• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serangkaian Aktivitas untuk Memperbaiki Kesehatan

N/A
N/A
Asep Misbah

Academic year: 2024

Membagikan " Serangkaian Aktivitas untuk Memperbaiki Kesehatan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP UPT PUSKESMAS WANARAJA GARUT Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tuga Akhir Praktik Profesi Keperawatan

Manajemen Keperawatan (PPKMK)

Disusun Oleh :

Aditia Hafidh KHGD23081

Aksha Zamiatun Aeni KHGD23064 Andrie Syaeful Rohim KHGD23009

Anisa Silfia KHGD23066

Beladinna Zalfa Z KHGD23037

Gita Maulidia KHGD23005

Intan Puspitasari KHGD23013 Rosmawati Dwi Putri KHGD23046 Siti Salimatussadiah KHGD23050

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT 2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan adalah serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan, dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan (Mulyadi, 2013). Menurut Kotler (2014) pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk (Kotler, 2014). Sedangkan Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, maka kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi oleh UndangUndang Dasar (Daryanto dan Setyabudi, 2014). Oleh karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera (welfare society).

Pelayanan kesehatan (Mubarak dan Chayatin, 2009) adalah suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Peranan pelayanan adalah untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan sebaik mungkin (Mulyadi, dkk, 2013). Menurut Pohan (2006) pemberi layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara efektif menyelenggarakan layanan kesehatan.

(3)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat) adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu sistem. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen (Bustami, 2011).

Menurut Kemenkes RI (2010) mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

Mutu layanan kesehatan akan selalu menyangkut dua aspek yaitu pertama, aspek teknis dari penyedia layanan kesehatan itu sendiri dan kedua, aspek kemanusiaan yang timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi antara pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan kesehatan (Pohan, 2006). Sedangkan peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2014).

(4)

UPT Puskesmas Wanaraja Garut sudah termasuk Puskesmas BLUD.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat ruangan rawat inap bahwa di Puskesmas Wanaraja selain menerima rawat jalan dan IGD juga menerima rawat inap. Adapun hasil di ruangan rawat inap UPT Puskesmas Wanaraja Garut, perlu adanya peran aktif perawat dalam melakukan manajemen keperawatan dalam pengendalian 4 infeksi nosokomial. Hal tersebut penting dilakukan sebagai upaya optimalisasi penerapan pengendalian infeksi yang menjadi panduan UPT Puskesmas Wanaraja Garut yang terdiri dari komponen pelaksanaan penggunaan APD, etika batuk, hand hygiene, injeksi, dan pengolahan limbah.

Salah satu bentuk pengendalian transmisi infeksi lainnya yang menjadi tanggungjawab pasien dan perawat menurut CDC (2017) adalah kebersihan tangan. Pasien perlu memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan tangan karena sebagian besar infeksi terjadi akibat flora dan bakteri yang terdapat pada diri pasien (Landers, dkk, 2012)

B. Tujuan Praktik 1. Tujuan umum

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 14 hari mulai tanggal 22-04 April 2024 di gedung ruangan rawat inap UPT Pusesmas Wanaraja Garut, mahasiswa mampu melakukan kajian situasi di pelayanan keperawatan manajemen asuhan di gedung bagian ruang rawat inap UPT Puskesmas Wanaraja Garut sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.

(5)

2. Tujuan khusus

Setelah melakukan kajian situasi manajemen keperawatan selama 14 hari mulai tanggal 22-04 April 2024, calon praktisi keperawatan mampu:

a. Mengkaji permasalahan manajemen keperawatan diruang rawat inap UPT Puskesmas Wanaraja.

b. Mengorganisasikan manajemen asuhan sesuai kondisi diruang rawat inap UPT Puskesmas Wanaraja.

c. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan hasil kajian situasi bersama-sama dengan penanggung jawab unit.

(6)

BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG RAWAT INAP UPT PUSKESMAS WANARAJA

A. Kajian situasi Puskesmas 1. Visi puskesmas

1) Mewujudkan kualitas kehidupan Masyarakat yang agamis, sehat, Cerdas dan Berbudaya

2) Mewujudkan Pelayanan public yang professional dan Amanah disertai tata Kelola pemerintah daerah yang baik dan bersih 3) Mewujudkan pemerataan Pembangunan yang berkeadilan serta

kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tamping lingkungan serta fungsi ruang

4) Meningkatkan kemandirian ekonomi Masyarakat berbasis potensi local dan industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

2. Misi puskesmas

1) Meningkatkan Upaya pelayanan Kesehatan perorangan dan Masyarakat

2) Menyelenggarakan manajemen puskesmas yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel

(7)

3) Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas sesuai standar 4) Meningkatkan pemberdayaan Masyarakat di bidang

Pembangunan kesehatan 3. Moto puskesmas

“Sigap, Someah, Terjangkau”

B. Kajian situasi di ruang rawat inap UPT Puskesmas Wanaraja 1. Karakteristik unit

a. Visi ruangan

Visi ruang mengacu pada visi puskesmas b. Misi ruangan

Misi ruang mengacu pada misi puskesamas.

c. Sifat kekaryaan ruang 1) Focus telaah

Fokus telaah ruang rawat inap adalah ruang khusus untuk pasien yang mendapatkan perawatan terapi dengan kapasitas 9 tempat tidur. Kriteria pasien yang berkunjung atau mendapatkan terapi diruangan rawat inap adalah :

a) Pasien laki-laki dan perempuan.

b) Setelah dilakukan observasi di ruang IGD selama 6 jam, lalu di pindahkan ke Rawat inap untuk melanjutkan perawatan.

