• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARI TENTANG METODE PELAKSANAAN

N/A
N/A
Soetoyo Soetoyo

Academic year: 2023

Membagikan "PELAJARI TENTANG METODE PELAKSANAAN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

Pembangunan Fisik Gedung Poli Terpadu RSUD Dr. H. Moh. Anwar Jl. Dr. Cipto

1.1 LATAR BELAKANG

Latar belakang Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG POLI TERPADU RSUD Dr. H. Moh. Anwar Jl. Dr. Cipto adalah untuk memberikan fasilitas kesehatan yang memadai di Kabupaten Sumenep. tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan lain-lain.

1.3 LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN

Pembangunan Bangunan Gedung Poli Terpadu RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep ini terletak di Kec. Kota Kab. Sumenep

LINGKUP PEKERJAAN

A. PEKERJAAN GEDUNG POLI TERPADU BANGUNAN GEDUNG LANTAI 1 I PEKERJAAN PERSIAPAN II PEKERJAAN STRUKTUR III PEKERJAAN DINDING IV PEKERJAAN PLESTERAN

V PEKERJAAN PENUTUP LANTAI/DINDING VI PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU & JENDELA VII PEKERJAAN SANITASI

VIII PEKERJAAN PLAFOND IX PEKERJAAN PENGECATAN X PEKERJAAN LAIN-LAIN BANGUNAN GEDUNG LANTAI 2 I PEKERJAAN STRUKTUR II PEKERJAAN DINDING III PEKERJAAN PLESTERAN

IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI/DINDING V PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU & JENDELA VI PEKERJAAN SANITASI

VII PEKERJAAN PLAFOND VIII PEKERJAAN PENGECATAN XI PEKERJAAN LAIN-LAIN BANGUNAN GEDUNG ATAP I PEKERJAAN STRUKTUR II PEKERJAAN DINDING

(2)

III PEKERJAAN PLESTERAN

IV PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU & JENDELA V PEKERJAAN PENGECATAN

VI PEKERJAAN LAIN-LAIN B. PEKERJAAN MEKANIKAL

I PEKERJAAN INSTALASI AIR CONDITION II PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH III PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR C. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

I PEKERJAAN LISTRIK II PEKERJAAN PANEL

III PEKERJAAN KABEL FEDEER TEGANGAN RENDAH IV PEKERJAAN LIFT PASIEN

V PEKERJAAN PENANGKAL PETIR VI PEKERJAAN TELEPHONE VII PEKERJAAN SOUND SYSTEM VIII PEKERJAAN INSTALASI DATA IX PEKERJAAN FIRE ALARM X PEKERJAAN CCTV

BAB II Metode Penyelesaian Pekerjaan

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.

Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :

Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di

(3)

suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data- data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor.

Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

Direksi Keet

Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet Pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

2.2 PEKERJAAN STRUKTUR

A. PEKERJAAN PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA Konstruksi beton

Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tetapi tinggi. Ditinjau dari segi fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 macam yaitu rib konstruksi, rib settlement dan rib pengaku. Rib konstruksi yaitu rib yang berfungsi sebagai penyebar beban dari suatu bangunan. Kemudian rib settlement yaitu rib yang berfungsi sebagai tumpuan utama beban bangunan. Sedangakan rib pengaku yaitu rib yang berfungsi sebagai pembagi dan pengikat atau pengaku terhadap rib-rib yang lain. Bentuknya bisa digambarkan sebagai kotak raksasa yang terbalik (menghadap kebawah). Penempatan / susunan rib-rib tersebut sedemikian rupa, sehingga denah atas membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan yang kaku (rigid).

