pengelasan dan untuk memudahkan pengguna dalam melihat cairan logam ketika pengelasan di lakukan.
Gambar 2.8 Kacamata Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
2. Apron.
Berfungsi melindungi seluruh bagian tubuh dari panas dan percikan las. Selain itu terdapat juga Apron tambahan, yaitu Apron dada dan Apron lengan yang terbuat dari bahan kulit.
Gambar 2.9 Apron (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 3. Baju Praktek.
Melindungi tubuh bagian atas dari panas percikan las saat melakukan pengelasan.
Gambar 2.10 Baju Praktek (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
4. Sarung Tangan Las.
Melindungi tangan dari panas dan percikan yang dihasilkan selama pengelasan.
Gambar 2.11 Sarung Tangan Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 5. Celana Jeans.
Melindungi tubuh bagian bawah terhadap bahaya listrik maupun percikan api hasil dari pengelasan.
Gambar 2.12 Celana Jeans (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
6. Safety Shoes.
Safety shoes melindungi kaki dari kejatuhan benda yang berat dan benda yang tajam.
Gambar 2.13 Sepatu Safety (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 7. Ear Muff
Ear Muff berfungsi sebagai alat pelindung telinga dari kebisingan atau polusi suara saat proses penggerindaan.
Gambar 2.14 Ear Muff (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
2.3 Keselamatan Kerja OAW
Pekerjaan ini merupakan salah satu jenis pekerjaan yang cukup berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Gangguan kesehatan dan kecelakaan secara umum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni operator atau teknisi pemotongan itu sendiri, mesin dan alat-alat pemotongan, serta lingkungan kerja. Pada kondisi kesehatan yang baik kondisi lingkungan kerja yang sehat, proses kerja yang aman, dan hubungan kerja yang damai, maka tenaga kerja dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan kemampuan yang terbaik, (Hastuti,2002).
gangguan kesehatan atau kecelakaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
1. Kelalaian
Kelalaian dalam bekerja adalah penyebab kecelakaan kerja yang sering terjadi pada kerja pemotongan. Bentuk kelalaian tersebut diantaranya : tidak mengikuti instruksi dan prosedur kerja (SOP) yang ditentukan, tidak menggunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang dianjurkan, melakukan tindakan “bodoh” (bermain-main sambil bekerja atau tidak serius), dan tidak peduli dengan daya tahan tubuh dalam bekerja sehingga terjadi kelelahan kerja.
2. Kondisi alat/ mesin
Kondisi alat-alat atau mesin-mesin yang tidak dilengkapi pengaman atau kondisi tidak aman, akan sangat memungkinkan terjadinya kecelakaan, terutama jika pada kondisi tersebut tidak adanya rambu-rambu peringatan serta kurangnya kepedulian terhadap ancaman bahaya kecelakaan.
Misalnya, slang gas yang sudah tidak layak pakai (retak), sehingga akan dapat bocor dan akan menimbulkan bahaya kebakaran atau ledakan kapan saja tanpa ada peringatan. Demikian juga alat-alat dan mesin yang tidak
layak pakai atau kurang perawatan akan menyebabkan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Sinar pemotongan
Dalam proses pemotongan dengan panas akan menimbulkan sinar/
cahaya yang dapat membahayakan operator atau orang-orang yang berada di sekitar tempat kerja. Kuatnya sinar/ cahaya yang ditimbulkan oleh proses pemotongan sangat tergantung pada jenis proses pemotongan yang digunakan. Jenis cahaya yang ditimbulkan juga beragam, yakni cahaya tampak, ultra violet, inframerah. Pada pemotongan dengan gas (Oxygen- Acetylene atau LPG), cahaya yang dominan hanyalah cahaya tampak.
Walaupun cahaya ini tidak begitu kuat atau tidak sekuat cahaya pada pekerjaan las, namun akan berdampak pada kelelahan mata jika tidak menggunakan kaca penyaring yang sesuai.
Cahaya tampak yang terang dan menyilaukan yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terus menerus masuk ke mata, maka mata akan segera menjadi lelah dan sakit. Rasa lelah dan sakit pada mata sifatnya hanya sementara, namun kalau terjadi berulang-ulang dan dalam waktu yang lama, maka akan berpengaruh pada saraf-saraf di sekitar mata, sehingga akan dapat menimbulkan rasa sakit pada mata dan pusing/ sakit kepala.
