PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
- Kebutuhan Modal Kerja
- Laba Usaha
- Modal Kerja dalam Meningkatkan Laba Usaha
Modal kerja utama adalah jumlah minimum modal kerja yang harus dipertahankan oleh suatu unit usaha untuk menjamin kelangsungan operasi unit usaha tersebut. Aset operasi normal adalah aset operasi yang jumlahnya sesuai dengan area produksi normal. Modal kerja musiman (seasonal working capital/SWC) Ini adalah modal kerja yang jumlahnya berubah karena fluktuasi musiman.
Modal kerja darurat (emergency working capital) Merupakan jumlah modal kerja yang harus disediakan untuk menghadapi keadaan tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (dijual dan diganti), semakin rendah jumlah modal kerja yang dibutuhkan unit usaha. Menurut Kasmir, untuk mengetahui besarnya kebutuhan modal kerja dapat dihitung dengan beberapa cara atau metode.
Kondisi modal kerja yang berlebihan akan menurunkan tingkat efisiensi perusahaan karena banyak dana yang tidak aktif.
Kerangka Pikir
Dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan unsur yang selalu dibutuhkan oleh unit usaha karena modal kerja mempengaruhi laba bersih yang akan dihasilkan oleh unit usaha karena dengan modal kerja unit usaha dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan tujuan utama menghasilkan laba bersih. Untuk merencanakan dan menentukan besarnya kebutuhan modal kerja perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan. Salah satunya jika aktivitas perusahaan diukur berdasarkan tingkat aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.
Pembangunan ekonomi lokal desa didasarkan pada kebutuhan, potensi, kemampuan desa dan investasi kewenangan desa berupa pembiayaan dan kekayaan desa dengan tujuan akhir meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa. . Dasar pendirian unit usaha sebagai lokomotif pembangunan di desa lebih didasarkan pada prakarsa penguasa dan masyarakat desa, yang berlandaskan prinsip gotong royong, partisipatif dan emansipatif masyarakat desa. Oleh karena itu, untuk menjaga kelancaran operasi, manajemen harus lebih memperhatikan keadaan working capital atau modal kerja dalam suatu usaha perorangan, sehingga dapat terus meningkatkan efisiensi kerja dalam usaha yang dijalankannya dan memaksimalkan tujuan yang dicapai.
Jika kinerja unit usaha baik maka dapat mempengaruhi peningkatan laba unit usaha tersebut. Jika kinerja unit bisnis tidak baik, keuntungan unit bisnis akan menurun. Modal kerja dapat meningkatkan perputaran, sehingga perputaran modal kerja meningkat, dengan meningkatnya perputaran modal kerja, modal kerja.
Hipotesis
Daerah Penelitian
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa aset lancar Bumdes Mattuju tahun 2018 mencapai dan tahun 2019 meningkat menjadi Rp. Peningkatan ini terjadi sebagai akibat meningkatnya pembelian produk atau barang yang ada di Bumdes Mattuju. Analisis Pertumbuhan Modal Kerja Pada Pertumbuhan Laba Bersih Berikut adalah data modal kerja dan laba bersih Bumdes Mattuju tahun 2018 sampai dengan tahun 2019.
Kenaikan modal kerja tersebut disebabkan tingginya kewajiban lancar Bumde Mattuju, yaitu utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, dan pajak penghasilan. Kebutuhan modal kerja dalam penelitian ini dipengaruhi oleh aset lancar dan juga kewajiban lancar pada laporan keuangan Bumde Mattuju. Dengan tersedianya modal kerja yang cukup memungkinkan Bumdes Mattuju dapat beroperasi secara ekonomis, efisien dan terhindar dari risiko kesulitan likuiditas.
Besarnya modal kerja kotor di Bumdes Mattuju yang terdiri dari kas, bank dan persediaan barang dagangan atau produk yang ada di Bumdes Mattuju. Periode perputaran modal kerja penting untuk melihat seberapa baik Bumdes Mattuju mengelola anggaran keuangan. Masyarakat Desa Pitue dapat menitipkan hasil buminya di Bumdes Mattuju untuk kemudian dipasarkan melalui Bumdes.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan modal kerja sejalan dengan kebutuhan sehingga dapat meningkatkan laba usaha Bumdes Mattuju. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja agar Bumdes Mattuju menyesuaikan dengan aktiva operasi dan kewajiban yang harus dilunasi. Sebaiknya pengurus Bumdes Mattuju mengatur peningkatan percepatan dan pemenuhan modal kerja sesuai kebutuhan Bumdes Mattuju.
Metode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh meliputi laporan keuangan, laporan laba rugi dan laporan arus kas Bumde periode 2018-2019. Menurut Mudrajad, data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pendataan dan dipublikasikan kepada. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan sejarah atau laporan yang telah dikumpulkan dalam arsip yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan (data dokumenter).
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data terkait laporan keuangan tahunan BUMdes Mattuju yang diperoleh dari tahun 2018 hingga tahun 2019.
Metode Analisis Data
Reduksi data didefinisikan sebagai proses seleksi, berfokus pada penyederhanaan dan transformasi data mentah yang muncul dari dokumen tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak awal pengumpulan data dengan cara meringkas, mengkode, menelusuri tema, membuat cluster, menulis memo dan sebagainya dengan tujuan menghilangkan data/informasi yang tidak relevan. Data tampilan adalah deskripsi dari sekumpulan informasi terstruktur yang memberikan kemampuan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Masalah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta di lapangan, makna atau menjawab pertanyaan penelitian, yang kemudian baru digali. Berdasarkan informasi di atas, setiap langkah proses untuk mencapai keabsahan data dilakukan dengan cara meneliti semua data yang ada dari berbagai sumber yang diperoleh dari lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.
