PDF Fraud Yang Terjadi Di Perbankan Khusus Di Bpr - Perbarindo
Teks penuh
(2) Executive Summary 1. Kegiatan Operasional Bank Perkreditan Rakyat. 2. Bank Yang Dilikuidasi. 3. Fraud Di Bidang Perbankan. 4. Ketentuan Tipibank. 5. Penanganan Tipibank. 6. Modus Operandi Tipibank/Fraud. 7\. Metode Pendeteksian dan Pencegahan Fraud. 8. TANYA JAWAB/DISKUSI 2. \.
(3) 1. KEGIATAN OPERASIONAL. BANK PERKREDITAN RAKYAT.
(4) SEJARAH BPR Bank. Direksi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank perdesaan yang lahir pada tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto. Pada tahun 1988, Pemerintah melalui Paket Deregulasi Perbankan 28 Oktober 1988 (PAKTO-88) memberikan kemudahan pendirian BPR. Salah satunya berupa Keputusan Presiden No.38 Tahun 1988 tentang Bank Perkreditan Rakyat, yang menyatakan bahwa guna memenuhi pelayanan jasa-jasa perbankan dan lebih menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dipandang perlu menyediakan pelayanan jasa perbankan bagi masyarakat perdesaan.. 4.
(5) SEJARAH BPR Bank. Di dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No.1064/KMK.00/1988 tentang Pendirian dan Usaha Bank Perkreditan Rakyat dinyatakan bahwa “tugas bank (BPR) diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta untuk mengurangi praktek-praktek ijon para pelepas uang”.. Direksi. 5.
(6) KEGIATAN USAHA BPR DOs: Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.. Memberikan kredit.. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasakan prinsip bagi hasil, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. 6.
(7) KEGIATAN USAHA BPR DON’Ts: Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing Melakukan penyertaan modal. Melakukan usaha perasuransian.. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana diuraikan pada huruf a. di atas. 7.
(8) PENGHIMPUNAN DANA BPR DANA MASYARAKAT. • Dana masyarakat merupakan sumber dana utama bagi suatu bank, mengingat dana masyarakat ini merupakan bagian terbesar dari keseluruhan sumber dana yang diperoleh bank. • Dana pihak ketiga BPR terdiri dari deposito berjangka dan tabungan. DANA BANK DAN BANK LAIN. • Dana bank atau modal bank berasal dari para pemegang saham. • Fungsi modal adalah disamping untuk mengembangkan usaha juga dimaksudkan untuk menutup risiko yang mungkin terjadi. • Dana bank lain pada umumnya bersifat pelengkap dan dana tersebut digunakan antara lain untuk melancarkan likuiditas atau mengembangkan usaha. 8.
(9) PENYALURAN DANA BPR Penyaluran dana kepada masyarakat disebut dengan pemberian kredit oleh Bank Konvensional atau pembiayaan oleh bank syariah (Bank berdasarkan prinsip Syariah). Pengelolaan kredit harus dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal. Bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan debitur untuk melunasi hutangnya dengan melakukan penilaian terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha debitur. Penyaluran dana tidak boleh terpusat pada peminjam tertentu (diatur dalam ketentuan BMPK). Penyaluran dana antar bank dilakukan untuk berbagai tujuan guna membantu kegiatan bank satu sama lain.. 9.
(10) Bank. 2. Bank Yang Dilikuidasi.
(11) Jumlah BPR/S Yang di Tutup (63) Tahun. BPR/S. Tahun. BPR/S. 2006. 6. 2012. 1. 2007. 5. 2013. 9. 2008. 4. 2014. 6. 2009. 6. 2015. 2. 2010. 10. 2011. 14. Total. 63.
(12) Nama Bank yg Dilikuidasi al.: Citra Makmur, Carano Nagari, Koperasi Jawabarat, Bungo Mandiiri, Arthasraya, Tugu Kencana, Lumasindo, Vox Moder, Mutiara Artha, Cahaya Nagari, Cakra Darma, Kujang Artha, Cinere Artha, Kapital Metro, Salido, Sukamandi, Pundi Artha, Indomitra, Syarifhidayatullah, Iswara, Mustika, Tripilar, Cimahi, Berok Gunung, Sukowati, Mudik Air, Artha Nagari, Bojong Picung, Sadayana, SMAdang, Bank IFI.