Dalam bidang pendidikan fokus telaah di ruangan rawat inap adalah individu atau kelompok (Praktik, perawat, pasien, staf,

(8)

dan keluarga pasien) yanga membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dalam memenuhi kebutuhan pasien terkait dengan masalah kesehatan yang dialami dan dampak yang ditimbulkannya.

2) Lingkup garapan

Lingkung garapan diruang rawat inap adalah uapaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia terhadap klien melalui pemberian pelayanan keperawatan secara langsung, pendidikan kepada keluarga pasien dan penlitian. Kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh pasien untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien yang optimal

3) Basis intervensi

Basis intervensi diruang rawat inap adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmampuan pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia

d. Model layanan

Pelayanan yang diberikan oleh ruang rawat inap berfokus pada pasien dan keluarga. Metode yang dipakai dalam optimalisasi pemberian pelayanan yaitu dengan metode tim. Dalam hal ini, perawat pelaksana dibagi menjadi 2 tim. Pembagian beban kerja didasarkan pada jumlah tempat tidur dengan pembagian merata.

Setiap tim dipimpin oleh seorang ketua tim.

e. Letak ruang

(9)

Lokasi ruang rawat inap terletak di Gedung bagian belakang bagian kiri bersebelahan dengan dapur dan masjid, bagian kanan bersebelahan dengan ruang farmasi

Gambar denah Gedung

ANGGREK II GUD

ANG TOILET

ANYELIR III

ANGGREK I

ANYELIR II

MUSOLA RUANG LINEN

NURSE STATION

WC

ANYELIR I

(10)

f. Kapasitas unit ruang

Kapasitas bed berjumlah 11 bed 2. Analisis terhadap klien

a. Karakteristik

Karakteristik pasien diruang inap selama kajian situasi tanggal 22-04 April 2024 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Karakteristik Pasien Ruang Rawat Inap Berdasarkan Usia No Kelompok Usia (Tahun)

Jumlah

1. Bayi (0-1 tahun) 1 pasien

2. Anak-anak (2 – 10 tahun) 1 pasien 3. Remaja (11-19 tahun) 3 pasien 4. Dewasa (20-60 tahun) 5 pasien 5. Lanjut usia (diatas 60

tahun)

1 pasien

Jumlah 11 pasien

Tabel 1.2

Karakteristik Pasien Ruang Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis

kelamin Jumlah

1. Laki-laki 4 pasien

2. Permpuan 7 pasien

Jumlah 11 pasien

Tabel 1.3

Daftar 10 besar Penyakit di Bulan Maret Tahun 2024 Di Ruang Rawat Inap

(11)

No Nama penyakit Tahun 2024 (F) 1.

2

Dyspepsia GEA 3

4 5 6

OBS Febris Typoid DHF DM

7 PPOK

8 Hipertensi

9 ISK 3

10 BP 1

Jumlah

b. Tingkat ketergantungan

Karakteristik pasien yang datang ke ruangan rawat inap orang partial care. Dalam menentukan karakteristik pasien berdasarkan tingkat ketergantungan, digunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Dougles yaitu yaitu teori selft care deficit dengan menggunakan standar sebagai berikut :

1) Kategori I : Self care/ perawatan mandiri, memerlukan waktu 1- 2 jam/hari

a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.

b) Makanan dan minum dilakukan sendiri.

c) Ambulasi dengan pengawasan.

d) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift.

e) Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil.

f) Perawatan luka sederhana.

2) Kategori II : Intermediate care/ perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari

a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.

(12)

b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.

c) Ambulasi dibantu.

d) Pengobatan dengan injeksi

e) Pasien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat

f) Pasien dengan infus, dan pasien dengan pleura pungsi.

3) Kategori III : Total care/ Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari

a) Semua kebutuhan pasien dibantu

b) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan c) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam d) Makan dan minum di bantu

e) Pengobatan intravena “per-drip”

f) Gelisah/ disorrientasi 3. Analisis unit layanan keperawatan

a. Flow of care

No Aspek Deskripsi situasi 1 Pelayanan

a. Penerimaan

Alur Penerimaan

1. Perawat pelaksanaan unit gawat darurat sebelumnya melakukan serah terima dengan perawat pelaksana unit rawat inap meliputi, asuhan keperawatsn, program medis dan penunjang baik yang sudh dilaksanakan maupun yang belum terlaksana atas pasien yang baru yang masuk ke ruangan yang kemudian rekam medisnya diatur dalam satu map tersendiri

2. Perawat megatur pelaksanaan terapi dan tinakan apa yang diberikan pada pasien terebut.

3. Setelah yakin terapi dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap psien tersebut sudah terpenuhi, maka perawat melakukan pengkajian dapat dilakukan di ruangan pasien.

