• Tidak ada hasil yang ditemukan

pdf makalah hukum internasional compress

N/A
N/A
Agusti Wiguna

Academic year: 2024

Membagikan "pdf makalah hukum internasional compress"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH

HUKUM INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL

DOSEN PENGASUH :MUTIA EVI KRISTI, SH.M.Hum DOSEN PENGASUH :MUTIA EVI KRISTI, SH.M.Hum

D

Diisussusun Oleun Oleh:h:

NAMA

NAMA : : ERIK ERIK SOSANTOSOSANTO NIM

NIM : : EAA EAA 110 110 039039 JURUSAN

JURUSAN : : HUKUMHUKUM

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS HUKUM

FAKULTAS HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya dari Tuhan Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya dari Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai Hukum Internasional.

Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah mengenai Hukum Internasional.

Makalah ini disusun berdasarkan sumber dari buku-buku dan sumber lainnya yang Makalah ini disusun berdasarkan sumber dari buku-buku dan sumber lainnya yang  berhubungan dengan Hukum Internasional.

 berhubungan dengan Hukum Internasional.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan bagi orang yang membacanya.

menambah wawasan bagi orang yang membacanya.

Penulis menyadari

Penulis menyadari akibat keterbatasan akibat keterbatasan waktu dan waktu dan pengalaman penulis, maka pengalaman penulis, maka tulisan ini tulisan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini.

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini.

Harapan penulis semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi Harapan penulis semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

semua pihak yang membacanya yang membacanya tentang tentang Hukum Internasional. Hukum Internasional.

Palangka Raya, November 2011 Palangka Raya, November 2011

Penyusun

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL JUDUL ... ... ... ii KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ... ii ii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... ... iii iii BAB

BAB I I Hukum Hukum Internasional Internasional ... ... ... 1 1 BAB

BAB II Hukum II Hukum Luat Luat ... ... ... 4 4 BAB

BAB III III Hukum Hukum Angkasa Angkasa ... ... ... 10 10 BAB

BAB IV IV Hukum Hukum Diplomatik Diplomatik dan dan Konsuler Konsuler ... ... .. 14 14 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I BAB I

  

HUKUM INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL

A. Pengertian Hukum Internasional A. Pengertian Hukum Internasional

Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional adalah Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja mengatakan bahwa Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara dengan Negara, negara dengan subjek hukum melintasi batas-batas negara antara negara dengan Negara, negara dengan subjek hukum internasional lainnya.

internasional lainnya.

Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1)

1)   Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukumHukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain (hukum antar antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain (hukum antar  bangsa).

 bangsa).

2)

2)   Hukum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang satuHukum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara).

dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara).

B. Asas-Asas Hukum Internasional B. Asas-Asas Hukum Internasional

Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah : Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional, adalah : 1)

1)   Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semuaAsas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua  barang ya

 barang yang berada ng berada dalam wiladalam wilayahnya.yahnya.

2)

2)   Asas Kebangsaan, Menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap mendapatAsas Kebangsaan, Menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap mendapat  perlakuan

 perlakuan hukum dari hukum dari nearanyanearanya. asas in. asas ini memiliki memiliki kekuatan i kekuatan ekstrateritekstrateritorial, arorial, artinya tinya hukumhukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di negara lain.

negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di negara lain.

3)

3)   Asas Kepentingan Umum, Menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semuaAsas Kepentingan Umum, Menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.

C. Subjek Hukum Internasional C. Subjek Hukum Internasional

Subjek hukum Internasional terdiri dari : Subjek hukum Internasional terdiri dari :

1)

1)   Negara. Negara.

2)

2)   Individu.Individu.

3)

3)   Tahta Suci / vatican.Tahta Suci / vatican.

4)

4)   Palang Merah Internasional.Palang Merah Internasional.

5)

5)   Organisasi Internasional.Organisasi Internasional.

Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum Sebagian Ahli mengatakan bahwa pemberontak pun termasuk bagian dari subjek hukum internasional.

internasional.

D.

D. Sumber Sumber Hukum Hukum InternasiInternasionalonal

Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

(5)

2)

2)   Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-Sumber hukum formal, yaitu sumber darimana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan- ketentuan hukum internasional.

ketentuan hukum internasional.

Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri dari : Menurut pasal 38 Piagam mahkamah Internasional, sumber hukum formal terdiri dari : 1)

1)   Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty).Perjanjian Internasional, (traktat/Treaty).

merupakan sumber hukum utama apabila perjanjian tersebut ber bentuk Law MakingTreaties, merupakan sumber hukum utama apabila perjanjian tersebut ber bentuk Law MakingTreaties, yaitu perjanjian internasional yang berisikan prinsip-prinip dan ketentuan-ketentuan yang yaitu perjanjian internasional yang berisikan prinsip-prinip dan ketentuan-ketentuan yang  berlaku se

 berlaku secara umcara umum, Misaum, Misalnya :lnya :

1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945;

1. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945;

2. Konvensi

2. Konvensi Wina mengenai Wina mengenai Hubungan Diplomatik Hubungan Diplomatik 1961, Konsuler 1963.1961, Konsuler 1963.

3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dll 3. Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dll 2)

2)   Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagaiKebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sebagai hukum.

hukum.

Hal ini berasal dari praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambilnya Hal ini berasal dari praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambilnya terhadap suatu persoalan. Contoh hasil kodifikasi hukum kebiasaan adalah Konvensi terhadap suatu persoalan. Contoh hasil kodifikasi hukum kebiasaan adalah Konvensi Hubungan Diplomatik, Konsuler, Hukum Laut tahun 1958, dan Hukum Perjanjian tahun Hubungan Diplomatik, Konsuler, Hukum Laut tahun 1958, dan Hukum Perjanjian tahun 1969.

1969.

3)

3)   Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab.Asas-asas umum hukum yang diakui oleh negara-negara beradab.

Asaa-asas umum hukum nasional yang dapat mengisi ke kosongan dalam hukum Asaa-asas umum hukum nasional yang dapat mengisi ke kosongan dalam hukum internasional. Misalnya : Praduga tak Bersalah, dll.

internasional. Misalnya : Praduga tak Bersalah, dll.

4)

4)   Yurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang telah memiliki kekuatanYurisprudency, yaitu keputusan hakim hukum internasional yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.

hukum tetap.

Keputusan

Keputusan –  – Keputusan Peradilan:Keputusan Peradilan:

a.

a.   Memainkan peranan yang cukup penting dalam pembentukan norma-norma baru dalamMemainkan peranan yang cukup penting dalam pembentukan norma-norma baru dalam hukum internasional, misalnya dalam sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan.

hukum internasional, misalnya dalam sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan.

 b.

 b.   Mahkamah diperbolehkan memutuskan suatuMahkamah diperbolehkan memutuskan suatu perkara secara  perkara secara “ex “ex aequo aequo et et bono” bono” yaituyaitu   keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasar prinsip keadillan keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasar prinsip keadillan dan kebenaran.

dan kebenaran.

5)

5)   Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum internasional.Doktrin, yaitu pendapat para ahli hukum internasional.

F.

F. Sebab-Sebab Sebab-Sebab Sengketa Sengketa InternasionInternasionalal

Secara garis besar sengketa internasional terjadi karena hal-hal berikut : Secara garis besar sengketa internasional terjadi karena hal-hal berikut : a. Sengketa terjadi karena masalah Politik

a. Sengketa terjadi karena masalah Politik

Hal ini terjadi karena adanya perang dingin antara blok barat (liberal membentuk pakta Hal ini terjadi karena adanya perang dingin antara blok barat (liberal membentuk pakta  pertahana

 pertahanan NATO) di n NATO) di bawah pimbawah pimpinan Amepinan Amerika dan blrika dan blok Timur (Komok Timur (Komunis memunis membentuk bentuk paktapakta  pertahana

 pertahanan Warsawa) dibawah pimpinan Uni Sovyet/ Rusia. kedua blok ini saling n Warsawa) dibawah pimpinan Uni Sovyet/ Rusia. kedua blok ini saling memepememeperluasrluas  pengaruh

 pengaruh ideologi dan ideologi dan ekonominekonominya di berbagya di berbagai negaai negara ra sehingga banyak negara sehingga banyak negara yang kemudianyang kemudian menjadi korban. contoh korea yang terpecah menjadi dua, yaitu Korea Utara dengan paham menjadi korban. contoh korea yang terpecah menjadi dua, yaitu Korea Utara dengan paham komunis dan korea selatan dengan paham liberal.

komunis dan korea selatan dengan paham liberal.

 b. Karena

 b. Karena batas wilbatas wilayahayah

hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas wilayah suatu negara dengan negara hal ini terjadi karena tidak adanya kejelasan batas wilayah suatu negara dengan negara lain sehingga masing-masing negara akan mengklaim wilayah perbatan tertentu. contoh : Tahun lain sehingga masing-masing negara akan mengklaim wilayah perbatan tertentu. contoh : Tahun 1976 Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan pula sipadan dan ligitan dan diputuskan 1976 Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan pula sipadan dan ligitan dan diputuskan

(6)

oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh malaysia, perbatasan kasmir yang diperebutkan oleh MI pada tahun 2003 dimenangkan oleh malaysia, perbatasan kasmir yang diperebutkan oleh india dan pakistan.

oleh india dan pakistan.

