• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

N/A
N/A
Theolia Parapat

Academic year: 2024

Membagikan " Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

"Mutu Pelayanan Kesehatan"

(2)

KONSEP DASAR MUTU

(3)

Mutu

Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa

pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan di mana produk atau jasa pelayanan dalam

penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan (Armand V.

Feigenbaum)

(4)

Beberapa Definisi Profesional tentang mutu, antara lain

• Mutu : gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan

kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality Control).

• Mutu : Fitness for use, atau kemampuan kecocokan penggunaan (J.M. Juran).

• Mutu : kesesuaian terhadap permintaan persyaratan

(The conformance of requirements-Philip B.

Crosby, 1979).

(5)

Mutu : “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan”. (Goetsch dan Davis,1994,p.4) :

(6)

Banyak arti tentang mutu namun dua di antaranya sangat penting bagi manajer, meskipun tidak

menyadarinya, yaitu

• Mutu sebagai keistimewaan Produk

 Di mata pelanggan, semakin baik keistimewaan

produk semakin tinggi mutunya.

• Mutu berarti bebas dari kekurangan (defisiensi)

 Di mata pelanggan semakin sedikit kekurangan,

semakin baik mutunya.

(7)

Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan

Mutu yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk:

• Meningkatkan kepuasan pelanggan.

• Membuat produk mudah laku dijual

• Memenangkan persaingan

• Meningkatkan pangsa pasar

• Memperoleh pemasukan dari penjualan

• Menjamin harga premium

• Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan

• Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak

(8)

Mutu yang bebas dari kekurangan

Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk:

• Mengurangi tingkat kesalahan

• Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan

• Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi

• Mengurangi ketidakpuasan pelanggan

• Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji

• Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar

• Tingkatkan hasil/kapasitas

• Meningkatkan kinerja pengiriman

• Dampak utama biaya

• Biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit

(9)

Beberapa Faktor-Faktor yang Berorientasi waktu yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan

fitness for use, yaitu

• Availibility (tersedianya)

• Reliability (daya tahan atau kehandalan)

• Maintainability (kemampuan pemeliharaan)

• Producibility/manufacturability (Kemampuan

Menghasilkan)

(10)

Trilogi Juran

• Perencanaan Mutu (Quality Planning)

• Pengendalian Mutu (Quality Control)

• Peningkatan Mutu (Quality

Improvement)

(11)

Perencanaan Mutu

• Suatu mutu seharusnya direncanakan atau

dirancang, yang terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut

• Menetapakan (Identifikasi) siapa pelanggan

• Menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan

• Mengembangkan keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan.

• Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan

keistimewaan produk

• Mengarahkan perencanaan ke kegiatan- kegiatan

operasioanal

(12)

Pengendalian Mutu

Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat

dipertahankan.

• Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain

 Evaluasi kinerja dan kontrol produk

 Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan

produk.

 Bertindak terhadap perbedaan atau

penyimpangan mutu yang ada.

(13)

Peningkatan Mutu

Peningkatan mutu mencakup dua hal yaitu 1. Fitness for use

2. Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan

•Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu

 Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu.

 Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu.

 Menetapkan tim proyek

 Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk

 Mendiagnose penyebab

 Merangsang perbaikan

 Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan

(14)

Meningkatkan fitness for use mempunyai beberapa Manfaat

• Mutu lebih baik dari pengguna

• Pangsa Pasar yang besar untuk manufaktur

• Harga premi bagi manufaktur

• Status pasaran bagi manufaktur

(15)

Mengurangi tingkat Kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat

• Mengurangi biaya dan beberapa gesekan pengguna

• Mengurangi secara dramatis pembiayaan bagi manufaktur.

