• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Khusus

Urgensi Penelitian

Luaran Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Cyber Extension
  • Pengembangan Sumberdaya Manusia di Sektor Pertanian
  • Pengembangan SDM Sektor Pertanian melalui Cyber Extension
  • Peta Jalan Penelitian

Dengan demikian, konsep cyber extension merupakan model komunikasi dan pernyataan apa pun yang dapat dikaitkan dengan model ini. Sebagai pengelola cyber extension, agar implementasi cyber extension dapat berlangsung, tenaga pertanian harus memiliki kompetensi IT. Dalam penerapan cyber extension diharapkan kinerja pengelola cyber extension juga dapat maksimal. (2001) menyatakan bahwa kinerja individu ditentukan oleh karakteristik individu, usaha kerja dan dukungan organisasi.

Faktor yang tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja instruktur dalam menggunakan cyber extension adalah faktor pendukung cyber extension, kualitas informasi cyber extension, dan karakteristik instruktur. Komunikasi antara penyuluh dengan penyelenggara cyber extension kabupaten merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dalam menggunakan cyber extension. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat merumuskan model penerapan cyber extension untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia penyuluh dan petani.

Dari berbagai penelitian dapat ditarik benang merah bahwa untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia penyuluh pertanian dan petani, perlu dilakukan berbagai upaya, termasuk penerapan bimbingan siber. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa model pengembangan kapasitas sumber daya manusia pertanian melalui penerapan cyber bimbingan.

Gambar 2.1.  Peta jalan penelitian implementasi cyber extensionBP3K ModelBP3K sebagai
Gambar 2.1. Peta jalan penelitian implementasi cyber extensionBP3K ModelBP3K sebagai

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Pada Tahun I, kegiatan pengumpulan data primer terkait dengan pelaksanaan program cyber extension, jenis, jumlah dan kualitas infrastruktur pendukung cyber extension yang tersedia dan observasi langsung mendalam (survei mendalam) pada UPTD Penyuluhan Pertanian, beberapa Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, BPP, Gapoktan dan Poktan, melakukan serangkaian focus group Discussion (FGD) untuk menggali dan mengetahui harapan pemangku kepentingan terkait penerapan cyber extension; Pengumpulan data sekunder meliputi ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah terkait cyber extension, serta melakukan analisis data untuk mengetahui beberapa contoh BPP dan Gapoktan/Poktan sebagai model penerapan cyber extension. Pada Tahun II, kegiatan penelitian ini menyelesaikan data primer dan sekunder yang diperlukan untuk analisis data, sintesis dan interpretasi data, implementasi simulasi, dan sintesis model pengembangan penerapan cyber extension, serta penyempurnaan model pengembangan penerapan cyber extension. Pengambilan sampel lembaga penyuluhan di tingkat provinsi (UPTD Penyuluhan Pertanian) dan kabupaten/kota (Bagian/Kelompok Jabatan Fungsional) dilakukan secara purposif berdasarkan pertimbangan kelengkapan data, informasi dan infrastruktur cyber extension yang tersedia.

Dari setiap kabupaten/kota dipilih satu BPP yang paling representatif, kemudian ditetapkan 6 (enam) BPP dari 12 BPP tersebut sebagai model penerapan cyber extension. Penentuan jumlah sampel penyuluh dan petani binaan di setiap kabupaten/kota dan setiap BPP/BP3K ditentukan secara proporsional. Agar data yang dikumpulkan akurat, diperlukan definisi operasional yang dapat menggambarkan indikator-indikator yang dapat diobservasi serta parameter-parameter yang sesuai untuk mengukur besaran setiap variabel.

Pengukuran variabel, indikator dan parameter berlangsung dengan cara yang sama, yaitu berdasarkan suatu kontinum yang dinyatakan dalam bentuk nilai titik. Karena setiap variabel mempunyai jumlah indikator dan parameter yang tidak sama, maka untuk mengklasifikasikan suatu variabel, indikator atau parameter tersebut harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk indeks. Dengan cara ini, sesedikit mungkin kita dapat menghindari bias yang disebabkan oleh jumlah parameter dan indikator yang tidak sama saat mengukur suatu variabel.

Untuk menyajikan data ordinal untuk keperluan uji statistik parametrik, terlebih dahulu dilakukan transformasi data dengan menggunakan software terukur succesive interval (MSI).

