• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Untuk Memper 향kan Kesehatan Masyarakat

N/A
N/A
neminda sudiang

Academic year: 2024

Membagikan " Cara Untuk Memper 향kan Kesehatan Masyarakat"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang di jamin dalam undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus di wujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatuu tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif maupun preventif, kuratif maupun rehabilitative yang di lakukan oleh pemerintah ,pemerintah daerahdan atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan msyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya, dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat selanjutnya di singkat UKM

(2)

adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya di singkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang di tujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di berikan oleh puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan di tuangkan dalam suatu system.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat ( UKM ) dan upaya kesehatan perorangan ( UKP ) tingkat pertama dengan mengutamakan promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya d wilayah kerjanya.

Paradigm sehat secara makro berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya terhadapat kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Sedangkan secara mikro berarti bahwa pembangunan kesehatan akan menekankan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Provil Kesehatan Puskesmas Sudiang Kota Makassar menggambarkan kondisi / situasi kesehatan masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas yang meliputi hasil cakupan kegiatan (output ), serta mutu pelayanan ( outcome ) dari program puskesmas yang telah di tetapkan dalam rangka penerapan ketiga fungsi puskesmas yang di selenggarakan melaui pendekatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujutkan visi Dinas Kesehatan Kota Makassar yaitu : “Makassar Sehat Menuju Kota Dunia “ demi terwujudnya Visi Kementrian Kesehatan R.I “Masyarakat Sehat Mandiri “.

(3)

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Memberikan gambaran / informasi kondisi dan situasi kesehatan masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Sudiang sebagai hasil pelaksanaan program kerja Puskesmas Sudiang yang berkualitas secara optimal, dalam kontribusinya mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kota Makassar.

b. Tujuan Khusus

1. Memberikan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu

kegiatan Puskesmas Sudiang pada tahun 2022 Untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Sudiang dan target yang telah di capai pada tahun 2022

2. Sebagai informasi analisis kerja Puskesmas Sudiang dan Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2022

3. Sebagai bahan perencanaan Tingkat Puskesmas Tahun 2022

(4)

BAB II

GAMBARAN UMUM A. SITUASI GEOGRAFIS

Puskesmas Sudiang sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Makassar yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas Sudiang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Penyelenggaraan pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat telah di tetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Puskesmas Sudiang Kota Makassar berdiri sejak tahun 2003 merupakan Puskesmas Non Perawatan yang berlokasi di Jalan Goa Ria Km 18 Makassar.

B. Gambaran Umum Demografis 1. Luas Wilayah

Luas wilayah kerja Puskesmas Sudiang seluas 25,83 Km2 2. Batas Wilayah

Wilayah kerja Puskesmas Sudiang terdiri atas 3 ( tiga ) Kelurahan , 36 ORW dan 165 ORT dengan luas wilayah 25,83 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Maros b.Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Laikang c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Sudiang Raya d.Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Bulurokeng

(5)

3. Kependudukan

Data Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Data Jumlah Penduduk

di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH

KEPADATAN PENDUDUK

RW RT

1 PAI 5,14 24.208 14 75 4696,89

2 SUDIANG 9,82 26.114 12 61 2652,95

3 BAKUNG 3,67 16.736 10 46 4530,52

4. Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sudiang

Gambar 2.1

Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sudiang

(6)

D. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SUDIANG

Struktur Organisasi UPT Puskesmas Sudiang berdarkan Perturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

Gambar 2.2

Struktur Organisasi Puskesmas Sudiang

(7)

E. VISI MISI Visi

Dalam menetapkan Visinya Puskesmas Sudiang berpedoman dan memperhatikan Visi Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia yaitu “ Masyarakat Sehat Mandiri, dan Berkeadilan “ serta Visi Dinas

(8)

Kesehatan Kota Makassar yaitu “ Makassar Sehat Menuju Kota Dunia “ Bahwa sebagai upaya penjabaran Visi Kementrian Kesehatan RI dan Visi Dinas Kesehatan Kota Makassar, maka Visi Puskesmas Sudiang adalah“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Untuk Mencapai Masyarakat Sehat Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang“

Misi

Demi terwujudnya masyarakat Sudiang hidup sehat yang merupakan bagian tercapaianya Makassar Sehat Menuju Kota Dunia harus ditunjang Misi Puskesmas yang dapat diukur serta tidak terpisahkan dari Visi Puskesmas.