G.

G. Penyelesaian Penyelesaian Sengketa Sengketa InternasioInternasionalnal

Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : Penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu : 1. Dengan cara damai, terdiri dari :

1. Dengan cara damai, terdiri dari : a)

a)  Arbitrasi. arbitrase biasanya dilakukan dengan cara menyerahkan sengketa kepada orang-Arbitrasi. arbitrase biasanya dilakukan dengan cara menyerahkan sengketa kepada orang- orang tertentu (arbitrator) yag dipilih secarea bebas oleh berbagai pihak untuk

orang tertentu (arbitrator) yag dipilih secarea bebas oleh berbagai pihak untuk memutuskannya tanpa terlalu terikat dengan prosedur hukum.

memutuskannya tanpa terlalu terikat dengan prosedur hukum.

 b)

 b)  Penyelesaian Yudisia, adalah suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu peradilan yudicialPenyelesaian Yudisia, adalah suatu penyelesaian dihasilkan melalui suatu peradilan yudicial internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya dengan memberlakukan kaidah-kaidah internasional yang dibentuk sebagaimana mestinya dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum. Contoh International Court of Justice, yang berkedudukan di Denhag Belanda.

hukum. Contoh International Court of Justice, yang berkedudukan di Denhag Belanda.

c)

c)   Negosiasi (pe Negosiasi (perundingan), rundingan), jasa-jasa jasa-jasa baik, mbaik, mediasi, daediasi, dan konsilian konsiliasi.si.

d)

d)  Penyelidikan.Penyelidikan.

e)

e)  Penyelesaian di bawah naungan PBB.Penyelesaian di bawah naungan PBB.

2. Dengan cara paksa atau kekerasan, terdisi dari : 2. Dengan cara paksa atau kekerasan, terdisi dari :

a)

a)   Perang dan tindakan bersenjata non perang.Perang dan tindakan bersenjata non perang.

 b)

 b)  Retorsi, yaitu istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap negaraRetorsi, yaitu istilah teknis untuk pembalasan dendam oleh suatu negara terhadap negara lain karena diperlakukan secara tidak pantas.

lain karena diperlakukan secara tidak pantas.

c)

c)   Tindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang dipakai oleh suatuTindakan-tindakan pembalasan (Repraisal), yaitu suatu metode yang dipakai oleh suatu negara untuk m

negara untuk memperoleh ganti kerugian dari emperoleh ganti kerugian dari negara lain negara lain dengan melakukan dengan melakukan tindakantindakan-- tindakan pemalasan.

tindakan pemalasan.

d)

d)  Blokade secara damai.Blokade secara damai.

e)

e)   Intervensi.Intervensi.

H.

H. Peranan Peranan Mahkamah Mahkamah InternasioInternasional nal Terhadap Terhadap Pelanggaran Pelanggaran HamHam

Mahkamah Internasional (MI) merupakan salah satu badan perlengkapan PBB yang Mahkamah Internasional (MI) merupakan salah satu badan perlengkapan PBB yang  berkeduduk

 berkedudukan an di di Denhag Denhag (Belanda). (Belanda). MI MI memiliki 15 memiliki 15 orang orang hakim hakim yang yang dipilih dipilih dari dari 15 15 negaranegara dengan masa jabatan 9 tahun. Selain memberikan pertimbangan hukum kepada Majelis Umum dengan masa jabatan 9 tahun. Selain memberikan pertimbangan hukum kepada Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB MI pun bertugas untuk memeriksa dan menyelesaikan PBB dan Dewan Keamanan PBB MI pun bertugas untuk memeriksa dan menyelesaikan  perselisiha

 perselisihan-perselisihn-perselisihan an yang yang diserahkan diserahkan kepadanykepadanya. a. Dalam Dalam mengadmengadili ili suatu suatu perara perara MIMI  berpedom

 berpedoman pada Traan pada Traktat-trakktat-traktat dan ketat dan kebiasaan - biasaan - kebiasaakebiasaan Internasn Internasional.ional.

I.

I. Prosedur Prosedur Penyelesaian Penyelesaian Kasus Kasus HAM HAM InternasionalInternasional

Penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh mahkamah internasional dapat dilakukan melalui Penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh mahkamah internasional dapat dilakukan melalui  prosedur be

 prosedur berikut :rikut : 1)

1)  Korban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM PBB atau melaluiKorban pelanggaran HAM dapat mengadukan kepada komisi tinggi HAM PBB atau melalui lembaga HAM internasional lainnya.

lembaga HAM internasional lainnya.

2)

2)   pengaduan  pengaduan ditindakladitindaklanjuti dengnjuti dengan penyean penyelidikan dan lidikan dan penyidikapenyidikan.n.

3)

3)  dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada tahap peradilan,dengan bukti-bukti hasil penyelidikan dan penyidikan proses dilanjutkan pada tahap peradilan, dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.

dan jika terbukti maka hakim MI akan menjatuhkan sanksi.

(7)

BAB II BAB II HUKUM LAUT HUKUM LAUT

A.

A.   Pengertian Laut InternsionalPengertian Laut Internsional

Laut adalah keseluruhan rangkaian air asin yang menggenangi seluruh permukaan bumi, Laut adalah keseluruhan rangkaian air asin yang menggenangi seluruh permukaan bumi, akan tetapi arti laut menurut definisi hukum adalah keseluruhan air laut yang berhubungan secara akan tetapi arti laut menurut definisi hukum adalah keseluruhan air laut yang berhubungan secara  bebas

 bebas diseluruh diseluruh permukapermukaan an bumi. bumi. SehinggSehingga a keberadaakeberadaan n dari dari Laut Laut Mati, Mati, Laut Laut Kaspia Kaspia dan dan thethe Great Salt Lake yang terdapat di Amerika Serikat dari segi hukum tidak dapat dikatakan laut, Great Salt Lake yang terdapat di Amerika Serikat dari segi hukum tidak dapat dikatakan laut, karena laut-laut tersebut tertutup dan tidak memiliki hubungan dengan bagian-bagian laut lainnya.

karena laut-laut tersebut tertutup dan tidak memiliki hubungan dengan bagian-bagian laut lainnya.

Walaupun airnya asin dan menggenangi lebih dari satu negara pantai seperti Laut Kaspia, Walaupun airnya asin dan menggenangi lebih dari satu negara pantai seperti Laut Kaspia, tetapi tetap tidak memiliki hubungan dengan laut lain yang berada di permukaan bumi.

tetapi tetap tidak memiliki hubungan dengan laut lain yang berada di permukaan bumi.

Sebenarnya laut merupakan jalan raya yang menghubungkan transportasi ke seluruh Sebenarnya laut merupakan jalan raya yang menghubungkan transportasi ke seluruh  pelosok du

 pelosok dunia. Melania. Melalui laut, lui laut, masyaramasyarakat internakat internasional dan sional dan subjek-subjek subjek-subjek hukum inhukum internasionalternasional lainnya yang memiliki kepentingan dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum dalam hal lainnya yang memiliki kepentingan dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum dalam hal  pelayara

 pelayaran, perdagan, perdagangan samngan sampai penelitpai penelitian ilmu ian ilmu pengetahuapengetahuan.n.

Hukum Laut dibagi menjadi 2 (dua) istilah:

Hukum Laut dibagi menjadi 2 (dua) istilah:

1.Hukum Laut Keperdataan atau istilah lain disebut Hukum Maritim (Maritime Law).

1.Hukum Laut Keperdataan atau istilah lain disebut Hukum Maritim (Maritime Law).

2.Hukum Laut Internasional Publik (International Law of The Sea).

2.Hukum Laut Internasional Publik (International Law of The Sea).

Hukum Maritim adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dibidang Hukum Maritim adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dibidang keperdataan yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan yang terjadi di laut.

keperdataan yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan yang terjadi di laut.

“ Contoh

“ Contoh : seseorang atau badan hukum yang tunduk pada hukum nasionalnya akan melakukan : seseorang atau badan hukum yang tunduk pada hukum nasionalnya akan melakukan  perbuatan

 perbuatan hukum dibhukum dibidang kepeidang keperdataan, yrdataan, yaitu meaitu mengirim sengirim sebuah barang mbuah barang menggunakaenggunakan kapal dan kapal dariri tanjung priok ke singapura, maka si pengirim barang tersebut wajib menghubungi Perusahaan tanjung priok ke singapura, maka si pengirim barang tersebut wajib menghubungi Perusahaan Pengangkutan di Singapura, sehingga terjadilah hubungan hukum keperdataan di bidang Pengangkutan di Singapura, sehingga terjadilah hubungan hukum keperdataan di bidang  pengangk

 pengangkutan. “utan. “  

Hukum Laut Internasional adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak dan Hukum Laut Internasional adalah kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak dan kewenangan suatu negara atas kawasan laut yang berada dibawah yurisdiksi nasionalnya kewenangan suatu negara atas kawasan laut yang berada dibawah yurisdiksi nasionalnya (national

(national jurisdictionjurisdiction).).

