• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengaruh Inflasi Dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di ... - Unibos

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengaruh Inflasi Dan Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di ... - Unibos"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

  • Pengertian Ekonomi Makro
  • Inflasi
  • Impor
  • Pertumbuhan Ekonomi

Sadono Sukirno (2018), mendefinisikan ilmu ekonomi makro (macroeconomics) sebagai cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan pokok perekonomian secara komprehensif atau komprehensif tentang berbagai masalah pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran kebijakan moneter dalam ekonomi makro adalah untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negara. Hal lain terkait IHK dan inflasi adalah stabilitas harga juga menjadi barometer stabilitas pertumbuhan ekonomi riil karena inflasi yang terkendali menjamin peningkatan daya beli masyarakat dari waktu ke waktu.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses peningkatan kapasitas produksi suatu perekonomian yang terwujud dalam bentuk peningkatan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah ekonomi dalam selang waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, semakin cepat proses penambahan output daerah, sehingga prospek pembangunan daerah semakin baik.

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan ekonomi pada tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Banyak tokoh dan pemikiran atau teorinya tentang pembangunan atau pertumbuhan ekonomi selama ini. Para ekonom berpandangan bahwa pengurangan tambahan output akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, artinya disini pertumbuhan ekonomi tidak terjadi secara terus menerus.

Rangkuman dan pendapat berbagai ahli ekonomi sepanjang zaman menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Naik atau turunnya laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi setiap triwulan dipengaruhi oleh banyak hal, sehingga kualitas penyelenggaraan pemerintahan suatu negara tidak dapat dinilai hanya dari naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi pada suatu triwulan. Apabila suatu negara mengalami peningkatan pendapatan per kapita dibandingkan dengan periode sebelumnya, maka dapat dikatakan negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi.

Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada jumlah pengangguran atau dapat juga dikatakan tingkat pengangguran mengalami penurunan dari periode sebelumnya.

Kerangka Pikir

Transaksi impor adalah perdagangan dengan memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Susilo, impor dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan barang dari suatu negara (luar negeri) ke dalam daerah pabean negara lain. Dalam hal ini dapat diwakili oleh kepentingan kedua perusahaan antara kedua negara yang berbeda, dan tentunya juga aturan dan bertindak sebagai pemasok, dan pihak lainnya bertindak sebagai negara penerima.

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis
  • Definisi Operasional

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah inflasi dan impor, dan variabel terikatnya adalah pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan berupa jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, inflasi, impor, pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Selatan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam kajian ini, tingkat inflasi yang mengindikasikan tingkat inflasi yang tinggi dan stabil akan menjadi simulator pertumbuhan ekonomi. Temuan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz Septiatin, dkk (2016) yang hasil penelitiannya membuktikan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat bahwa hasil penelitian (Isadianti purwaning Astuti, 2018) menunjukkan bahwa pengaruh impor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Variabel impor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan, kenaikan impor sebesar 1 persen akan meningkatkan besaran pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Agar kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan dapat mempublikasikan statistik pertumbuhan ekonomi secara lengkap dan lebih spesifik sehingga para peneliti dapat lebih mudah mengakses data yang diperlukan.

Bagi peneliti tambahan untuk meneliti lebih dalam, hasil penelitian ini menjadi referensi dan acuan bagi peneliti tambahan untuk meneliti lebih dalam pengaruh inflasi dan impor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Pengaruh Inflasi, Angkatan Kerja dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam Tesis Ekonomi Islam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya Badan Pusat Statistik

  • Profil Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan
  • Logo
  • Visi dan Misi
  • Struktur Organisasi Dan Job Description

Berdasarkan Keputusan Presiden X nomor 172 tanggal 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Badan Pusat Statistik dan bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Pada tanggal 19 Mei 1997, UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, dimana Badan Pusat Statistik berubah nama menjadi “Badan Pusat Statistik”. Berdasarkan undang-undang tersebut yang diikuti dengan peraturan perundang-undangan sebagai berikut, nama Badan Pusat Statistik secara resmi diubah menjadi Badan Pusat Statistik.

Logo Badan Pusat Statistik memiliki warna biru, hijau, dan jingga, dan masing-masing warna memiliki arti tertentu, yaitu. Berdasarkan keputusan presiden no. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik No. 116 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik terdiri dari Direktorat Pengembangan Sensus dan Metodologi Penelitian, Direktorat Diseminasi Statistik dan Direktorat Sistem Informasi Statistik.

Deputi Bidang Statistik Sosial terdiri dari Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Manusia, dan Direktorat Statistik Jaminan Sosial. Deputi Statistik Produksi terdiri dari Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Direktorat Peternakan, Perikanan dan Kehutanan dan Direktorat Statistik Industri. Deputi Statistik Distribusi dan Jasa terdiri dari Direktorat Statistik Harga, Direktorat Statistik Distribusi, dan Direktorat Keuangan, TI dan Statistik.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari Direktorat Neraca Produksi, Direktorat Neraca Pengeluaran dan Direktorat Analisis &. Selain itu, ada Sekolah Tinggi Statistika (STIS) yang pendiriannya berdasarkan Keputusan Presiden No. 163 Tahun 1998 tentang Sekolah Tinggi Statistik sebagai perguruan tinggi resmi di lingkungan Badan Pusat Statistik berkedudukan di Jakarta.