Berdasarkan hal tersebut Puskesmas Sudiang mempunyai Misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pelayanan dasar yang berkualitas sesuai standar

2. Membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3. Membangun jaringan kerjasama lintas sektor dalam

mendorong peran serta masyarakat Motto

“ Melayani setulus hati dengan 5 S ( Senyum , Salam, Sapa, Sopan, dan Santun ) “

F. KEBIJAKAN MUTU

Kami seluruh karyawan Puskesmas Sudiang Kota Makassar berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan

(9)

G. KEBIJAKAN PERBAIKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN 1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan

penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan diseluruh jajaran Puskesmas.

3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Ketua tim mutu.

4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:

a) Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.

b) Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien.

c) Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.

d) Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

e) Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.

f) Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui tandarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

(10)

g) Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.

h) Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.

i) Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.

j) Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

k) Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.

l) Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.

5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:

a) Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan Puskesmas,

b) Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,

c) Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,

d) Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,

e) Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,

f) Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas,

g) Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,

h) Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,

(11)

i) Mengintegrasikan sertamenggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.

6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.

7. Ketua tim mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.

8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:

a) Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.

b) Pelayanan rawat jalan c) Pelayanan Farmasi d) Pelayanan Laboratorium

e) Pelayanan pendaftaran dan rekam medis

H. PROGRAM KESEHATAN

Penanggung Jawab Program Di UPT Puskesmas Sudiang ada 15 orang yang bertanggung jawab pada setiap program bahkan ada yang lebih dari 2 program.

(12)

Tabel. 2.2

Daftar Penanggung Jawab Program di Puskesmas Sudiang tahun 2022

NO NAMA PROGRAM

1 HAMZAH, SKM Kesehatan Kerja dan POS UKK

2 drg. ENNI HASTUTI Kesehatan Gigi dan Mulut

3 HAIRUNNISA NURSAH,S.Si.

Apt Kesehatan tradisional Komplementer

4 RIBKA LITA ALLOLINGGI,

SKM Kesehatan Lingkungan

5 Hj. KASMAWATI, SKM Gizi Masyarakat

6 NURLAILAH DAHLAN, SKM.,

M.Kes Surveilans,Malaria dan DBD

7 MASNIATI, SKM. Promkes, Poskestren dan UKM

8 HARIYATIN WAHID,

S.Kep,NS Usia Produktif

9 HASRIAH Program Kusta, TB, diare

10 SURAEDAH Kesehatan Jiwa dan Lansia

11 HATIJAH, AMKG Uks

14 BESSE SAFARIANA, SKM Program Gizi dan PIS-PK

15 RASDIANA, B. S.FARM Kesehatan tradisional Komplementer

26 RENNI YULIATI, S.ST Kesehatan Reproduksi,Inovasi

17 MUNIRAH, S.Kep Kesehatan Olahraga

18 MARGARETHA, S.ST Kesehatan Ibu

19 HASRAH, S.Kep.,Ns Program TB

20 dr. PRAJANTY TILAN

UNDANG ILI

21 Hj. A. NANI NURCAHYANI,

S.ST Program KB

22 JENRIKA, S.Kep, Ns PTM

23 AKMALIYAH ISYAH, S.Kep,

Ns Kesehatan Haji, Prolanis

24 RESKIANI ASPAR, Amd, Keb Imunisasi, HIV BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan

(13)

derajat kesehatan seperti Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup waktu lahir dan status gizi masyarakat serta indikator lain yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah. Indeks Pembangunan Masyarakat kini sudah dipakai sebagai acuan untuk menilai keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan selalu diarahkan pada upaya peningkatan IPM dan pencapaian target MDGs di wilayahnya. Pemerintah Daerah memprioritaskan 3 pilar pembangunan yaitu: ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Untuk bidang kesehatan, indikator yang mewakili dalam IPM adalah umur harapan hidup waktu lahir.

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu dikenal dengan mortalitas (Depkes, 2010). Mortalitas selain dapat menggambarkan keadaan dan derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan di bidang kesehatan. Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan erat dengan tingkat kesakitan. Sebab-sebab kematian ada yang dapat diketahui secara langsung dan tidak langsung. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi, pendapatan perkapita, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan dan fertilitas.