Contoh : Contoh :

1.Hak & Kewenangan Republik Indonesia atas perairan kepulauan.

1.Hak & Kewenangan Republik Indonesia atas perairan kepulauan.

2.Hak & Kewenangan Republik Indonesia atas laut territorial.

2.Hak & Kewenangan Republik Indonesia atas laut territorial.

Kedua contoh pengertian tersebut dapat dibedakan, walau tidak dapat dipisahkan secara Kedua contoh pengertian tersebut dapat dibedakan, walau tidak dapat dipisahkan secara mutlak, karena keduanya memiliki hubungan sebab akibat. Seperti halnya dalam ketentuan mutlak, karena keduanya memiliki hubungan sebab akibat. Seperti halnya dalam ketentuan

(8)

Hukum Maritim terdapat aspek Publik dan sebaliknya Hukum Laut Internasional Publik terdapat Hukum Maritim terdapat aspek Publik dan sebaliknya Hukum Laut Internasional Publik terdapat aspek keperdataan.

aspek keperdataan.

Contoh ketentuan keperdataan yang memuat unsur publik : Contoh ketentuan keperdataan yang memuat unsur publik :

1.Aturan Hukum yang berhubungan dengan pelabuhan (Port Regulation).

1.Aturan Hukum yang berhubungan dengan pelabuhan (Port Regulation).

2.Aturan Hukum mengenai keselamatan berlayar (Safety of Navigation).

2.Aturan Hukum mengenai keselamatan berlayar (Safety of Navigation).

3.Pendaftaran Kapal (Ships Registration).

3.Pendaftaran Kapal (Ships Registration).

Contoh ketentuan publik yang memuat unsur keperdataan : Contoh ketentuan publik yang memuat unsur keperdataan : 1.Ketentuan-ketentuan mengenai pencemaran di laut.

1.Ketentuan-ketentuan mengenai pencemaran di laut.

2.Ketentuan mengenai SFCW (Standard of Training Certification & Watch Keeping).

2.Ketentuan mengenai SFCW (Standard of Training Certification & Watch Keeping).

Terdapat 3 (tiga) konvensi mengenai Hukum Laut Internasional, akan tetapi yang saat ini Terdapat 3 (tiga) konvensi mengenai Hukum Laut Internasional, akan tetapi yang saat ini  berlaku a

 berlaku adalah Konvdalah Konvensi yang ensi yang ketiga paketiga pada tahun 19da tahun 1982. Nask82. Naskah konveah konvensi yang dnsi yang ditandatangitandatanganiani oleh 117 Negara dan ditandatangani di Montego Bay, Jamaica 1982. Konvensi ini resmi bernama oleh 117 Negara dan ditandatangani di Montego Bay, Jamaica 1982. Konvensi ini resmi bernama

“Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (United Nations Conference on the

“Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (United Nations Conference on the Law of the Law of the Sea 1982)”Sea 1982)”  

Prosedur berlakunya Konvensi Hukum Laut 1982 : Prosedur berlakunya Konvensi Hukum Laut 1982 : 1)

1)   InternationaInternational l Conference (1972-1983).Conference (1972-1983).

2)

2)   Signing of Draft Convention (Montego Bay, Jamaica 1982).Signing of Draft Convention (Montego Bay, Jamaica 1982).

3)

3)   Ratification,Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Pengesahan PerjanjianRatification,Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Pengesahan Perjanjian Internasional,menurut Undang-Undang tersebut ratifikasi harus dilakukan dalam bentuk Internasional,menurut Undang-Undang tersebut ratifikasi harus dilakukan dalam bentuk Undang-Undang, apabila materi perjanjian internasional tersebut berkaitan dengan batas Undang-Undang, apabila materi perjanjian internasional tersebut berkaitan dengan batas wilayah negara, hankam negara, Hak Azasi Manusia dan yang menciptakan kaidah-kaidah wilayah negara, hankam negara, Hak Azasi Manusia dan yang menciptakan kaidah-kaidah Hukum Internasional yang baru dan hutang luar negeri. Di luar materi tersebut ratifikasi Hukum Internasional yang baru dan hutang luar negeri. Di luar materi tersebut ratifikasi cukup

cukup dengan dengan menggunakan menggunakan Keppres.Keppres.

4)

4)   DepositDeposit –  –  Depostiory Depostiory 5)

5)   Dokumen Ratifikasi tersebut di simpan ke lembaga Internasional yang ditunjuk olehDokumen Ratifikasi tersebut di simpan ke lembaga Internasional yang ditunjuk oleh Konvensi tersebut. Dalam hal Konvensi Hukum Laut 1982, lembaga hukum yang di tunjuk Konvensi tersebut. Dalam hal Konvensi Hukum Laut 1982, lembaga hukum yang di tunjuk adalah Sekjend PBB.

adalah Sekjend PBB.

6)

6)   Entry into ForceEntry into Force 7)

7)   Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 diberikan syarat untuk “entry into force” yaituKonvensi Hukum Laut Internasional 1982 diberikan syarat untuk “entry into force” yaitu sudah di ratifikasi minimal 60 Negara. Syarat tersebut sudah dipenuhi pada tanggal 16 sudah di ratifikasi minimal 60 Negara. Syarat tersebut sudah dipenuhi pada tanggal 16  November

 November 1993. 1993. Negara Negara yang yang terakhir terakhir meratifikameratifikasi si konvensi konvensi ini ini adalah adalah Guyana. Guyana. SehinggSehinggaa konvensi ini mulai berlaku pada tanggal 16 November 1994.

konvensi ini mulai berlaku pada tanggal 16 November 1994.

8)

8)   ResevertionResevertion 9)

9)   Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 tidak membuka kesempatan untuk reservasi,Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 tidak membuka kesempatan untuk reservasi, dikarenakan amanat dari Majelis Umum PBB kepada UNSC yang menegaskan untuk dibuat dikarenakan amanat dari Majelis Umum PBB kepada UNSC yang menegaskan untuk dibuat Konvensi Hukum Laut yang komprehensif (menyeluruh).

Konvensi Hukum Laut yang komprehensif (menyeluruh).

10)

10)  AccessionAccession 11)

11)   Negara  Negara yang yang tidak tidak mengikumengikuti ti konferensi, konferensi, tidak tidak ikut ikut meratifikameratifikasi si akan akan tetapi tetapi dapat dapat terikatterikat dengan

dengan ketentuan ketentuan Hukum Hukum Laut Laut InternasioInternasional nal 1982.1982.

(9)

Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 1.

1.   Isi :Isi : a)

a)   Memuat hal-hal yang sudah baku, seperti pengaturan mengenai laut bebas (high sea),Memuat hal-hal yang sudah baku, seperti pengaturan mengenai laut bebas (high sea),  pengaturan

 pengaturan mengenmengenai Hak Lintai Hak Lintas Damaas Damai, pengaturai, pengaturan men mengenai Hak ngenai Hak PengejaraPengejaran Seken Seketika.tika.

 b)

 b)   Memuat hal-hal yang merupakan penyempurnaan, antara lain: pengaturan mengenaiMemuat hal-hal yang merupakan penyempurnaan, antara lain: pengaturan mengenai landas kontinen.

landas kontinen.

c)

c)   Merupakan ketegasan, yaitu mengenai lebar laut territorial, yang merupakan 12 mil dariMerupakan ketegasan, yaitu mengenai lebar laut territorial, yang merupakan 12 mil dari garis pangkal.

garis pangkal.

d)

d)   Memuat hal-hal baru / konsepsi baru dibidang hukum laut, antara lain: konsepsi negaraMemuat hal-hal baru / konsepsi baru dibidang hukum laut, antara lain: konsepsi negara kepulauan, konsepsi mengenai ZEE, konsepsi mengenai alih teknologi kelautan, konsepsi kepulauan, konsepsi mengenai ZEE, konsepsi mengenai alih teknologi kelautan, konsepsi mengenai dasar samudera dalam, pengaturan mengenai laut, konsepsi mengenai negara- mengenai dasar samudera dalam, pengaturan mengenai laut, konsepsi mengenai negara- negara

negara tertutup / tertutup / setengah tertutup setengah tertutup (Land Locked (Land Locked State).State).

