Mata Kuliah
PENJAMINAN MUTU (Quality Assurance)
PELAYANAN KESEHATAN
Marko Ferdian Salim, S.K.M., M.P.H.
Prodi D4 Manajemen Informasi Kesehatan Dept. Layanan dan Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi UGM
Bahan Kajian
1. Pengantar penjaminan mutu yankes;
2. Konsep quality assurance (QA) dan clinical documentation improvement (CDI);
3. Proses QA;
4. Konsep total quality management (TQM);
5. Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan;
6. Variabel mutu pelayanan kesehatan;
7. Mutu pelayanan kesehatan; standar pelayanan minimal;
8. Strategi peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
9. Instrumen mutu (akreditasi dan sertifikasi);
10.PDCA;
11.Program penjaminan mutu;
12.Pedoman praktik klinis/clinical practice guideline (CPG)
Outline Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan
A. Konsep mutu
B. Instrumen peningkatan mutu manajemen C. Prinsip manajemen mutu
D. Pendekatan akreditasi
E. Standar akreditasi unit rekam medis dan informasi kesehatan F. Pendekatan sertifikasi
G. Sertifikasi pada manajemen informasi kesehatan H. Analisis SWOT
I. Peningkatan mutu melalui sertifikasi ISO
A. Defenisi Mutu
Ø Hal-hal yang berkaitan dengan mutu saat ini antara lain :
kepercayaan bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang bersifat luks, mewah, dan mahal.
Ø Mutu juga dianggap sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang cukup mahal.
Ø Kamus Bahasa Indonesia : ukuran, derajat, taraf baik buruknya suatu product (barang/jasa).
Ø Bustami (2011) : mutu adalah perpaduan sifat dan karakteristik product (barang/jasa) yang dapat memenuhi kebutuhan
pemakai/pelanggan.
Mutu mengandung banyak definisi dan makna, diantaranya seperti:
1. Mutu adalah kualitas;
2. Bebas dari kerusakan atau cacat;
3. Kesesuaian; penggunaan (fitness of use), persyaratan atau tuntunan;
4. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal;
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat;
6. Kepuasan klien; dalam arti klien tersebut maupun keluarga.
Mutu pelayanan kesehatan umumnya dikaitkan dengan pelayanan
kesehatan kepada perorangan yang diberikan oleh suatu institusi atau fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dll.
Understanding Quality
Sejarah Mutu
Zaman kerajaan Babilonia à Raja Hammurabbi Mutu dinilai dengan cara tidak melakukan kesalahan karena diberlakukan hukum yang setimpal….”mata dibalas mata, atau nyawa dibalas nyawa”.
TQM (Total Quality Management)
Diterapkan pertama kali oleh Jepang pada pertengahan abad ke-19 (sesaat setelah perang dunia ke-2), kemudian diadopsi oleh Amerika secara massal hingga awal tahun 1980-an.
Quality Assurance (Jaminan Mutu), awalnya tdk dikenal terutama dlm dunia kesehatan namun diperkenalkan oleh Florence Nightingale à Menetapkan standarisasi dalam dunia keperawatan. (Nightingale School of Nursing)
Edwin Chadwick (Inggris), pengendalian mutu dlm layanan kesehatan. Masalah sanitasi perumahan masyarakat yg buruk dan penggunaan anak dibawah umur sbg buruh à menunjukkan kurangnya ahli kesehatan masyarakat yg bermutu.
Dr. Lemuel Shattuck (Massachussets), masalah yg serupa dgn Chadwick.
Lanjutan…
• Emory Grove, survei pd bbrpa RS yang memiliki tempat tidur > 200, perbedaan angka kematian dgn penyakit yg berbeda2, pembuatan klasifikasi penyakit terstandarisasi dan sistem follow-up untuk kondisi pasien pasca operasi.
• Ernest Codman (1914) di Amerika Serikat, riset ttg mutu pelayanan kesehatan, terutama mengenai bedah umum à American College Surgeons membuat Program standarisasi RS pd tahun 1918 yang menyediakan kriteria dan standar untuk akreditasi, kemudian
diadopsi oleh JCAH (Joint Commission on Accreditation of Hospital).
Lanjutan…
• 1951 Terbentuknya Joint Commission on Accreditation of Hospital
• 1979 Untuk lulus akreditasi, RS harus punya program pengendalian mutu yang baik.