4. Bahaya-bahaya yang Ditimbulkan dari Gas Acetylene
Ada beberapa bahaya yang ditimbulkan dari gas Acetylene, menurut Bintoro (2000:72) bahaya-bahaya tersebut adalah sebagai berikut:
a) Polimerisasi, peristiwa ini akan menyebabkan suhu gas meningkat jauh lebih tinggi dalam waktu yang singkat. Polimerisasi akan terjadi pada
b) Disosiasi, yaitu adanya panas yang ditimbulkan oleh proses pembentukan zat-zat. Disosiasi terjadi pada suhu 600°C, jika berada pada tekanan 1 atm atau 530°C jika tekanan 3 atm. Jika terjadi disosiasi maka tekanan gas akan meningkat dan hal ini sangat membahayakan karena bisa menimbulkan ledakan.
5. Bunga api las
Bunga api las yang memercik dapat menimbulkan luka bakar yang serius. Sehingga pakailah pakaian kerja yang berkain kuat dan pas. Juga pakailah sepatu kerja yang kuat. Biarkan kaki celana menjulur menutupi sepatu dari pada dimasukkan ke dalam sepatu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Banjarmasin bertepatan di workshop prodi Teknik Mesin. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober s.d 25 November Setiap hari rabu dimulai pada jam 07.55 – 14.00 WITA.
Gambar 3.15 Area Praktikum (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung Gas Oxygen
Gambar 3.16 Tabung Gas Oxygen (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 2. Tabung Acetylene
Gambar 3.17 Tabung Acetylene (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3. Regulator
(a) Regulator Acetylene (b) Regulator Oxygen
Gambar 3.18 Regulator (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
4. Selang Gas
Gambar 3.19 Selang Gas (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
5. Meja Las
Gambar 3.20 Meja Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 6. Pemantik Gas
Gambar 3.21 Pemantik Gas (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
7. Kunci inggris
Gambar 3.22 Kunci Inggris (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 8. Torch
Gambar 3.23 Torch (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
9. Kacamata Las
Gambar 3.24 Kacamata Las (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 10. Sikat Kawat
Gambar 3.25 Sikat Kawat (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
11. Gerinda
Gambar 3.26 Gerinda (Dokumen Pribadi, POLIBAN) 12. Stop Kontak
Gambar 3.27 Stop Kontak (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
13.Stamping
Gambar 3.28 Stamping (Dokumen Pribadi, POLIBAN) B. Bahan
1. Kawat Las (Filler)
Gambar 3.29 Kawat Las (Filler) (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
2. Plat
Gambar 3.30 Plat (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3. Mata Gerinda Cutting
Gambar 3.31 Mata Gerinda Cutting (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
4. Mata Gerinda Amplas Kasar
Gambar 3.32 Mata Gerinda Amplas Kasar (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
5. Mata Gerinda Amplas Halus
Gambar 3.33 Mata Gerinda Amplas Halus (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
6. Mata Gerinda Steel Wire Brush
Gambar 3.34 Mata Gerinda Steel Wire Brush (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3.3Jobsheet Pertama
Gambar 3.35 Jobsheet Pertama (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
Langkah kerja Jobsheet pertama (gerinda)
1. Berdoa sebelum melakukan kegiatan agar diberikan keselamatan, kesehatan, dan kekuatan.
2. Pakai APD sesuai dengan SOP praktikum.
3. Siapkan Alat dan bahan praktikum menggerinda.
4. Nyalakan MCB (Miniature Circuit Breaker) dengan menaikkan tuas ke atas.
5. Colok stopkontak lalu letakkan disekitar bilik tempat praktikum.
6. Pasang mata gerindra potong.
7. Colok kabel gerinda ke stopkontak.
8. Pasang kaca mata, Earmuff ( penutup telinga ), sarung tangan dan apron lengan.
9. Hidupkkan gerinda dengan menekan tombol power.
10. Ukur benda kerja sesuai dengan Jobsheet yaitu 50 × 50 mm.
11. Setelah itu potong benda kerja menjadi bentuk persegi dengan ukuran 50 × 50 mm.
12. Kemudian jepit benda kerja pada ragum.
13. Ganti mata gerinda dengan mata amplas kasar.
14. Haluskan tiap sisi – sisi benda kerja dan buat fillet dengan radius 5 mm dibagian ujung benda kerja.
15. Ganti mata gerinda dengan mata Steel Wire Brush.
16. Setelah itu permukaan benda kerja digerinda untuk menghilangkan karat dan kotoran yang ada.
17. kemudian ganti lagi mata gerinda dengan amplas halus.