2. Materi yang diatur:

2. Materi yang diatur:

a)

a)   Pengertian dari ruang lingkup diatur dalam Bab 1 Pasal 1.Pengertian dari ruang lingkup diatur dalam Bab 1 Pasal 1.

 b)

 b)   Laut territorial diatur dalam Bab 2 Pasal 2-23.Laut territorial diatur dalam Bab 2 Pasal 2-23.

c)

c)   Selat yang digunakan untuk pelayaran internasional diatur dalam Bab 3 Pasal 24-45.Selat yang digunakan untuk pelayaran internasional diatur dalam Bab 3 Pasal 24-45.

d)

d)    Negara Ke Negara Kepulauan diapulauan diatur dalam tur dalam Bab 4 PaBab 4 Pasal 46-54.sal 46-54.

e)

e)   Zona Ekonimi Eksklusif diatur dalam Bab 5 Pasal 55-75.Zona Ekonimi Eksklusif diatur dalam Bab 5 Pasal 55-75.

f)

f)   Landas Kontinen diatur dalam Bab 6 Pasal 76-85.Landas Kontinen diatur dalam Bab 6 Pasal 76-85.

g)

g)   Laut Bebas (High Sea) diatur dalam Bab 7 Pasal 86-120.Laut Bebas (High Sea) diatur dalam Bab 7 Pasal 86-120.

h)

h)   Rejim Pulau diatur dalam Bab 7 pasal 121.Rejim Pulau diatur dalam Bab 7 pasal 121.

i)

i)   Laut Tertutup diatur dalan Bab 9 Pasal 122-123.Laut Tertutup diatur dalan Bab 9 Pasal 122-123.

 j)

 j)   Hak Akses Negara-negara yang dibatasi daratan ke dan dari laut serta hak transit diaturHak Akses Negara-negara yang dibatasi daratan ke dan dari laut serta hak transit diatur dalam Bab 10 Pasal 124-132.

dalam Bab 10 Pasal 124-132.

k)

k)   Dasar laut & Samudera diatur dalam Bab 11 Pasal 133-237.Dasar laut & Samudera diatur dalam Bab 11 Pasal 133-237.

l)

l)   Perlindungan & Pelestarian lingkungan di laut diatur dalam Bab 12 Pasal 192-237.Perlindungan & Pelestarian lingkungan di laut diatur dalam Bab 12 Pasal 192-237.

m)

m)   Penelitian Ilmiah Kelautan diatur dalam Bab 13 Pasal 238-265.Penelitian Ilmiah Kelautan diatur dalam Bab 13 Pasal 238-265.

n)

n)   Pengembangan & Alih Teknologi Bab 14 Pasal 266-278.Pengembangan & Alih Teknologi Bab 14 Pasal 266-278.

o)

o)   Penyelesaian Perselisihan diatur dalam Bab 15 pasal 279-299.Penyelesaian Perselisihan diatur dalam Bab 15 pasal 279-299.

 p)

 p)   Ketentuan Umum diatur dalam Bab 16 Pasal 300-304.Ketentuan Umum diatur dalam Bab 16 Pasal 300-304.

q)

q)   Ketentuan Khusus diatur dalam Bab 17 Pajsal 305-320.Ketentuan Khusus diatur dalam Bab 17 Pajsal 305-320.

Kawasan Laut dalam Yurisdiksi Nasional Indonesia : Kawasan Laut dalam Yurisdiksi Nasional Indonesia : a. Dibawah Kedaulatan(Souvereignty).

a. Dibawah Kedaulatan(Souvereignty).

1)

1)   Perairan Kepulauan (Archipelago Waters).Perairan Kepulauan (Archipelago Waters).

2)

2)   Laut Teritorial (Territorial Sea).Laut Teritorial (Territorial Sea).

 b. Dibawah

 b. Dibawah Hak-hak Hak-hak berdaulat (Sovberdaulat (Sovereignty Rereignty Right)ight) 1)

1)   Zona Tambahan (Contigous Zone).Zona Tambahan (Contigous Zone).

2)

2)   Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

3)

3)   Landa Kontinen (Continental Shelf).Landa Kontinen (Continental Shelf).

(10)

Kawasan Laut diluar Yurisdiksi Nasional Indonesia : Kawasan Laut diluar Yurisdiksi Nasional Indonesia : 1)

1)   Laut Bebas.Laut Bebas.

2)

2)   Dasar Samudera Dalam (International Sea Bed Area).Dasar Samudera Dalam (International Sea Bed Area).

Penentuan Batas Maritim (Maritime Boundaries) : Penentuan Batas Maritim (Maritime Boundaries) : a.

a.   Jenis-jenis Garis Pangkal:Jenis-jenis Garis Pangkal:

Batas maritime suatu negara dengan negara tetangga harus jelas dan diadakan melalui Batas maritime suatu negara dengan negara tetangga harus jelas dan diadakan melalui  perjanjian bilate

 perjanjian bilateral. Suatu batas maritime ditentural. Suatu batas maritime ditentukan dari garis pangkal yang merupakan titikkan dari garis pangkal yang merupakan titik awal, untuk menentukan batas keluar, Jenisnya.

awal, untuk menentukan batas keluar, Jenisnya.

- Garis Pangkal Normal.

- Garis Pangkal Normal.

- Garis Pangkal Lurus.

- Garis Pangkal Lurus.

- Garis Pangkal Lurus Kepulauan.

- Garis Pangkal Lurus Kepulauan.

B. Otentisitas Deklarasi Djuanda B. Otentisitas Deklarasi Djuanda

Pada awal kemerdekaan Indonesia, persoalan wilayah (teritorial) menjadi salah satu isu Pada awal kemerdekaan Indonesia, persoalan wilayah (teritorial) menjadi salah satu isu strategis. Perdebatan yang terjadi di dalam BPUPKI ketika pembahasan wilayah republik menjadi strategis. Perdebatan yang terjadi di dalam BPUPKI ketika pembahasan wilayah republik menjadi  buktinya. Akan tetapi,

 buktinya. Akan tetapi, beragam pendapat yang muncul beragam pendapat yang muncul terbatas pada soal terbatas pada soal wilayah daratan. Tidakwilayah daratan. Tidak  banyak

 banyak tokoh tokoh republik republik pada pada waktu waktu itu itu yang yang menyinggmenyinggung ung pentingnya pentingnya wilayah wilayah lautan, lautan, kecualkecualii Muhammad Yamin. Kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding Muhammad Yamin. Kondisi geografis Indonesia yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding darat, menyadarkan pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi darat, menyadarkan pemerintah bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi kedaulatan negara. Atas asumsi itulah Deklarasi Djuanda dideklarasikan pada 13 Desember 1957.

kedaulatan negara. Atas asumsi itulah Deklarasi Djuanda dideklarasikan pada 13 Desember 1957.

Berdasarkan fakta sejarah itulah maka sejak tahun 1999 setiap tanggal 13 Desember Berdasarkan fakta sejarah itulah maka sejak tahun 1999 setiap tanggal 13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara yang kemudian dikukuhkan berdasarkan Keppres No.126/2001 diperingati sebagai Hari Nusantara yang kemudian dikukuhkan berdasarkan Keppres No.126/2001 sebagai hari nasional. Namun, dalam pembacaan saya terhadap lahirnya Deklarasi DDjuanda, sebagai hari nasional. Namun, dalam pembacaan saya terhadap lahirnya Deklarasi DDjuanda, terdapat “masalah” kecil yang penting untuk dibicarakan, yaitu mengenai otentisitas ide.

terdapat “masalah” kecil yang penting untuk dibicarakan, yaitu mengenai otentisitas ide.  

Penggagas Ide Negara Kepulauan Penggagas Ide Negara Kepulauan

Ide cemerlang yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda adalah konsepsi negara kepulauan.

Ide cemerlang yang terdapat dalam Deklarasi Djuanda adalah konsepsi negara kepulauan.

Konsepsi itu mamandang “segala perairan di sekeliling dan di antara pulau

Konsepsi itu mamandang “segala perairan di sekeliling dan di antara pulau-pulau dinyatakan-pulau dinyatakan sebagai bagian yang integral dari wilayah Indonesia.” Pendapat demikian pada

sebagai bagian yang integral dari wilayah Indonesia.” Pendapat demikian pada  waktu itu tidak  waktu itu tidak lazim dalam hubungan antarnegara. Selain itu, kita hanya memiliki aturan hukum wilayah laut lazim dalam hubungan antarnegara. Selain itu, kita hanya memiliki aturan hukum wilayah laut warisan dari Belanda. (Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie/TZMKO, 1939), yang warisan dari Belanda. (Territoriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie/TZMKO, 1939), yang hanya mengatur lebar laut teritorial sejauh tiga mil saja. Pemerintah menyadari bahwa wilayah hanya mengatur lebar laut teritorial sejauh tiga mil saja. Pemerintah menyadari bahwa wilayah  perairan

 perairan Indonesia Indonesia banyak banyak yang yang melebihi melebihi jarak jarak 3 3 mil mil sesuai sesuai dengan dengan TZMKO TZMKO pasal pasal 1 1 ayat ayat 1.1.

Dampaknya adalah terdapat laut bebas yang dapat dilalui oleh kapal-kapal asing dalam wilayah Dampaknya adalah terdapat laut bebas yang dapat dilalui oleh kapal-kapal asing dalam wilayah republik. Adanya laut bebas itu dikhawatirkan akan digunakan oleh kapal-kapal Belanda untuk republik. Adanya laut bebas itu dikhawatirkan akan digunakan oleh kapal-kapal Belanda untuk mengganggu kedaulatan negara. Apalagi pada waktu itu kita masih bersengketa mengenai status mengganggu kedaulatan negara. Apalagi pada waktu itu kita masih bersengketa mengenai status Irian Barat.