• 1993 Menkes menetapkan keputusan strategis : – menetapkan standar pelayanan RS
– RS wajib melaksanakan standar pelayanan – standar pelayanan RS meliputi 16 pelayanan
• 1995 Keputusan Dirjen Yanmed dimulainya program akreditasi Rumah Sakit.
• Sekarang mutu layanan kesehatan untuk RS, Puskesmas, dan klinik sdh dilakukan melalui akreditasi
Quality Control
• Suatu proses manajemen yang mengukur kinerja yang sebenarnya dibandingkan dengan kinerja yang
diharapkan dan melakukan suatu tindakan untuk mengatasi perbedaan tersebut.
Quality Improvement
• Suatu proses yang terstruktur dan terorganisasi yang secara selektif mengidentifikas kemajuan tim dalam mencapai perbaikan produk dan layanan.
Quality Assurance
• QA meliputi penyusunan rencana dan desain mutu, penyusunan dan pengkomunikasian standar serta
mengidentifikasi indikator untuk memantau kinerja dan kepatuhan terhadap standar
Total Quality Manajement
Layanan kesehatan memiliki 3 landasan utama yaitu:
• Mutu
• Akses
• Biaya
Mutu dapat dicapai jika layanan terjangkau diberikan secara pantas, efisien dan hemat biaya.
Mutu dapat ditinjau dari berbagai perspektif:
1. Penerima pelayanan kesehatan, 2. Pengelola program kesehatan,
3. Profesi tenaga pelaksana pelayanan kesehatan, 4. Penyandang dana,
5. Pembuat dan pelaksana kebijakan pelayanan kesehatan.
Saling bergantung dan memberikan dampak
Layanan yang bermutu itu seperti apa?
Layanan yang bermutu adalah layanan yg memnuhi syarat berikut:
• berorientasi pada pelanggan (customer oriented),
• tersedia (available),
• mudah didapat (accessible),
• memadai (acceptable),
• terjangkau (affordable), dan
• mudah dikelola (controllable).
Dimensi mutu
Parasuraman dkk (1988)
• Realibilitas (reliability): konsistensi
• Daya Tanggap (responsivenesss): cepat tanggap terhadap pelanggan/pasien dalam memberikan pelayanan
• Jaminan (assurance): kompetensi, dan keamanan sistem
• Empati (empathy): empati terhadap pasien/ termasuk komunikasi yang baik terhadap pasien
• Bukti fisik/bukti langsung: ketersedian sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya pelayanan yang berkualitas
Dasar Hukum ttg Mutu Pelayanan Kesehatan
1. UURI nomor 29 th 2004 : praktik kedokteran,
– Pasal 3, 4, 6: mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis
– Pasal 49 : wajib menyelenggarakan kendali mutu
– Pasal 44 : praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran
2. UU Nomor 44 th 2009 : Rumah Sakit
– Pasal 40 : peningkatan mutu , RS wajib melakukan akreditasi 3. Kepmen 377 th 2007 : standar profesi perekam medis
– Komp 4 : menjaga mutu rekam medis
4. Permenkes no 34 tahun 2017 à Akreditasi Rumah Sakit
Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu?
1. Kepuasan Pelanggan
2. Standar Pelayanan Kesehatan
• Kedua aspek ini haruslah seimbang.
Tugas:
• Buatlah resume terkait mutu pelayanan kesehatan
berdasarkan artikel di salah satu jurnal (Bahasa
Indonesia/Inggris).
• Tugas disajikan dalam bentuk power point.
INSTRUMEN
PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU
MIK SV UGM
Pendahuluan
• Sumber data instrument peningkatan mutu antara lain: keluhan
pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi kasus.
• Sasaran mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial akan terjadi, dan peluang- peluang untuk perbaikan yang diharapkan akan lebih memuaskan
pelanggan.
• Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran mutu, dan menyusun rencana perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik
menggunakan maupun tidak menggunakan metode statistik.
Jenis alat/
instrument mutu:
1. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang meliputi:
• diagram pencar
• histogram
• diagram pareto
• diagram kendali
• lembar periksa (check sheet)
• diagram
kecendrungan (run chart)
2. Alat-alat mutu bukan statistik (Non- statistical tools) merupakan alat untuk mengembangkan ide mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan. Alat-alat tersebut meliputi:
• curah pendapat
• multivoting
• matriks prioritas masalah
• fishbone
• bagan alir
• failure mode and effect analysis
• bagan gantt
Pemanfaatan Data Dalam
Manajemen Mutu
Sumber Data
1. Data Primer
Data yang didapatkan langsung dari pihak pertama e.g : keluhan pasien terhadap pelayanan, tingkat kepatuhan petugas dll.
