BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Shopping Lifestyle
Sopiyan dan Kusumadewi (2020) menyatakan bahwa shopping lifestyle adalah cara yang dipilih oleh seseorang untuk mengalokasikan pendapatan, baik dari segi alokasi dan untuk berbagai produk dan layanan, serta alternatif – alternatif tertentu dalam pembedaan kategori serupa. Rahma dan Septrizola (2019) menyatakan bahwa merupakan bahwa shopping lifestyle didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh pembeli sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi, ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status sosial dan shopping lifestyle adalah jalan hias hidup di mana orang cocok sendiri (produk, acara, dan sumber daya). Asriningati dan Wijaksana (2019) menyatakan bahwa shopping lifestyle mengacu pada pola konsumsi yang mencerminkan seseorang tentang bagaimana cara menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja, demi memenuhi gaya hidup yang bersifat konsumtif (melakukan pembelian produk atau jasa) meskipun hal tersebut bertolak belakang dengan realitas kebutuhan dan kemampuan yang dimilikinya.
Zayusman dan Septrizola (2019) menyatakan bahwa shopping lifestyle aktivitas seseorang dalam menghabiskan waktu dan uang ,dengan adanya ketersediaan waktu pelanggan akan memiliki banyak waktu untuk berbelanja dan dengan uangnya akan memiliki daya beli yang tinggi dan gaya hidup yang mengacu pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka menghabiskan
waktu, uang, kegiatan pembelian yang dilakukan, sikap, dan pendapat mereka tentang dunia dimana mereka tinggal. Fauziyyah dan Oktafani (2018) menyatakan bahwa shopping lifestyle adalah cara seseorang untuk mengalokasikan waktu dan uang untuk berbagai produk, layanan, teknologi, fashion, hiburan dan pendidikan.
Deviana dan Giantari (2016) menyatakan bahwa shopping lifestyle adalah aktivitas seseorang membeli produk dengan harga yang terjangkau namun dengan volume yang besar.
2.1.1 Indikator Shopping Lifestyle
Japarianto dan Monika (2020) menyatakan bahwa untuk mengukur shopping lifestyle, yaitu:
1. Activities, yaitu tindakan nyata konsumen dalam berbelanja di Shopee
2. Interest, yaitu ketertarikan konsumen dalam berbelanja online di Shopee pada sesuatu yang bersifat mendalam.
3. Opinion, yaitu bagaimana pandangan konsumen terhadap berbelanja online di Shopee
2.2 Pengertian Sales Promotion
Salim (2020) menyatakan bahwa sales promotion adalah bahan inti dari kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek yang dirancang untuk menstimulasikan pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan.
Tarigan, et al (2019) menyatakan bahwa sales promotion kegiatan promosi untuk mengunggah atau menstimulasi pembelian, sehingga merupakan usaha penjualan
khusus. Felita dan Oktivera (2019) menyatakan bahwa sales promotion adalah aktivitas pemasaran yang menyediakan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjual (sales force), distributor atau pelanggan utama dengan tujuan utama yaitu dapat menstimulisasi penjualan secara cepat dan sales promotion sebagai alat-alat insentif yang dipakai untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa secara cepat dan lebih besar yang biasanya bersifat jangka pendek.
Trifiyanto (2019) menyatakan bahwa sales promotion merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Poluan, et al (2019) menyatakan bahwa sales promotion merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi penjualan pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada pasar sasaran untuk segera melakukan suatu tindakan. Anshari dan Mahani (2018) menyatakan bahwa sales promotion terdiri dari kumpulan alat-alat intensif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih besar oleh konsumen atau pedagang
2.2.1 Indikator Sales Promotion
Setiawan dan Bernardus (2018) menyatakan bahwa untuk mengukur sales promotion, yaitu:
1. Promo yang ditawarkan Shopee bervariasi (giveaway, discount, bonus)
2. Syarat untuk mendapatkan promo yang ditawarkan Shopee jelas
3. Promo yang ditawarkan Shopee menarik dan mengarahkan terjadinya pembelian
2.3 Pengertian Impulse Buying
Salim (2020) menyatakan bahwa impulse buying adalah perilaku pembelian yang tidak direncanakan dengan ciri pengambilan keputusan relatif cepat dan hasrat untuk dapat memiliki. Pembelian seperti ini digambarkan lebih menggairahkan, tidak disengaja, dan sulit untuk dihindari dibandingkan dengan perilaku pembelian terencana. Tarigan, et al (2019) menyatakan bahwa impulse buying adalah tindakan pembelian yang dilakukan konsumen dimana sebelumnya belum ada rencana untuk membeli tersebut, konsumen melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli suatu produk atau merek tertentu. Sopiyan dan Kusumadewi (2020) menyatakan bahwa impulse buying adalah merupakan keputusan pembelian yang dilakukan di dalam toko dengan tidak adanya pengakuan eksplisit akan kebutuhan atas pembelian tersebut sebelum masuk ke toko.
Rahma dan Septrizola (2019) menyatakan bahwa impulse buying adalah merupakan suatu tindakan yang dibuat tanpa perencanaan sebelumnya, atau keputusan pembelian terjadi saat berada dalam suatu toko atau online shop.