(13)

b. Pengelolaan

4. Pada saat pengkajian di ruang pasien, perawat menerangkan semua fasilitas yang ada di ruangan dan cara kerja dari alat-alat yang dapat diunakan oleh pasien atau keluarga.

5. Diberitahukan juga bagaimana menghubungi perawat, bagaimana cara kerja perawat memperkenalkan diri sebagai perwat yang bertugas.

6. Dokter umum memeriksa dan menuliskan keadaan paien baru dan mengisi rekam medis, melengkapi pelaksanaan terapi

Pelayanan Keperawatan

1. Model asuhan keperawatan di Ruang rawat inap adalah menggunakan model pelayanan keperawatan tim.

2. Metode tim diaplikasikan dengan pembagian pasien berdasarkan ruangan.

3. Kerjasama dan komunikasi antar perawat berjalan cukup baik.

4. Tindakan keperawatan yang sering dilakukan diantaranya bad-making dan pemberian obat. Pada saat sebelum melakukan tindakan perawat mengidentifikasi pasien dilakukan dengan menanyakan nama pasien dengan pertanyaan terbuka.

5. Memberikan intervensi secara teurapetik kepada pasien yang sedang menjalani perawatan, seperti manajemen nyeri, manajemen Hipertermi, kecemasan dan kenyamanan.

6. Pada saat memberikan asuhan keperawatan, sebagian perawat yang di observasi sudah menggunakan teknik komunikasi terapeutik.

7. Tindakan keperawatan dilakukan oleh perawat maupun mahasiswa keperawatan dengan bimbingan dari perawat ruangan

Pelayanan Dokter

Dari hasil wawancara kepada perawat menyatakan bahwa dokter yang menangani pasien di ruang rawat inap yaitu dokter umum

Pelayanan Farmasi

1. Dari hasil observasi obat yang sering diberikan ke pasien yaitu ranitidine, cefotaxime, ondansetron,ketorolac, antasida.

2. Perawat yang diobservasi melakukan pendokumentasian pemberian obat-obatan sesuai dengan pedoman 6B.

3. Koordinasi antara perawat dengan farmasi mengenai obat- obatan dilakukan melalui kartu obat pasien (KOP).

4. Setiap obat pasien dilengkapi identitas pasien yang

(14)

c. Discharge planning

berisi nama akan tetapi untuk tanggal lahir dan no.

medrek tidak dituliskan

Pelayanan pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic yang terdapat di Puskesmas Wanaraja yaitu tes laboratorium yaitu pemeriksaan darah, urine, dahak dan EKG

Pelayanan Gizi

Terdapat pengelolaan gizi pasien yang berada di rung perawatan rawat inap, pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan klien.

Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah dilakukan dengan semestinya akan tetapi tidak maksimal. Berdasarkan hasil perawat melakukan evaluasi pendokumentasian pasien pulang perawat menulis keterangan pasien pulang, serta jam berapa pasien tersebut pulang.

Pasien diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah akan tetapi hal tersebut belum maksimal, perawat memberikan surat kontrol dan memberikan informasi terkait kapan pasien harus control.

2 Pemenuhan KDM 1. Oksigenasi

a. Sudah tersedia protap penatalaksanaan pemberian O2 di ruangan.

b. Sumber oksigen berasal dari oksigen tabung, sehingga kebutuhan oksigen dapat mengalami kekurangan.

2. Nutrisi

a. Pasien yang menjalani perawatan di ruang rawat inap diberikan diit makanan sesuai kondisi dan kebutuhan yang direncanakan oleh petugas gizi

b. Jadwal pemberian makan pagi jam 07.00 siang jam 12.00 dan sore jam 17.00

3. Cairan dan elektrolit

a. Sudah tersedia protap penatalaksanaan pemberian cairan dan elektrolit di ruangan.

b. Pemberian cairan dan elektrolit disesuaikan berdasarkan hasil kolaborasi dengan dokter.

c. Pemberian cairan dan eletrolit diberikan kepada pasien yang sudah terpasang akses Iv

d. Setiap penggantian cairan elektrolit, dituliskan dalam rekam medis.

4. Eliminasi

a. Sudah tersedia protap penatalaksanaan pemberian alat bantu eliminasi di ruangan.

5. Aktivitas dan Istirahat Tidur

(15)

a. Tersedia bed tempat tidur bagi pasien yang layak di ruang perawatan rawat inap.

6. Personal hygiene

a. Pemenuhan personal hygine yang diberikan di ruang perawatan rawat inap adalah sprei bed tempat tidur yang diganti setiap pagi.

3 Pencegahan Infeksi 1. Sudah terdapat protap: operasional kewaspadaan universal (universal precaution), cuci tangan (hand wash dan hand rub), alat pelindung diri, pengelolaan alat/benda tajam (sharp precaution).