• Meningkatkan produktivitas lebih mudah diproduksi

• Mengurangi inventaris dalam mendukung konsep

tepat waktu

(16)

Manajemen Mutu Philip B. Crosby

Menurut, Philip B. Crosby, ada empat hal yang mutlak (absolut) menjadi bagian integral dari manajemen

mutu, yaitu bahwa

• Definisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (The definition of Quality is conformance to requirements)

• Sistem mutu adalah pencegahan (The system of quality is prevention)

• Standar penampilan adalah tanpa cacat (The performance standard is Zero Defects)

• Ukuran mutu adalah harga ketidaksesuaian (The measurement of quality is the price of

nonconformance)

(17)

14 langkah yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana Zero Defects, yaitu

1. Komitmen Manajemen (Management Commitment) 2. Tim Peningkatan Mutu (Quality improvement Team) 3. Pengukuran-Pengukuran (Measurement)

4. Biaya Mutu (Cost of Quality)

5. Sadar akan Mutu (Quality awareness) 6. Kegiatan koreksi (Corrective action) 7. Rencana ZD (zero deffects planning) 8. Pelatihan pekerja (employee education) 9. Hari ZD (zero deffects day)

10. Menyusun tujuan (Goal setting)

11. Mengganti penyebab kesalahan (error cause removal)

12. Pengakuan (recognition)

13. Dewan Mutu (Quality council)

14. Kerjakan sekali lagi (Do it ever again)

(18)

Manajemen Mutu Deming

• Menurut, Deming terdapat 14 butir pedoman

manajemen yang menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mentransformasi budaya mutu atau perubahan budaya organisasi. 14 butir manajemen mutu Deming yaitu

1. Ciptakan keajegan tujuan dalam menuju perbaikan produk dan jasa, dengan maksud untuk menjadi

lebih dapat bersaing, tetap berada dalam bisnis dan

untuk menciptakan lapangan kerja.

(19)

2. Adopsilah falsafah baru. Manajemen harus memahami adanya era ekonomi baru dan siap menghadapi tantangan, belajar

bertanggung jawab dan mengambil alih kepemimpinan guna menghadapi perubahan.

3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu produk. Bentuklah mutu sejak dari awal.

4. Hentikan praktik menghargai kontrak berdasarkan tawaran yang rendah.

5. Perbaiki secara konstan dan terus menerus system produksi dan jasa, untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas yang pada gilirannya secara konstan menurunkan biaya.

6. Lembagakan on the job training

7. Lembagakan kepemimpinan. Tujuan dari kepemimpinan haruslah untuk membantu orang dan teknologi dapat bekerja dengan lebih baik.

(20)

8. Hapuskan rasa takut sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif

9. Hilangkan dinding pemisah antar departemen sehingga orang dapat bekerja sebagai suatu tim

10.Hilangkan slogan, desakan dan target bagi tenaga kerja. Hal – hal tersebut dapat menciptakan permusuhan

11.Hilangkan kuota dan manajemen berdasarkan sasaran. Gantikan dengan kepemimpinan

12.Hilangkan penghalang yang dapat merampok kebanggaan karyawan atas keahliannya

13.Giatkan program pendidikan dan self – improvement

14.Buatlah transformasi pekerjaan setiap orang dan siapkan setiap orang untuk mengerjakannya

(21)

Manajamen Mutu Atau 14 Anjuran Deming Dapat di Ringkas Dalam Pengertian Segitiga Deming,Segitiga

Joiner Atau Segitiga TQM

• Aksioma 1 Komitmen tingkat puncak untuk perbaikan mutu.

• Aksioma 2 Menatap setiap aspek secara efektif untuk meyakinkan bahwa produk atau jasa di rancang, dibangun, dan diantarkan sesuai

dengan

harapan pelanggan.

• Aksioma 3 Setiap anggota organisasi menyadari

pentingnya peranan dirinya untuk pencapaian

tersebut.

(22)
(23)

Deming’s Seven Deadly Diseases

Deming’s Seven Deadly Diseases

merupakan ringkasan dari pandangan

Deming terhadap factor – factor yang

dapat merintangi transformasi menuju

bisnis berkualitas tingkat dunia. Ketujuh

factor tersebut yaitu:

(24)

1. Kurangnya keajegan tujuan untuk merencanakan produk dan jasa yang memiliki pasar yang cukup untuk dapat mempertahankan perusahaan dalam bisnis dan menyediakan lapangan kerja

2. Penekanan pada laba jangka pendek; pemikiran jangka pendek yang didorong oleh ketakutan akan usaha – usaha pengambil alihan dan tekana dari bankir dan pemilik saham untuk

menghasilkan dividen.

