• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP KESELAMATAN PEJALAN KAKI

N/A
N/A
Agung Oka

Academic year: 2023

Membagikan "PRINSIP KESELAMATAN PEJALAN KAKI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP KESELAMATAN PEJALAN KAKI

I

DIKLAT PEMBERDAYAAN MANUSIA POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI DIKLAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI

(2)

PERATURAN TERKAIT PEJALAN KAKI

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PEJALAN KAKI

HAK DAN KEWAJIBAN PEJALAN KAKI

PEJALAN KAKI YANG RENTAN

1 2 3 4

FASILITAS PEJALAN KAKI

5

(3)

PERATURAN TERKAIT PEJALAN KAKI

(4)

PERATURAN TERKAIT PEJALAN KAKI

pasal 25,

pasal 106,

pasal 131,

pasal 203

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(5)

PERATURAN TERKAIT PEJALAN KAKI

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 106 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan

bermotor di jalan wajib mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda.

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 131

• Pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain, serta berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang jalan di tempat penyeberangan.

• Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya

keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

(6)

PENGERTIAN &

KARAKTERISTIK PEJALAN KAKI

(7)

PENGERTIAN PEJALAN KAKI

• Istilah pejalan kaki atau pedestrian berasal dari bahasa Latin pedesterpedestris yaitu orang yang berjalan kaki atau pejalan kaki.

• Pedestrian juga berasal dari kata pedos bahasa Yunani yang berarti kaki sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki.

• Pedestrian juga diartikan sebagai pergerakan atau sirkulasi atau

perpindahan orang atau manusia dari satu tempat ke titik asal (origin)

ketempat lain sebagai tujuan (destination) dengan berjalan kaki

(8)

KEGIATAN PEJALAN KAKI

Kegiatan di suatu ruas jalan secara umum bisa diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu

• Pergerakan bagi non-pejalan kaki yang utamanya terdiri atas pergerakan kendaraan beroda.

Pergerakan pejalan kaki yang merupakan kegiatan dinamis, misalnya kegiatan berjalan kaki, berlari, dan berjalan-jalan.

Kegiatan pejalan kaki statis yang meliputi kegiatan berdiri,

bersender, duduk, berjongkok, atau berbaring (Rapoport,

1983)

(9)

ALASAN UNTUK BERJALAN KAKI

Alasan untuk Berjalan Kaki, Keputusan orang berjalan kaki tergantung pada seberapa jauh perjalanan yang ditempuh, tingkat keamanan jalur pejalan kaki, dan kenyamanan yang diperoleh dibandingkan moda lain (TRB, 2006 ).

Proporsi Berjalan Kaki Berdasarkan Tujuan Perjalanan di Amerika (FHWA, 1995)

(10)

ALASAN UNTUK BERJALAN KAKI

• Jarak tempuh pejalan kaki yang masih memadai untuk dilakukan adalah sekitar 400-500 meter.

• Untuk anak kecil, orang tua, dan kaum difable mempunyai jarak tempuh yang lebih pendek.

Gehl (1987) menyatakan bahwa jarak tempuh yang masih memadai untuk dilakukan selain diukur

dengan physical distance juga dengan experience distance.

• Pada gambar di samping ini, jarak A yang sebetulnya

sama jauhnya dengan jarak B (500 m) akan terasa

lebih jauh, karena rutenya lurus tanpa variasi dan

absennya titik-titik yang menarik perhatian seperti

yang ada pada B.

(11)

ALASAN UNTUK BERJALAN KAKI

Pada gambar di samping ini, jarak A

yang sebetulnya sama jauhnya

dengan jarak B (500 m) akan terasa

lebih jauh, karena rutenya lurus

tanpa variasi dan absennya titik-titik

yang menarik perhatian seperti

yang ada pada B.

(12)

FAKTOR JARAK TEMPUH PEJALAN KAKI

Unterman (1984) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi jarak tempuh orang berjalan kaki, yaitu:

1. Waktu; orang akan cenderung berjalan lebih lama dan menempuh jarak yang lebih jauh untuk kegiatan rekreasi atau berbelanja, namun hal yang sebaliknya untuk kegiatan ekerja.