Irian Barat.

Berdasarkan keterangan Mochtar Kusumaatmadja, saat itu menjadi salah satu tim Berdasarkan keterangan Mochtar Kusumaatmadja, saat itu menjadi salah satu tim  penyusun

 penyusun RUU RUU Laut Laut Teritorial Teritorial dan dan LingkungLingkungan an Maritim, Maritim, bahwa bahwa tim tim tersebut tersebut telah telah berhasilberhasil menyusun lebar laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam menyusun lebar laut teritorial seluas 12 mil sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam hukum internasional. Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran) mendatangi beliau dan tidak hukum internasional. Kemudian Chaerul Saleh (Menteri Veteran) mendatangi beliau dan tidak

(11)

 bebas antara

 bebas antara pulau-pulau di pulau-pulau di Indonesia sehingga kapal-kapal asing Indonesia sehingga kapal-kapal asing bisa bebas bisa bebas keluar masuk. Halkeluar masuk. Hal tersebut jelas dapat “mengganggu” kedaulatan Indonesia ya

tersebut jelas dapat “mengganggu” kedaulatan Indonesia yang masih berumur muda. Saran daring masih berumur muda. Saran dari Chaerul Saleh adalah untuk menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga tidak ada kategori laut Chaerul Saleh adalah untuk menutup perairan dalam (Laut Jawa) sehingga tidak ada kategori laut  bebas didalamnya. Mochtar

 bebas didalamnya. Mochtar lantas menjawab lantas menjawab tidak mungkin tidak mungkin karena tidak karena tidak sesuai dengan sesuai dengan hukumhukum internasional saat itu dan berjanji untuk mendiskusikanya dengan tim.

internasional saat itu dan berjanji untuk mendiskusikanya dengan tim.

Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial menghadap kepada perdana Hari Jumat 13 Desember 1957, tim RUU Laut Teritorial menghadap kepada perdana menteri Djuanda. Beliau meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim. Mochtar menteri Djuanda. Beliau meminta untuk dijelaskan perihal hasil rancangan tim. Mochtar Kusumaatmadja sebagai ahli hukum internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk Kusumaatmadja sebagai ahli hukum internasional (hukum laut) tampil ke depan untuk menjelaskan. Kemudian diputuskan untuk menerima sebuah deklarasi yang dikenal dengan menjelaskan. Kemudian diputuskan untuk menerima sebuah deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda.

Deklarasi Djuanda.

Fakta di atas memunculkan tiga aktor penting hingga dikeluarkanya Deklarasi Djuanda, Fakta di atas memunculkan tiga aktor penting hingga dikeluarkanya Deklarasi Djuanda, yaitu; Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal yang pasti ialah deklarasi yaitu; Djuanda, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh. Satu hal yang pasti ialah deklarasi Djuanda merupakan keputusan Djuanda karena posisi dia saat itu sebagai pengambil kebijakan.

Djuanda merupakan keputusan Djuanda karena posisi dia saat itu sebagai pengambil kebijakan.

Lalu apakah ide negara kepulauan merupakan konsep dari Chaerul Saleh, karena berdasarkan Lalu apakah ide negara kepulauan merupakan konsep dari Chaerul Saleh, karena berdasarkan kesaksian Mochtar di atas bahwa ide untuk menutup Laut Jawa merupakan saran dari beliau?

kesaksian Mochtar di atas bahwa ide untuk menutup Laut Jawa merupakan saran dari beliau?

 jawabany

 jawabanya belum paa belum pasti, karena sti, karena terbukti ide tterbukti ide tersebut suersebut sudah dibahadah dibahas oleh Muhas oleh Muhammad Yammmad Yamin dalamin dalam rapat BPUPKI tahun 1945. Mari kita lihat pernyataan M. Yamin dalam BPUPKI,

rapat BPUPKI tahun 1945. Mari kita lihat pernyataan M. Yamin dalam BPUPKI,

“Tanah

“Tanah  air Indonesia ialah terutama daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang. Bagi  air Indonesia ialah terutama daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang. Bagi tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka semboyan mare liberum (laut merdeka) menurut tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka semboyan mare liberum (laut merdeka) menurut ajarah Hugo Grotius itu dan yang diakui oleh segala bangsa dalam segala seketika tidak tepat ajarah Hugo Grotius itu dan yang diakui oleh segala bangsa dalam segala seketika tidak tepat dilaksanakan dengan begitu saja, karena kepulauan Indonesia tidak saja berbatasan dengan dilaksanakan dengan begitu saja, karena kepulauan Indonesia tidak saja berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, tetapi juga berbatasan dengan beberapa lautan dan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, tetapi juga berbatasan dengan beberapa lautan dan  beribu-ribu, selat

 beribu-ribu, selat yang luas yang luas atau atau yang sangat yang sangat sempit. Di sempit. Di bagian selat bagian selat dan dan lautan sebelah lautan sebelah dalam,dalam, maka dasar “laut merdeka” tidak dapat dijalankan, dan jikalau dijalankan akan sangat maka dasar “laut merdeka” tidak dapat dijalankan, dan jikalau dijalankan akan sangat merendahkan kedaulatan negara dan merugikan kedudukan pelayaran, perdagangan laut dan merendahkan kedaulatan negara dan merugikan kedudukan pelayaran, perdagangan laut dan melemahkan pembelaan negara. Oleh sebab itu, maka dengan penentuan batasan negara, haruslah melemahkan pembelaan negara. Oleh sebab itu, maka dengan penentuan batasan negara, haruslah  pula

 pula ditentukaditentukan n daerah, daerah, air air lautan lautan manakamanakah h yang yang masuk masuk lautan lautan lepas. lepas. Tidak Tidak menimbumenimbulkanlkan kerugian, jikalau bagian Samudea Hindia Belanda, Samudera Pasifik dan Tiongkok Selatan kerugian, jikalau bagian Samudea Hindia Belanda, Samudera Pasifik dan Tiongkok Selatan diakui menjadi laut bebas, tempat aturan laut merdeka. Sekeliling pantai pulau yang jaraknya diakui menjadi laut bebas, tempat aturan laut merdeka. Sekeliling pantai pulau yang jaraknya  beberapa

 beberapa kilometekilometer r sejak sejak air air pasang-supasang-surut rut dan dan segala segala selat selat yang yang jaraknya jaraknya kurang kurang dari dari 12 12 kmkm antara kedua garis pasang-surut, boleh ditutup untuk segala pelayaran di bawah bendera negara antara kedua garis pasang-surut, boleh ditutup untuk segala pelayaran di bawah bendera negara luaran selainnya dengan seizin atau perjanjian negara kita.”

luaran selainnya dengan seizin atau perjanjian negara kita.”  

Jika kita liat pernyataan M. Yamin di atas, khususnya bagian terakhir, beliau secara Jika kita liat pernyataan M. Yamin di atas, khususnya bagian terakhir, beliau secara eksplisit menyebutkan untuk menutup wilayah laut pedalaman. Selain itu, terlihat dengan jelas eksplisit menyebutkan untuk menutup wilayah laut pedalaman. Selain itu, terlihat dengan jelas  bahwa

 bahwa beliau beliau menguamenguasai sai persoalan persoalan hukum hukum laut laut internasiointernasional. nal. Hal Hal ini ini dikarenakdikarenakan an beliaubeliau memang

memang salah salah satu ahli satu ahli hukum yang hukum yang brilian dbrilian di zamannya. Muni zamannya. Mungkin tidak gkin tidak salah untuksalah untuk mengakuinya sebagai pionir dalam pemikiran hukum laut.

mengakuinya sebagai pionir dalam pemikiran hukum laut.

(12)

Oleh karena itu, ada kemungkinan Chaerul Saleh berpendapat demikian dengan alasan Oleh karena itu, ada kemungkinan Chaerul Saleh berpendapat demikian dengan alasan strategis, yaitu demi menjaga kesatuan (integral) wilayah Indonesia, karena Chaerul Saleh strategis, yaitu demi menjaga kesatuan (integral) wilayah Indonesia, karena Chaerul Saleh mempunyai latar belakang militer. Pertanyaan berikutnya adalah mengapa Mochtar menerima ide mempunyai latar belakang militer. Pertanyaan berikutnya adalah mengapa Mochtar menerima ide Chaerul Saleh padahal dia tahu bahwa usulan tersebut bertentangan dengan hukum internasional Chaerul Saleh padahal dia tahu bahwa usulan tersebut bertentangan dengan hukum internasional  pada saat

 pada saat itu? itu? Menurut Adi Menurut Adi SumardimSumardiman an (Mantan anggota (Mantan anggota delegasi RI delegasi RI ke ke berbagai pertemukanberbagai pertemukan Hukum Laut) ada kemungkinan Mochtar dipengaruhi pendapat Norwegia di mahkamah Hukum Laut) ada kemungkinan Mochtar dipengaruhi pendapat Norwegia di mahkamah internasional pada kasus “Norwegian Fisheries Case” tahun 1951. Jadi sudah ada presedenya.

internasional pada kasus “Norwegian Fisheries Case” tahun 1951. Jadi sudah ada presedenya.  

Jika benar asumsi Adi Sumardiman, maka Deklarasi Djuanda 1957 tidak sepenuhnya ide Jika benar asumsi Adi Sumardiman, maka Deklarasi Djuanda 1957 tidak sepenuhnya ide otentik

otentik Indonesia karena ada persinggungan ide dengan Indonesia karena ada persinggungan ide dengan pendapat Norwegia, meskipun M. pendapat Norwegia, meskipun M. YaminYamin  pernah

 pernah menyinggmenyinggungnya ungnya enam enam tahun tahun sebelumsebelumnya. nya. Perihal Perihal siapa siapa tokoh tokoh yang yang paling paling berperan,berperan, maka kembali pada persepsi masing-masing. Seperti kata Taufik Abdullah-ahli sejarah- dalam maka kembali pada persepsi masing-masing. Seperti kata Taufik Abdullah-ahli sejarah- dalam sejarah tidak ada pahlawan (tokoh) yang ada hanya pelaku sejarah. Namun, kolaborasi antara sejarah tidak ada pahlawan (tokoh) yang ada hanya pelaku sejarah. Namun, kolaborasi antara Djuanda, Chaerul Saleh dan Mochtar Kusumaatmadja telah berhasil merumuskan sebuah politik Djuanda, Chaerul Saleh dan Mochtar Kusumaatmadja telah berhasil merumuskan sebuah politik hukum

hukum yang menguntungkan kepentingan republik. Hebatnya, Deklarasi Djuanda dapat yang menguntungkan kepentingan republik. Hebatnya, Deklarasi Djuanda dapat diterimaditerima oleh masyarakat internasional dan

oleh masyarakat internasional dan konsepsi negara kepulauan konsepsi negara kepulauan ditetapkan menjadi bagian ditetapkan menjadi bagian hukumhukum internasional dengan dicantumkannya dalam United Nations Convention on the Law of The Sea internasional dengan dicantumkannya dalam United Nations Convention on the Law of The Sea (UNCLOS) pada tahun 1982.

(UNCLOS) pada tahun 1982.

(13)

BAB III BAB III

HUKUM ANGKASA HUKUM ANGKASA

A. Sejarah Perkembangan Hukum internasinal A. Sejarah Perkembangan Hukum internasinal

Bila status

Bila status yuridik laut yuridik laut lepas mlepas merupakan bagian dari erupakan bagian dari ketentuan-ketenketentuan-ketentuan hukum tuan hukum internasionalinternasional yang paling tua, maka sebaliknya statusnya yuridik angkasa luar merupakan karya yang paling baru yang paling tua, maka sebaliknya statusnya yuridik angkasa luar merupakan karya yang paling baru karena hanya berkembang semenjak permulaan tahun 1960 an. Hukum angkasa ini bersifat orisinil karena hanya berkembang semenjak permulaan tahun 1960 an. Hukum angkasa ini bersifat orisinil  bila

 bila ditinjau ditinjau dari dari kondisi kondisi bagaimabagaimana na lahirnya, lahirnya, dan dan dari dari beberapa beberapa aspek, aspek, hukum hukum angkasa angkasa ini ini jugajuga  bersifat

 bersifat klasik klasik kalau kalau dilihat dilihat dari dari karakteriskarakteristik tik pokok pokok rejim rejim yuridiknya yuridiknya seperti seperti halnya halnya dengandengan rezimlaut lepas. Pembentukan hukum angkasa luar ini ditandai oleh kecepatan dan kelancaran rezimlaut lepas. Pembentukan hukum angkasa luar ini ditandai oleh kecepatan dan kelancaran relativedimana masyarakat internasional dengan segala telah dapat merumuskan kesepakatan- relativedimana masyarakat internasional dengan segala telah dapat merumuskan kesepakatan-    kesepakatanatas kesepakatanatas sekumpulan sekumpulan prinsip-prprinsip-prinsip insip dasar dasar segara segara sesudah sesudah peluncuran peluncuran satelit satelit pertama pertama sputniksputnik oleh uni soviet pada bulan oktober 1957 dan kemudian disusul oleh peluncuran manusia pertama oleh uni soviet pada bulan oktober 1957 dan kemudian disusul oleh peluncuran manusia pertama ke angkasa luar, yuri Gagarin, juga dari uni soviet pada tahun 1961.

ke angkasa luar, yuri Gagarin, juga dari uni soviet pada tahun 1961.

Kegiatan Negara-negara dibidang eksplorasi dan pemanfaatan angkasa luar dengan Kegiatan Negara-negara dibidang eksplorasi dan pemanfaatan angkasa luar dengan  peluncuran

 peluncuran ke ke angkasa angkasa luar luar berbagai berbagai satelit satelit dengan dengan cepat cepat tela tela menjadi menjadi beraneka beraneka ragam ragam sepertiseperti  pengawasa

 pengawasan n wilayah-wilayah-wilayah wilayah yang yang dilintasi, dilintasi, pencariapencarian n sumber-sumbsumber-sumber er alam alam darat darat dan dan laut, laut, siaransiaran radio dan televise langsung, hubungan telepon, penentuan posisi kapal-kapal, meteorology, radio dan televise langsung, hubungan telepon, penentuan posisi kapal-kapal, meteorology, observasi astronom dan berbagai eksperimen lainnya.

observasi astronom dan berbagai eksperimen lainnya.

B. Resolusi-Resolusi Majelis Umum B. Resolusi-Resolusi Majelis Umum

Hukum angkasa luar ini berbeda dari cabang-cabang hukum internasional lainnya Hukum angkasa luar ini berbeda dari cabang-cabang hukum internasional lainnya mempunyai ciri-ciri khusus yaitu sifat hukumnya yang asli, menyangkut kepentingan yang bersifat mempunyai ciri-ciri khusus yaitu sifat hukumnya yang asli, menyangkut kepentingan yang bersifat universal dan peranan penting yang diamainkan oleh Negara-negara adi daya uni soviet dan amerika universal dan peranan penting yang diamainkan oleh Negara-negara adi daya uni soviet dan amerika serikat. Ciri-ciri khas ini terutama peranan kedua Negara adi daya tersebut telah menyebabkan serikat. Ciri-ciri khas ini terutama peranan kedua Negara adi daya tersebut telah menyebabkan  prosedur

 prosedur pembuatapembuatan n hukum hukum antariksa antariksa cukup cukup unik unik yang yang dimulai dimulai dengan dengan perundingaperundingan-perundingann-perundingan  bilateral

 bilateral antara antara kedua kedua Negara Negara diatas diatas yang yang dilanjutkadilanjutkan n dengan dengan pembahaspembahasan-pembahasan-pembahasan an di di majelimajeliss umum PBB. Majelis umum merumuskan prinsip-prinsip umum yang dimuat oleh resolusi-resolusi umum PBB. Majelis umum merumuskan prinsip-prinsip umum yang dimuat oleh resolusi-resolusi dan perjanjian-perjanjian yang bersifat universal.

dan perjanjian-perjanjian yang bersifat universal.

Pada permulaan awal November 1963, majelis umum menerima sesuatu resolusi mengenai Pada permulaan awal November 1963, majelis umum menerima sesuatu resolusi mengenai  pelucutan

 pelucutan senjata senjata (res.1149-(res.1149-Xll) Xll) yang yang berisikan berisikan kepeduliakepeduliannya nnya atas atas bahaya bahaya penggunapenggunaan an angkasaangkasa luar untuk tujuan militer. Kemudian dalam semangat yang sama, majelis umum pada tanggal 17 luar untuk tujuan militer. Kemudian dalam semangat yang sama, majelis umum pada tanggal 17 oktober 1973 menerima resolusi yang meminta Negara-negara anggota untuk tidak menempatkan oktober 1973 menerima resolusi yang meminta Negara-negara anggota untuk tidak menempatkan di orbit

di orbit benda-benda yang benda-benda yang membawa senjata membawa senjata nuklir nuklir atau senjata atau senjata pemusnah missal pemusnah missal lainnya.lainnya.

