Pertamina Gas bergerak dalam bidang perdagangan, pengangkutan, distribusi, pengolahan dan usaha lain yang berkaitan dengan gas bumi dan produk turunannya. Bisnis Pertamina Gas yang terletak di antara sisi hulu dan hilir bisnis gas harus dikelola secara optimal agar mampu memberikan kepuasan yang sama kepada pelanggan dari kedua sisi. Kami berharap ke depan, Pertamina Gas siap menjadi pelaku bisnis gas yang andal melalui dukungan bisnis yang kuat dari Pertamina (Persero) sebagai induk perusahaan, serta anak perusahaan Pertamina Hulu lainnya.
Pertamina Gas merupakan anak perusahaan Pertamina (Persero) yang didirikan untuk mengelola aktivitas gas dan turunannya. Sebagai bagian dari lengan operasional strategis Pertamina, Pertamina Gas harus fokus menjalankan bisnisnya, khususnya di bidang operasi. Sejalan dengan kebijakan strategis Pertamina di sektor Hulu, Pertamina Gas akan fokus pada penanganan aktivitas gas yang dihasilkan di seluruh wilayah operasi (WK) Pertamina. Pertamina berharap melalui Pertamina Gas dapat menjadi market leader sektor gas di Indonesia dan regional. .
Sebagai anak perusahaan Pertamina, Pertamina Gas mendapat dukungan bisnis yang kuat dari Pertamina (Persero) sebagai induk dan anak perusahaan lainnya dalam pengembangan bisnis gas di Indonesia. Pasar yang dikuasai Pertamina Gas sebesar: 2.335 MMSCFD (commited volume: 1.405 MMSCFD) tersebar di Sumatera Utara (SBU), Sumatera Selatan (SBS) dan Jawa Barat (JBB).
KINERJA 2007
Seiring berjalannya waktu, diharapkan Pertamina Gas semakin tumbuh dan berkembang serta mampu membukukan keuntungan sesuai target yang telah ditetapkan.
LABA/RUGI Tahun 2007
ARUS KAS Tahun 2007
NERACA Tahun 2007
Untuk meningkatkan dan menjamin kehandalan operasional, Pertamina Gas melaksanakan sejumlah program strategis pada tahun 2007, antara lain upaya berkelanjutan untuk menjaga kondisi jaringan pipa, antara lain melalui operasi Intelligent Pig dan inspeksi pipa secara rutin dan terjadwal. Sebagai pengelola kegiatan pengangkutan gas, Pertamina Gas selalu menjaga volume gas dengan mengurangi tingkat kehilangan gas di bawah batas toleransi, sesuai dengan kesepakatan dengan pihak pengirim. Sejalan dengan hal tersebut, Pertamina Gas berencana melakukan kajian pada tahun 2007 mengenai implementasi dan pengembangan SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) sebagai sistem kendali operasional pipa gas di seluruh Indonesia dan PMS (Pipeline Management System) sebagai sistem kendali di pelaksanaan operasional pipa gas dan RUPS (Gas Metering System) sebagai dasar penghitungan volume dan penagihan gas.
Diharapkan dengan adanya aplikasi-aplikasi tersebut kedepannya perusahaan dapat berfungsi lebih efisien dan maksimal. Penerapan prinsip rekayasa praktis (Best Engineering Practices) dan prinsip kehati-hatian dalam pengoperasian pipa (Prudent Operator) yang diterapkan oleh Pertamina Gas diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan sehingga kedepannya perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang maju. terpercaya.
Pembangunan Pipa Minyak Tempino – Plaju 18” x 265 Km, pembangunan pipa tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pipa sebanding dengan proyeksi peningkatan produksi minyak dari daerah tersebut, kecuali pembangunan pipa tersebut juga dimaksudkan untuk menggantikan pipa-pipa yang sudah tidak layak operasi dan sering mengalami kebocoran, hal ini juga sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pengirim barang. Pertamina Gas melakukan kajian VOER untuk pembangunan pipa hingga akhir tahun 2007 dan berkoordinasi dengan BP Migas mengenai jumlah minyak mentah yang akan disalurkan. Relokasi Pipa Gas Jawa Timur (Porong) 28”x15 Km, Pembangunan Pipa Jawa Timur akhir tahun 2007 telah selesai proses rekayasa dan proses pemasangan pipa tetap menggunakan anggaran tahun 2008.