2. Berdasarkan observasi, semua pasien terpasang infus, tidak dilakukan penulisan tanggal pada saat pemasangan infus.

3. Media informasi cara cuci tangan pakai sabun sudah ada 4. Berdasarkan hasil observasi, seluruh pasien yang

terpasang infus, pada saat cairan infus habis, keluarga memberi tahu kepada perawat atau mahasiswa untuk diganti dengan yang baru.

5. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari tanggal terdapat pasien yang mengalami plebitis.

6. Sebagian perawat sudah melakukan teknik aseptik yaitu cuci tangan saat melakukan tindakan invasif maupun non invasif.

7. Sebagian besar perawat mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien, seluruh perawat melakukan cuci tangan saat akan tindakan aseptik. Perawat melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.

8. Terdapat tempat sampah medis, non medis, tetapi belum tempat sampah benda tajam menggunakan kardus kuning 9. Pembagian sampah medis dan non medis: medis

memakai label kuning, non medis memakai label hitam sudah lama dan sulit dibaca.

10.Sampah medis dan non medis dibuang setiap hari oleh cleaning service.

11.Terdapat 1 wastafel tempat cuci tangan dengan air mengalir, yang berada di ruang tindakan dengan sabun antiseptik.

12.Tidak terdapat fasilitas handrub disetiap pintu keluar masing-masing kamar.

13.Setiap ruangan di ruang rawat inap dibersihkan setiap hari oleh cleaning service.

4 Pasien Safety a. Identifikasi Pasien dengan Tepat

1. Perawat melakukan identifikasi pasien pada saat akan melakukan tindakan invasif dan non invasif.

2. Perawat melakukan identifikasi pasien dengan cara menanyakan nama pasien dengan pertanyaan terbuka.

(16)

b. Peningkatan Komunikasi Efektif

1. Hasil observasi diruang rawat inap didapatkan ada beberapa perawat yang melakukan komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga pasien.

2. Perawat melakukan handover dengan teknik secara lisan tetapi tidak melihat langsung kondisi pasien ke bed pasien.

3. Komunikasi yang dilakukan perawat dengan tenaga kesehatan yang lain di ruang rawat inap sudah terlihat efektif.

5 Pencegahan Resiko Jatuh

Pemasangan tanda risiko jatuh

Berdasarkan observasi di Puskesmas Wanaraja tidak terdapat tanda pasien untuk yang beresiko jatuh, namun bed untuk pasien mempunyai penyangga di pinggirnya.

1. Pencegahan dan penatalaksanaan pasien risiko jatuh a. Lakukan penilaian risiko jatuh

b. Lakukan tindakan pencegahan jatuh seperti:

memantau lingkungan, penyesuaian pola pemakaian obat, memberikan tingkat kode risiko, dan menempelkan kode tingkat risiko pada tempat tidur c. Penatalaksanaan pasca jatuh seperti: melengkapi

penilaiana pasca jatuh dan menghubngi DPJP, mengelola pasien berdasarkan protocol penatalaksanaan pasca jatuh

d. Bila dicurigai terjadi cedera DPJP akan melengkapi penilaian dan melakukan pemeriksaan penunjang

7. Sumber daya/ kekuatan kerja a. Manusia

No Nama Jenis kelamin NIP Pendidikan

1 Tia soledha Perempuan S.Kep.,Ners

2

3 Adi Pratama Laki-laki Amd.,Kep

4

5 Tedi Yudistira Laki-laki Amd.,Kep

6 7 8 9 10 11 12

b. Non manusia (methode, material, money, marketing)

(17)

1) Metode

Metode penugasan keperawatan yang diterapkan di ruang Rawat Inap Puskesmas Wanaraja adalah metode primer. Dari hasil wawancara tentang metode tersebut, beberapa perawat menyatakan bahwa: Merasakan sudah efektif dalam pelaksanaannya berdasarkan hasil observasi didapatkan data sebagai berikut:

Berkaitan dengan metode primer yang ditetapkan di ruang Rawat Inap diperoleh temuan, sebagai berikut :

a) Terkait dengan timbang terima dan ronde selama observasi belum dilakukan timbang terima secara langsung di bed pasien.

b) Terkait komunikasi antara perawat primer dan perawat sekunder apabila terdapat hal-hal yang harus dikonsultasi kepada kepala ruangan maka perawat primer berkomunikasi melalui sosial media baik grup ruangan atau telepon

2) Material

NO FASILITAS RUANGAN YA TIDAK

1. Terdapat ruang kepala perawat

2. Terdapat nurse station

3. Terdapat ruang perawat

4. Terdapat ruang tindakan 5. Terdapat ruang dispencsng

6. Terdapat ruang penyimpanan obat

7. Terdapat ruang tata usaha

8. Terdapat ruang toilet pegawai

9. Terdapat toilet pasien

10. Terdapat musola

11. Terdapat kamar perawatan

12. Terdapat ruang watafle/tempat mencuci

tangan

13. Terdapat alat pemadam api rungan (apar) 14. Terdapat tempat sampah dengan standar

(18)

pemisahan sampah

15. Terdapat papan informasi mengenai pencegahan infeksi dan penyebaran infeksi

NO FASILITAS DI RUANG RAWAT INAP YA TIDAK

1. Jumlah bed 11

2. Jumlah bed dewasa dan anak

3. Kursi

3. Lemari kaca

4. Meja tulis

5. Tabung oksigen

7. Dispenser

9. Komputer

10. Teromol sedang

Daftar peralatan di Ruang Rawat Inap

NO ITEM ADA TIDAK

1. Peralatan - Tensimeter - Stetoskop - Termometer - Meteran

- Timbangan berat badan - Suction

- Oxymetri - Standar infus

- Kom

- Bak instrumen - Bak injeksi - Bengkok besar - Baskom mandi - Gunting plester - Kursi roda