Pembelian tidak terencana ini adanya stimulus atau rangsangan yang terjadi saat berada dalam sebuah toko atau saat sedang melihat online shop. Poluan, et al (2019) menyatakan bahwa impulse buying adalah pembelian tidak terencana
sebagai desakan hati secara tiba-tiba dengan penuh kekuatan, bertahan dan tidak direncanakan untuk membeli secara langsung, tanpa memperhatikan akibatnya.
Trifiyanto (2019) menyatakan bahwa impulse buying adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya, atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko
2.3.1 Indikator Impulse Buying
Zayusman dan Septrizola (2019) menyatakan bahwa untuk mengukur impulse buying, yaitu:
1. Spontanitas, yaitu belanja dilakukan sebagai reaksi terhadap stimulus visual yang diterima langsung di tempat penjualan
2. Kekuatan, kompulsif, dan indikator, yaitu intensitas yang tinggi untuk mengesampikan kebutuhan lain dan membeli seketika
3. Kegembiraan dan Stimulasi, yaitu dorongan untuk membeli membeli sering disertai dengan emosi
4. Ketidakpedulian akan akibat, yaitu dorongan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit untuk ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan
2.4 Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka penelitian terdahulu ini berfungsi untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilakukan.
Berikut merupakan table penelitian terdahulu yang dianggap relevan dan dijadikan rujukan dari penelitian ini:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Nama Metode
Penelitian Hasil Keterbatasan Penelitian
1
(Tarigan et al., 2019) Store Atmosphere Dan Sales Promotion Terhadap Impulsive Buying (Studi Kasus Pada Konsumen Ramayana Bogor Square).
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa store atmosphere dan sales promotion secara bersama-sama terhadap impulsive buying pada konsumen Ramayana Bogor Square.
1. Hanya meneliti variabel shopping lifestyle dan online store beliefs terhadap Impulse Buying 2. Meneliti konsumen yang pernah berbelanja di situs online Lazada
2
(Asriningati dan Wijaksana, 2019) Pengaruh Shopping Lifestyle Dan Online Store Beliefs Terhadap Impulse Buying Pada Lazada.Co.Id
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa shopping lifestyle dan online store beliefs terbukti berpengaruh secara simultan terhadap impulse buying pada Lazada.co.id
1. Hanya meneliti variabel shopping lifestyle dan online store beliefs terhadap Impulse Buying 2. Meneliti konsumen yang pernah berbelanja di situs online Lazada
3
(Rahma dan Septrizola, 2019) Pengaruh Hedonic Shopping Motivation dan Shopping Lifestyle terhadap E-Impulse Buying Mahasiswi Universitas Negeri Padang pada Lazada.co.id
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa Hedonic Shopping Motivation dan Shopping Lifestyle berpengaruh terhadap E-Impulse Buying Mahasiswi Universitas Negeri Padang pada Lazada.co.id
1. Hanya meneliti variabel Hedonic Shopping Motivation dan Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying
2. Meneliti mahasiswi Univesitas Negeri padang
4
(Trifiyanto, 2019) Pengaruh Dimensi Online Visual Merchandising dan Promosi Penjualan Online Terhadap Impulse Buying Aplikasi Shopee
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa Dimensi Online Visual Merchandising dan Promosi Penjualan Online berpengaruh Impulse Buying Aplikasi Shopee
1. Hanya meneliti variabel Dimensi Online Visual Merchandising dan Promosi Penjualan Online terhadap Impulse Buying 2. Meneliti masyarakat
kebumen pengguna aplikasi Shopee yang aktif melakukan pembelian 5 (Zayusman dan Regresi Hasil dari penelitian ini 1. Hanya meneliti variabel
Septrizola, 2019) Pengaruh Hedonic Shopping Value dan Shopping Lifestyle Terhadap Impulse Buying pada Pelaggan Tokopedia di Kota Padang
Linear Berganda
adalah hedonic shopping value dan shopping lifestyle berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying pada pelanggan Tokopedia di Kota Padang secara simultan
hedonic shopping value dan shopping lifestyle terhadap Impulse Buying 2. Meneliti pelanggan
Tokopedia di Kota Padang
6
(Felita dan Oktivera, 2019) Pengaruh Sales Promotion Shopee Indonesia Terhadap Impulsive Buying Konsumen Studi Kasus: Impulsive Buying Pada Mahasiswa STIKS Tarakanita
Regresi Linear Sederhana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan promosi Shopee Indonesia berdampak perilaku Impulsive Buying pada mahasiswa STIKS Tarakanita
1. Hnaya meneliti variabel sales promotion terhadap impulsive buying 2. Meneliti Mahasiswa
STIKS Tarakanita pengguna dan perna berbelanja di Shopee
7
(Poluan et al., 2019) Pengaruh Hedonic Shopping Motives dan Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying Konsumen di Matahari Department Store Manado Town Square
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hedonic Shopping Motives dan Promosi Penjualan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap impulse buying Konsumen di Matahari Department Store Manado Town Square
1. Hanya meneliti variabel Hedonic Shopping Motives dan Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying 2. Meneliti konsumen