(13) Dampak Suatu Bank Dilikuidasi: 1. Pemegang Saham 2. Pengurus (Direksi dan Komisaris) Daftar Orang Tercela (DOT) 3. Bagi pegawai lain akan menjadi catatan (track record) 4. Jika ada unsur tipibank akan diproses lbh lanjut.
(14) 3. FRAUD DI BIDANG PERBANKAN.
(15) Kenapa Terjadi Fraud? Kejahatan terjadi disebabkan dua hal: 1. Adanya Niat dari pelaku 2. Adanya kesempatan utk melakukannya Untuk itu, perlu ada pengawasan atau Audit yang dilakukan secara reguler, dan lebih baik dilakukan secara mendadak.
(16) Kenapa Terjadi Fraud? Fraud/Kejahatan dilakukan untuk tujuan: 1. Kepentingan/keuntungan pribadi secara Keuangan 2. Untuk memperbaiki performance Bank 3. Alasan lainnya……………… Baik dengan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain (eksternal/internal).
(17) PENYIMPANGAN DI BIDANG PERBANKAN. Penghimpunan Dana, al. : Pencatatan Tabungan, Deposito Fiktif 2. Tidak dicatat/sebagian adanya setoran dana utk Tabungan, Deposito 3. Penarikan Tabungan oleh Oknum Pegawai Bank tanpa sepengetahuan Nasabah 4. Penarikan dana dari Tabungan Pasif 5. Pencairan Deposito tanpa diketahui Nasabah 6. Pencairan Deposito Nasabah oleh Oknum bekerja sama dengan oknum Pegawai Bank 1.. 17.
(18) PENYIMPANGAN DI BIDANG PERBANKAN. Penghimpunan Dana, al. : 7. Pembukaan rekening tanpa sepengetahuan Nasabah 8. Teller menarik dana Nasabah 9. Teller/CS meminta Nasabah untuk menandatangani slip penarikan kosong 10. Teller/CS menerima titipan buku Tabungan 11. Bilyet Deposito Ganda 18.
(19) PENYIMPANGAN DI BIDANG PERBANKAN. Penanaman Dana, al. : 1. Kredit Fiktif/Topengan 2. Penempatan Deposito Antar Bank Fiktif 3. Jaminan tidak dikuasai oleh Bank 4. Penilaian Jaminan terlalu tinggi 5. Rekayasa Pemberian Kredit 6. Jaminan telah diserahkan kepada nasabah tetapi kredit belum lunas 19.
(20) PENYIMPANGAN DI BIDANG PERBANKAN. Penanaman Dana, al. : 7. Setoran Angsuran kredit disalahgunakan oleh oknum Pegawai 8. Pencairan Kredit tidak sesuai dengan Offering Letter 9. Oknum Pegawai Bank meminta Dana/Fee kepada Debitur 10. Double Pembiayaan 11. Usia Nasabah di mark up 12. Setiap pencairan kredit, Komut mengenakan Rp100 ribu 20.
(21) PENYIMPANGAN DI BIDANG PERBANKAN. Transaksi Bank lainnya, al. : 1. 2. 3. 4.. Pembelian barang/jasa lebih mahal dr harga pasar (mark-up biaya) Penggelapan pendapatan Bank (denda, bunga kredit, dsb) Transaksi yang merugikan/mengurangi keuntungan Bank Penggelapan pajak, window dressing, dsb.. 21.
(22) 4. KETENTUAN TIPIBANK.