- Tempat sampah infeksius - Tempat sampah non infeksius - Tempat sampah farmasi - Safety box

2 Bahan Kesehatan (Habis pakai) - Plester

- Kassa - Bethadine - Alkohol - Saflon - Kapas - Cairan infus

- Obat-obatan emergensi - Handscoon steril - Handscoon bersih - Masker

- Blood dialisis pack - Blood tubing set - Ember

(19)

- Gelas ukur - Bikarbonat

3) Money

a) Pendapatan yang diterima dari pasien disesuaikan dengan pola tarif yang ada

b) Jumlah pasien rata-rata berstatus anggota BPJS

c) Tarif rawat inap untuk pasien disesuaikan dengan sarana prasarana berdasarkan pada aturan Perbup (peraturan Bupati) d) Puskesmas UP Wanaraja menerima pasien dengan sistem

pembayaran dengan BPJS dan UMUM

e) Sumber keuangan atau pendanaan rang rawat inap f) Puskesmas Wanaraja berasal dari klaim BPJS pasien

g) Sistem pengkajian tenaga perawatan ditetapkan oleh peraturan pemda Garut dan digolongkan berdasarkan golongan PNS dan NON PNS

4) Marketing

Sasaran marketing rang rawat inap Puskesmas Wanaraja adalah masyarakat umum (menerima klien dengan berdasarkan sistem pembayarannya baik yang melalui askes, umum dan BPJS).

Berdasarkan hasil analisa terlampir mengenai kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan rawat inap.

8. Lingkungan kerja

(20)

a. Lingkungan fisik

Terdapat meja, komputer, kursi, pulpen, buku pasien, buku resep, status pasien, penggaris, pensil, tipx.

b. Lingkungan non fisik

1) Hubungan Perawat Dengan Perawat

Berdasarkan hasil kajian situasi hubungan antara pegawai terjalin dengan baik perawat terlihat saling berkomunikasi satu sama lain komunikasi dilakukan saat perawat melakukan tindakan keperawatan pada pasien maupun saat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan Selain itu perawat terlihat saling membantu ketika melakukan tindakan ke pasien.

2) Hubungan Perawat dengan Pasien

Berdasarkan wawancara dengan perawat ruangan perawat menyatakan memiliki hubungan yang baik menurut hasil kajian situasi didapatkan aktivitas perawat saat melakukan tindakan keperawatan terlihat perawat memberikan salam dan tersenyum pada pasien perawat menanyakan keluhan utama menjelaskan tujuan yang akan dilakukan Selain itu perawat juga melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital namun masih terdapat beberapa hal yang dilakukan perawat yaitu tidak mengenalkan identitasnya pada pasien menanyakan identitas pasien saat akan melakukan tindakan berdasarkan hasil wawancara dengan

(21)

pasien-pasien menyatakan bahwa tidak ada masalah antara perawat dan pasien komunikasi terjalin dengan baik.

3) Hubungan Perawat dengan Mahasiswa

Perawat memberikan penjelasan dan memberikan arahan kepada mahasiswa yang melakukan praktek di Puskesmas Wanaraja.

4) Hubungan perawat dengan dokter

Berdasarkan hasil kajian situasi terlihat bahwa antara perawat dan dokter saling bertukar informasi mengenai keadaan pasien Selain itu perawat dan dokter juga saling bekerja sama.

5) Hubungan perawat dengan tenaga kesehatan yang lainnya dan OB

Berdasarkan hasil kajian situasi terlihat komunikasi yang baik antara perawat dengan tenaga kesehatan yang lain seperti staf laboratorium akan mengirimkan hasil kepada perawat yang ada di ruangan perawatan Selain itu komunikasi juga berjalan dengan lancar antara perawat dengan tim kebersihan ruangan rawat inap.

9. Kajian indikator mutu ruangan (BOR, LOS, TOL, BTO) a. BOR (Bed Occupancy Ratio)

Angga penggunaan tempat tidur nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60% - 85%

(22)

Rumus

BOR= jumlahhari perawatan

2jumlahtempat tidur x jumlahhari dalam periode x100

BOR terakhir selama tahun 2023 di Puskesmas Wanaraja sebesar 31.6%

b. AVLOS (Average Length Of Stay)

Rat a-rata lamanya pasien dirawat nilai AVLOS yang ideal antara 6- 9 hari

Rumus AVLOS= jumlahlama dirawat jumlah pasien keluar

Rata-rata lama pasien drawat di Puskesmas Wanaraja tahun 2023 adalah 2 hari.

c. BTO (Bed Turn Over)

Angka perputaran tempat tidur nilai BTO yang ideal antara 40-50 hari

Rumus ¿ jumlah pasiendirawat jumlahtempat tidur

Angka perputaran tempat tidur Puskesmas Wanaraja tahun 2023 adalah 53x/tahun.