2. Data Sekunder
Data yang didapatkan dari sumber lain. e.g : data kejadian penyakit, data penggunaan obat, jumlah SDM dll
Jenis data
berdasarkan waktu
pengumpulan data
1. Cross sectional
Data yang diambil dalam satu waktu
2. Longitudinal
à Data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu
Data
berdasarkan sasaran
1. Data perorangan
Data yang diperolah dari individu. e.g hasil wawancara terhadap pasien
2. Data kelompok
à Data yang diperoleh dari kelompok.
e.g hasil FGD (Focus Group Discussion)
Berdasarkan jenis
1. Data kuantitatif
Data yang jumlah angkanya sudah diketahui dengan pasti berupa angka nominal atau persentasi
2. Data kualitatif
Data yang belum jelas angka nominalnya
Metode dan Instrumen
Pengambilan Data
Observasi
• à Menggunakan ceklist
Wawancara
• à Wawacara perorangan
• à Diskusi kelompok terarah
Angket: Menggunakan form
Pengukuran: Menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel.
Pengolahan dan Penyajian Data
Tahapan pengolahan data terdiri dari:
1. Pengecekan Data 2. Memberi kode data 3. Input Data
4. Pembersihan Data
Penyajian data:
1. Penyajian bentuk narasi
2. Penyajian bentuk tabel
3. Penyajian bentuk grafik
Analisis Data
• Analisis Univariat : analisis persentase, rata-rata, median, modus, proporsi, ratio, rate, simpangan baku dll
• Analisis Bivariat : Chi square, uji T, Anova, dll
• Analisis Multivariat : Regresi logistik, regresi linier
Contoh:
Mutu rekam medis yang baik adalah mutu rekam medis yang dapat memenuhi
indikator sebagai berikut:
1. Kelengkapan isian rekam medis (Permenkes No. 269/2008);
2. Keakuratan, ketepatan catatan rekam medik;
3. Tepat waktu, rekam medis harus diisi dan dikembalikan ke Sub bagian
rekam medik tepat waktu sesuai
dengan standar yang ada (maksimal 1x24 jam);
4. Aspek persyaratan hukum terpenuhi.
Standar Pelayanan Bidang Rekam Medis
INDIKATOR STANDAR
1. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
2. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
3. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap
1. 100 %
2. 100 %
3. ≤ 10 menit
4. ≤ 15 menit
TUGAS
• Buatlah resume dari artikel berikut dengan teman kelompok.
• “Quality Assurance of Health Care In Developing Countries”
• (Makalah dan PPT)
• https://simpan.ugm.ac.id/s/m7cY53zt4 nIUGeI
C. Pendekatan Akreditasi
• Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik) setelah dilakukan penilaian dan telah
memenuhi peraturan dan perundang- undangan serta Standar Akreditasi.
• Lembaga independen pelaksana akreditasi RS dalam negeri yaitu Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
• Penyelenggara akreditasi RS diakreditasi oleh International Standart for Quality in Helathcare (ISQua)
• Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan sejak tahun 1995 dan selama ini menggunakan standar akreditasi berdasarkan tahun berapa standar tersebut
mulai dipergunakan untuk penilaian, sehingga selama ini belum pernah ada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia, sedangkan status
akreditasi saat ini ada status akreditasi nasional dan status akreditasi
internasional, maka di Indonesia perlu ada Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.
• Akreditasi rumah sakit di Indonesia dilaksanakan berdasarkan pasal 40 undang- undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yaitu dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali oleh lembaga independen yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
• Berdasarkan hal tersebut maka standar akreditasi untuk rumah sakit yang mulai diberlakukan pada Januari 2018 ini diberi nama Standar Nasional Akreditasi
Rumah Sakit Edisi 1 dan disingkat menjadi SNARS Edisi 1.
• Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 yang selanjutnya disebut SNARS edisi 1, merupakan standar akreditasi baru yang
bersifat nasional dan diberlakukan secara nasional di Indonesia pada 1 Januari tahun 2018.
• Disebut dengan edisi 1, karena di Indonesia baru pertama kali ditetapkan standar nasional untuk akreditasi rumah sakit.
• Pada tahun 2019, SNARS edisi 1 yang terdiri dari 16 bab sudah dinyatakan terakreditasi oleh International Society for Quality in Healthcare (ISQua).