Keadaan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas sudiang tahun 2022 adalah:

1. Angka Kematian Bayi

Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu daerah disebut Angka Kematian Bayi (AKB). AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya

(14)

bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi AKBsecara umum adalah tingkat kesakitan dan status gizi, kesehatan ibu waktu hamil dan proses penanganan persalinan. Gangguan perinatal merupakan salah satu dari sekian faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil yang mempengaruhi perkembangan fungsi dan organ janin.

Tabel 3.1 Distribusi Angka Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

No Jumlah Kelahiran Hidup

Jumlah Kematian

Bayi Pencapaian

1 1171 7 89,91%

2. Angka Kematian Balita

AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian balita. Angka Kematian Balita (AKABA) di Wilayah kerja Puskesmas Sudiang seperti pada tabel di bawah ini :

(15)

Tabel 3.2 Distribusi Angka Kematian Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

No Jumlah Balita Jumlah Kematian

Balita Pencapaian

1 4951 0 100%

3. Angka Kematian Ibu Melahirkan

Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyabab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait kehamilan.

Angka Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi, kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan senantiasa menggunakan indikator AKB dan AKI sebagai indikator utamanya.

Angka kematian ibu maternal di Wilayah kerja Puskesmas Sudiang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Distribusi Angka Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

(16)

No Jumlah Ibu Melahirkan

Jumlah Kematian

ibu melahirkan Pencapaian

1 245 1

B. ANGKA KESAKITAN

Data kesakitan diperlukan untuk memberikan informasi di masyarakat (community based data) mengenai permasalahan penyakit, perkembangan dan penyebarannya. Selain itu, data morbiditas dipakai dalam perumusan kebijaksanaan dan program kesehatan dalam pengelolaan, monitoring, dan evaluasinya.

Berikut adalah Tabel angka kesakitan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Sudiang di Tahun 2022 sehingga data menggambarkan kondisi kesehatan dan dapat membandingkan jenis penyakit terbanyak antara penyakit menular dan penyakit tidak menular.

1. Penyakit menular

Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Puskesmas Sudiang Kecematan Biringkanaya pada tahun 2022 antara lain adalah penyakit Malaria, DBD, TB Paru, HIV/AIDS, Shipilis, Pneumonia dan Kusta.

a. Penyakit Malaria

Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, dimana perkembangan penyakit malaria ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). API di tahun 2022 sebesar 0,0 per 1.000 berarti tidak

terdapat kasus malaria.

(17)

b. Penyakit Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis alias TB atau TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang paru-paru sehingga disebut TB Paru. Orang awam biasa menyebutnya dengan flek paru atau paru-paru berlubang. Penyakit TBC menular ketika pengidap TB mengeluarkan dahak atau cairan liur dari mulutnya yang berisi kuman M.

tuberculosis ke udara misalnya saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bahkan tertawa dan kemudian dihirup oleh orang lain. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit TBC bisa berakibat fatal. Penyakit TB Paru dapat menyebabkan gejala umum seperti batuk yang berlangsung 2 minggu atau lebih dan batuk berdarah.

Kesehatan Nasional 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum. Selain menyerang Paru, Tuberculosis dapat menyerang organ tubuh yang lain.

Menurut hasil data Pengelola TB di Puskesmas Sudiang terdapat jumlah kasus tuberkolosis paru terkonfirmasi bakteriologis yang terdaftar dab diobati sebanyak 114 kasus sedangkan angka sesembuhan sebanyak 78 kasus dan angka kesembuhan dan angka kematian sebanyak 4 kasus.

c. Penyakit SYPHILIS, HIV/ AIDS

Sipilis adalah penyakit menular seksual yang di sebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Banyak diantara kita mungkin sering mendengar penyakit-penyakit yang bisa menular melalui hubungan seksual salah satunya sifilis ini penyakit yang sangat mudah terjadi pada orang yang sering melakukan hubungan seksual secara bebas.

(18)

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus- virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.

Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Tabel 3.4 Distribusi Penyakit HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

NO KELOMPOK

UMUR

H I V

L P L+P PROPORSI

KELOMPOK UMUR

1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0

3 15 - 19 TAHUN 2 0 2

4 20 - 24 TAHUN 0 1 1

5 25 - 49 TAHUN 2 0 2

6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0

(19)

JUMLAH (KAB/KOTA) 4 1 5

Sumber : Program HIV

d. Penyakit Pneumonia

Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong- kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Penumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia.