(23)

10. Kondisi lingkungan fisik yang perlu diperhatikan

1) Kondisi beberapa bed yang sudah rusak dan tidak layak pakai

11. Pendidikan sumber daya

Pada ruang rawat inap Puskesmas Wanaraja terdiri dari 31 tenaga keperawatan yang berbeda-beda dari setiap jenjang pendidikannya yang terdiri dari:

1. 5 orang perawat yang sudah menempuh jenjang pendidikan S.Kep,.Ners.

2. 2 Orang perawat menempuh jenjang pendidikan (Sarjana keperawatan) S.Kep

3. 24 orang perawat memiliki jenjang pendidikan D3 Keperawatan (Amd.Kep)

12. Pelatihan sumber daya

a. Manajemen resiko di FKTP b. Indikator mutu di FKTP

c. Pencegahan pengendalian infeksi

(24)

d. Ibu Hj.Aida peningkatan mutu layanan puskesmas melalui penerapan standar akreditasi

e. BTCLS

(25)

BAB III

ANALISA DATA DAN PERENCANAAN A. Analisa data

No Data Temuan Kategori Masalah

1 1. Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah dilakukan dengan semestinya akan tetapi tidak maksimal. Berdasarkan hasil perawat melakukan evaluasi pendokumentasian pasien pulang perawat menulis keterangan pasien pulang, serta jam berapa pasien tersebut pulang. Pasien diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah akan tetapi hal tersebut belum maksimal, perawat memberikan surat kontrol dan memberikan informasi terkait kapan pasien harus control

2. Perawat melakukan handover dengan teknik secara lisan tetapi tidak melihat langsung kondisi pasien ke bed pasien

3. Jarang dilakukannya pemberian intervensi secara teurapetik kepada pasien yang sedang menjalani perawatan, seperti manajemen nyeri, manajemen Hipertermi, kecemasan dan kenyamanan.

Manajemen pelayanan perawatan.

2 1. Berdasarkan observasi, semua pasien terpasang infus tidak dilakukan penulisan tanggal pada saat pemasangan infus

2. Media informasi cara cuci tangan pakai sabun sudah ada akan tetapi sudah lama dan tidak dapat terbaca

Pencegahan Infeksi

(26)

3. Sebagian perawat sudah melakukan teknik aseptik yaitu cuci tangan saat melakukan tindakan invasif maupun non invasive 4. Pembagian sampah medis dan non medis:

medis memakai label kuning, non medis memakai label hitam sudah lama dan sulit dibaca

3 1. Berdasarkan observasi di Puskesmas Wanaraja tidak terdapat tanda pasien untuk yang beresiko jatuh, namun bed untuk pasien mempunyai penyangga di pinggirnya

2. Informasi Bed pasien sudah lama dan tidak semua bed ada informasi seperti No. Bed

Pasien Safety

(27)

B. Perencanaan

Plan Of Action Manajemen Keperawatan Puskesmas Wanaraja No Data Masalah Strategi pemecahan

masalah

Tujuan Media Indikator

keberhasilan

Waktu 1 Manajemen pelayanan

Perawatan

1. Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah dilakukan dengan semestinya akan tetapi tidak maksimal.

Berdasarkan hasil perawat melakukan evaluasi

pendokumentasian pasien pulang perawat menulis keterangan pasien pulang, serta jam berapa pasien tersebut pulang. Pasien diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di

1. Pembuatan media penkes penyakit dengan prevalensi terbanyak untuk edukasi discharge planning

2. Pembuatan lembar format handover 3. Pembuatan

Qur’anic healing di ruang

perawatan sebagai manajemen inovasi pemberian intervensi

keperawatan.

1. Sebagai bahan informasi yang dapat diberikan oleh ruang perawatan kepada pasien yang telah menjalani

perawatan supaya bisa

mengoptimalkan keadaan sehatnya setelah menjalani perawatan

2. Untuk

memudahkan dan mengoptimalkan perawat dalam menjalankan pelayananan keperawatan 3. Sebagai inovasi

pemberian intervensi kepada

1. Leaflet discharge planning bagi pasien DBD 2. Format

lembar handover 3. Adanya

media quranic healing di ruang perawatan.

1. Tersedianya leaflet discharge planning bagi pasien DBD di ruangan 2. Tersedianya

format lembar handover diruangan 3. Tersedianya

media quranic healing diruang perawatan

Maret 2024

(28)

rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah akan tetapi hal tersebut belum maksimal, perawat memberikan surat

kontrol dan

memberikan informasi terkait kapan pasien harus control

2. Perawat melakukan handover dengan teknik secara lisan tetapi tidak melihat langsung kondisi pasien ke bed pasien 3. Jarang dilakukannya

pemberian intervensi secara teurapetik kepada pasien yang sedang menjalani perawatan, seperti manajemen nyeri, manajemen

Hipertermi, kecemasan dan kenyamanan.

pasien untuk menambah kenyamanan pasien ketika menjalani perawatan.