(4)

Gambar 2.1 Konstruksi Sarang laba-laba Keterangan :

1a - pelat beton pipih menerus 1b - rib konstruksi

1c - rib settlement 1d - rib pembagi

2a - urugan pasir dipadatkan 2b - urugan tanah dipadatkan

2c - lapisan tanah asli yang ikut terpadatkan Perbaikan tanah / pasir

Rongga yang ada diantara rib-rib / di bawah pelat diisi dengan lapisan tanah / pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan dengan sempurna. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, sedangkan pada umumnya 2 atau 3 lapis teratas harus melampaui batas 90% atau 95% kepadatan maksimum.

Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik tersebut dapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan batu karang sehingga bisa memperkecil dimensi pelat serta rib-ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL merupakan pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah dipadatkan dengan baik.

Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi setelah papan bowplank dengan penandaan sumbu dan ketinggian setelah dikerjakan. Galian tanah tahap I : seluruh luasan untuk pondasi KSSL digali sampai kedalaman dan lebar tertentu.

Galian tanah tahap II : dikerjakan setelah galian tanah tahap I untuk pekerjaan rib settlement (rib anti penurunan), sepanjang jalur rib settlement digali dengan lebar tertentu dari tepi ke tepi dan dari kedalaman tertentu sehingga menjamin keleluasaan pemasangan pembesian, acuan dan keamanan pekerjaan. Kemudian dilakukan juga penggalian tanah pada posisi kolom. Sudut kemiringan dari suatu

(5)

lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari penggalian skala besar, terutama ditentukan oleh kelandaian alami dari jenis-jenis tanah kering.

Gambar 2.2 Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan Beton Dekking

Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement dibuatkan lantai kerja, dengan tujuan untuk mencapai efisiensi yang tinggi, yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai lantai kerja dan sebagai penahan acuan rib. Lantai kerja dibuat dengan ketebalan tertentu dengan campuran 15. Beton dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai pembatas antara rib dengan lantai kerja.

Pekerjaan Acuan untuk Rib

Bahan untuk acuan yang digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan lain seperti paku, juga kayu bundar sebagai penopang acuan. Konstruksi acuan dibuat setinggi ±190 cm untuk rib settlement dan ±130 cm untuk rib konstruksi. Acuan dipasang sesuai ketebalan rib dan ditopang serta diikat kuat sehingga baik ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib tidak berubah selama pengecoran berlangsung. Acuan dibersihkan dari segala kotoran dan siap untuk dilakukan pengecoran rib. Acuan bisa dibuka 36 jam setelah pengecoran beton.

(6)

Gambar 2.3 Pekerjaan Acuan rib Pekerjaan Pembesian untuk Rib

Memilih mutu besi beton untuk beugel rib dan tulangan pokok rib. Beberapa besi dirakit diluar acuan kemudian dipasang dalam acuan yang telah disiapkan, selanjutnya dipasang beugel rib. Besi beton diikat kuat dengan kawat bendrat, sehingga besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan diberi jarak dari papan acuan atau lantai kerja dengan pemasangan selimut beton ±3 cm. Dalam pemasangan besi terjadi pertemuan- pertemuan dengan prinsip dan sistem hubungan pembesian pada pertemuan tersebut antara rib dengan rib (baik rib konstruksi, rib sattlement maupun rib pembagi), rib dengan kolom, dan rib dengan plat penutup.

Pekerjaan Pengecoran untuk Rib

Membuat adukan beton, dengan bahan semen, pasir dan koral, serta air dengan mini mixer (molen), selanjutnya adukan beton ditampung dalam gerobak artco.

Setelah itu dituang dalam tempat yang akan di cor dan diratakan dengan skopang. Kemudian mesin vibrator dihidupkan dan selangnya diarahkan pada beton. Lalu kepala mesin ini dimasukkan ke dalam adonan dan digetarkan di sekitar area tersebut selama kurang lebih sepuluh detik. Arena pergetaran antara 30-40 meter persegi. Jadi penggunaan alat ini dipindah-pindahkan sesuai luasan yang dibutuhkan. Pada saat memindahkan, mesin dimatikan terlebih dahulu. Selama dalam masa pengeringan selalu dibasahi selama minimal 1 minggu.

Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi, digunakan tanah bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar. Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan Tamping Rammer dengan ketebalan tertentu. Pemadatan dilakukan setelah beton rib berumur 3 hari. Pemadatan dilaksanakan sampai tanah tidak

(7)

tampak turun lagi pada saat pemadatan. Pemadatan juga dilakukan di sekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 1,5 m, juga dilaksanakan lapis demi lapis.

Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan

Setelah pekerjaan urugan tanah dan pemadatan selesai, selanjutnya dilakukan pengurugan pasir tepat diatas tanah yang telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan Tamping Rammer lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu.

Untuk urugan lapis I, dituntut kepadatan minimal 90% dari kepadatan optimal.

Untuk urugan lapis II, dituntut kepadatan minimal 95% dari kepadatan optimal (Standar Proctor). Pada saat melakukan pengurugan tanah atau pasir, mengingat beton yang masih muda, maka dijaga agar tinggi urugan antara petak yang bersebelahan tidak lebih dari ketebalan tiap lapis tadi.

Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup

Setelah kepadatan pengurugan pasir dites dan melampaui batas persyaratan yang ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja dengan campuran 1 PC 5 PS setebal ±3cm.

Pekerjaan Pembesian untuk pelat Penutup

Besi tulangan yang digunakan berdiameter ± 10 m dengan mutu BJTP 30.

Pemasangan besi langsung dilakukan diatas lantai kerja, tepat pada tempat akan ditulangi. Untuk penulangan pelat sekitar kolom, terlebih dahulu dipasang tulangan yang berbentuk jaring laba-laba. Sedangkan untuk penulangan pelat tepat sepanjang jalur rib, terlebih dahulu dipasang tulangan stek yang menghubungkan dan mengikat erat antara rib dengan pelat yang dipasang zig- zag.

Pekerjaan Pengecoran Beton Pelat Penutup

Pengecoran beton pelat penutup dilakukan dengan Truck Mixer yang berkapasitas 5 m² dan truk pompa untuk mempermudah dan mempercepat proses pengecoran. Pengecoran dilakukan secara bertahap, mengingat pekerjaan rib dan perbaikan tanah pada bagian lain belum selesai. Pengecoran dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang disyaratkan adalah 11 cm.

B.BETON BERTULANG

1. Beton Bertulang Sloof

a. Beton K - 250 Ready Mix

 Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut kebalok sloof berikutnya.

 Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau mengunakan pump concrate dan

(8)

dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi (Ready mix)

 Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.

 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan

“kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar rencana.

Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.

 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat dilaksanakan.

 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

b. Tulangan

1) Besi harus bersih dari kotoran 2) Pembengkokan

3) Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan

4) Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis

5) Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di lua bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya c. Bekisting

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar

 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

(9)

 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton

 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal

2. Beton Bertulang Kolom a. Beton K - 250 Ready Mix

 Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom pada ketinggian tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari kolom 1 dan dilanjut ke kolom berikutnya.

 Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix) dengan K 250

 Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.

 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton ditolak.

 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan

“kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar rencana.

Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.

 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.

 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat dilaksanakan.

 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2

 Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.

 Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda

(10)

menggunakan lot grafitasi dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom

b. Tulangan

1) Besi harus bersih dari kotoran 2) Pembengkokan

3) Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan

4) Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis

5) Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di lua bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya c. Bekisting

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar

 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton

 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal

3. Beton Bertulang Balok dan Plat a. Beton K - 250 Ready Mix

 Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam.

Pengecoran dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

 Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah12±2.

 Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.

(11)

 Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond (super bonding agent).

 Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.

 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

 Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

 Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.

 Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.

b. Tulangan

1) Besi harus bersih dari kotoran 2) Pembengkokan

3) Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan

4) Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis

5) Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di lua bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya c. Bekisting

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar

 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton

 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal

Beton Bertulang Kolom Praktis

(12)

a. Beton

 Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam.