2. Kenyamanan; jalur pejalan kaki yang nyaman, misalnya dalam hal

ketersediaan trotoar dan perlindungan terhadap pengaruh cuaca atau iklim, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna akan mempengaruhi keinginan orang untuk berjalan kaki.

3. Ketersediaan kendaraan bermotor; pada tempat dengan kendaraan

bermotor yang harganya yang murah, cepat, fleksibel, dan efisien dalam hal waktu, serta didukung oleh sistem lalu lintas yang bagus, mendorong

masyarakatnya untuk menggunakan kendaraan bermotor. Masyarakat akan cenderung berjalan lebih aktif di daerah dengan perencanaan transportasi umum yang baik dan harga kendaraan bermotor yang mahal.

4. Pola tata guna lahan; pada tata guna lahan yang homogen akan

menyulitkan pejalan kaki untuk melakukan aktivitas yang berbeda dengan berjalan kaki, karena keterbatasan waktu yang dimilikinya.

(13)

PRILAKU PEJALAN KAKI

Di Indonesia tercatat Sebesar 15% pejalan kaki menjadi korban tabrakan (diduga data

sebearnya lebih besar) Di Indonesia tercatat Sebesar

15% pejalan kaki menjadi korban tabrakan (diduga data

sebearnya lebih besar)

Jika tabrakan terjadi dalam kecepatan lebih tinggi 40km/jam, terdapat 50%

kemungkinan pejalan kaki TEWAS

Jika tabrakan terjadi dalam kecepatan lebih tinggi 40km/jam, terdapat 50%

kemungkinan pejalan kaki TEWAS

Di beberapa negara yang mengalami motorisasi cepat,

korban pejalan kaki hampir 50%

Di beberapa negara yang mengalami motorisasi cepat,

korban pejalan kaki hampir 50%

(14)

PRILAKU PEJALAN KAKI

1. Menyusuri jalan

Berjalan di atas badan jalan (tengah jalan),akan sangat terbuka kemungkinan anda akan ditabrak oleh mobil yang lewat.

Berjalan searah arus lalu lintas dapat menyebabkan pejalan kaki tidak dapat mengantisipasi kendaraan dibelakangnya,

Berjalan berbanjar (berjajar) kasamping lebih dari 2 orang dapat tersenggol kendaraan bermotor yang melintas.

Orang dewasa dilarang menggandeng anak di sisi sebelah luar,karena anak akan mudah tersrempet kendaraan . Dengan memposisikan anak disebelah dalam,berarti orang dewasa melindungi secara fisik.

Anak-anak pada dasarnya suka bermain dimanapun ia berada.Bila mereka berjalan secara berkelompok mereka cenderung bercanda,saling mendorong,bermain dan menghambur ke jalan secara tiba-tiba.Mereka adalah kelompok pejalan kaki rentan,yang berisiko tinggi terpapar bahaya lalu lintas.

Menelepon atau SMS bahkan mendengarkan musik menggunakan earphone sambil berjalan kaki.

2. Menyebrang Jalan

Hindari pemilihan tempat penyebrangan yang membahayakan seperti :

Terhalang box telepon,kotak surat,pohon besar

Di sela-sela kendaraan yang parkir

Di tikungan tajam

Di lereng atau tanjakan

Di jalan menurun

(15)

1 KECEPATAN

2 3

KEPADATAN

KEBUTUHAN RUANG

(16)

KECEPATAN PEJALAN KAKI

Kecepatan pejalan kaki (pedestrians speed) merupakan rata-rata kecepatan berjalan yang biasanya dinyatakan dalam meter per menit (TRB, 2000).

Kecepatan berjalan kaki pada umumnya untuk keadaan tidak terhalang adalah sekitar 4,8km/ jam atau sekitar 79,2 m/menit (1,32 m/det)

Penurunan kecepatan bisa dikarenakan jalannya menanjak atau terhalang oleh kerumunan orang lain, tanda lalu lintas, atau halangan lain.

Halangan tersebut bisa memperlambat sekitar 25%.