18.Finishing menggunakan amplas halus untuk mengkilapkan benda kerja.
19. Selanjutnya lakukan Stamping untuk memberikan identitas pada benda kerja.
20. Setalah selesai semua peralatan yang digunakan saat praktikum dibersihkan dan dirapikan kembali seperti awal.
3.4Jobsheet Kedua
`
Gambar 3.36 Jobsheet Kedua (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3.5WPS Plat Tunggal
WELDING PROSEDURE SPECIFICATION POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
jalan Brig Jend. Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70122 http:/www.poliban.ac.id/
Welding process : OAW Welder Name : Akhmad Sibawayhi
Supporting PQR : Revision No : B010323019
Standard Reference : AWS Date : 10/November/2024
Type : Manual
JOINT DESING USED
Type : Butt Single POSITION
Position Of Fillet : 1F
Backing : - Vertical Progression : -
Backing Material : - Root Opening : - Root Face Dimention : - Groove Angel : -
Back Gouging : - TECHNIQUE
Method : - Stringers of Weave Bead : Stringers and weave
Multi pass or Single pass : Single pass
BASE METAL Number of Filler : Single
Material Spec : Steel Medium Carbon
Type or Grade : A POST WELD HEAT TREATMENT
Thickness : 1 mm Temp : -
Time : -
FILLER METAL Heating Rate : -
Cooling Rate : -
AWS Specification : AWS Classification :
Size of Filler Meta :1.30 mm SHIELDING
Flux : -
Gas : Acetylene and Oxygen
Composition :+- 50% Acetylene 50%
Oxygen PREHEAT
Preheat Temp.Min : - Interpass Temp.Min : -
Langkah kerja Jobsheet kedua (Plat Tunggal)
1. Berdoa sebelum melakukan kegiatan agar diberikan keselamatan, kesehatan, dan kekuatan.
2. Alat dan bahan praktikum pengelasan disiapkan. Alat keselamatan kerja (Safety) digunakan dengan baik dan benar.
3. Buka katup utama pada tabung Oxygen dibuka dengan cara memutar katup berlawanan arah jarum jam.
4. Buka tekanan kerja Oxygen diatur dengan cara memutar katup Regulator searah jarum jam hingga tekanan 0,5 bar – 1 bar.
5. Buka katup utama pada tabung Acetylene di buka dengan cara memutar katup berlawanan arah jarum jam dengan menggunakan kunci pembuka katup dengan baik dan benar serta berhati-hati.
6. Buka tekanan kerja gas Acetylene diatur dengan cara memutar katub Regulator searah jarum jam hingga tekanan 0,5 bar-1 bar.
7. Buka katup Acetylene pada Torch dibuka sedikit dengan cara memutar katub berlawanan arah jarum jam.
8. Api las dinyalakan dengan cara memantikkan api pada ujung Nozzle menggunakan pemantik api.
9. Api las diatur dengan memutar katub pada Oxygen pada Torch hingga nyala api netral didapatkan untuk pengelasan OAW.
10. Setting benda kerja pada meja las.
11. Lakukan pemanasan pada benda kerja menggunakan api biru pada Torch.
12. Setelah benda kerja sudah cukup panas dengan ciri-ciri area benda kerja memerah.
13. Lanjutkan dengan menambahkan Filler di atas benda kerja yang kemerahan terus Torch ditangan kanan dan Filler ditangan kiri saling mengikuti.
14. Pengelasan dimulai dari kanan ke kiri tapi jika kidal maka dari kiri ke kanan.
15. Tekniknya Torch memanaskan dan mendorong cairan dari Filler untuk membentuk las alur.
16.Filler yang ditangan kiri mengikuti Torch , jika Filler sudah mencair atau meleleh maka Filler diangkat sedikit menjauhi api netral yang keluar dari Filler.
17. Rangkaian tadi diulangi terus sampai ujung.
18. Jika sudah selesai, nyala api pada Torch dimatikan. Tutup katup utama pada tabung Oxygen dan Acetylene. Gas yang terperangkap pada selang gas dibuang. Peralatan yang telah digunakan dibersihkan dan rapikan. Gulung selang gas dengan rapi. Bersihkan ruang kerja.