(23) TIPIBANK RAHASIA BANK Pasal 47 UU Perbankan (rahasia bank): Ayat 1. •. Barang siapa. •. tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dlm Pasal 41, Pasal 41A & Pasal 42, • dgn sengaja memaksa bank atau Pihak Terafiliasi utk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 40, • diancam dgn pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) thn & paling lama 4 (empat) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) & paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). Ayat 2 • Anggota dewan komisaris, direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya • yang dgn sengaja memberikan keterangan yg wajib dirahasiakan menurut pasal 40, • diancam dgn pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) thn & paling lama 4 (empat) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) & paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).. Pasal 47A : • •. •. Anggota dewan komisaris, direksi, atau pegawai Bank yg dgn sengaja tidak memberikan keterangan yg wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dlm Pasal 42A & Pasal 44A, diancam dgn pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) thn & paling lama 7(tujuh) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) & paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)..
(24) Lanjutan…… Pasal 40 Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44 A. Untuk kepentingan perpajakan, atas perintah tertulis dari Pimpinan Bank Indonesia : -. Kepentingan penagihan piutang bank oleh BUPLN / PUPN, atas izin Komisioner Otoritas Jasa Keuangan; Kepentingan peradilan perkara pidana, atas izin Komisioner OJK ; Kepentingan peradilan dalam perkara perdata; Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank; Pemintaan atau persetujuan tertulis nasabah; Kepentingan ahli waris yang sah dari nasabah..
(25) TINDAK PIDANA BERKAITAN DGN PENGAWASAN BANK OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN. Pasal 48 Ayat (1) . Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yg dgn sengaja tdk memberikan keterangan yg wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dlm Pasal 30 ayat (1) & ayat (2) & Pasal 34 ayat (1) & ayat (2), diancam dgn pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) thn & paling lama 10 (sepuluh) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) & paling banyak Rp 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah).. Pasal 48 Ayat (2) . Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yg lalai memberikan keterangan yg wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dlm Pasal 30 ayat (1) & ayat (2) & Pasal 34 ayat (1) & ayat (2), diancam dgn pidana kurungan sekurang-kurangnya 1 (satu) thn & paling lama 2 (dua) thn dan/atau denda sekurang-kurangnya Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) & paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)..
(26) TINDAK PIDANA BERKAITAN DENGAN KEGIATAN USAHA Pasal 49 Ayat (1) UU Perbankan :. Anggota Dewan Komisaris, Direksi / pegawai bank yg dgn sengaja :. a. b. c.. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu ....; menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan ...; mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau menghilangkan adanya suatu pencatatan …, atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan / merusak catatan pembukuan tersebut, dlm pembukuan, laporan, dokumen, laporan kegiatan usaha, lap transaksi, rekening suatu bank,. diancam dengan ancaman dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang Kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) & paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus milyar rupiah).
(27) Lanjutan ………… Pasal 49 Ayat (2) huruf a Anggota Dewan Komisaris, Direksi/pegawai bank yang dengan sengaja : • Meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui utk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau barang berharga, • Utk keuntungan pribadinya atau utk keuntungan keluarganya, dlm rangka mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi org lain dlm memperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, • Atau dlm rangka pembelian atau pendiskontoan oleh bank atas surat-surat wesel, surat promes, cek, & kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya • Ataupun dlm rangka memberikan persetujuan bagi org lain utk melaksanakan penarikan dana yg melebihi batas kreditnya pada bank;. Pasal 49 ayat (2) huruf b •. Tidak melaksanakan langkah-langkah yg diperlukan utk memastikan ketaatan bank thd ketentuan dlm UU ini & ketentuan peraturan perundangundangan lainnya yang berlaku bagi bank;. Diancam pidana penjara sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) & paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah)..