2 Pencegahan Infeksi 1. pembuatan media 1. sebagai informasi 1. poster cara 1. tersedianya Maret 2024

(29)

1. Berdasarkan

observasi, semua pasien terpasang infus tidak dilakukan penulisan tanggal pada saat pemasangan infus 2. Media informasi cara

cuci tangan pakai sabun sudah ada akan tetapi sudah lama dan tidak dapat terbaca 3. Sebagian perawat

sudah melakukan teknik aseptik yaitu cuci tangan saat melakukan tindakan invasif maupun non invasive

4. Pembagian sampah medis dan non medis:

medis memakai label kuning, non medis memakai label hitam sudah lama dan sulit dibaca

informasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) 2. pembuatan label sampah infeksius dan non infeksius

3. mensosialisasikan kembali kepada

perawat ruangan untuk menerapkan 5 momen mencuci tangan.

bagi pengunjung terkait langkah mencuci tangan sesuai standar WHO 2. untuk

memilah/memisahka n sampah infeksius dan non infeksius, sehingga penyebaran penyakit dapat dicegah

3. sebagai pengingat untuk mencuci tangan pada saat 5 momen.

mencuci tangan sesuai standar WHO

2. label sampah infeksius dan non infeksius

poster cara mencuci tangan sesuai standar WHO

2. tersedianya label pada tempat sampah untuk

membedakan sampah infeksius dan non infeksius

3 Pasien Safety 1. pembuatan tanda 1. untuk 1. tanda/ label 1. Tersedianya Maret 2023

(30)

1. Berdasarkan observasi di Puskesmas

Wanaraja tidak terdapat tanda pasien untuk yang beresiko jatuh, namun bed untuk pasien mempunyai penyangga di pinggirnya

2. Informasi Bed pasien sudah lama dan tidak semua bed ada informasi seperti No.

Bed

resiko jatuh pada bed pasien

2. pembuatan nomor bad pasien.

mengidentifikasi dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pada pasien yang beresiko jatuh

2. untuk

memudahkan dalam informasi pasien pada saat pelaksanaan pelayanan perawatan

resiko jatuh 2. tanda label nomor bad

label/ tanda resiko jatuh 2. tersedianya nomor informasi pada bed klien.

(31)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI N

O

Kategori Masalah Implementasi Waktu Evaluasi Ketercapaia

n Outcome Keterlaksanaa

n Hasil Hanbatan

1. Manajemen pelayanan Perawatan

1. Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah dilakukan dengan semestinya akan tetapi tidak maksimal.

Berdasarkan hasil perawat melakukan evaluasipendok umentasian pasien pulang perawat menulis keterangan pasien pulang, serta jam berapa pasien tersebut

1. Membuat media penkes penyakit dengan prevalensi terbanyak untuk edukasi discharge planning 2. Membuat

lembar format handover 3. Membuat

Qur’anic healing di ruang perawatan sebagai manajemen inovasi pemberian intervensi keperawatan.

Terlaksana

Terlaksana

Belum terlaksana

1.Pasien diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah.

2. Keluarga pasien dan pasien cukup antusias 3. CI Ruangan

perawatan memberikan

1.Hanya menggunakan media lealet untuk menyampaika n pendidikan kesahatan 2. Belum

Tersedia media quranic healing diruang perawatan, karena alatnya masih dalam perbaikan

1.Tersedianya leaflet discharge planning bagi pasien typoid di ruangan 2. Tersedianya

format lembar handover diruangan

(32)

pulang. Pasien diberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah akan tetapi hal tersebut belum maksimal, perawat memberikan surat kontrol dan

memberikan informasi terkait kapan pasien harus control 2. Perawat

melakukan

izin untuk pemberian pendidikan kesehatan sebelum kepulangan pasien. Serta pemasangan label sampah infeksius dan non

infeksius.

(33)

handover dengan teknik secara lisan tetapi tidak melihat langsung kondisi pasien ke bed pasien 3. Jarang

dilakukannya pemberian intervensi secara teurapetik kepada pasien yang sedang menjalani perawatan, seperti manajemen nyeri, manajemen Hipertermi, kecemasan dan kenyamanan.

2. Pencegahan Infeksi

1. Berdasarkan observasi, semua pasien terpasang

1. membuatan media

informasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) 2. membuatan

Terlaksana

Terlaksana

1. 5 dari 10 keluarga pasien dapat memprakte kan

Tidak ada hambatan

1. tersedianya poster cara mencuci tangan sesuai standar WHO 2. tersedianya

(34)

infus tidak dilakukan penulisan tanggal pada saat

pemasangan infus 2. Media

informasi cara cuci tangan pakai sabun sudah ada akan tetapi sudah lama dan tidak dapat terbaca 3. Sebagian

perawat sudah melakukan teknik aseptik yaitu cuci tangan saat melakukan

label sampah infeksius dan non infeksius 3.

mensosialisasik an kembali kepada perawat ruangan untuk menerapkan 5 momen mencuci tangan.