3. System pemeriksaan personal bagi para manajer dan manajemen berdasarkan sasaran tanpa menyediakan metode – metode atau sumber daya untuk mencapai sasaran tersebut.

4. Job hopping oleh para manajer

5. Hanya menggunakan data dan informasi yang tampak dalam

pengambilan keputusan, hanya memeriksa sedikit pertimbangan atau bahkan tidak sama sekali terhadap apa yang tidak diketahui atau tidak dapat diketahui.

6. Biaya medis yang terlalu berlebihan

7. Biaya hutang yang berlebihan yang dikarenakan para pengacara yang bekerja berdasarkan tarif kontingensi.

(25)

Faktor-faktor Fundamental yang mempengaruhi mutu 9 M

1. Men 2. Money 3. Materials 4. Machines

5. Modern Information Methods 6. Markets

7. Management 8. Motivation

9. Mounting Product Requirement

(26)

Perspektif terhadap kualitas

David Garbin (dalam Lovelock, 1994, pp.98-99;Ross,1993, pp.97-98)

mengidentifikasi adanya 5 alternatif

perspektif kualitas yang biasa digunakan,

yaitu:

(27)

1. Transcendental Approach

• Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.

Sudut pandang ini biasanya

diterapkan dalam seni music, drama,

tari dan seni rupa.

(28)

2. Product – Based Approach

• Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai

karakteristik atau atribut yang dikuantifikasikan dan dapat diukur.

• Perbedaan dalam kualitas mencerminkan

perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.

• Pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat

menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan

dan preferensi individual.

(29)

3. User – Based – Approach

• Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang

memandangnya, dan produk yang paling

memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

• Perpektif yang subjektif dan demand – oriented ini juga menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda

pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama

dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

(30)

4. Manupacturing – Based – Approach

• Perspektif ini bersifat supply – based

• Kualitas sebagai sama dengan

persyaratannya (conformance to requirements).

• Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operation – driven.

• Tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya.

• Menentukan kualitas adalah standar – standar

yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen

yang menggunakannya.

(31)

5. Value – Based – Approach

• Kualitas dari segi nilai dan harga.

• Mempertimbangkan trade – of antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai afordable

excellence.

• Kualitas dalam perfektif ini bersifat relatif,

sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.

• Produk yang paling bernilai adalah produk atau

jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

(32)

Tabel Perbandingan pandangan akan kualitas:

  Deming Juran Crosby

Definis Kualitas Suatu tingkat yang dapat diprediksi dari

keseragaman dan ketergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan pasar

Kemampuan untuk digunakan (fitness for use)

Sesuai dengan persyaratan

Tingkat tanggung jawab

Bertanggung jawab 94 % atas masalah kualitas Kurang dari 20% masalah kualitas karena pekerja

Bertanggung jawab untuk kualitas

Standar prestasi / motivasi

Kualitas memiliki banyak “skala” sehingga perlu digunakan statistic untuk mengukur prestasi pada semua bidang, kerusakan nol sangat penting

Menghindari kampanye untuk

melakukan pekerjaan yang sempurna

Kerusakan nol (zero defects)

Pendekatan umum Mengurangi keanekaragaman dengan perbaikan berkesinambungan dan menghentikan inspeksi massa

Pendekatan manajemen umum terhadap kualitas, khususnya unsur manusia

Pencegahan, bukanlah inspeksi

Struktur 14 butir untuk manajemen 10 langkah perbaikan kualitas 14 langkah perbaikan kualitas Pengendalian proses

statistik

Metode statistic untuk pengendalian kualitas harus digunakan

Merekomendasi SPC akan tetapi memperingatkan bahwa SPC dapat mengakibatkan Total driven aproach

Menolak tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistic

Basis perbaikan Secara terus menerus mengurangi penyimpangan Pendekatan kelompok proyek – proyek; menetapkan tujuan

Menolak tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistic

Kerjasama tim Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dan memecahkan kendala antar departemen

Pendekatan tim dan gugus kendali mutu

Kelompok perbaikan kualitas dan dewan kualitas

(33)

Mutu Pelayanan Kesehatan

(34)

• Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat

memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan

dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar, WHO, 1988).