Pada tahun 1961 di tahun peluncuran yuri Gagarin dengan pesawat ruang angkasanya, majelis Pada tahun 1961 di tahun peluncuran yuri Gagarin dengan pesawat ruang angkasanya, majelis umum pada tanggal 20 desember 1961 menerima resolusi pertamanya bersifat substantive yang umum pada tanggal 20 desember 1961 menerima resolusi pertamanya bersifat substantive yang mencanangkan prinsip kebebasan ruang angkasa. Dua tahun kemudian pada tahun 1963, majelis mencanangkan prinsip kebebasan ruang angkasa. Dua tahun kemudian pada tahun 1963, majelis umum menerima deklarasi prinsip-prinsip yuridik yang mengatur kegiatan-kegiatan Negara di bidang umum menerima deklarasi prinsip-prinsip yuridik yang mengatur kegiatan-kegiatan Negara di bidang eksplorasi dan penggunaan angkasa luar . deklarasi yang juga diterima oleh amerika serikat dan eksplorasi dan penggunaan angkasa luar . deklarasi yang juga diterima oleh amerika serikat dan uni soviet tersebut talah memungkinkan masyarakat internasional untuk merumuskan suatu perjanjian uni soviet tersebut talah memungkinkan masyarakat internasional untuk merumuskan suatu perjanjian internasional umum mengenai ruang angkasa. Berkat perundingan-perundingan yang berhasil internasional umum mengenai ruang angkasa. Berkat perundingan-perundingan yang berhasil

(14)

secara damai angkasa luar, akhirnya majelis umum pada tanggal 19 desember 1966 menerima secara damai angkasa luar, akhirnya majelis umum pada tanggal 19 desember 1966 menerima  perjanjian internasiona

 perjanjian internasional l mengenmengenai ai prinsip-prinsip yang prinsip-prinsip yang mengatumengatur r kegiatan-kegiatan-kegiatan Negara dibidangkegiatan Negara dibidang eksplorasi dan penggunaan angkasa luar termasuk bulan dan benda-benda angkasa alamiah lainnya.

eksplorasi dan penggunaan angkasa luar termasuk bulan dan benda-benda angkasa alamiah lainnya.

Perjanjian ini dapat dianggap sebagai dokumen hukum induk bagi kegiatan-kegiatan di ruang angkasa Perjanjian ini dapat dianggap sebagai dokumen hukum induk bagi kegiatan-kegiatan di ruang angkasa luar.

luar.

Perjanjian ini secara serentak dibuka untuk penandatanganan di London, moskow dan Perjanjian ini secara serentak dibuka untuk penandatanganan di London, moskow dan Washington tanggal 27 januari 1967 dan dengan cepat mulai berlaku tanggal 10 oktober tahun Washington tanggal 27 januari 1967 dan dengan cepat mulai berlaku tanggal 10 oktober tahun yang sama. Sesuai dengan namanya dan atas keinginan uni soviet dokumen hukum tersebut hanya yang sama. Sesuai dengan namanya dan atas keinginan uni soviet dokumen hukum tersebut hanya semacam kerangka yang menyebutkan prinsip-prinsip umum yang selanjutnya harus diperjelas, semacam kerangka yang menyebutkan prinsip-prinsip umum yang selanjutnya harus diperjelas, dirinci dan dilaksanakan.

dirinci dan dilaksanakan.

Perjanjian-perjanjian Internasional Yang Diterima Majelis Umum : Perjanjian-perjanjian Internasional Yang Diterima Majelis Umum :

Sebagai kelanjutan deklarasi 1963 dan perjanjian internasional 1967, majelis umum menerima Sebagai kelanjutan deklarasi 1963 dan perjanjian internasional 1967, majelis umum menerima 4 perjanjian tambahan yang melengkapi dari mengembangkan dokumen-dokumen yang telah ada 4 perjanjian tambahan yang melengkapi dari mengembangkan dokumen-dokumen yang telah ada yaitu:

yaitu:

1)

1)   Persetujuan mengenai penyelamatan astronot, pengembalian astronot dan resitusi benda-bendaPersetujuan mengenai penyelamatan astronot, pengembalian astronot dan resitusi benda-benda yang diluncurkan keruang angkasa tanggal 22 april 1968, Res. No.2345 (XXII).

yang diluncurkan keruang angkasa tanggal 22 april 1968, Res. No.2345 (XXII).

2)

2)   Konvensi mengenai tanggung jawab internasional untuk kerugian yang disebabkan benda-bendaKonvensi mengenai tanggung jawab internasional untuk kerugian yang disebabkan benda-benda spasil tanggal 29 maret 1972, Res. 2223 (XXIX) 19 desember 1966.

spasil tanggal 29 maret 1972, Res. 2223 (XXIX) 19 desember 1966.

3)

3)   Konvensi mengenai Konvensi mengenai imatrikulasi benda-benda yang imatrikulasi benda-benda yang diluncurdiluncurkan kan ke ke angkasa luar angkasa luar tanggal tanggal 1414  januari 197

 januari 1975, Res. 5, Res. 3235 (XXIX).3235 (XXIX).

4)

4)   Persetujuan yang mengatur kegiatan-kegiatan Negara di bulan dan benda-benda ruang angkasaPersetujuan yang mengatur kegiatan-kegiatan Negara di bulan dan benda-benda ruang angkasa lain, tanggal 18 desember 1979, Res 34/68.

lain, tanggal 18 desember 1979, Res 34/68.

Komite Penggunaan Secara Damai Ruang Angkasa Luar : Komite Penggunaan Secara Damai Ruang Angkasa Luar :

Pada tahun 1958 segera setelah peluncuran satelit buatan pertama, majelis umum PBB memutuskan Pada tahun 1958 segera setelah peluncuran satelit buatan pertama, majelis umum PBB memutuskan untuk mendirikan suatu AD Hoc Commite On the Peacefull Usus of the outer Space untuk membahas untuk mendirikan suatu AD Hoc Commite On the Peacefull Usus of the outer Space untuk membahas ::

1)

1)   Kegiatan-kegiatan dan sumber-sumber PBB,badan-badan khusus dan badan-badan internasionalKegiatan-kegiatan dan sumber-sumber PBB,badan-badan khusus dan badan-badan internasional lainnya

lainnya mengenai mengenai penggunaan penggunaan secara secara damai damai ruang ruang angkasa angkasa luar.luar.

2)

2)   Kerjasama internasional dan program-program di bidang yang kiranya dapat dilakukan dibawahKerjasama internasional dan program-program di bidang yang kiranya dapat dilakukan dibawah naungan PBB.

naungan PBB.

3)

3)   Pengaturan-pengaturan organisasi untuk mempermudah kerjasama internasional dalam rangkaPengaturan-pengaturan organisasi untuk mempermudah kerjasama internasional dalam rangka PBB.

PBB.

4)

4)   Masal-masal hukum yang dapat muncul dalam kegiatan eksplorasi ruang angkasa.Masal-masal hukum yang dapat muncul dalam kegiatan eksplorasi ruang angkasa.

Ada Juga Beberapa Teori Yang Dilahirkan Dari Organisasi Internasional, Perjanjian Internasional, Ada Juga Beberapa Teori Yang Dilahirkan Dari Organisasi Internasional, Perjanjian Internasional, Cara Bekerja Sebuah Pesawat Angkasa, Cara Bekerja Transmisi Gelombang Radio, Teori Orbit Cara Bekerja Sebuah Pesawat Angkasa, Cara Bekerja Transmisi Gelombang Radio, Teori Orbit Satelit. Antara lain:

Satelit. Antara lain:

• Teori ICAO (International Civil Aviation Organization).

• Teori ICAO (International Civil Aviation Organization).

Teori ini berdasarkan pada bunyi konvensi Chicago tahun 1944 dengan segenap annex-nya Teori ini berdasarkan pada bunyi konvensi Chicago tahun 1944 dengan segenap annex-nya yang menggunakan batas berlakunya ketentuan hukum udara internasional.Dimulai batas yang menggunakan batas berlakunya ketentuan hukum udara internasional.Dimulai batas

(15)

sebagai”. Setiap alat yang mendapat gaya angkat aerodina

sebagai”. Setiap alat yang mendapat gaya angkat aerodinamis di atmosfir karena reaksi udara (anymis di atmosfir karena reaksi udara (any machine can derive support in the atmosphere from the reaction of the air). Konvensi ini tidak machine can derive support in the atmosphere from the reaction of the air). Konvensi ini tidak menyebutkan secara jelas dan pasti batas ketinggian kedaulatan suatu negara atas ruang menyebutkan secara jelas dan pasti batas ketinggian kedaulatan suatu negara atas ruang udaranya.

udaranya. Dapat Dapat dikatakan dikatakan bahwa bahwa ruang ruang angkasa angkasa dimulai dimulai pada pada saat saat tidak adtidak ada reaksa reaksi udi udara menurara menurutut teknologi penerbangan berkisar 25 mil sampai 30 mil dari permukaan bumi atau sekitar 60.000 teknologi penerbangan berkisar 25 mil sampai 30 mil dari permukaan bumi atau sekitar 60.000 kaki.

kaki.

• Teori Transmisi Radio.

• Teori Transmisi Radio.

Teori ini didasarkan pada sifat gelombang yang memancar melalui perantaraan konduktor Teori ini didasarkan pada sifat gelombang yang memancar melalui perantaraan konduktor atmosfir udara dapat ditentukan bahwa batas ruang angkasa dimulai dari batas maksimum udara atmosfir udara dapat ditentukan bahwa batas ruang angkasa dimulai dari batas maksimum udara dimana gelombang radio tidak dapat menembus batas tersebut melainkan kembali memantul ke dimana gelombang radio tidak dapat menembus batas tersebut melainkan kembali memantul ke  bumi ke

 bumi ketinggian berdatinggian berdasarkan tesarkan teori berkisori berkisar 150 mil saar 150 mil sampai 300 mmpai 300 mil dari permil dari permukaan bumukaan bumi.i.

• Teori Outer Space Treaty 1967.

• Teori Outer Space Treaty 1967.  