Matahari Department Store Manado Town Square
8
(Anshari dan Mahani, 2018) Pengaruh Digital Marketing dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying pada Situs Berrybenka.com
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian menemukan bahwa Digital Marketing dan Sales Promotion terbukti berpengaruh terhadap Impulse Buying pada Situs Berrybenka.com
1. Hanya meneliti variabel Digital Marketing dan Sales Promotion terhadap Impulse Buying
2. Meneliti konsumen Situs Berrybenka.com
9
(Ismail dan Siddiqui, 2019) Impact of sales promotion on consumer impulse purchases in Karachi, Pakistan
Analisi regresi menggunkan model SEM
Hasilnya menunjukkan bahwa dampak promosi penjualan berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif konsumen
1. Hanya meneliti variabel Sales Promotion terhadap Impulse Buying
2. Meneliti industri ritel di Karachi, Pakistan
10
(Bashar dan Saraswat, 2015) Influence Of Lifestyle And Cultural Factors On Consumer Impulse Buying Behaviour
Regresi Linear Berganda
Studi ini juga menemukan bahwa nilai budaya dan gaya hidup memiliki dampak terhadap perilaku pembelian impulsif orang India konsumen
1. Hanya meneliti variabel lifestyle dan cultural factors terhadap Impulse Buying
2. Meneliti konsumen India
Sumber: Data diolah peneliti, 2021
Berdasarkan tabel di atas, maka dijelaskan persamaan dan perbedaan keduanya Penelitian sebelumnya dan hasil saat ini bisa jadi digunakan sebagai acuan bagi peneliti saat ini, ada beberapa persamaan dan Perbedaan variabel dan objek antara penelitian sebelumnya dan penelitian yang dilakukan saat ini.
2.5 Pengembangan Hipotesis
2.5.1 Pengaruh Shopping Lifestyle Terhadap Impulse Buying Pada Shopee Shopping lifestyle berkaitan dengan keterlibatan konsumen mengenai suatu produk, shopping lifestyle dapat memberikan motivasi dan mengarahkan proses kognitif dan afektif konsumen sehingga melakukan impulse buying. Asriningati dan Wijaksana (2019) menyatakan bahwa shopping lifestyle mengacu pada pola konsumsi yang mencerminkan seseorang tentang bagaimana cara menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja, demi memenuhi gaya hidup yang bersifat konsumtif. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Asriningati dan Wijaksana (2019) menunjukkan bahwa variabel shopping lifestyle berpengaruh terhadap impulse buying artinya jika perilaku shopping lifestyle konsumen meningkat maka akan dapat meningkatkan perilaku impulse, sehingga peneliti mengajukan hipotesis yaitu:
H1: Shopping Lifestyle Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Impulse Buying Pada Shopee
2.5.2 Pengaruh Sales Promotion Terhadap Impulse Buying Pada Shopee Memiliki strategi sales promotion yang menarik pada suatu produk akan akan menarik perhatian konsumen serta mendorong konsumen untuk melakukan perilaku impulse buying. Poluan, et al (2019) menyatakan bahwa sales Promotion merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi penjualan pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada pasar sasaran untuk segera melakukan suatu tindakan.
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Felita dan Oktivera (2019) menunjukkan bahwa variabel sales promotion berpengaruh terhadap impulse buying, artinya jika sales promotion menarik perhatian konsumen maka akan dapat meningkatkan perilaku impulse buying konsumen pada suatu produk, sehingga peneliti mengajukan hipotesis yaitu
H2: Sales Promotion Berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Impulse Buying Pada Shopee
2.5.3 Pengaruh Shopping Lifestyle Dan Sales Promotion Terhadap Impulse Buying Pada Shopee
Rahma dan Septrizola (2019) menyatakan bahwa merupakan bahwa shopping lifestyle didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh pembeli sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi, ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status sosial dan Trifiyanto (2019) menyatakan bahwa sales promotion merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan pembelian yang lebih
cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahma dan Septrizola (2019) menunjukkan bahwa variabel shopping lifestyle berpengaruh terhadap impulse buying artinya jika perilaku shopping lifestyle konsumen meningkat maka akan dapat meningkatkan perilaku impulse dan Penelitian yang dilakukan oleh Trifiyanto (2019) menunjukkan bahwa variabel sales promotion berpengaruh terhadap impulse buying, artinya jika sales promotion menarik perhatian konsumen maka akan dapat meningkatkan perilaku impulse buying konsumen pada suatu produk, sehingga peneliti mengajukan hipotesis yaitu
H3: shopping lifestyle dan sales promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying pada shopee
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar di bawah ini merupakan kerangka pemikiran dalam model penelitian mengenai pengaruh shopping lifestyle dan sales promotion terhadap impulse buying pada Shopee.:
H1
H2
, H3
Gamber 2. 1 Kerangka Berfikir
Shopping Lifestyle (X1)
Sales Promotion
(X2)
Impulse Buying (Y)