BAB II BAB II
LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI
2.1
2.1 Pengertian StrategiPengertian Strategi
Menurut Luis dan Biromo (2007:52), strategi adalah serangkaian akivitas yang Menurut Luis dan Biromo (2007:52), strategi adalah serangkaian akivitas yang dilakukan secara berbeda dibandingkan dengan pesaing untuk memberikan nilai dilakukan secara berbeda dibandingkan dengan pesaing untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
tambah kepada pelanggan.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:6), “strategi adalah rencana berskala besar, Menurut Pearce dan Robinson (2008:6), “strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan”.
mencapai tujuan perusahaan”.
Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi, likuidasi dan
divestasi, likuidasi dan joint venture joint venture..
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian rancangan jangka panjang Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian rancangan jangka panjang yang diimplementasikan dalam seluruh proses bisnis organisasi untuk menghadapi yang diimplementasikan dalam seluruh proses bisnis organisasi untuk menghadapi persaingan dan mencapai visi
persaingan dan mencapai visi perusahaan.perusahaan.
2.1.1
2.1.1 Tingkatan strategiTingkatan strategi
Menurut Whelen dan Hunger (2008:15) ada beberapa tingkatan dalam strategi Menurut Whelen dan Hunger (2008:15) ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan.
sesuai dengan perkembangan perusahaan.
1.
1. Strategi Korporasi (Strategi Korporasi (Corporate StrategyCorporate Strategy))
Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan yang Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk.
bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk.
Ada tiga jenis strategi yang dapat
Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu:dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu:
-- Strategi pertumbuhan (Strategi pertumbuhan (growth strategygrowth strategy))
Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan
perusahaan
-- Strategi stabilitas (Strategi stabilitas (stability strategystability strategy))
Strategi dalam menghadapi kemerosotn penghasilan yang sedang Strategi dalam menghadapi kemerosotn penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan
dihadapi oleh suatu perusahaan -- Retrenchment strategy Retrenchment strategy
Strategi yang yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha Strategi yang yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan
yang dilakukan perusahaan 2.
2. Strategi Bisnis (Strategi Bisnis ( Business Strategy Business Strategy))
Stategi ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan Stategi ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifikasi atau segmen pasar tertentu.
pada spesifikasi atau segmen pasar tertentu.
Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi tingkat bisnis Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu:
ini, yaitu:
-- Strategi kepemimpinan biayaStrategi kepemimpinan biaya -- Strategi diferensiasiStrategi diferensiasi
-- Strategi fokusStrategi fokus
Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis bersangkutan.
bisnis bersangkutan.
3.
3. Strategi FungsionalStrategi Fungsional (Fungsional Strategy)(Fungsional Strategy)
Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti, operasional, pemasaran, Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti, operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu pada dua keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu
tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi korporasi dan strategi bisnis.strategi korporasi dan strategi bisnis.
Strategi fungsional juga disebut sebagai
Strategi fungsional juga disebut sebagai value-based-strategy. Berfokus padavalue-based-strategy. Berfokus pada memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan
memberikan value value terbaik untuk terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan.pemenuhan kebutuhan pelanggan.
2.1.2
2.1.2 Jenis-jenis Alternatif StrategiJenis-jenis Alternatif Strategi
Jenis alternatif strategi terbagi atas 4, yaitu
Jenis alternatif strategi terbagi atas 4, yaitu strategi integrasi, strategi intensif,strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi bertahan. (
strategi diversifikasi, dan strategi bertahan. ( David, 1998; Porter 1980)David, 1998; Porter 1980) 1.
1. Strategi IntegrasiStrategi Integrasi a.
a. Forward Integration StrategyForward Integration Strategy
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer, bila perlu dengan besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer, bila perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasanya, sehingga mengganggu masalah dengan pendistribusian barang atau jasanya, sehingga mengganggu pendistribusian tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki. Alasan lain, karena pendistribusian tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki. Alasan lain, karena distribusi tersebut memiliki prospek yang bai
distribusi tersebut memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.k untuk dimasuki.
b.
b. Backward Integration S Backward Integration Strategytrategy
Ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku Ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan. Seperti keterlambatan dalam penggadaan bahan, menguntungkan perusahaan. Seperti keterlambatan dalam penggadaan bahan, kualitas bahan yang
kualitas bahan yang menurun, biaya ymenurun, biaya yang meningkat, ang meningkat, sehingga tidak lagsehingga tidak lagi dapati dapat diandalkan.
diandalkan.
c.
c. Horizontal In Horizontal Integration Strategytegration Strategy
Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun harus dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala ekonomi meningkat, serta modal dan sumberdaya yang dimiliki mampu melakukan ekspansi.