Definisi Operasional
Bumdes Mattuju merupakan salah satu Bumdes tersibuk di Kabupaten Kepulauan Pangkajene khususnya di sektor hasil bumi. Tujuan didirikannya Bumdes Mattuju adalah untuk mendorong dan mewadahi segala aktivitas masyarakat Desa Pitue serta memberikan pelayanan kepada masyarakat setempat. Bumdes Mattuju juga bertujuan untuk memfasilitasi usaha-usaha yang mengembangkan kegiatan ekonomi yang dikelola oleh masyarakat Desa Pitue.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengeluaran Bumdes Mattuju pada tahun 2018 sebesar 9.350.000 dan pada tahun 2019 sebesar Rp. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan produk atau barang yang tersedia di Bumdes Mattuju. Sampai saat ini Bumdes Mattuju belum mengetahui dan memahami kondisi yang sebenarnya dan belum menganalisa penggunaan modal kerja apakah diperlukan penambahan modal atau tidak.
Yang dimaksud dengan modal kerja dalam Bumdes Mattuju adalah seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar yang terdiri dari kas bank berupa kas dan persediaan atau persediaan. Yang dimaksud SDM disini adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan Bumdes Mattuju. Ini merupakan salah satu unsur aset lancar Bumde karena masyarakat secara rutin menstok barang di Mattuju Bumde.
Didirikan pada akhir tahun 2017, Bumdes Mattuju sudah memiliki rencana untuk kesejahteraan masyarakat Desa Pitue. Bantuan dan dukungan dari pemerintah tentunya akan meningkatkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas pengelolaan Bumdes Mattuju. Apabila Bumdes Mattuju mengalami kekurangan modal kerja, dapat ditutupi dengan menggunakan sebagian dari laba usaha, meminta tambahan dana dari APBD dan menekan biaya operasional secara efisien.
Pengenalan Bumdes Mattuju
Analisis Data
Perhitungan modal kerja menggunakan konsep modal kerja bersih, modal kerja ini menggambarkan aktiva lancar perusahaan setelah dikurangi kewajiban lancar perusahaan. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan kewajiban komersial yang berasal dari produk simpanan yang harus dibayar, modal desa di Bumdes Mattuju dan pajak penghasilan (PPN) 10%. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa modal kerja perusahaan pada tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan modal kerja, dari Rp3.200.000 menjadi Rp.
Laba bersih adalah laba kotor atau pendapatan dikurangi semua biaya yang dikeluarkan seperti biaya operasi dan biaya atau pengeluaran non operasi. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2018 hingga tahun 2019 Bumdes mampu meningkatkan laba bersih sehingga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2018 laba bersih menghasilkan Rp. Pada tahun 2018 laba perusahaan sebesar Rp.
Pada tahun 2019 laba perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, meskipun pendapatan yang direalisasi meningkat, namun biaya yang dikeluarkan juga meningkat. Sedangkan beban yang dikeluarkan oleh Bumdes Mattuju sebesar Rp., peningkatan beban dari tahun lalu karena biaya penjualan, biaya administrasi, biaya bunga, taksiran pajak penghasilan. Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat bahwa modal kerja Bumde mengalami peningkatan dari tahun 2018 ke tahun 2019.
Hal ini menunjukkan bahwa modal kerja yang digunakan tidak mencukupi untuk menjalankan kegiatan operasional Bumde.
Pembahasan
Oleh karena itu, Bumdes Mattuju diprediksi akan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan dalam jangka menengah atau panjang jika tidak dilakukan terobosan baru dan langkah nyata untuk menyesuaikan operasional bisnis Bumdes Mattuju. Agar perusahaan mendapatkan keuntungan, modal kerja yang dikelola Bumdes harus digunakan seefisien mungkin. Penerapan manajemen Bumdes Mattuju dalam mencapai laba dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kualitas personel.
Hal ini juga sejalan dengan arah dan tujuan Bumdes Mattu untuk memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan partisipasi masyarakat desa agar proses pembangunan berjalan dengan lancar dan tercapainya ketepatan tujuan pembangunan. Dalam prosesnya dari awal hingga sekarang, Bumdes Mattu tidak hanya mementingkan hasil yang ingin dicapai, tetapi juga peningkatan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat desa Pitue. Program Mattuju Bumdes tidak hanya bersifat profit oriented atau profit oriented saja, namun memberikan peluang bagi masyarakat Desa Pitue untuk terlibat langsung dalam pengelolaan Bumdes.
Hal ini didasari pemikiran bahwa jika Bumdes Mattuju dapat berjalan dengan lancar maka masyarakat Desa Pitue juga akan diuntungkan. Selain dukungan dewan desa, Bumdes Mattuju juga membutuhkan bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan dan pengelolaan, terutama dari pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Salah satu faktor yang turut menyukseskan Bumdes Mattuju adalah dukungan yang sangat besar dari Pemerintah Kabupaten Pangkep dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Bantuan tersebut berupa dana yang diperuntukkan bagi pengembangan Bumdes dan pelatihan pengelola untuk meningkatkan kualitas SDM Mattu Bumdes.
Kesimpulan
Saran
Keterbatasan Penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengrajin Batik Kayu (Kasus di Sentra Industri Kerajinan Batik Kayu Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kota Batu (Studi Kasus Minuman Sari Apel Di Kota Batu.