• Mutu adalah suatu sifat yang dimiliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa

pelayanan dibagi ke dalam paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal (Avedis Donabedian, 1980)

Beberapa Definisi Profesional tentang mutu

Pelayanan Kesehatan, antara lain :

(35)

Arti Mutu Pelayanan Kesehatan dari beberapa Sudut Pandang

• Pasien, Petugas Kesehatan dan Manajer

• Mutu merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan

• Pasien dan Masyarakat

• Mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan

tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai

dengan kebutuhan mereka diberikan dengan cara yang

ramah pada waktu mereka berkunjung.

(36)

• Petugas Kesehatan

• Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan

pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan

memenuhi standar yang baik.

• Kepuasan Praktisioner

• Suatu ketetapan “kebagusan” terhadap penyediaan dan keadaan dari pekerja praktisioner, untuk pelayanan oleh kolega-kolega atau dirinya sendiri

• Manajer Bagi yayasan atau pemilik Puskesmas / rumah sakit

(37)

DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Kompetensi Teknis (Technical competence)

2. Akses terhadap pelayanan (Access to service) 3. Efektivitas (Effectiveness)Efisiensi (Efficiency) 4. Kontinuitas (Continuity)

5. Keamanan (Safety)

6. Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)

7. Kenyamanan (Amenities)

(38)

Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan

• Pada umumnya untuk meningkatkan mutu pelayanan ada dua cara:

1. Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya, tenaga, biaya, peralatan, perlengkapan dan material

2. Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan pelayanan

(39)

Ada tiga Pendekatan evaluasi (penilaian) mutu, yaitu :

1.Struktur 2.Proses

3.Outcomes

(40)

• Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, sumber daya

manusia lainnya di fasilitas kesehatan.

• Struktur = input

• Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari : a. Jumlah, besarnya input

b. Mutu struktur atau mutu input c. Besarnya anggaran atau biaya d. Kewajaran

2. STRUKTUR

(41)

3. Outcomes

• Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien.

• Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.

• Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur tertentu.

• Outcome jangka panjang adalah status kesehatan

dan kemampuan fungsional pasien.

(42)

Proses

• Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat dan

tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan pasien.

• Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.

• Baik tidaknya proses dapat diukur dari :

• Relevan tidaknya proses itu bagi pasien

• Fleksibilitas dan efektifitas

• Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya

• Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan

(43)

Pendekatan Mutu Pelanggan Pelayanan Kesehatan

• Pada umumnya pendekatan terhadap mutu pelayanan kesehatan ada dua cara:

1. Pendekatan kesehatan masyarakat

• Pendekatan ini menyangkut seluruh sistem

pelayanan kesehatan dari tingkat dasar (grass root) sampai yang tertinggi.

2. Pendekatan institusional atau individual

• Pendekatan ini berkaitan dengan mutu pelayanan

kesehatan terhadap perorangan oleh suatu institusi

atau fasilitas kesehatan.

(44)

Pelanggan dalam pelayanan Kesehatan

• Pelanggan Internal

• Para tenaga medis, paramedis, nonmedis atau pelaksana fungsional lainnya seperti laboratorium, radiologi, gizi,

ambulance, blood bank, yang kesemuanya saling

membutuhkan, saling tergantung dalam suatu sistem pelayanan kesehatan intern

• Pelanggan Eksternal

• pelanggan yang sesungguhnya menjadi sasaran dari misi organisasi pelayanan kesehatan, yaitu para pasien, famili dan sahabatnya serta pihak-pihak lain yang

berkepentingan

(45)

Pelayanan Medis yang Baik :

• Pelayanan medis yang baik adalah praktek

kedokteran (pengobatan) yang rasional yang berdasarkan ilmu pengetahuan.