Pembangunan Pipa Gas Semarang-Gresik 28"x258 Km, pembangunan proyek ini direncanakan untuk penyediaan gas untuk kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, gas tersebut diharapkan berasal dari Blok Cepu (JOB Pertamina - Petrochina Jatim, Pertamina EP dan Pertamina EP Cepu (ExxonMobile Cepu), Pertamina Gas akan bekerjasama dengan PTT Public Thailand, namun sejauh ini belum ada kemajuan berarti, menunggu kepastian sumber gas. Pengembangan NGL Sumsel, pembangunan Kilang NGL bertujuan untuk melengkapi kebutuhan LPG, gasnya berasal dari lapangan Pertamina EP. Dalam pelaksanaan pembangunan kilang tersebut, Pertamina Gas akan bekerjasama dengan E1 Corporation membentuk JVCo E1-Pertagas, status proyek pada akhir tahun 2007, proses pembentukan JVCo dan mendiskusikan prioritas bersyarat.
Pembangunan Kilang LPG Pondok Tengah, Pertamina Gas telah melakukan kajian mengenai pembangunan Kilang LPG Pondok Tengah dengan kapasitas ± 35 MMSCFD, gas tersebut berasal dari lapangan Tambun - Pondok Tengah, produk LPG tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. kebutuhan. Pembangunan terminal penerima LNG, dalam pelaksanaan pembangunannya Pertamina Gas bekerjasama dengan KOGAS, hingga pada akhir tahun 2007 telah dilakukan penandatanganan MoU antara kedua pihak dan dibentuk tim kerja, setelah itu direncanakan akan dilakukan studi kelayakan. .
Pengaspalan jalan Desa Keboguyang Kecamatan Jabon Didoarjo
Transparansi
Kemandirian
Akuntabilitas
Pertanggungjawaban
Kewajaran
Laporan Tindak Lanjut RUPS Tahunan dan Temuan Audit 2007
Berbagai tindak lanjut RUPST TA 2007 (tidak diaudit) yang berlangsung pada tanggal 10 September 2008 dan temuan audit tahun 2008 telah dilaksanakan sebagai berikut. Audit atas laporan keuangan PT Pertamina Gas tahun 2007 telah diselesaikan oleh KAP E&Y pada bulan Juni 2010. Penunjukan/penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) E&Y telah dilakukan untuk melakukan audit atas laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.
Investigasi terhadap perubahan struktur dan besaran remunerasi Direksi dan Direksi serta gaji pekerja telah dilakukan dan hasil investigasi tersebut disosialisasikan melalui keputusan pemegang saham sirkular. PT Pertamina Gas telah menerapkannya sebagai perpanjangan tangan operasional strategis Direktorat Hulu sesuai dengan keputusan Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) No. Pembelian saham koperasi karyawan Medco E&P Tuban sebesar 0,01% bersama-sama dengan Pertamina Hulu Energi selesai.
Usulan keikutsertaan dalam pembentukan perusahaan dalam rangka kontrak kerja sama CBM di wilayah kerja Sumsel Zona I dan II. Penyertaan tersebut dilakukan dalam pembentukan Perseroan dalam rangka kontrak kerja sama CBM di wilayah kerja Sumatera Selatan: Tanjung Enim sebesar 0,1% dan Sumatera Zona II sebesar 0,1% (nol koma satu persen) bersama-sama dengan Pertamina. Hulu Energi.
GAJI DAN TUNJANGAN ANGGOTA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS TAHUN 2007
DEWAN DIREKSI
DEWAN KOMISARIS
Periode 09 Nopember – 31 Desember 2007
- LAPORAN KEGIATAN PENGAWASAN KOMISARIS 2007
- Pengarahan komisaris terkait dengan perlunya Direksi segera menyelesaikan
- Pengawasan dan pengarahan kepada Direksi, terkait dengan pelaksanaan RKAP 2007 dan penyusunan RKAP 2008
- Pengarahan Komisaris terkait dengan penyusunan organisasi dan RJPP perusahaan 5. Pengawasan dan pengarahan terkait kegiatan pengembangan bisnis perusahaan
- PENUTUP
Selama tahun 2007, komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya agar perusahaan berjalan secara optimal. Kegiatan pengawasan tersebut antara lain: 1. Pengawasan dan pembinaan kepada direksi, terkait dengan pelaksanaan RKAP tahun 2007 dan penyusunan RKAP tahun 2008 serta penyusunannya RKAP 2008. Kontrak pembelian gas dari JOB P – Golden Spike Indonesia Ltd (Blok Raja – Sumatera Selatan) dengan estimasi ± 2-4 MMSCFD.