3.6Jobsheet Ketiga
Gambar 3.37 Jobsheet Ketiga (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3.7WPS Plat Sambung
WELDING PROSEDURE SPECIFICATION POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
jalan Brig Jend. Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70122 http:/www.poliban.ac.id/
Welding process : OAW Welder Name : Akhmad Sibawayhi
Supporting PQR : Revision No : B010323019
Standard Reference : AWS Date : 13/November/2024
Type : Manual
JOINT DESING USED
Type : Butt Single POSITION
Position Of Fillet : 1F
Backing : - Vertical Progression : -
Backing Material : -
Root Opening : - ELEKTRICAL CHARACTERISTIC
Root Face Dimention : - Curret : -
Groove Angel : -
Back Gouging : - TECHNIQUE
Method : - Stringers of Weave Bead : Stringers and weave
Multi pass or Single pass : Single pass
BASE METAL Number of Filler : Single
Material Spec : Steel Medium Carbon
Type or Grade : A POST WELD HEAT TREATMENT
Thickness : 1 mm Temp : -
Time : -
FILLER METAL Heating Rate : -
Cooling Rate : -
AWS Specification : AWS Classification :
Size of Filler Meta :1.30 mm SHIELDING
Flux : -
Gas : Acetylene and Oxygen
Composition :+- 50% Acetylene 50%
Oxygen PREHEAT
Preheat Temp.Min : - Interpass Temp.Min : -
Langkah kerja Jobsheet ketiga (Plat Sambung)
1. Berdoa sebelum melakukan kegiatan agar diberikan keselamatan, kesehatan, dan kekuatan.
2. Alat dan bahan praktikum pengelasan disiapkan. Alat keselamatan kerja (Safety) digunakan dengan baik dan benar.
3. Buka katup utama pada tabung Oxygen dibuka dengan cara memutar katup berlawanan arah jarum jam.
4. Buka tekanan kerja Oxygen diatur dengan cara memutar katup Regulator searah jarum jam hingga tekanan 0,5 bar – 1 bar.
5. Buka katup utama pada tabung Acetylene di buka dengan cara memutar katup berlawanan arah jarum jam dengan menggunakan kunci pembuka katup dengan baik dan benar serta berhati-hati.
6. Buka tekanan kerja gas Acetylene diatur dengan cara memutar katub Regulator searah jarum jam hingga tekanan 0,5 bar-1 bar.
7. Buka katup Acetylene pada Torch dibuka sedikit dengan cara memutar katub berlawanan arah jarum jam.
8. Api las dinyalakan dengan cara memantikkan api pada ujung Nozzle menggunakan pemantik api.
9. Api las diatur dengan memutar katub pada Oxygen pada Torch hingga nyala api netral didapatkan untuk pengelasan OAW.
10. Setting benda kerja pada meja las.
11. Lakukan tackweld pada benda kerja dibagian kedua ujung benda kerja dan bagian tengah.
12. Lakukan pemanasan pada benda kerja menggunakan api biru pada Torch.
13. Setelah benda kerja sudah cukup panas dengan ciri-ciri area benda kerja memerah.
14. Lanjutkan dengan menambahkan Filler di bangain tackweld paling ujung benda kerja yang kemerahan terus Torch ditangan kanan dan Filler tangan kiri saling mengikuti.
16. Tekniknya Torch memanaskan dan mendorong cairan dari Filler untuk membentuk las alur.
17.Filler yang ditangan kiri mengikuti Torch , jika Filler sudah mencair atau meleleh maka Filler diangkat sedikit menjauhi api netral yang keluar dari Filler.
18. Rangkaian tadi diulangi terus sampai ujung.
19. Jika sudah selesai, nyala api pada Torch dimatikan. Tutup katup utama pada tabung Oxygen dan Acetylene. Gas yang terperangkap pada selang gas dibuang. Peralatan yang telah digunakan dibersihkan dan dirapikan. Gulung selang gas dengan rapi. Bersihkan ruang kerja.
20. Jika sudah selesai, nyala api pada Torch dimatikan. Tutup katup utama pada tabung Oxygen dan Acetylene. Gas yang terperangkap pada selang gas dibuang. Peralatan yang telah digunakan dibersihkan dan dirapikan. Gulung selang gas dengan rapi. Bersihkan ruang kerja.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum 1. Hasil Gerinda
Gambar 4.38 Hasil Gerinda (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
2. Hasil Las Tunggal
Gambar 4.39 Hasil Las Tunggal (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
3. Hasil Las Sambung
Gambar 4.40 Hasil Las Sambung (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
4.2 Pembahasan 1. Plat bagian kiri
Gambar 4.41 Plat kiri (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
Excessive Reinforcemen t
Excessive Reinforcement adalah cacat pada pengelasan ketika area logam las memiliki ketinggian melebihi dari yang ditentukan oleh kode standart atau tidak sesuai WPS asli. Cacat jenis ini berbahaya karena surface terlalu tinggi membuat rawan terjadi retak/patahan dipangkalnya.
jarak Filler 1,5 x diameter Filler, Ampere disesuaikan dengan Welding Prosedur.