(28) TINDAK PIDANA YANG BERKAITAN DENGAN PIHAK TERAFILIASI DAN PEMEGANG SAHAM Pasal 50 • Pihak terafiliasi yg dgn sengaja tdk melaksanakan langkah-langkah yg diperlukan utk memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dlm Undangundang ini & peraturan perundang-undangan lainnya yg ber laku bagi bank, • Diancam dgn pidana penjara sekurang-kurangnya 3 (tiga) thn & paling lama 8 (delapan) thn serta denda sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) & paling banyak Rp 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah). Pasal 50 A. • Pemegang saham yg dgn sengaja menyuruh Dewan Direksi, Direksi atau pegawai Bank utk melakukan atau tdk melakukan tindakan yg mengakibatkan bank tdk melaksanakan langkah-langkah yg diperlu kan utk memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan dlm Undang undang ini & ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yg berlaku bagi Bank, • Diancam dgn pidana penjara sekurang-kurang nya 7 (tujuh) thn & paling lama 15 (lima belas) thn serta denda se kurang-kurangnya Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) & paling banyak Rp 200.000.000.000,00 (dua ratus milyar rupiah)”..
(29) 5. PENANGANAN TIPIBANK.
(30) PIHAK-PIHAK YANG DAPAT MELAPORKAN TIPIBANK. 1. Bank. 2. Otoritas Pengawas Bank 3. Pihak-Pihak Lain.
(31) PELAKU TIPIBANK Pelaku perbuatan pidana yg diatur dalam ketentuan pidana UU Perbankan bersifat limitatif, yaitu : 1. Anggota Dewan Komisaris Bank, 2. Direksi Bank, 3. Pegawai Bank, 4. Pihak Terafiliasi dengan Bank dan 5. Pemegang Saham..
(32) 6. MODUS OPERANDI Masyarakat.
(33) Tidak Mencatat Setoran Deposito Nasabah. 9 nasabah setor dana utk deposito, total Rp2.180 juta. 1. Terbitkan 26 bilyet deposito, namun. 2 tdk tercatat di pembukuan Bank ABC. Pencairan ditangani langsung oleh Mr. X. Nasabah. 3. Mr. X - KOMUT. 33.
(34) Teller Menarik Dana Nasabah Tabungan. Bank. Tn.X (Penabung) Tarik Uang, 20 kali Rp30 jt. a. Tandatangan Asli, Nasabah tlh menandatangani form penarikan kosong b. Buku Tabungan ada di Bank c. Diketahui pada saat nasabah akan melakukan pengecekan saldo. Teller.
(35) Teller Menarik Dana Nasabah Tabungan. Bank. Tn.X (Penabung) Tarik Uang, 10 kali Rp650 jt. a. b. c. d.. Pendebetan tanpa sepengetahuan Nasabah Tandatangan Nasabah dipalsukan Buku Tabungan ada di Bank Diketahui pada saat nasabah akan menarik dananya. Teller.
(36) DIREKTUR BANK MEMINTA KOMISI KEPADA DEBITUR 4. 1. PT. BPR. Direktur Utama 2. Provisi Administrasi Komisi 3. 5. Debitur. Bukti setoran komisi. 8. Komisi. 6. 7. 36.
(37) REKAYASA PEMBERIAN KREDIT 2. 2,9M 1. Debitur, Dir PT X Dir PT Y. PT. BPR. 3, 0,9M. 4, 1,6M. PT X. 5. 2,4M. PT. Y. Ke dua nasabah mendapatkan kredit. 6. Pembayaran tunggakan 3,4M. 1. Tujuan Pengajuan Kredit untuk Renovasi Rumah. 37.
(38) PEGAWAI BANK MEMINTA UANG KEPADA DEBITUR PT. BPR 6. 7 5 1. 2. 3 4. Oknum Peg. Bank. Debitur Uang terima dari Nasabah dan melalui rekening istri/kel. 38.
(39) Kredit Topengan (yg menikmati kredit bukan yg tercantum mengajukan kredit). Permohonan Kredit atas nama Tn X, bank melakukan analisis Tn X. 2. 1. Kredit Cair. 3 Yang menikmati kredit orang lain Tn. Y. Bank 1. 2. 3. 4.. Oknum Bank Kemungkinan Terlibat Bank tidak terlibat, Petugas Bank kurang teliti Antara Tn. X dan Tn. Y ada kerjasama Diperlukan on the spot ke debitur.