• Pelayanan medis yang baik, menekankan pencegahan

• Pelayanan medis yang baik, memerlukan

kerjasama yang cerdik (intilligent) antara pasien

yang awam dan para praktisi yang ilmiah medis

(46)

Pelayanan Medis yang Baik :

• Pelayanan medis yang baik, memerlukan individu seutuhnya

• Pelayanan medis yang baik, mempertahankan hubungan pribadi yang akrab dan

berkesinambungan antara dokter dan pasien

• Pelayanan medis yang baik dikoordinasikan

dengan pekerjaan kesejahteraan social

(47)

Pelayanan Medis yang Baik :

• Pelayanan kesehatan yang baik,

mengkordinasikan semua jenis pelayanan kesehatan

• Pelayanan medis yang baik termasuk

pelaksanaan semua pelayanan yang diperlukan dari ilmu kedokteran modern sesuai dengan

kebutuhan semua orang.

(48)

Pengembangan Mutu Pelayanan

Puskesmas

(49)
(50)

MANAJEMEN PUSKESMAS

Pengeraka n Pelaksana

an (P2)

Pengawasa n Pengendali

an dan Penilaian

(P3)

Manajemen Sistem Informasi Puskesmas Manajemen

Sumberdaya

Manajemen Upaya Manajemen Mutu Manajemen

Pemberdayaan MasyarakatTerintegrasi

melalui

pelaksanaan

Manajemen Puskesmas

Perencan aan (P1)

POLA KEPEMIMN DAN PINA KOMUNIKEFEKTIFASI

(51)

KEWENANGAN PUSKESMAS

(Permenkes 75/2014)

51

FUNGSI KEWENANGAN PUSKESMAS SESUAI FUNGSI (Pasal 7)

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

UKM Esensial

Pelayanan Promosi Kes

Pelayanan Kes Lingkungan

Pelayanan KIA dan KB

Pelayanan Gizi

Pelayanan Pencegahan &

Pengendalian Penyakit

UKM Pengembangan

UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara

KOMPREHENSI F,

BERKESINAMB UNGAN dan BERMUTU

Mengutamakan upaya

PROMOTIF dan

PREVENTIF;

Berorientasi INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK dan MASYARAKA

T

(52)

PERAN DITJEN PELAYANAN KESEHATAN

DALAM PENINGKATAN AKSES YANKES BERKUALITAS

DIT. YANKES PRIMER DIT YANKES RUJUKAN

DIT. KESTRAD DIT. YANKES PRIMER DIT YANKES RUJUKAN

DIT. KESTRAD

DIT

FASYANKES DIT

FASYANKES

DIT MUTU &

AKREDITASI YANKES

KEPATUHAN FASYANKES TERHADAP STANDAR INPUT

& PROSES

PEMENUHAN KEBUTUHAN

SARPRAS FASYANKES

PENYELENGGARAAN YANKES

MEMPERSIAPKAN FASYANKES SIAP

DIAKREDITASI

PEMETAAN/

REGISTRASI FASYANKES

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

(53)

Implementasi Perbaikan Dan Peningkatan Mutu

Penyelenggaraan Upaya-upaya Kesehatan dan Manajemen

Puskesmas Secara

Berkesinambungan

(54)
(55)
(56)
(57)

PLAN:

Kumpul data untuk identifikasi masalah &

sebabnya (gunakan tools)  baseline data

Rumuskan langkah koreksinya/perbaikan DO:

Laksanakan rencana perbaikan, upayakan perbaikan/peningkatannya (Improvement).

STUDY/CHECK:

• Pelajari efek perubahan yg t’jadi thd kondisi yg ada Kumpulkan data baru dan bandingkan dgn data dasar dulu.

• Lihat efek perubahan, replikasikan

• Slalu upayakan sesuatu yg beda

ACTION:

• Bila upaya berhasi/sukses, stan- darisasikan perubahan tsb,

• Selanjutnya upayakan perbaikan/

peningkatan terus menerus

• Bila kurang berhasil, cari jalan lain identifikasi ulang masalah/upaya.