Populasi rentan terserang penyakit pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).

e. Penyakit Kusta

Mycobacterium leprae merupakan bakteri penyebab penyakit kusta. Penyakit infeksi kronis ini menyerang kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernafasan atas dan mata. Penatalaksanaan kasus kusta yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

Penyakit lepra, yang lebih dikenal dengan Morbus Hansen atau kusta adalah infeksi kulit kronis yang disebabkan oleh bakteri

(20)

Mycobacterium leprae. Lepra termasuk penyakit tertua dalam sejarah, dikenal sejak tahun 1400 sebelum masehi. Infeksi ini menyerang saraf tepi dan kulit, kemudian saluran pernapasan atas, dan bisa juga menyerang organ lain kecuali otak. Kusta adalah salah satu penyakit yang ditakuti karena dapat menyebabkan kecacatan, mutilasi (misalnya terputusnya salah satu anggota gerak seperti jari), ulserasi (luka borok), dan lainnya. Infeksi kulit ini disebabkan karena adanya kerusakan saraf besar di daerah wajah, anggota gerak, dan motorik; diikuti dengan rasa baal yang disertai kelumpuhan otot dan pengecilan massa otot.

Menurut hasil data Pengelola Kusta di Puskesmas Sudiang terdapat jumlah kasus baru kusta sebanyak 5 kasus yaitu Kusta kering sebanyak 1 kasus dan Kusta Basah sebanyak 4 kasus.

2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, meliputi penyakit Campak, Tetanus Neonatorum, Tetanus Non Neonatorum, Difteri, Polio dan Hepatitis B. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti: Campak, Tetanus Neonatorum, Tetanus Non Neonatorum, Difteri, Polio dan Hepatitis B

3. Penyakit Potensi KLB/ Wabah

a. Penyakit Demam Berdarah (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Demam berdarah DBD dulu disebut penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang terasa retak.

(21)

Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Demam berdarah yang parah, atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever, dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian

Tabel 3.5 Distribusi Kasus DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

N

O puskesmas

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kasus Meninggal

1 Sudiang 2 -

Sumber : Program P2P

b. Diare

Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan masih menjadi penyumbang angka kematian di Indonesia terutama pada balita.

c. Penyakit virus corona (COVID-19)

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit

(22)

parah dan memerlukan bantuan medis Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi melalui partikel cairan kecil ketika orang tersebut batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel ini dapat berupa droplet yang lebih besar dari saluran pernapasan hingga aerosol yang lebih kecil.

Anda dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada di dekat orang yang sudah terinfeksi COVID-19.

Anda juga dapat tertular jika menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi. Virus lebih mudah menyebar di dalam ruangan dan di tempat ramai.

Menurut hasil data Pengelola P2P di Puskesmas Sudiang terdapat jumlah kasus covid-19 tahun 2022 ada sebanyak 696 kasus sedangkan angka kesembuhan sebanyak 647 kasus dan angka angka kematian sebanyak 7 kasus.

4. Penyakit Tidak Menular a. Hipertensi

Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan.

Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.

(23)

Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.

b. Obesitas

Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Berdasarkan data World Health Organization di tahun 2016, ada sekitar 650 juta penduduk usia dewasa yang mengalami obesitas. Sementara di tahun 2020, ada sekitar 39 juta anak usia di bawah 5 tahun yang menderita obesitas.

c. Kanker Leher Rahim

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali.

Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab kanker

(24)

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker serviks ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus, kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).

Pencegahan penyakit kanker dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat dan imunisasi. Deteksi dini dapat dilakukan pada orang yang berisiko. Tes IVA atau Inspeksi Visual Asetat merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

Sedangkan Sadanis atau pemeriksaan payudara klinis adalah pemeriksaan pada payudara oleh tenaga kesehatan terlatih.

d. Diabetes Melitus

Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal.

Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.

Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes

(25)

tipe 1 dan tipe 2. Jika dijabarkan, berikut adalah penjelasan mengenai keduanya, yaitu:

1) Diabetes tipe 1: jenis ini adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi insulin sama sekali.

2) Diabetes tipe 2: Pada jenis diabetes ini, tubuh tidak membuat cukup insulin atau sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara normal.

e. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Pengertian penyakit jantung dan pembuluh darah atau penyakit kardiovaskular adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau strokek.