Metode Analisis Data

Kumpulan hubungan ini, masing-masing dengan variabel terikat dan variabel bebas, merupakan dasar model. Dengan kata lain, SEM dapat menjawab tiga tujuan secara bersamaan, yaitu memeriksa validitas dan reliabilitas instrumen (setara dengan analisis faktor konfirmatori), menguji model hubungan antar variabel akhir (setara dengan analisis jalur), dan memperoleh model yang valid. berguna untuk mengevaluasi peristiwa (setara dengan model struktural atau analisis regresi) (Solimun, 2002: 65).

GAMBARAN UMUM WILAYAH

  • Kondisi Pertanian Provinsi Lampung
  • Kondisi Kependudukan Provinsi Lampung
  • Kondisi Umum Kabupaten Lampung Selatan
  • Kondisi Umum Wilayah Kota Metro

Kecamatan Palas merupakan sentra produksi padi terbesar di Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan sentra produksi singkong terbesar berada di Kecamatan Tanjung Bintang (Badan Pusat Statistik, 2016). Luas panen dan produksi padi sawah (padi dan sawah) dan jagung menurut kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015. Luas panen dan produksi padi sawah terbesar di Kabupaten Lampung Selatan terletak di Kecamatan Palas dengan luas panen dan produksi luas areal 18.627 ha dan 103.161 ton, sedangkan untuk padi sawah kecamatan Kalianda dengan luas panen dan produksi masing-masing 1.420 ha dan 4.274 ton.

Selain itu, komoditas jagung terbesar di Kabupaten Lampung Selatan adalah Kecamatan Penengahan dengan luas panen dan produksi masing-masing sebesar 14.325 ha dan 73.278 ton. Data BPS Kabupaten Lampung Selatan (2016) menunjukkan luas panen dan areal produksi di Kecamatan Jati Agung pada tahun 2015 menunjukkan luas panen dan produksi padi sebesar 5.251 ha dan 27.692 ton, sedangkan luas panen dan produksi jagung sebesar 6.000 ha. dan 28.000 ton. Untuk produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi yaitu cabai, data menunjukkan luas areal budidaya dan budidaya cabai di Kecamatan Jati Agung pada tahun 2015 adalah 4 hektar dan produksinya 18 ton.

Hasil panen terbesar terdapat di Kabupaten Metro Selatan sebesar 2.360 hektar, sedangkan hasil padi sawah terendah terdapat di Kabupaten Metro Pusat sebesar 666 hektar. Kecamatan penyumbang hasil jagung tertinggi adalah Kecamatan Metro Utara dengan luas 71,5 hektar, sedangkan kecamatan penyumbang hasil jagung terendah berada di Kecamatan Metro Pusat hanya dengan luas 2 hektar. Produktivitas jagung tertinggi terdapat di wilayah metro pusat yang mencapai 6,08 ton/hektar, namun produksi jagung tertinggi terdapat di wilayah metro utara karena luas wilayahnya.

Kepadatan penduduk di 5 kecamatan tersebut cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Metro Pusat dengan kepadatan 4.340 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Metro Selatan sebesar 1.054 jiwa/km2. Daerah Terbanggi Besar mempunyai luas panen dan produksi padi terbesar di Kecamatan Terbenggi Besar dengan luas 1.599 ha dan 9.100 ton, sedangkan wilayah Desa Namba Dadi mempunyai luas panen dan produksi jagung terbesar di Kecamatan Terbenggi Besar dengan luas 1.330 ha dan 10.374 ton. Berdasarkan uraian di atas, aspek usia yang terlihat pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Metro Barat berada pada usia kerja, dimana penduduknya merupakan penduduk lanjut usia.

Luas tanam padi di kabupaten Metro Selatan pada tahun 2016 adalah 858 Ha dengan luas tanam padi terluas berada di desa Sumbersari yaitu 281 Ha atau 32,75 persen dari total luas tanam padi di kabupaten Metro Selatan.

Tabel 4.2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2015
Tabel 4.2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2015

KELEMBAGAAN PELAKSANA PROGRAM CYBER

Kelembagaan Penyuluhan di Provinsi Lampung

Setiap model BP3K mendapat bantuan infrastruktur perluasan siber berupa unit komputasi dan modem terkait. Penyuluh pertanian di wilayah Kabupaten Lampung Selatan terbagi menjadi penyuluh pertanian PNS, THL dan Swadaya. Selama penyuluh dan petani bersedia menggunakan infrastruktur cyber extension, maka perkembangan informasi, inovasi dan teknologi pertanian selalu dapat diikuti oleh petani di wilayah BPP Tanjung Agung.