Kecepatan Berjalan Kaki (Untermann, 1984)

Kecepatan Pejalan Kaki berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin(TRRL, 1985)

(17)

KEPADATAN PEJALAN KAKI

Kepadatan adalah jumlah pejalan kaki persatuan trotoar tertentu. Rumus yang digunakan:

Dimana :

D = Kepadatan (org/m

2

) Q = arus (org/m/menit)

Vs = Kecepatan Rata-rata ruang (m/menit)

(18)

KEPADATAN PEJALAN KAKI

(19)

KEBUTUHAN RUANG PEJALAN KAKI

• Faktor utama karakteristik fisik pejalan adalah dimensi tubuh manusia dan daya gerak. Kedua faktor ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap penggunaan ruang pribadi (personal space) dan juga penting untuk memahami kebutuhan-kebutuhan pejalan.

• Hal khusus yang perlu pula diperhatikan adalah

karakteristik barang bawaan yang dibawa oleh

sebagian besar pejalan kaki di Indonesia, misalnya

gendongan, pikulan, atau gerobak jualan.

(20)

Menurut Fruin (1971) probability untuk saling bertubrukan atau bersenggolan adalah 100% pada situasi luas ruang per pedestrian hanya 1,40 m2 dan pada luas 3,25 m2 menjadi 50%

(21)

KEBUTUHAN RUANG PEJALAN KAKI

• Aspek lain yang mempengaruhi kebutuhan ruang pejalan kaki adalah ruang pandang. Manusia mempunyai kemampuan pandang dalam memperkirakan kecepatan, jarak, dan arah dari orang lain dalam kegiatan berjalan.

• Kemampuan ini membuat pejalan kaki bisa menangkap berbagai informasi visual, termasuk rambu lalu lintas ataukemungkinan bertubrukan dengan orang lain yang berpapasan.

• Ruang pandang manusia berbentuk sudut mulai dari 3 derajat sampai

dengan 70 derajat dengan sudut tertinggi yang masih dalam batas

nyaman sebesar 60 derajat

(22)

HAK & KEWAJIBAN PEJALAN KAKI

(23)

HAK PEJALAN KAKI

KEWAJIBAN PEJALAN KAKI

1. Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

2. Pejalan Kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan di tempat penyeberangan.

3. Dalam hal belum tersedia fasilitas bagi Pejalan Kaki maka Pejalan Kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.

1. Menggunakan bagian Jalan yang diperuntukkan bagi Pejalan Kaki atau Jalan yang paling tepi; atau menyeberang di tempat yang telah ditentukan.

2. Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan sebagaimana dimaksud maka, Pejalan Kaki wajib memperhatikan Keselamatan dan Kelancaran Lalu Lintas

3. Pejalan Kaki penyandang cacat harus mengenakan tanda khusus yang

jelas dan mudah dikenali Pengguna Jalan lain.

(24)

PEJALAN KAKI YANG RENTAN

(25)

PEJALAN KAKI

3(tiga) kelompok pejalan kaki yang berisiko lebih besar di jalan

• Anak-anak dan Usia muda

• Usia Lanjut/Manula

• Difable/cacat

(26)

PERLAKUAN KHUSUS BAGI PENGGUNA JALAN YANG RENTAN

Perlakuan khusus bagi pengguna jalan yang rentan meliputi:

a. aksesibilitas;

b. prioritas pelayanan;

dan

c. fasilitas pelayanan.

(27)

PEJALAN KAKI ANAK-ANAK DAN USIA MUDA

Pejalan kaki usia muda

cenderung terlibat tabrakan di jalan pada siang hari dan umumnya dalam perjalanan ke dan dari sekolah.

Umumnya, tertabrak di dekat

rumah, di jalan lingkungan,

tetapi juga di jalan raya.

(28)

PEJALAN KAKI USIA LANJUT/MANULA

Pejalan Kaki Manula memerlukan :

• Lampu jalan yang memadai

• Lintasan rata – tidak ada tangga, dan bebas gangguan.

• Lintasan yang membantu untuk menyeberang.

• Berupa pesinggahan (median), sinyal, atau zebra.

• Lampu sinyal memberikan waktu yang memadai.

• Sinyal “pejalan kaki” dapat dilihat.