(58)

1. Kebijakan Mutu

2. Membangun komitmen bersama tentang perbaikan dan peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas, secara berkesinambungan

3. Pembentukan Tim Mutu

4. Menyusun pedoman serta penetapan indikator-indikator mutu untuk semua penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan manajemen di puskesmas

5. Melakukan self assestment tentang tingkat mutu penyelengaraan pelayanan kesehatan dan manajemen di bidangnya masing-masing, berdasarkan indikator yang ditetapkan

6. Menyusun rencana kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu berkesinambungan secara terintegrasi 7. Melakukan pemantauan dan evaluasi

8. Melakukan tindak lanjut atas hasil pemantauan dan evaluasi

(59)

Mengukur Memonitor Mengendalikan

Memelihara Menyempurnaka

n

Indikator

Standar/SPO

Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin

CQI:

Siklus PDCA

(60)

Implementasi Konsep Mutu di Puskesmas

• Peningkatan Mutu penyelenggaraan pelayanan berkesinambungan di

Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan hasil/ keluaran /output dengan

memperbaiki kapasitas organisasi secara menyeluruh , dan menurunkan atau

mengendalikan variabilitas yang terdapat dalam proses untuk mencapai

hasil/keluaran/output yang diinginkan

secara konsisten

(61)
(62)

• Peningkatan Mutu penyelenggaraan pelayanan

berkesinambungan (CQI) lebih berfokus pada

perbaikan proses

(63)

Tahapan

P1, P2, dan P3

TAHAPAN OUTPUT KEGIATAN

P1 (Perencanaan) • Adanya penggalangan Komitment manajemen dan semua Staf

• Adanya Kebijakan Mutu Puskesmas

• Adanya Tim Mutu dan Uraian Tugas Tim Mutu di Puskesmas

• Adanya Penyusunan Pedoman/ Manual Mutu

• Adanya Rencana / Program kerja peningkatan mutu yang disertai dengan Indikator mutu

berdasarkan data yang diperoleh dari assessment

• Adanya Sumber Daya yang dialokasikan berkaitan dengan peningkatan mutu

(64)

TAHAPAN OUTPUT KEGIATAN P2 (Pelaksanaan dan

Penggerakan)

Adanya pertemuan tim mutu yang rutin dilaksanakan dalam rangka proses

(65)
(66)

Peningkatan Kualitas Berkelanjutan (CQI)

• CQI adalah proses siklus.

• Mengidentifikasi area di mana ada peluang untuk perbaikan kemudian menguraikan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah itu, dan

mengimplementasikannya.

• Setelah siklus selesai, harus ditentukan apakah masalah telah dipecahkan.

• Jika masalah berlanjut, siklus harus

diulang.

(67)

Prinsip Dasar CQI:

• Kerja tim

• Perspektif pelanggan

• Terus meningkatkan kualitas bahkan tanpa masalah

• Pengukuran proses kerja

• Kemauan dan keinginan untuk

berubah

(68)
(69)

THANK YOU

Insert the Subtitle of Your Presentation

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan kesehatan dalam krisis kesehatan sesuai standar adalah layanan minimal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar penduduk terdampak krisis kesehatan

Beberapa Definisi Profesional tentang mutu, antara lain : Mutu gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk

Mahasiswa mampu menguraikan konsep dasar manajemen mutu pelayanan kesehatan dengan benar... Dimensi Mutu

3 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan [2023] Sistem manajemen mutu adalah suatu tatanan dalam system manajemen yang direncang dan ditetapkan untuk menjamin agar system atau pelayanan

Pengertian Pelayanan kesehatan dalam krisis kesehatan sesuai standar adalah layanan minimal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dasar penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana

Dokumen ini membahas tentang konsep dasar perawatan kebidanan dalam kesehatan ibu dan

Dokumen ini berisi tentang konsep dasar penelitian

Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas melalui pedoman