Penyakit kardiovaskuler termasuk kondisi kritis yang butuh penanganan segera. Pasalnya, jantung adalah organ vital yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung bermasalah, peredaran darah dalam tubuh bisa terganggu.Tanpa pertolongan medis yang sesuai, penyakit kardiovaskuler bisa mengancam jiwa dan menyebabkan kematian.

(26)

Tabel 3.6

SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS SUDIANG TAHUN 2022

KODE PENYAKIT JUMLAH

J00 Acute nasopharyngitis [common cold] 2042

J02.9 Acute pharyngitis, unspecified 1232

K30 Dyspepsia 953

I10 Essential (primary) hypertension 890

K04.1 Necrosis of pulp 811

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus 741

L30.9 Dermatitis, unspecified 716

M79.1 Myalgia 583

R51 Headache 541

E11.4 Non-insulin-dependent diabetes mellitus with

neurological complications 401

R05 Cough 385

(27)

R50.9 Fever, unspecified 382

C. STATUS GIZI

Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB).

Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan (RR) program Perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di Posyandu. Data 2022 jumlah balita yang dilaporkan sejumlah 5141 balita, dari jumlah tersebut yang datang dan ditimbang 4951 balita (D/S = 96.3%).

Menurut data tahun 2022, Jumlah balita BGM (balita gizi kurang BB/U) yang ditemukan sebanyak 478 (9.7%); balita pendek tahun 2022 TB/U 423 (8.5%); balita kurus 2022 (BB/TB) 229 anak (4.6%) tahun 2019 33 anak 0,9 %. Upaya pemerintah dalam menyelesaikan masalah gizi di masyarakat tersebut dilakukan terutama melalui program perbaikan gizi masyarakat yang dibiayai APBD maupun APBN. Kegiatannya berupa pelacakan balita gizi buruk, rujukan dan perawatan balita gizi buruk, pemberian paket makanan tambahan (PMT) Pemulihan kepada balita gizi buruk dan gizi kurang dari keluarga miskin, yang didukung pula oleh peningkatan penyuluhan gizi dan pemberdayaan Posyandu.

(28)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Sudiang sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota makassar yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas sudiang berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Derngan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Penyelenggaraan pelayanan dibidang kesehtan kepada masyarakat telah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan.

Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

(29)

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan, dokter umum, bidan dan perawat ) kepada ibu hamil selama masa kehamilanya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga).

Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan bu hamil. Berikut gambaran cakupan pelayanan K1 dan K4 di Kecamatan Kalimanah.

Grafik 4.1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Puskesmas Sudiang Tahun 2022

(30)

SASARAN REALISASI CAPAIAN 0

200 400 600 800 1000 1200 1400

1359 1326

97.57

PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1. Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu hamil yang berkunjungan ke tempat pelayanan kesehatan atau Antenatal Care (ANC) meliputi Penimbangan Berat Badan, Pemeriksaaan kehamilan, Pemberian Tablet Besi, Pemberian Imunisasi TT dan Konsultasi. Cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sudiang pada tahun 2022 sudah mencapai 97.57%.

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin.

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang kedua adalah Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. Ini menjadi kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

(31)

(Dinas Kesehatan dan jajarannya) memberikan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin kepada semua ibu bersalin di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang TENTANG PELAYANAN KESEHATAN MASA SEBELUM HAMIL, MASA HAMIL, PERSALINAN, DAN MASA SESUDAH MELAHIRKAN, PENYELENGGARAAN PELAYANAN KONTRASEPSI, SERTA PELAYANAN KESEHATAN SEKSUAL disebutkan Pelayanan Kesehatan Masa Melahirkan, yang selanjutnya disebut Persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan, pada penjelasan lain disebutkan Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau persalinan dengan komplikasi.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan kesehatan ibu bersalin adalah 100 persen. Sehingga Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mengusahakan minimal 100% ibu melahirkan mendapat pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas kesehatan.

Adapun Komplikasi dan kematian maternal/AKI dapat terjadi pada saat kehamilan, saat persalinan, maupun pasca salin sampai dengan 42 hari, hal ini disebabkan :

1) Perdarahan post partum

2) Tekanan darah tinggi (Pre eklamsi dan Eklamsi)

(32)

3) Infeksi karena persalinan yang lama, kurangnya kebersihan pada luka pascasalin,dll

4) Riwayat penyakit tertentu, TBC, HIV, jantung,dll 5) Sepsis

Grafik 4.2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI CAPAIAN

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

1298 1164

89.68

PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Adapun cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin di Puskesmas Sudiang tahun 2022 hampir mencapai target SPM yaitu sebesar 89.68%.