• Penyeberangan kereta dorong

“rata”.

(29)

PEJALAN KAKI DIFABLE

DIKLAT PEBERDAYAAN MANUSIA POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT BALI

Pejalan kaki disabel/cacat memerlukan:

• Lokasi penyeberangan teridentifikasi.

• Persinggahan (median) cukup lebar.

• Akses yang rata pada setiap kerb, termasuk pada median.

• Pada sinyal – ada alat audio-

tactile.

(30)

FASILITAS PEJALAN KAKI

(31)

FASILITAS PEJALAN KAKI

(32)

1) Jalur Pejalan Kaki terdiri atas:

a) Trotoar

b) Penyeberangan Sebidang: Penyeberangan Zebra & Penyeberangan Pelikan c) Penyeberangan Tak Sebidang: Jembatan penyeberangan & Terowongan

2) Lapak tunggu

3) Lampu penerangan 4) Rambu

5) Pagar pembatas 6) Marka jalan.

7) Pelindung/Peneduh

FASILITAS PEJALAN KAKI

(33)

Trotoar merupakan jalur pejalan

kaki yang terletak pada daerah

milik jalan yang diberi lapisan

permukaan dengan elevasi yang

lebih tinggi dari permukaan

perkerasan jalan, dan pada

umumnya sejajar dengan lalu

lintas kendaraan.

(34)

Trotoar dapat dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

❑ Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur lalu lintas.

Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau

keadaan setempat yang tidak memungkinkan.

❑ Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka atau di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan plat

beton yang memenuhi syarat.

❑ Trotoar pada pemberhentian bus harus

ditempatkan berdampingan /sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau dibelakang Halte.

(35)

Zebra cross, adalah

fasilitas penyeberangan bagi

pejalan kaki sebidang yang

dilengkapi marka untuk

memberi ketegasan/batas

dalam melakukan lintasan,

(36)

Zebra Cross dipasang dengan ketentuan sebagai berikut :

 Zebra Cross harus dipasang pada jalan

dengan arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas dan arus pejalan kaki yang relatif rendah.

 Lokasi Zebra Cross harus mempunyai jarak pandang yang cukup, agar tundaan kendaraan yang diakibatkan oleh

penggunaan fasilitas penyeberangan masih dalam batas yang aman.

(37)

Pelican crossing, atau pedestrian

light controlled crossing, adalah salah

satu tipe fasilitas penyeberangan

yang mirip dengan zebra cross — 

umumnya rupa markanya sama,

namun dilengkapi dengan lampu lalu

lintas yang dapat dikontrol oleh

pejalan kaki, Penyeberangan pelikan

terbagi menjadi dua jenis, yaitu

pelikan pelindung dan tanpa

pelindung

(38)

Pelican Crossing harus dipasang pada lokasi-lokasi sebagai berikut :

 Pada kecepatan lalu lintas

kendaraan dan arus penyeberang tinggi

 Lokasi pelikan dipasang pada jalan dekat persimpangan.

 Pada persimpangan dengan lampu lalu lintas, dimana pelican cross

dapat dipasang menjadi satu

kesatuan dengan rambu lalu lintas

(traffic signal)

(39)

Jembatan

Penyeberangan,

merupakan salah satu

fasilitas pejalan kaki untuk

menyeberang jalan yang

ramai dan lebar dengan

menggunakan jembatan,

sehingga pejalan kaki

terpisah dari lalu lintas

kendaraan secara fisik

(40)

Pembangunan jembatan

penyeberangan disarankan memenuhi ketentuan sebagai berikut :

 Bila fasilitas penyeberangan

dengan menggunakan Zebra Cross dan Pelikan Cross sudah

mengganggu lalu lintas yang ada.

 Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang

melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.

 Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki yang tinggi.

(41)

Terowongan, merupakan

salah satu fasilitas

penyeberangan bagi pejalan

kaki yang dibangun pada

kawasan dengan arus lalu

lintas dan arus penyeberang

yang tinggi. Fasilitas ini

dibangun apabila fasilitas

penyeberang lainnya tidak

memungkinkan untuk

digunakan

(42)

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM MENYEBERANG

⮚ Berhenti.