2. Plat bagian kanan
Gambar 4.42 Plat kanan (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
Inter Run Fusion
Inter Run Fusion adalah cacat las dimana lajur las an sebelumnya tidak menyatu dengan lajur las setelahnya, mengakibatkan profile las an
berbentuk parit ditengah.
Solusi untuk mencegah Inter Run Fusion adalah cobalah mengelas dengan mempertahankan kecepatan perjalanan yang sesuai, gunakan sudut obor yang benar.
3. Plat bagian tengah
Gambar 4.43 Plat tengah (Dokumen Pribadi, POLIBAN)
Overlap
Overlap dikenal juga dengan nama Cold Lap adalah kondisi ketikan didalam pengelasan logam pengisi (Filler) tidak melebur sempurna pada logam dasar. Proses terjadinya dimana busur listrik tidak mampu melelehkan logam dasar (Base Meterial) sehingga menyebabkan cairan menggenang diatas logam dasar tanpa ikatan.
Solusi untuk mencegah Overlap cobalah mengelas pada posisi datar, pertahankan kecepatan perjalanan yang sesuai, gunakan sudut obor yang benar.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengelasan Oxygen Acetylene Welding adalah suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui pembakaran gas Oxygen dan gas Acetylene untuk mencairkan logam dan bahan tambah (Rudiarto, 1997).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja pengelasan OAW adalah suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui pembakaran gas Oxygen dan gas Acetylene untuk mencairkan logam dan bahan tambah.
Ada beberapa peralatan yang di gunakan dalam pengelasan OAW, yaitu : tabung gas Oxygen, tabung Acetylene, Regulator Oxygen, Regulator Acetylene, selang gas dan Torch.
Dalam praktikum OAW, APD yang digunakan, yakni : Kacamata Las berfungsi untuk melindungi mata dari percikan las, radiasi ultraviolet pengelasan, Apron untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari panas dan percikan las, Baju Praktek juga melindungi tubuh bagian atas dari panas percikan las saat melakukan pengelasan, Sarung tangan las berguna untuk melindungi tangan dari panas dan percikan yang dihasilkan selama pengelasan, Celana Jeans bertanggung jawab melindungi tubuh bagian bawah terhadap bahaya listrik maupun percikan api hasil dari pengelasan, Safety shoes berfungsi melindungi kaki dari kejatuhan benda yang berat dan benda yang tajam.
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum pengelasan ini mahasiswa harap bisa memahami cara pada proses pengelasan dengan baik dan apa saja yang harus diperhatikan seperti kondisi area sekitar praktikum di pastikan bahwa aman, mahasiswa juga harus melakukan pengecekan pada semua alat, bahan, dan pelindung diri bahwa aman untuk digunakan untuk proses pengelasan. Gunakan alat pelindung diri dengan lengkap pada proses pengelasan agar tidak ada hal yang tidak di inginkan terjadi.
DAFTAR RUJUKAN
Achmadi. (2019, Desember 21). ”Macam Macam Nyala Api Las Oksigen Asetilen (OAW)". Diambil kembali dari www.pengelasan.net:
https://www.pengelasan.net/nyala-api-las-oksigen-asetilen/ Diakses pada Desember 2024.
Aditama, T.Y dan Hastuti, T. (2002). “Kesehatan Dan Keselamatan Kerja”.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Bintoro. ( 2000 ). “Dasar – dasar pengerjaan las”. Yogyakarta : Kanisius.
Harrison, N. (2024, Februari 1). ”16 Jenis Cacat Pengelasan Umum, Penyebab, dan Cara Mengatasinya”. Diambil kembali dari www.rapiddirect.com:
https://www.rapiddirect.com/blog/types-of-welding-defects/ Diakses pada Desember 2024.
Pamuji, D. (2015). “Cacat Las”. Diambil kembali dari www.allpro.co.id:
https://www.allpro.co.id/cacat-las/ Diakses pada Desember 2024.
Pramudo. (2007). “Kualitas penggunaan APD”. http://www. library. Upnvj .ac,id/pdfkesmaspdfkualitas penggunaanapd/bab5.pdf Diakses pada Desember 2024.