(33)

3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Pernyataan Standar “Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir kepada semua bayi di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun”.

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal Esensial sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Keshatan, dilakukan oleh Bidan dan atau perawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR).

Pelayanan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta), Posyandu dan atau kunjungan rumah.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan paket pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari persentase jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.

(34)

Grafik 4.3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI CAPAIAN

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

1298 1167

89.91

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Tahun 2022

Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan pelayanan bayi baru lahir di puskesmas sudiang hampir mencapai target SPM dengan capaian 89,91%.

(35)

4. Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan dan dilakukan oleh Bidan dan atau Perawat dan atau Dokter/DLP dan atau Dokter Spesialis Anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR) dan diberikan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, dan UKBM.

Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan dinilai dari cakupan balita yang mendapat pelayanan kesehatan balita sehat sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Target capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan kesehatan balita pada anak usia 0–59 bulan sesuai standar adalah 100 persen. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mempunyai strategi untuk menjangkau seluruh balita usia 0-59 bulan agar seluruhnya dapat memperoleh pelayanan kesehatan balita sesuai standar.

Grafik 4.4. Pelayanan Kesehatan Balita Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI CAPAIAN 0

1000 2000 3000 4000 5000 6000

5141 5102

99.24

PELAYANAN KESEHATAN BALITA TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Balita

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

(36)

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan balita dipuskesmas sudiang hampir mencapai taerget SPM yaitu sebesar 99,24%.

5. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Pernyataan Standar ” Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar “. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan penjaringan kesehatan kepada anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota tersebut pada waktu kelas 1 dan kelas 7.

Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 dan kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas. Standar pelayanan penjaringan kesehatan adalah pelayanan yang meliputi :

a. Penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda klinis anemia);

b. Penilaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas);

c. Penilaian kesehatan gigi dan mulut;

d. Penilaian ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen;

Penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu tala;\

Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah semua peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah kabupaten/kota.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran.

Grafik 4.5. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan

(37)

Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI %CAPAIAN 0

2000 4000 6000 8000 10000 12000

10994 10946

99.56

PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Berdasarkan grafik 4.5 menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan balita di puskesmas sudiang hampir mencapai target SPM yaitu sebesar 99.56%

6. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif

Pelayanan kesehatan pada usia produktif adalah Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun sesuai standar adalah:

a. Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun diberikan sesuai kewenanganya oleh Dokter, Bidan, Perawat, Nutrisionis/Tenaga Gizi, petugas pelaksana posbindu PTM terlatih

b. Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun dilakukan di Puskesmas dan jaringannya (Posbindu PTM) serta fasilitas

(38)

pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.

c. Pelayanan skrining kesehatan usia15–59 tahun minimal dilakukan satu tahun sekali.

d. Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi, deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan dan berat badan serta lingkar perut, deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer, deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah, deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan ketajaman pendengaran, deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan skrining kesehatan warga negara berusia usia 15–59 tahun dinilai dari persentase pengunjung usia 15–59 tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Grafik 4.6. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Puskesmas Sudiang Tahun 2022

(39)

SASARAN REALISASI % CAPAIAN 0

5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

43997

33556

76.27

Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif

Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan pada usia produktif di wilayah kerja Puskesmas Sudiang masih jauh dari 100% capain target SPM yang hanya mencapai 76.27%.

7. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut

Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu wadah dan merupakan upaya preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif bagi lanjut usia. Lanjut usia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Adapun kategori lansia menurut usianya yaitu usia 45-59 tahun merupakan pra lansia, usia 60-69 tahun merupakan lansia muda, usia 70-79 tahun merupakan lansia madya, dan 80-89 tahun merupakan lansia tua. Proses penuaan pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur lansia, yang akan menimbulkan permasalahan terkait aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Oleh karena itu perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia sehingga lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

(40)

Berdasarkan aspek kesehatan, lansia akan mengalami proses penuaan yang ditandai dengan penurunan pada daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia yakni penurunan sistem tubuh seperti sistem saraf, perut, limpa, dan hati, penurunan kemampuan panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, dan perasa, serta penurunan kemampuan motorik seperti kekuatan dan kecepatan. Berbagai penurunan ini berpengaruh terhadap kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terhadap status kesehatannya.