Sebelumnya, kelima BPP tersebut juga termasuk BPP Model. Saat itu, seluruh BPP mendapat fasilitas ekspansi siber berupa komputer, modem, dan laptop. Upaya pemerintah untuk melengkapi infrastruktur ekspansi siber di BPP (dahulu BP3K) dilakukan melalui program Model BP3K BPSDMP sejak tahun 2010. Hal ini sejalan dengan respon PPL terhadap ketersediaan infrastruktur ICT untuk mendukung keberhasilan program ekspansi siber seperti disajikan pada Tabel 5.5.

Dari temuan tersebut dapat dipahami bahwa meskipun sarana penunjang dan peralatan kerja penyuluh di wilayah Kabupaten Lampung Selatan sudah sangat memadai, namun fasilitas internet di BPP belum tersedia. Persepsi dan tanggapan penyuluh pertanian terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam program penyuluhan siber. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh melalui cyber extension dapat memperoleh informasi teknologi yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

Dengan demikian, keberhasilan cyber extension yang dikembangkan oleh pemerintah (Kementerian Pertanian) juga sangat bergantung pada ketersediaan sinyal (khususnya 3G). Program pelatihan dukungan konseling cyber berbasis komputer bagi konselor yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2015 hanya menjangkau satu orang konselor dari setiap BPP. Ketersediaan infrastruktur ekspansi siber sebenarnya sudah memadai, terutama kemampuan personal berupa ponsel Android.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anggoroseto, Mardikanto dan Anantanyu (2012) bahwa kinerja instruktur dalam menggunakan cyber extension dipengaruhi oleh faktor karakteristik seperti pendidikan instruktur dan usia. Implementasi cyber extension di Provinsi Lampung telah berlangsung sejak program model BP3K dari BPSDMP diluncurkan pada tahun 2011, namun pergantian kepemimpinan di pusat dan daerah belum mendukung program ini. Kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk mendukung penyampaian konseling siber di tingkat institusi masih sangat terbatas, namun sebagian besar konsultan sudah mampu mengakses internet secara mandiri.

Persepsi positif konselor terhadap TIK memberikan harapan bagi keberhasilan pengembangan program konseling cyber. Wijekoon, R., Shantha Emitiyagoda, M.F.M. Rizwan, R.M.M. Sakunthala Rathnayaka, H.G. Ekstensi Cyber: Inisiatif Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pertanian dan Pembangunan Pedesaan di Sri Lanka.

Tabel 5.1.  Sebaran BP3K di Provinsi Lampung Tahun 2016
Tabel 5.1. Sebaran BP3K di Provinsi Lampung Tahun 2016

Kelembagaan Petani di Kabupaten Lampung Selatan

Kelembagaan Petani di Kecamatan Jati Agung

Gambar

Tabel 1.1. Rencana target capaian tahunan
Gambar 2.1.  Peta jalan penelitian implementasi cyber extensionBP3K ModelBP3K sebagai
Tabel 4.1. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2015
Tabel 4.2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji aktifitas protein total dan protein spesifik ekstrak spermatozoa dengan berat molekul 100 kD dalam peran

Pola dinamika parameter fisika – kimia pada sumber bahan baku air laut maupun sebagai media pencuci untuk produk garam rakyat di wilayah Pantai Utara Jawa Timur dan Pantai

Perubahan LUC bersifat dinamis dan tidak linear, artinya, konversi dari penggunaan lahan tidak diikuti pola yang serupa karena faktor alam atau antropogenik

Laporan ini dimaksudkan untuk menyampaikan hasil tahun I dari capaian tujuan penelitian yaitu mengetahui sifat kekuatan dan kerusakan mekanik dari berbagai prototype

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui a) pengaruh strategi pembelajaran dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar mahasiswa FKIP UMN Al-Washliyah; b) pengaruh strategi

Oleh karena itu, penelitian pada tahap selanjutnya mempunyai tujuan yang terkait dengan akses terhadap sumber informasi pembiayaan secara lebih mendalam, yaitu

Sec4p berperan sebagai transport vesikel untuk menargetkan vesikel sekresi ke membran plasma pada proses pasca-Golgi dalam sekresi protein pada ragi dan selanjutnya

Kebaruan utama dari kajian ini adalah bahwa dalam penelian ini dilakukan beberapa simulasi dengan menggunakan berbagai instrumen yang potensial untuk digunakan dalam