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Variabel

Susunan organisasi Sekolah Tinggi Statistik didasarkan pada Keputusan Kepala BPS Nomor 101 Tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Statistik. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan nilai dan jumlah barang atau jasa yang diproduksi dalam kurun waktu tertentu. Faktor utama yang mempengaruhi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), modal, sosial budaya dan perkembangan teknologi.

Sedangkan beberapa indikator pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya pendapatan nasional, pendapatan per per kapita, jumlah pekerja yang lebih besar dari jumlah pengangguran dan pengurangan tingkat kemiskinan. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing sebesar 7,21% dan 7,04 dan tahun berikutnya laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,91% dan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 5,71% dan pada tahun 2021 mengalami peningkatan kembali mengalami pertumbuhan ekonomi. penurunan sebesar 4,65. Nilai PDRB pada tahun 2017 sebesar tahun berikutnya mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2015 terjadi peningkatan yang signifikan namun pada tahun 2021 mengalami penurunan yang hampir sama dengan tahun sebelumnya menjadi 343.402,51.

Produk Domestik Bruto (PDB) Daerah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan Keberlanjutan Pertumbuhan Ekonomi karena memiliki banyak manfaat yang menggambarkan kemajuan dan perkembangan ekonomi, keuntungan dan kerugian di berbagai sektor dalam struktur perekonomian dan Penetapan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas harga berlaku dan atas dasar konstanta) yang berhasil dihasilkan pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, penggunaan atas dasar harga konstan ini bertujuan untuk menghindari pengaruh harga sehingga perubahan yang diukur adalah perubahan ekonomi yang nyata. Untuk melihat perkembangan impor di Sulsel yang telah terealisasi selama periode 2017-2021 dapat dilihat seperti disajikan pada tabel di bawah ini. Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus.

Dengan demikian, inflasi juga dapat diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Berdasarkan tabel 4.6, pada tahun 2017 inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami laju inflasi sebesar 2,53% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 3,50.

Hasil Analisis Data

  • Analisis Statistik Deskriptif

Diketahui nilai minimum pertumbuhan ekonomi adalah 4,65, nilai maksimum adalah 7,21, dari periode tersebut diketahui rata-rata pertumbuhan ekonomi adalah 6,3040 dan nilai standar deviasi pertumbuhan ekonomi adalah 1,09753, yang berarti nilai rata-rata adalah lebih besar dari nilai standar deviasi sehingga deviasi data yang terjadi rendah, dengan demikian distribusi nilai merata. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji signifikansi parsial (uji t), uji signifikansi simultan (uji F) dan uji koefisien determinasi (R2). Hal ini menunjukkan bahwa inflasi tahunan berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal ini menunjukkan bahwa impor tahunan berpengaruh namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Artinya nilai total secara bersama-sama adalah 82% variabel pertumbuhan ekonomi sedangkan sisanya 18% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa jika inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat, sebaliknya jika inflasi menurun maka laju pertumbuhan ekonomi menurun, jika inflasi tinggi pertumbuhan meningkat dan sebaliknya.

Dalam penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pada dasarnya hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi seharusnya berpengaruh positif (berlawanan). Maka dari pembahasan ini kajian pertama semua hasil pembahasan dengan jawaban yang sama yaitu variabel impor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tabel 4.7  Analisis Deskriptif  Descriptive Statistics
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Descriptive Statistics

Uji Asumsi Klasik

  • Uji Normalitas
  • Uji Multikolineritas
  • Uji Autokorelasi
  • Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian Hipotesis

  • Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)
  • Uji Signifikan Pengaruh Simultan
  • Uji Determinasi (R2)

Setelah dilakukan pengujian koefisien regresi secara keseluruhan, langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individual atau t-test. Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh (parsial) masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang diuji pada taraf signifikansi α = 0,05. Jika probabilitasnya lebih kecil dari α = 0,05, hasilnya adalah terdapat pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis pertama yang dilakukan dengan uji t parsial diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, tingkat inflasi tahunan signifikan sebesar 0,505 > = 0,05 maka H0 ditolak dan Ho diterima . . Diperoleh hasil uji hipotesis kedua yang dilakukan dengan uji t parsial. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, tingkat inflasi signifikan tahunan adalah 0,165 > 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima.

Pengaruh Simultan (Uji-F) Uji-F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan atau bersamaan terhadap variabel terikat. Bila nilai sig < 0,05 atau fhitung > ftabel maka variabel X1 dan X2 dikatakan tidak berpengaruh terhadap variabel variabel Y selama digunakan karena hasil uji f sendiri kurang dari 0,01. Uji determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel endogen mampu menjelaskan variabel endogen secara bersamaan.

Tabel 4.9  Uji Parsial(uji t)
Tabel 4.9 Uji Parsial(uji t)

Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat penulis tarik adalah sebagai berikut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 4.7  Analisis Deskriptif  Descriptive Statistics
Tabel 4.9  Uji Parsial(uji t)

Referensi

Dokumen terkait

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : DESSY PUSPITA HAPSARI NIM : 212016211