(40) Kredit Fiktif (kredit tidak pernah diterima nasabah sebagaimana yg tertulis/tertera dalam akad Permohonan Kredit seolah-olah atas nama Tn X (KTP). 1 Tn.X (Nominee). Kredit Cair 2 Yang menikmati kredit. Bank. Tn.Y a. b. c. d.. Petugas Bank Terlibat Tn. X tidak pernah membuat permohonan kredit ke Bank Yang menerima kredit orang lain (Tn. Y) Diperlukan on the spot ke debitur.
(41) Pemberian Kredit dua kali (double financing) kepada nasabah yang sama 2 Permohonan Kredit. Bank menyetujui kredit u/usaha kelontong. 3. Tn. Ali. 1. Usaha kelontong Bersama. Permohonan Kredit. 4. Bank Bank menyetujui kredit u/usaha kelontong. 5. Tn. Tegar. • • • • •. Petugas Bank Terlibat Nasabah (Tn. Tegar dan Tn Ali) bekerjasama Diperlukan on the spot ke debitur Perlu di cek KK utk mengetahui hubungan keluarga Usaha kelontong milik Tn Tegar dan Tn Ali mendapat fasilitas dua kali utk.
(42) PENEMPATAN DEPOSITO PADA BANK LAIN ADALAH FIKTIF 5 6. Bank Y 1. Bank X 2 4 3 1.. 7 Rekg. Ybs Bank X. 2. 3. 4. 5.. Direktur Bank mengintruksikan agar uang tunai disiapkan untuk penempatan pada bank umum lain utk deposito Setelah dana diterima, disetorkan ke Bank untuk deposito, bilyet disimpan Direktur Pada saat ditanya petugas bank, bilyet deposito untuk bukkti pembukuan. Dir menjelaskan disimpan oleh Komisaris untuk disimpan Pada saat jatuh tempo ternyata dana tersebut dicairkan utk rekening dir ybs Deposito setelah jatuh tempo, masih tetap dibuka pada Bank Y.
(43) METO7.. METODE PENDETEKSIAN dan PENCEGAHAN FRAUD.
(44) METODE PENDETEKSIAN FRAUD 1. Kembangkan Wisthler Blower 2. Perhatikan pegawai jika ada perubahan yang diluar kebiasaan 3. Perhatikan pegawai yang tidak mengambil Hak Cuti 4. Cash Opname mendadak 5. Cek Laci Meja Teller/CS 6. Hubungi Nasabah jika ada transaksi relatif besar 7. Kunjungan ke beberapa Nasabah tertentu.
(45) PENCEGAHAN FRAUD 1. 2. 3. 4. 5.. Lakukan Rotasi/Mutasi Pegawai dengan Rutin Tingkatkan Peranan Supervisi di setiap step transaksi Pemahaman terhadap SOP Law Enforcement yang Adil Tingkatkan pemahaman bahwa dana yang kita kelola adalah dana masyarakat 6. Wajib melaksanakan cuti (block life) 7. Tidak diperkenankan menerima titipan nasabah (buku tabungan, bilyet deposito, setoran).
(46) METO8. TANYA JAWAB/DISKUSI.
(47) 47.
(48)
Dokumen terkait
Institusional dan Kepemilikan Manajerial. Mekanisme Pemantauan Pengendalian Internal meliputi Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen dan Ukuran Dewan Direksi.
kepemilikan pemegang saham pengendali (OWN), kepemilikan asing (FOR), kepemilikan pemerintah (GOV), ukuran dewan direksi (BOD), ukuran dewan komisaris (BOC), komisaris
“Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang lain memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2) dan Pasal 34 ayat (1)
kepemilikan pemegang saham pengendali (OWN), kepemilikan asing (FOR), kepemilikan pemerintah (GOV), ukuran dewan direksi (BOD), ukuran dewan komisaris (BOC), komisaris
Predictors: (Constant), Kepemilikan Publik, Dewan Komisaris Independen, Dewan Direksi Komite Audit. Dependent Variable: ROA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan
Untuk mengetahui pengaruh mekanisme Good Corporate Governance yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen dan komite audit
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta