• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF perpustakaan.gunungsitolikota.go.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF perpustakaan.gunungsitolikota.go.id"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

Sementara itu, pembangunan rumah Jawa jelas berbeda dengan pembangunan perumahan rakyat, misalnya di Kalimantan. Beberapa tradisi menceritakan betapa sulitnya pada awalnya menentukan bentuk atau wujud rumah Jawa. Namun ada juga yang mengatakan bahwa rumah Jawa pada awalnya terbuat dari batu.

Namun klaim terkuat datang dari sebuah naskah kuno tulisan tangan, yang menyatakan bahwa rumah-rumah Jawa terbuat dari kayu, dan berasal dari masa Prabu Jayabaya memerintah di Mememenang (ibu kota kerajaan Kediri).

Bagaimana Tempat Tinggal Nenek Moyang Dahulu?

Setelah dibuktikan secara ilmiah ketika benda-benda tersebut mulai ada, maka muncullah istilah “budaya tulang Sampung” yang berarti alat-alat pengrajin Sampung. Di daerah Bojonegoro, para peneliti yang berada di sana pasti menemukan sous rouche abris yang memproduksi alat-alat dat dari cangkang dan tulang. Meski melakukan penelitian di wilayah Jawa, namun para peneliti masih memperluas penyelidikannya ke wilayah luar Pulau Jawa.

Meski suku tersebut mendiami sous rouche abris, Fritz Sarasin dan Paul Sarasin meragukan penemuan benda tersebut ada hubungannya dengan suku Aoala.

Pohon-pohon yang Dipakai

Orang yang faham ambil perhatian bahawa kayu jati yang baik adalah keras dan mempunyai gentian halus dan berminyak (nglenga). Gedheg, iaitu sejenis kayu jati yang mempunyai tonjolan (gembolo). Sifat dan fungsinya tidak berbeza dengan gendhong. Akhirnya orang ramai bukan sahaja terpukau dengan kayu jati yang dianggap bagus, kerana ada beberapa jenis jati yang ada.

Kayu jati yang mengagetkan seluruh satwa liar penghuni hutan ketika roboh sehingga banyak yang berteriak, mengaum, menggonggong, dll.

Meratakan Tanah

Tanah yang kemiringannya ke timur dan barat (bagian tengahnya seperti punggung sapi) disebut Darmalungit, tanah yang banyak mendatangkan kebahagiaan. Tanah yang miring ke arah barat disebut Sri Sadana. Masyarakat yang tinggal di sini hanya berjuang dan sering jatuh sakit. Tanah yang naik turun ke arah selatan disebut Siwahboja, masyarakat yang menempatinya selalu dilanda musibah.

Asungelak (anjing yang haus), tanah yang terletak di bagian barat gunung, masyarakat yang menempatinya sangat bersemangat untuk berperang.

Alhamdu lillahi rabbil alamin

Memasang Ompak atau Umpak

Namun perlu diperhatikan, tiang penyangganya bukan terletak di pinggir bebatutur, melainkan agak ke dalam. Cara memasang ompak atau umpak pada permukaan pondasi (batur atau bebatur) sebagai berikut: misalnya rumah Panggangpe mempunyai empat tiang, ompak diletakkan pada ke. Agar ombak berada pada posisi yang tepat dan kuat maka harus diletakkan di atas pondasi kemudian didorong dan digeser berkali-kali.

Tidak ada bedanya dengan orang yang memakai perhiasan, soketnya juga harus dihias berbentuk padmr (teratai merah).

Memasang Lantai

Memasang Tiang atau Saka

Bentuk hiasan Mirong terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian belakang atau gigi dan bagian samping. Pada pilar-pilar Balai Perkebunan Kraton Jogyakarta, metode pemahatannya sangat mendalam sehingga dekorasi mirong dan highlightnya terlihat menjulang tinggi. Inilah yang digambarkan para pematung dalam istilah hiasan mirong atau putri mirong.

Hiasan tersebut dipahat pada tiang-tiang penyangga bangunan kawasan Kencana, kecamatan Witana, dan kecamatan Tamanan yang kesemuanya terletak di Keraton Jogyakarta Hadiningrat.

Gambar  di  bawah  ini,  menunjukkan  cara  perakitan  atau nstruksi  saka  guru  pada  rumah  bentuk  joglo.
Gambar di bawah ini, menunjukkan cara perakitan atau nstruksi saka guru pada rumah bentuk joglo.

Memasang Ander

Girder, suatu balok yang berfungsi sebagai penghubung dan penstabil (penopang) pada ujung-ujung tiang serta menjadi pusat tumpuan dan penyambung balok. Walaupun hiasan-hiasan yang ada mengandung ciri-ciri naturalistik dan stilisasi, namun pada prinsipnya terbagi dalam lima kelompok yaitu flora, fauna, alam, agama atau kepercayaan dan lain-lain, terserah pembuatnya. Kelompok flora dijelaskan termasuk hiasan yang terdapat di candi selain kelompok fauna.

Flora yang tersebar pada bangunan rumah adat Jawa pada umumnya bermakna sakral, indah, ukirannya halus dan simetris, serta mengandung daya estetika tersendiri (kekuatan yang mengarah pada keindahan). Istilah lungan panjang berasal dari kata panjang yang berarti batang tanaman muda yang masih bengkok. Orang yang biasa melakukan pekerjaan ini (membuat lengkeng panjang) disebut pemahat kayu, dan khusus daerah Jogyakarta mempunyai nama depan yang mengandung kata wognyo, seperti Raden Wadono Wignyowidagdo.

Sedangkan untuk ragam hias tlacap, ornamennya berupa rangkaian segitiga sama kaki yang tinggi dan ukurannya sama. Sedangkan warna dasarnya bisa hijau tua atau merah tergantung warna dasar kayu atau jerami yang dihias. Masyarakat berharap jika ukirannya dilakukan tanpa kesalahan maka akan mempengaruhi kekuatan rumah.

Penderita mola biasanya merasa tidak enak jika ada yang memperhatikannya, sehingga banyak orang yang mengisolasi diri. Setelah dupa dibakar dan lilin memenuhi halaman sekitarnya, para pekerja mulai susah payah mengukir dermaga dan tidak bisa menunggu hingga keesokan harinya, sehingga harus bekerja lembur.

Memasang Dinding

Selain sistem amplifikasi yang terkesan rumit, ada cara sederhana yang banyak digunakan masyarakat desa. Jadi masyarakat umum umumnya menggunakan dinding bambu yang dilabur atau dicat agar terlihat bagus.

Memasang Pintu dan Jendela

Yang disebut pintu sisi ialah pintu yang terletak di antara gandhok (lorong) dan rumah utama; Gerbang Geibang juga dipanggil pintu gerbang atau pintu gerbang teteg, dan pintu gerbang rumah ut:rma ialah pintu gerbang yang terdapat dalam pendhapa ke pringgitan (tempat yang sering digunakan untuk bermain wayang) dan dalem (rumah besar). Seperti dalam kes pintu yang terdiri daripada bentuk rama-rama (pintu ada dua daun) dan ineb-siji (tutup), tingkapnya begitu. Di sekeliling pintu atau tingkap (termasuk bahagian kayu) mereka sering dihiasi dengan helang, anak panah dan hiasan kaligrafi.

Berbeda dengan hiasan garuda pada masa lalu, hiasan garuda (gurda) saat ini sudah menyebar ke banyak generasi. Dekorasi tersebut ada yang bersifat naturalistik (alami), simbolik, dan ada pula yang bersifat stilisasi (gestyleerd). Setelah menjelaskan tentang tanda panah dekoratif yang terdapat pada pintu dan lain sebagainya, mari kita bahas tentang tanda panah dekoratif.

Menurut penelitian, sebagian besar rumah yang rangkanya memanjang hingga ke dinding (gebyog) tidak dicat, sehingga ornamen tanda panahnya juga tidak dicat atau, tergantung kayunya, halus. Banyak yang menggunakan warna hijau dengan pinggiran kuning gading, sehingga hiasan panahnya pun sama. Warna cat yang bergantian atau hanya satu sisi saja tidak mengurangi keindahan hiasan panah.

Setelah menikmati hiasan anak panah, mari kita lihat hiasan yang ketiga yaitu kaligrafi. Ornamen seperti kaligrafi di atas biasanya menghiasi puri mirong, kopiah pada umpak, highlight pada balok rangka bangunan.

Memasang Atap

Mungkin karena dipasang maka perlu diberi hiasan, pada bagian atap atau bubungan sering juga dihias dengan peksi gurdha, bahkan ular naga. Namun secara umum ornamen ular selalu seimbang dengan ornamen g3ruda peksi, karena ornamen tersebut mengandung unsur jahat sehingga harus diimbangi dengan pahlawan kebenaran yang dilambangkan dengan burung garuda. Jika sudah jadi, hiasan ular naga ini ditempelkan pada atap rumah yang diapit gambar burung garuda di kedua sisinya.

Sebaliknya jika bahannya seng, polanya dibuat dari kertas kemudian dipotong dan diukir sesuai dengan itu. Namun perlu diperhatikan bahwa hiasan alam ini tidak sebanyak flora dan fauna, dan juga menggunakan gaya. Karena jumlahnya sangat banyak, maka kita akan mengambil beberapa buah yang biasa dijadikan di punggung rumah yaitu Gunungan dan makutha.

Hiasan gerabah gug, ungan atau kayon juga berwarna merah kecokelatan, seperti warna gerabah itu sendiri. Untuk bahan seng, pola yang dihasilkan dipotong atau diukir seperti pada pembuatan wayang kulit. Telah kami sebutkan bahwa hiasan gunungan ditempatkan pada punggungan rumah yang berada di tengah.