2. Strategi Intensif ( Intensif Strategy) a. Market Development Strategy
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru atau dengan kata lain untuk memperbesar pangsa pasar.
b. Product Development Strategy
Strategi ini bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang atau dengan kata lain memperbaiki dan/atau mengembangkan produk yang sudah ada.
c. Market Penetration Strategy
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan dari strategi ini
untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal.
3. Strategi Diversifikasi ( Diversification Strategy) a. Concentric Difersification Strategy
Strategi ini dapat dilaksanakan dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih berhubungan. Tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.
b. Conglomerate Diversification Strategy
Merupakan strategi dengan menambahkan produk atau jasa yang tidak saling
berhubungan. Tujuan strategi ini untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda.
c. Horizontal Diversification Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untuk ditawarkan kepada konsumen yang ada sekarang.
4. Strategi Bertahan ( Defensif Strategy) a. Joint Venture Strategy
Strategi dimana terjadi saat atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi modal.
b. Retrenchment Strategy
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan.
Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya.
c. Divestiture Strategy
Strategi ini merupakan strategi menjual satu devisi atau bagian dari perusahaan. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya.
d. Liqudation Strategy
Strategi ini merupakan strategi menjual seluruh asset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Strategi ini bertujuan untuk menghentikan operasi perusahaan atau menutup perusahaan daripada meneruskan akan tetapi rugi.
e. Combination
Ini merupakan gabungan dari dua strategi yang total nilainya tidak jauh berbeda. Strategi ini memungkinkan untuk diterapkan jika sumber daya dan kondisi perusahaan mampu menerapkan kedua strategi kombinasi ini.
2.2 Manajemen Strategis
Menurut Robbin dan Coulter (2007:218) manajemen strategis adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Menurut pendapat David (2010:5).Manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta megevaluasi keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organsasi mencapai tujuannya.
Menurut Siagian (2007:7) “Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Menurut Dewanti (2008:30) manajemens strategis adalah suatu proses yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi dalam menyediakan nilai yang tinggi bagi pelanggan untuk mencapai visi perusahaan
Menurut Hubeis dan Najib (2008:18), manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang merupakan hasil dari rumusan dan implentasi rencana strategi yang dibuat untuk menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Menurut pendapat Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson yang dikutip dalam Rangkuti (2011:197), manajemen strategis adalah proses untuk
membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin dicapai, dan bagaimana seharusnya mencapai hasil yang bernilai.
Dengan demikian, manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai pengimplementasian keputusan lintas fungsional dalam sebuah organisasi dan dievaluasi lewat tindakan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis dapat berfungsi sebagai sarana mengkomunikasikan tujuan perusahaan dan jalan yang hendak ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut kepada pemilik, eksekutif, karyawan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Oleh karena itu, berbagai pihak yang memiliki kepentingan langsung dapat lebih memahami peluang dan tantangan bisnis yang dihadapi. Mereka akan memiliki kepekaan yang cukup terhadap lingkungan bisnis dan di saat yang sama memiliki kesiapan yang cukup jika sekiranya perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan internal (Suwarsono, 2008:26)
2.2.1 Tahap-Tahap Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu (David, 2011):
1. perumusan strategi 2. penerapan strategi 3. penilaian strategi
2.2.1.1 Perumusan strategi
Perumusan strategi mencakup
- pengembangan visi dan misi,
- identifikasi peluang dan ancaman eksternal, - kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, - penetapan tujuan jangka panjang,
- pencarian strategi alternatif,
1) Menentukan faktor sukses dari perusahaan dengan menanyakan langsung kepada pemilik perusahaan
2) Memberikan bobot dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting) pada setiap faktor suskses kritis, di mana jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0
3) Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis pada masing-masing perusahaan. 1 = kelemahan besar, 2 = kelemahan kecil, 3
= kekuatan kecil, 4 = kekuatan besar
4) Mengkalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variabel
5) Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk masing-masing perusahaan
• Tahap Pencocokan
Matriks TOWS
TOWS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
Gambar 2.2 Matriks TOWS Sumber: Rangkuti, 2011
Matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strenght ) atau yang biasa juga disebut Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengths-opportunities), WO (weaknesess-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesess-threats).
i) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.
iv) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT.
Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatstrategi WO dalam sel yang ditentukan
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi ST dalam sel yang ditentukan
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi WT dalam sel yang ditentukan
Matriks IE
Kuat 3,0 – 4,0 Rata-rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 – 1,99
3,0 2,0 1,0
4,0
Tinggi 3,0 – 4,0
I II III
3,0
Menengah 2,0 – 2,99
IV V VI
2,0
Rendah 1,0 – 1,99
VII VIII IX
1,0
Gambar 2.3 Matriks IE Sumber: David, 2011
Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE menggambarkan posisi internal dimana total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah;nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Sedangkan pada sumbu y dari matriks IE menggambarkan posisi eksternal dimana dimana total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Berikut ini merupakan ilustrasi mengenai matriks IE
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai kondisi “Growth and Build” . Strategi yang sesuai untuk posisi tersebut adalah strategi intensif atau strategi integratif. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III,V, atau VII berada dalam posisi “hold and maintain”.
Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum dipakai untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah dalam posisi “harvest or divest”.
Strategi yang sering dipakai untuk tipe ini adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat,dan strategi likuidasi.
Matriks Grand Strategy
Matriks grand strategy atau matriks strategy besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif, yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Industri yang mengalami pertumbuhan penjualan tahunan melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik pada setiap kuadran mtariks tersebut.
2.3 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis /
Tahun
Judul Hasil Penelitian
Hartiwi Prbowo;
dkk, 2010
Evaluasi dan rekomendasi
strategi bisnis pada divisi LPP-TVRI
Dengan melihat kekuatan dan kelemahan LPP TVRI, disimpulkan bahwa LPP TVRI
sebaiknya menerapkan strategi pengembangan produk agar dapat bersaing.
Engkos Achmad Kuncoro, 2010
Analaisis
perumusan startegi bisnis pada PT Samudra Nusantara Logistindo
Dari hasil analisis matriks IFE, EFE, CPM IE, Grand Strategy, dan QSPM , strategi yang tepat bagi PT SNL adalah melakukan pengembangan pasar dan diikuti dengan pengembangan produk.
John A.
Parnell, 2010,
Strategic clarity, business strategy and performance
Sifat dari kombinasi strategi performa menghubungkan berbagai strategi dalam sebuah kemlompok. Secara spesifik, baik strategi predominant generic dan strategi intensity lainnya dimasukan ke dalam kombinasiinfluence performance.
Peneletitian ini juga mendukung pengaruh startegi clarity pada performa strategi nexus.
Tampilan grafikdari strategic clarity- performance menunjukanbentuk kurva U,
yang menyarankan bahwa baik bisnis dengan strategi yang rendah atau yang tinggi berada pada level cukup. Hubungan ini cukup konsisten dalam semua strategi kelompok, walaupun perbedaan yang kecil tetap ada.
Caroline Hussler, Julien Pénin, Michael Dietrich, Thierry
Strategic
management and the economics of the firm: How to reconcile the brother enemies?
Alternatif ekonomi untuk mendekati batas yang ada:
Batasan dari framework neoclassical Analisis statis vs dinamis
Manajer, wirausaha, perusahaan Alternatif lain ;
- Batasan perusahaan
- Keuntugan dan pertahanan kompetitif
Burger- Helmchen, 2012
- Organisasi internal.
Jonathan Pugh, L. Jay Bourgeois III,
2011
Doing strategy Strategi berbicara tentang pembelajaran, penemuan, dan penciptaan. Alat analisis strategi membantudalam proses pembelajaran tentang strategi, kapabilitas, ekonomi dalam sebuah industry. Pembelajaran dan penemuan harus menyingkapkan hal apa yang paling bisa dicapai untuk meningkatkan performa dari posisi yang ada sekarang. Hal ini dapat dikerjakan setelah banyaknya pekerjaan- pekerjaan rumah dan usaha intelektual sehingga rekaan dan cetusan industry yang baru berdsarkan intuisi strategi muncul.Ini merupakan sumber dari rekaan dan inovasi strategi yang benar.
Sumber : Penulis, 2012
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Peneliti Sumber: Penulis, 2012
������� ��� �������
��� ���� �����
������
�������� ��� ���������
������� ���
������� ��� ������� ���
������� ���� ������� �� ������� �����
������
������� ����