Terlaksana

Terlaksana

kembali cara mencuci tangan 6 langkah dengan baik 2. Keluarga

pasien dan pasien cukup antusias 3.CI Ruangan

perawatan memberikan izin untuk menempelka n poster cuci tangan, doa orang sakit, doa masuk tempat baru di area ruang perawatan

label pada tempat sampah untuk

membedakan sampah infeksius dan non infeksius 3. tersedianya poster cuci tangan, doa orang sakit, doa masuk tempat baru di area ruang perawatan

(35)

tindakan invasif maupun non invasive 4.Pembagian

sampah medis dan non medis:

medis memakai label kuning, non medis memakai label hitam sudah lama dan sulit dibaca 3 Pasien

Safety

1. Berdasarkan observasi di Puskesmas Wanaraja tidak terdapat tanda pasien untuk yang beresiko jatuh, namun bed untuk

1. membuat tanda resiko jatuh pada bed pasien

2. membuat nomor bad pasien.

Terlaksana 1. Semua bed sudah

terpasang nomor bed.

2. CI Ruangan perawatan memberikan izin untuk menempelkan Nomor bed

Tidak ada

hambatan 1. Tersedianya label/ tanda resiko jatuh 2. tersedianya nomor

informasi pada bed klien.

(36)

pasien mempunyai penyangga di pinggirnya 2. Informasi Bed pasien sudah lama dan tidak semua bed ada informasi seperti No.

Bed

dan tanda resiko jatuh.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 23 Maret - 04 April 2024 di Ruang Perawatan PKM Wanaraja, Terdapat beberapa hal yang menjadi fokus perbaikan dan pengembangan tim mahasiswa Manejemen Keperawatan STIKes Karsa Husda Garut yaitu :

1. Manajemen pelayanan Perawatan 2. Pencegahan Infeksi

3. Pasien Safety

Fokus tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pihak Ruangan perawatan PKM Wanaraja dan telah di laksanakan Implementasi selama 3 hari.

Implementasi yang sudah dilakukan Memberikan pendidikan kesehatan tentang penting nya mencuci tangan 6 langkah kepada keluarga dan pasien. Membuat poster cuci tangan, doa untuk orang sakit, doa masuk tempat baru di area ruang perawatan, Menyediakan penkes penyakit mengenai penyakit pasien, nutrisi yang harus diberikan selama di rumah, apa yang harus dilakukan keluarga apabila pasien kambuh di rumah.

B. Saran

Berdasarkan hasil proses implementasi yang dilakukan oleh tim manajemen Keperawatan STIKes KARSA HUSADA GARUT bersama dengan pihak ruang perawatan PKM Wanaraja terdapat beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Ruang Perawatan PKM Wanaraja

a. Diharapkan ruangan dapat menindaklanjuti kebutuhan jumlah perawat agar pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien dapat lebih optimal.

b. Diharapkan petugas yang berdinas di ruangan untuk dapat selalu mengingatkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan masker yang tepat selama menunggu pasien

(38)

c. Diharapkan keluarga pasien untuk mematuhi dan selalu mencuci tangan untuk menghindari infeksi nosokomial

2. Bagi Mahasiswa Profesi Manajemen

a. Mahasiswa yang praktek di Ruang Perawatan PKM Wanaraja diharapkan mampu menutupi kekurangan sumber daya manusia dengan bekerja sama membantu mencapai tujuan manajeman ruangan khususnya rancangan strategi yang telah diajukan.

b. Diharapkan mahasiswa juga dapat berperan sebagai edukator bagi pasien dan keluarga dalam pencegahan penularan Penyakit dan penggunaan masker yang tepat.

c. Diharapkan pada mahasiswa profesi selanjutnya untuk menindaklanjuti dan memonitoring implementasi yang telah di lakukan

Gambar

Gambar denah Gedung

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh dari tenaga kesehatan di Ruang Rawat Inap Cempaka

Hasil analisis tentang indikator empati terhadap pasien di ruang rawat inap untuk petugas kesehatan baik untuk dokter maupun bagi perawat di ruang rawat Inap

merupakan bantuan jaminan social yang diberikan pemerintah dalam rangka pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu. Rawat inap adalah Rawat inap adalah

Dokumen ini membahas tentang partisipasi dalam sistem pelayanan kesehatan dan metode yang sistematis untuk memberikan layanan kesehatan yang

Dokumen ini membahas tentang peran Puskesmas dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional di

Dokumen ini membahas tentang penjaminan mutu pelayanan kesehatan, termasuk konsep mutu, instrumen peningkatan mutu, dan prinsip manajemen

Dokumen tersebut berisi panduan praktik apoteker ruang rawat dalam memberikan pelayanan farmasi kepada pasien rawat

Dokumen ini merupakan makalah tentang manajemen pelayanan laboratorium kesehatan yang membahas tentang klasifikasi laboratorium klinik berdasarkan jenis