Teori ini memberi batas antara ruang udara dan ruang angkasa berdasarkan teori titik Teori ini memberi batas antara ruang udara dan ruang angkasa berdasarkan teori titik terendah orbit suatu satelit atau suatu space objects. Pembatasan teori outer space treaty bersifat terendah orbit suatu satelit atau suatu space objects. Pembatasan teori outer space treaty bersifat tidak pasti. Hal ini bergantung pada karakteristik suatu satelit buatan dan kepadatan atmosfir di tidak pasti. Hal ini bergantung pada karakteristik suatu satelit buatan dan kepadatan atmosfir di suatu orbit pada waktu

suatu orbit pada waktu tertentu. Menurut teori ini, ruang tertentu. Menurut teori ini, ruang angkasa dimulai pada ketinggian 80 angkasa dimulai pada ketinggian 80 KmKm diatas permukaan bumi yang merupakan batas ketinggian minimum (lower limit) dari suatu orbit diatas permukaan bumi yang merupakan batas ketinggian minimum (lower limit) dari suatu orbit satelit.

satelit.

• Teori GSO (Geo Stationary Orbit).

• Teori GSO (Geo Stationary Orbit).

Teori ini dipakai oleh negara-

Teori ini dipakai oleh negara-negara “kolong” dimana negaranya dilalui garis khatulistiwanegara “kolong” dimana negaranya dilalui garis khatulistiwa termasuk Indonesia untuk memperjuangkan klaim hak-hak berdaulat, mengeksplorasi dan termasuk Indonesia untuk memperjuangkan klaim hak-hak berdaulat, mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan

mengeksploitasi kekayaan alam alam di ruang di ruang angkasa yang angkasa yang berbentuk cincin berbentuk cincin ketinggian berkisar ketinggian berkisar 36.00036.000 km dari permukaan bumi. Teori ini lahir dari kegigihan perjuangan negara-negara equator km dari permukaan bumi. Teori ini lahir dari kegigihan perjuangan negara-negara equator (khatulistiwa) untuk memperoleh preferential rights atas GSO (Ida Bagus Rahmadi Supancana, E (khatulistiwa) untuk memperoleh preferential rights atas GSO (Ida Bagus Rahmadi Supancana, E Saefullah Wiradipradja, Mieke Komar Kantaatmadja, 1988). Ide ini diusulkan pada sidang ke-22 sub Saefullah Wiradipradja, Mieke Komar Kantaatmadja, 1988). Ide ini diusulkan pada sidang ke-22 sub komite hukum

komite hukum UNCOPOUS (United Nations UNCOPOUS (United Nations Committee of Committee of Peacefull of Peacefull of Outer Space) Outer Space) untukuntuk memperkuat argumentasi yuridis atas kekayaan alam ruang angkasa bagi negara-negara khatulistiwa.

memperkuat argumentasi yuridis atas kekayaan alam ruang angkasa bagi negara-negara khatulistiwa.

• Teori Pesawat Lockheed U

• Teori Pesawat Lockheed U-2-2 Milik Amerika Serikat dengan

Milik Amerika Serikat dengan kemampuan terbang berkisar 78. 000 kaki. kemampuan terbang berkisar 78. 000 kaki. Pesawat LU-2 Pesawat LU-2 jenisjenis  pengintai i

 pengintai ini ditemni ditembak jatuh bak jatuh oleh USSRoleh USSR. Sehing. Sehingga menimga menimbulkan perang bulkan perang argumentaargumentasi antara si antara UniUni Soviet dan Amerika Serikat. Pihak Uni Soviet memprotes Amerika karena pesawat udaranya telah Soviet dan Amerika Serikat. Pihak Uni Soviet memprotes Amerika karena pesawat udaranya telah memasuki wilayah udara Uni Soviet. Sebaliknya, Amerika berdalih bahwa pesawatnya terbang pada memasuki wilayah udara Uni Soviet. Sebaliknya, Amerika berdalih bahwa pesawatnya terbang pada ketinnggian yang dikategorikan sebagai wilayah ruang angkasa yang bebas dari klaim kedaulatan dari ketinnggian yang dikategorikan sebagai wilayah ruang angkasa yang bebas dari klaim kedaulatan dari negara manapun. Pihak USSR berpegang pada Air Code Soviet yang berbunyi “The Complete negara manapun. Pihak USSR berpegang pada Air Code Soviet yang berbunyi “The Complete and exclusive sovereignity over the airspace of USSR shall be long to the USSR.Air space of USSR and exclusive sovereignity over the airspace of USSR shall be long to the USSR.Air space of USSR shall be deemed to be the air space above the land and water territory of the USSR including the shall be deemed to be the air space above the land and water territory of the USSR including the space above territorial waters as determined by laws of USSR and by international treaties”

space above territorial waters as determined by laws of USSR and by international treaties”

(16)

• Teori Space Shuttle atau teori Orbiter.

• Teori Space Shuttle atau teori Orbiter.

Untuk,memperkuat argumentasi yuridis masalah status hukum pesawat ulang-alik yang banyak Untuk,memperkuat argumentasi yuridis masalah status hukum pesawat ulang-alik yang banyak menimbulkan silang pendapat di kalangan ilmuan hukum udara. Beberapa ilmuan hukum udara menimbulkan silang pendapat di kalangan ilmuan hukum udara. Beberapa ilmuan hukum udara masih belum bisa menarik kesimpulan tentang penundukan hukum atas pesawat ulang alik. Di masih belum bisa menarik kesimpulan tentang penundukan hukum atas pesawat ulang alik. Di satu sisi tunduk pada hukum ruang angkasa dan di sisi lain tunduk pada hukum udara internasional.

satu sisi tunduk pada hukum ruang angkasa dan di sisi lain tunduk pada hukum udara internasional.

Karena sifat-sifat kendaraan tersebut selalu berubah-ubah, kadang sifatnya sebagai pesawat angkasa Karena sifat-sifat kendaraan tersebut selalu berubah-ubah, kadang sifatnya sebagai pesawat angkasa dan juga sebagai pesawat udara biasa (K Martono, 1987).Untuk memperkuat argumen yuridis berkenaan dan juga sebagai pesawat udara biasa (K Martono, 1987).Untuk memperkuat argumen yuridis berkenaan dengan batas

dengan batas delimitasi ruang delimitasi ruang udara dan udara dan ruang angkasa ruang angkasa dapat dilihat dapat dilihat dari dari proses proses kerja pesawat ulang alikkerja pesawat ulang alik  pada

 pada saat saat menjalanmenjalankan kan misinya.Mmisinya.Meluncur eluncur ke ke ruang ruang angkasa angkasa melalui melalui tiga tiga tahapan tahapan yakni yakni tahaptahap ascend/launching (peluncuran), tahap orbital (penempatan ke orbit),dan tahap descend (pulang turun ascend/launching (peluncuran), tahap orbital (penempatan ke orbit),dan tahap descend (pulang turun kembali

kembali ke ke bumi bumi memasuki memasuki atmosfir). atmosfir). Turunya Turunya pesawat pesawat dengan dengan gaya gaya aerodinamis aerodinamis menggunakan menggunakan reaksireaksi udara mirip pesawat udara komersial biasa. Dari proses kerja pesawat ini dapat diambil teori penentuan udara mirip pesawat udara komersial biasa. Dari proses kerja pesawat ini dapat diambil teori penentuan delimitasi ruang udara dan ruang angkasa. Teori tersebut adalah batas ruang udara berlaku pada saat delimitasi ruang udara dan ruang angkasa. Teori tersebut adalah batas ruang udara berlaku pada saat tangki

tangki luar luar bahan bahan bakar pecah bakar pecah dan dan terbakar terbakar disusul disusul dua dua roket roket pendorong pendorong lepas lepas pada pada ketinggian ketinggian 50 50 milmil dari permukaan bumi.

dari permukaan bumi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi permasalahan adalah apa yang dimaksud dengan subjek Hukum Internasional, membentuk hubungan diplomatik antar negara dan hubungan

Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu.Hukum antar

Dari beberapa pengertian yang disebutkan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan hukum (secara umum) adalah segala sesuatu yang dirumuskan,

48 Sementara itu Konvensi Basel yang merupakan acuan hukum internasional dalam lalu lintas limbah B3 antar negara sama sekali tidak memberikan pengertian atas

hanya mengatur hubungan dalam negeri dan (c) kaedah hukum internasional ialah kaedah wajib, seperti layaknya semua kaedah hukum, dan ini yang membedakan antara hukum internasional

Pada uraian sebelumnya seperti yang telah disampaikan di atas, hukum internasional pada intinya diberi pengertian sebagai kumpulan kaidah, asas-asas, atau ketentuan yang

Dalam penataan batas maritim dengan negara-negara tetangga tersebut, menurut Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, Indonesia berhak untuk menetapkan batas-batas terluar dari

DAFTAR PUSTAKA Setianingsih, Sri, “Pengertian Hukum Internasional,” Pengantar Dalam Hukum Indonesia, 1983, 1–45 Sunyowati, Dina, “HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER HUKUM DALAM HUKUM