Pada paduan seng, batang baja disolder atau dipaku dengan bagian sengnya. Namun pada umumnya mahkota tokoh wayang seperti Bima, Kresna, Rahwana dan sebagainya dipakai.

Bab II

BENTUK-BENTUK RUMAH JAWA

  • RUMAH BENTUK JOGLO
  • RUMAH BENTUK LIMASAN
  • RUMAH BENTUK KAMPUNG
  • RUMA.H BENTUK MASJID DAN TAJUG ATAU TARUB
  • RUMAH BENTUK PANGGANG-P

Terkadang ada istilah umum untuk bentuk rumah, seperti rumah yang panjangnya (panjangnya) lebih dari ukuran biasanya, sehingga dedeg (posisi berdiri) lebih tinggi dari rumah pada umumnya, namun atapnya tetap ada. tegak, disebut rumah muda. Dengan menggunakan balok yang lebih tebal dari biasanya, rumah tersebut dinamakan lalanken. Seperti halnya rutra yang panjangnya lebih panjang, karena peodeknya lebih banyak dan kolomnya rendah, sehingga dedegnya terlihat rendah, maka disebut rumah tua (tua).

Selama ini jika ada rumah yang balok rangkanya lebih tipis dari ukuran biasanya, maka disebut rumah perempuan atau pedaringan kebak (tempat berisi nasi). Bagian dalam ruangan biasanya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu ruang pertemuan yang disebut pendhapa, ruang atau ruangan yang digunakan untuk menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit yang disebut pringgitan, dan ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero, yaitu ruang keluarga. Rumoh joglo jompongan merupakan bentuk rumoh joglo yang menggunakan dua buah gerobak dengan denah berbentuk persegi.

Rumah Joglo'Kepuhon Limolasan sama dengan Rumah Logo Liwakan; bedanya Rumah Joglo Limolasan menggunakan sunduk bondhang yang lebih panjang dan agok lainnya yang pendek, sehingga brunjung empyok (di atas) lebih ponjong. Rumah Joglo Pengrawit adalah Rumoh Joglo yang berlambang ganlu.rg, alop bruaJang kulit atap penanggap, emperan atap digantung diatas atap penyangga, simpul mendapat tipong (sako) digantung diatas anus, 5 buah bertumpuk , menggunakan singup don gcganja (Gbr. 5). Rumah Joglo Apitan sebenarnya sama dengan Rumoh )oglo Limolosan, namun pod Rumoh loglo Apilan adalah empyak brunjung yang lebih panjang (tegak) karena gerbongnya lebih pendek (Gambar 7).

I'USTAKDA JATENG

TatujTttqMl

Podo borang ini, untuk lingkdl keduo mosih dbangga oleh liong ulomo, sedaig lingkot seterusnya seperti Gb. Pada masa lalu, misalnya, tingkot akon ditentukan untuk mereka yang memilikinya; tindanan 3 untuk bias rokyat; baris 5 untuk raja obdi: baris 7 untuk Putera; aturkan untuk Rajo. Gelaran ceblokon ialah tojug yang lertonom nada seakan-akan rumah: rumah ceblok pinggang.

Rumah dengan nama seperti ini biasanya berbentuk rumah sederhana, lebih sederhana dibandingkan dengan rumah desa. Dahulu digunakan untuk mengeringkan barang-barang seperti daun teh, tepung kanji, singkong dan lain-lain. Bangunan seperti ini dalam bentuk yang besar biasanya berupa gudang di pelabuhan dan di stasiun. . T52.

Panggong-pe berorli adalah otou diponosi yang dijemur dengan cahaya malohori- Podo dosornya rumoh pnggons-pe adalah rumoh artinya satu dan dinyanyikan dengan empat buah menyala di keempat sudutnya. Rumah Ponggong-pe Gedong *limng loloh Rumah pohon ponggong-pe ditutupi atap menjorok di sudut sudut. Atap depan podo berbentuk kerikil miring sebagai pelindung dari terik matahari atau hujan (Gbr. 67).

Kodhok tegese lcout omahe Panggong-pe Kodhokon, alesane padha karo wujude ki_oc, nanging disimpen. Pongong-pe Cere Ganel yaiku pongpong-pe sing disambungake kanthi wujud pongong-pe sing padha karo mburine sbi depo.

UPACAYA.UPACARA YANG TERAKHIR

Igmunandar K

Gambar

Gambar  di  bawah  ini,  menunjukkan  cara  perakitan  atau nstruksi  saka  guru  pada  rumah  bentuk  joglo.

Referensi

Dokumen terkait

HP Id LINE Presiden BEM I Ketut Agus Mahendra 083114542435 mahendraagusu Menteri Luar Negeri BEM Dewa Putu Wahyu Jati Pradnyana 081238923016 wahyu_pradnya Kontak BEM