Berencana membeli gas dari produsen gas JOB P – Hess Jambi Merang, JOB P – Talisman OK, JOB P – Golden Spike, JOB P – PetroChina Salawati dan Pertamina EP 6. Relokasi pipa gas Jawa Timur sepanjang 28' x 15 km ke alamat Pasokan gas di Jawa Timur akibat bencana Lumpur Porong. Hasil kesepakatan kinerja RKAP Pertamina Gas tahun 2007 menunjukkan kinerja kurang optimal. Pasalnya, tidak semua izin bisa diperoleh dalam waktu singkat, karena terkait kejelasan status aset yang dipersoalkan BPH Migas dan BPMIGAS. bahwa sepanjang tahun 2007, perusahaan hanya memperoleh pendapatan dari operator dalam kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan pipa gas yang ada, ditinjau dari pencapaian kinerja tahun 2007 yaitu.
Namun pencapaian kinerja ketiga elemen tersebut secara keseluruhan menunjukkan bahwa Pertamina Gas masuk dalam kategori BBB atau tidak sehat dengan skor 51. Pencapaian tingkat kesehatan perusahaan pada kategori BBB menggambarkan kinerja perusahaan yang belum berjalan maksimal. . . Hasil kinerja perusahaan sepanjang tahun 2007 kurang menggembirakan, hal ini tercermin pada hasil keuangan dan hasil operasional sebagai berikut.
Kinerja Keuangan
Kinerja Operasi
Kinerja Pengembangan Usaha
Februari 2007 (tanggal pendirian) sampai dengan 31 Desember 2007/
- IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
- IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
- IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
- SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
- PIUTANG USAHA - PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
- TRADE RECEIVABLE - RELATED PARTY
- BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR ACCRUED EXPENSES 31 Desember/
- TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATIONS
- TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
- ESTIMATED EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATIONS (continued)
- TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
- TAKSIRAN KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
- SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK
- SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
- RELATED PARTIES BALANCES AND TRANSACTIONS (continued)
- BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 23 Februari/
- PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KONTINJENSI SIGNIFIKAN
- SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS, AND CONTINGENCIES
- PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA SUBSEQUENT EVENTS
- PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL
- REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
- REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS
- REVISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
- PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN COMPLETION OF FINANCIAL STATEMENTS Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas
During 2007, the Company's activities involved only the operation and maintenance of gas pipelines owned by Pertamina. On November 20, 2007, the Company and PT Pertamina EP signed a Memorandum of Understanding covering pipeline operations and maintenance no. The company's revenue from pipeline operations and maintenance services is based on actual expenses plus a surcharge of 11%.
As of December 31, 2007, the company has 201 employees (unaudited), 183 employees (unaudited), of which Pertamine employees are seconded to the company, and the remaining 18 employees (unaudited) are employees hired directly by the company. The Company charges ongoing service charges for pensions and other employee benefits for Pertamina employees seconded to the Company. The company provides post-employment benefits for all permanent employees (directly hired workers) in accordance with the employment contract (KKB).
Employee benefits involving the company's pension plan are recognized in accordance with Labor Law No. Plan assets are not available to the company's creditors, nor can they be paid directly to the company. PPMP (Defined Benefits Plan) covers all Pertamina's permanent employees who are seconded to the company.
Other long-term employment benefit plans for seconded employees of Pertamina and the company's direct hire employees. Pertamina and the Company provide other long-term employee benefits in the form of pre-retirement benefits (PRB), repatriation costs, service anniversary, annual leave and a Mandiri Guna I insurance program (for seconded employees only). The provision for employee benefits obligations for Pertamina's employees seconded to the company has been recognized as a payable to Pertamina.
The following table summarizes the estimated employee benefits expense for Pertamina employees posted to the Company. This authorization is valid until the effective date of the transfer of gas pipelines owned by Pertamina to the Company. Akta perabuhanan ini belighita melalui surat Decision of the Minister of Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nr. The company's name was changed from PT Pertagas to PT Pertamina Gas based on notarial deed No.
The company's tax objection was rejected by the Director General for Tax (DGT) on July 3, 2009. The company's tax objection was rejected by the Director General for Tax (DGT) on July 3, 2009. The company plans to file a complaint with the Tax Court in relation to the rejection of this objection.
The Company plans to file an appeal with the Tax Court regarding the rejection of its tax objection.