Data dari Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa penyakit yang banyak terjadi pada lansia yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Mellitus (DM).

Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia diperlukan untuk mewujudkan lansia yang sehat, berkualitas, dan produktif di masa tuanya. Pelayanan kesehatan pada lansia harus diberikan sejak dini yaitu pada usia pra lansia (45-59 tahun).

Pembinaan kesehatan yang dilakukan pada lansia yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang harus dihindari untuk mencegah berbagai penyakit yang mungkin terjadi. Kemudian perlu juga memperhatikan faktor-faktor protektif yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia.

Upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia antara lain pelayanan geriatri di rumah sakit, pelayanan kesehatan di puskesmas, pendirian home care bagi lansia yang berkebutuhan khusus, dan adanya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia atau Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Pelayanan kesehatan ini tidak hanya memberikan pelayanan pada pada upaya kuratif, melainkan juga menitikberatkan

(41)

pada upaya promotif dan preventif. Berbagai pelayanan kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.

Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis.

Selain itu, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif.

Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut usia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut usia.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan skrining kesehatan pada warga negara usia 60 tahun keatas dinilai dari persentase pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

(42)

Grafik 4.7. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI % CAPAIAN 0

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

1978 1856

93.83

Pelayanan Kesehatan pada Usia lanjut

Pelayanan Kesehatan pada Usia lanjut

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan balita di puskesmas sudiang hampir mencapai target SPM yaitu sebesar 93.83%

8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah:

a. Sasaran adalah penduduk usia 15 tahun ke atas

b. Penderita hipertensi esensial atau hipertensi tanpa komplikasi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar; dan upaya

(43)

promosi kesehatan melalui modifikasi gaya hidup di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

c. Penderita hipertensi dengan komplikasi (jantung, stroke dan penyakit ginjal kronis, diabetes melitus) perlu dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) yang mempunyai kompetensi untuk penanganan komplikasi.

d. Standar pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah:

1) Mengikuti Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di FKTP.

2) Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan kepada penderita Hipertensi di FKTP.

3) Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi:

pemeriksaan dan monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan farmakologis.

4) Pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah pada <140/90 mmHg untuk usia di bawah 60 th dan <150/90 mmHg untuk penderita 60 tahun ke atas dan untuk mencegah terjadinya komplikasi jantung, stroke, diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.

Cakupan Pelayanan Penderita Hipertensi mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar di dapat dari persentase jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun dibagi jumlah estimasi penderita hipertensi berdasarkan angka prevalensi Kabupaten/Kota dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama.

(44)

Grafik 4.8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi wilayah kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022

SASARAN REALISASI %CAPAIAN 0

2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000

14394

11535

80.41

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan Pelayanan Penderita Hipertensi belum mencapai target SPM (100%) yaitu hanya 80.41% .hal ini disebabkan kurangnya kesadaran penderita hipertensi untuk melakukan pemeriksaan dan monitoring tekanan darah jadi harus dilakukan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan dan monitoring tekanan darah secara teratur.

9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus

Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Kabupaten Jombang

(45)

mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi penderita DM dinilai dari persentase penderita DM usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun

Grafik 4.9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus wilayah kerja Puskesmas Sudiang

Tahun 2022

SASARAN REALISASI %CAPAIAN 0

200 400 600 800 1000 1200

1175 1114

94.81

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Meli- tus

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Dari grafik diatas dapat dilihat cakupan pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus hampir mencapai target SPM (100%) yaitu 94.81%. Hal ini disebabkan kesadaran penderita DM untuk melakukan

(46)

penyuluhan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan dan monitoring gula darah secara teratur sudah ada peningkatan.

10.Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat

Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat (psikotik akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi.

Pernyataan Standar Setiap orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Puskesmas Sudiang wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pengertian Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi psikotik akut dan Skizofrenia meliputi, pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi.