• Mengingat ada beberapa rekomendasi dari ISQua terkait dengan
SNARS edisi 1 dan juga ada perbedaan persepsi di elemen penilaian SNARS edisi 1, maka KARS melakukan revisi SNARS edisi 1 dan
mengeluarkan SNARS edisi 1.1 yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2020.
• SNARS Edisi 1.1 dan Instrumen Survei SNARS Edisi 1.1 memuat
standar akreditasi rumah sakit yang mudah dipahami sehingga mudah diimplementasikan, yang lebih mendorong peningkatan mutu,
keselamatan pasien dan manajemen risiko, termasuk di rumah sakit yang ada peserta didiknya, serta mendukung program nasional bidang kesehatan.
• Terbitnya SNARS Edisi 1.1 dan Instrumen Survei SNARS Edisi 1.1 ini
juga merupakan respons KARS agar standar KARS tetap sejajar dengan standar akreditasi internasional.
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit ditetapkan di Jakarta oleh
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin pada tanggal 13 April 2022.
• Pada bulan Desember 2021 Kementerian Kesehatan mencatat 3.120 rumah sakit telah teregistrasi.
• Sebanyak 2.482 atau 78,8% rumah sakit telah terakreditasi dan 638 rumah sakit atau 21,2% belum terakreditasi.
• Upaya percepatan akreditasi rumah sakit mengalami beberapa kendala
antara lain adanya isu atau keluhan terkait lembaga penilai akreditasi yang juga melakukan workshop atau bimbingan, penilaian akreditasi dianggap mahal, masih kurangnya peran pemerintah daerah dan pemilik rumah sakit dalam pemenuhan syarat akreditasi, akuntabilitas lembaga, dan lain-lain.
• Pemerintah mengharapkan pada tahun 2024 seluruh rumah sakit di
Indonesia telah terakreditasi sesuai dengan target RPJMN tahun 2020 - 2024. Demikian dalam lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1128/2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
Apakah terdapat perbedaan?
Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan versi Akreditasi
• Rumah Sakit (SNARS 2018, SNARS 2020)
• Stnadar Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
• Ada 15 Standar MIRM
• Selengkapnya dapat dilihat pada link berikut:
https://simpan.ugm.ac.id/s/wUsywbHVEi3WRkv
• Puskesmas dan Klinik (Pedoman akreditasi FKTP)
• Unsur yang dinilai dalam pelaksanaan akreditasi Puskesmas meliputi : 1) administrasi dan manajemen Puskesmas, 2) penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat, dan 3) penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan; sedangkan
• Klinik Pratama dan tempat praktek mandiri dokter/dokter gigi dilakukan penilaian
terhadap 1) administrasi dan manajemen, dan 2) penyelenggaraan upaya kesehatan.
Yang terbaru tahun 2022….?
HASIL PENILAIAN AKREDITASI BARU NASIONAL
• Dasar (4 bab minimal 80%, yang lain minimal 20%)
• Madya (8 bab minimal 80%, yang lain minimal 20%)
• Utama (12 bab minimal 80%, yang lain minimal 20%)
• Paripurna (semua bab minimal 80%)
Agar standar yang ditetapkan bisa dicapai
Standar Operating Prosedur (SOP)
Indikator (Tolak Ukur)
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
1. Pelayanan gawat darurat 2. Pelayanan rawat jalan 3. Pelayanan rawat inap 4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi 6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik 9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi 11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah 13. Pelayanan keluarga miskin 14. Pelayanan rekam medis 15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen 17. Pelayanan ambulans/ kereta jenazah 18. Pelayanan pemulasaran jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit 21. Pencegah pengendali infeksi
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 Bab III tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
A. Jenis-Jenis Pelyanan Rumah Sakit Minimal :
Standar Pelayanan Bidang Rekam Medis
INDIKATOR STANDAR
1. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan
2. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
3. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap
1. 100 %
2. 100 %
3. ≤ 10 menit
4. ≤ 15 menit
Tugas dan Diskusi Kelompok
Bentuklah kelompok yang akan membahas mengenai topik di bawah.
Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan power point:
1. Akreditasi RS
2. Akreditasi Puskesmas 3. Akreditasi Klinik
4. UTD 5. Labkes
6. TPMD/ TPMDG
Referensi
• Al-Assaf. 2014. Mutu Pelayanan Kesehatan (Perspektif Internasional).
EGC: Jakarta.
• Akreditasi diakses melalui http://www.kars.or.id/ tahun 2020.
• Machmud R. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2008;2(2):186.
• Rahmawati AF, Supriyanto S. Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Dimensi Dabholkar Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia. 2013;1:132–9.