⮚ Perhatikan sekeliling anda.

⮚ Dengarkan bila ada suara kendaraan yang sedang mundur.

⮚ Perhatikan perubahan lalu lintas seperti kendaran yang berbelok.

⮚ Coba untuk kontak mata dengan pengendara yang mendekat

⮚ Jangan beranggapan para pengendara telah

melihat anda hanya karena anda melihat

mereka.

(43)

SURVEI PEJALAN KAKI

1 TEORI

2 PROSEDUR 3 OUTPUT

PEJALAN KAKI MENYEBRANG DAN MENYUSURI

(44)

TEORI

Dalam keadaan ideal untuk mendapatkan lebar

minimum Jalur Pejalan Kaki (W) dipakai rumus sebagai berikut:

Keterangan:

• P = volume pejalan kaki (orang/menit/meter)

• W = lebar Jalur Pejalan Kaki.

W = + N

W = + N

(45)

TEORI

(46)

TEORI

P x V² P x V²

Untuk menentukan kebutuhan fasilitas penyeberangan digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana :

P = Pejalan kaki yang menyeberang jalan(orang / jam)

V = Volume kendaraan tiap jam dalam dua arah (kend/jam)

(47)

TEORI

PV² P V REKOMENDASI AWAL

> 108 50 – 1.100 300 – 500 Zebra Cross (ZC)

> 2x108 50 – 1.100 400 – 750 ZC dgn lapak tunggu

> 108 50 – 1.100 > 500 Pelikan (P)

> 108 > 1.100 > 300 Pelikan (P)

> 2x108 50 – 1.100 > 750 Pelikan dgn lapak tunggu

> 2x108 > 1.100 > 400 Pelikan dgn lapak tunggu

(48)

PROSEDUR

LOKASI

RUAS JALAN / PERSIMPANGAN

KAWASAN

AKSES KELUAR MASUK

PERLENGKAPAN

ROMPI KESELAMATAN

HELM KESELAMATAN

CLIPBOARD

SURAT IZIN

WAKTU

JAM SIBUK

WEEKDAYS /WEEKEND

METODE

ALAT TULIS

COUNTER

STOPWATCH / HP

SURVEYOR (MIN. 2 ORG)

PENGAMATAN LANGSUNG

PEREKAMAN VIDEO

(49)

PROSEDUR

MENYUSURI MENYEBRANG

(50)

PROSEDUR

(51)

PROSEDUR

Fasilitas Pejalan kaki :

……….

……….

……….

……….

………., dst

(52)

PROSEDUR

(53)

OUTPUT

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

TUJUAN

RUANG LINGKUP GAMBARAN UMUM

DASAR TEORI

KONDISI LOKASI METODOLOGI

ALUR PENELITIAN

DATA PENELITIAN

ANALISA DATA

KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting jalur pejalan kaki, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pejalan kaki tidak bersedia menggunakan

1) Zona bagian depan gedung adalah area antara dinding gedung dan pejalan kaki. Pejalan kaki biasanya akan tidak merasa nyaman bila berjalan kaki secara langsung berdekatan

4 Zebra Cross Jalur pejalan kaki yang digunakan sebagai jalur menyeberang untuk mengatasi dan menghindari konflik antara pejalan kaki dengan kenderaan. Tempat berjalan kaki

Jalur Pejalan Kaki adalah lintasan yang diperuntukkan untuk berjalan kaki, dapat berupa Trotoar, Penyeberangan Sebidang (penyeberangan zebra dan penyeberangan pelikan),

Berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar tersebut, maka tingkat pelayanan pejalan

pelanggaran lalu lintas yang mengancam keselamatan pejalan kaki maka diperlukan usaha secara represif menerapkan hukum terhadap pelanggar lalu lintas yang mengancam

Kecepatan Lalu Lintas Kecepatan lalu lintas dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan pada lokasi pejalan kaki menyeberang dibagi waktu tempuhnya untuk

Sedangkan konflik lalu lintas yang terbanyak berdasarkan jenis pergerakan adalah konflik antara kendaraan dengan pejalan kaki sebesar 51% dengan persentase tingkat serius konflik