Capaian kinerja Puskesmas Sudiang dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi ODGJ Berat, dinilai dari jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Grafik 4.10. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat wilayah kerja Puskesmas Sudiang

Tahun 2022

(47)

SASARAN REALISASI CAPAIAN 0

20 40 60 80 100 120 140

135 119

88.15

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA BERAT TAHUN 2022

Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Dari grafik diatas capaian pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat di wilayah kerja puskesmas sudiang adalah 88,15%. Terdapat kesenjangan antara jumlah ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dengan jumlah ODGJ berat berdasarkan data proyeksi di wilayah kerja Puskemasmas Sudiang. Untuk itu perlu dilakukan analisis faktor-faktor masih adanya ODGJ berat yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar, sehingga didapatkan strategi untuk menutup kesenjangan tersebut di tahun mendatang.

11.Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain M.tuberculosis, M.africanum, M. bovis, M.

Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).

Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai

(48)

MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang pasti sudah sangat umum Anda dengar.

Ya, TB termasuk salah satu penyakit menular dan disebabkan oleh infeksi bakteri, di mana bakteri ini berpotensi menyerang berbagai organ tubuh, salah satunya paru-paru.

Setiap orang terduga Tuberculosis (TB) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Puskesmas Sudiang wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada orang terduga TBC di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun pelayanan orang terduga TB sesuai standar bagi orang terduga TB meliputi, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang dan edukasi.

Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang terduga

TBC meliputi, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, edukasi Capaian kinerja Puskesmas Sudiang dalam memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga TB dinilai dari persentase jumlah orang terduga TB yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Grafik 4.11. Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB di wilayah kerja Puskesmas Sudiang

Tahun 2022

(49)

SASARAN REALISASI % CAPAIAN 0

50 100 150 200 250

202 223

110.4

Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB

Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Dari grafik 4.11 terlihat bahwa cakupan Pelayanan Penderita TB mencapai target SPM (100%) yaitu hanya 110,4%

12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV

Setiap orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada setiap orang dengan resiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV) di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam

memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan risiko terinfeksi HIV dinilai dari persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan HIV sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

(50)

Grafik 4.12. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV di wilayah kerja Puskesmas Sudiang

Tahun 2022

SASARAN REALISASI % CAPAIAN 0

200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

1670 1552

92.93

Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV

Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV

Sumber : Laporan SPM Puskesmas Sudiang Tahun 2022

Dari grafik 4.12 terlihat bahwa cakupan Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV hampir mencapai target SPM (100%) yaitu 92,93%.

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakakn bentuk sistem perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ditujukan guna menjamin seluruh warganya yang berasal dari sektor formal maupun informal (universal health covereage) yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan

(51)

yang komprehensif, mulai dari preventif hingga layanan kuratif dan rehabilitatif. +

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial- Kesehatan (BPJS) diamanatkan untuk menyelanggarakan jaminan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada peserta melalui kemitraan dengan fasilitas kesehatan. Seiring dengan program nasional Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), jumlah penduduk yang tercakup oleh program Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2022 sejumlah 25.759 (38,6%) sesuai yang terdaftar di fasilitas kesehatan Puskesmas Sudiang. Dalam program Universal Health Coverage, sesuai dengan program pemerintah diharapkan pada akhir 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah tercover BPJS Kesehatan namun kenyataannya tahun ini belum tercover penuh.

2. Cakupan Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan

Grafik 4.13 Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sudiang

2021 2022

0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000

34047

20185

Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan di PUSKESMAS SUDIANG

Kunjungan di Sarana Pelayanan Kesehatan di PUSKESMAS SUDIANG

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Angka Kematian Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022
Tabel 3.2 Distribusi Angka Kematian Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022
Tabel 3.4 Distribusi Penyakit HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Tahun 2022
Grafik 4.2.  Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Puskesmas Sudiang Tahun 2022
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Wawancara Kategori Peran Bidan dalam Mewujudkan Hak Atas Kesehatan Reproduksi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Wilayah Kota Semarang Sudah

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatannya, masyarakat akan lebih mengenal olahraga dan seberapa baik dan tepat olahraga untuk mencapai tujuan kesehatan jika sudah percaya bahwa

Dokumen ini membahas tentang partisipatif rural appraisal (PRA), metode yang digunakan untuk memahami keadaan atau kondisi desa dengan melibatkan partisipasi

Dokumen ini membahas tentang program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang ditawarkan pemerintah

Dokumen ini membahas tentang peran Puskesmas dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional di

Penyuluhan rematik lansia untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Jorong Sungai Sangkir Kenagarian Barung Barung Balantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun

Dokumen ini membahas tentang sejarah ilmu kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di