Pengecoran dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

 Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah12±2.

 Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja.

 Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan calbond (super bonding agent).

 Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.

 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

 Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

 Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.

 Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.

b. Tulangan

1) Besi harus bersih dari kotoran 2) Pembengkokan

3) Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan

4) Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis

5) Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di lua bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya.

c. Bekisting

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyratkan pada gambar

 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya

 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan

(13)

 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan, kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.

 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton

 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga tidak merusak beton

 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik secara vertical maupun horizontal

Beton Bertulang Tangga

Bekisting Bordes dan badan tangga

Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/

ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.

Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga. Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta mempertahankan posisi kemiringan tangga.

Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga

Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton tahu / beton decking Pemasangan beton decking pada bagian bawah tulangan dengan ketebalan ± 2 cm.

(14)

Detail Tulangan Pemasangan tulangan anak tangga

Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat, kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm. Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan

Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak Tangga Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga. Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya

Pengecoran

(15)

Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian tangga Pembongkaran

Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa

PELAT LANTAI BONDEX

PENGIKATAN DENGAN CARA LAS

Pada bagian ujung dek,di las cantum berdiameter 10 mm, pada bagian rata sisi- sisi rusuk panel dengan arah pengelasan dari atas ke bawah.

Pada tumpuan tengah setiap panel dek dilas pada bagian rata sisi rusuk betina.

Kawat las yang digunakan harus bermutu tinggi dari jenis baja colulose AC/CD berukuran 3,25 mm

PERSIAPAN PENGECORAN

Sebelum pengecoran dilakukan penyempurnaan pemasangan dek dengan cara : Penutupan lubang rusuk dek pada sisi bidang lantai cor dengan menggunakan pita perekat.

Penyempurnaan sambungan tumpuan sisi rusuk panel dek sejarak +/- 100cm dengan alternatif dilas cantum, di rivet dia 5 mm, di sekrup.

Bila dalam perhitungan diperlukan danya penahan geser, maka penahan geser tersebut dilas/tertanam pada balok tumpuan diantara lembeh rusuk dek. Jrak dari ujung penahan geser ke permukaan beton tidak boleh kurang dari selimut beton (+/- 25 mm) jarak penempatan harus dihitung berdasarkan diagram gaya lintang balok.

Tulangan sudut agar dapat dicapai pembebanan yang merata serta mengatasi keretakan lantai beton akibat perubahan temperatur disarankan untuk menggunakan tulangan susut Wermesh M-12.

PERSIAPAN PENGECORAN

Tiang Penyangga sementara diperlukan untuk mencegah lendutan pada saat masih basah, tergantung dari keadaan betonnya, biasanya penyangga sementara ini dapat dilepas setelah umur beton mencapai 7 – 14 hari.

C.PEKERJAAN BAJA Fabrikasi

a. Pola Pengukuran :

Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada saat Pabrikasi.

Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.

(16)

b. Pelurusan

Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.

c. Pemotongan

Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda

Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

e. Pekerjaan Las

Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur dengan pekerjaan Las. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.

f. Mengebor

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus.

g. Memberi code pada jenis-jenis potongan

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.

Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang- lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat montase percobaan

(17)

h. Montase di bengkel (Montase Percobaan)

Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa. Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat. Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui seperti wartel, jack, baut-baut. Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

i. Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir.

Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sarna. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu.

j. Pengecatan di Bengkel

Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting). Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya

k. Kerangka Baja.

Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar kerja.

Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent.

Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent.

l. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.

Pemasangan :

Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai bagian serta pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.

Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang

(18)

yang tegak lurus terhadap as lubang. Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring(taperd).

Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.

Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.

Megencangkan Baut:

Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.

m. Pengecatan Baja Pembersihan

Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

Pengecatan

Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.

Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut- sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar. Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

2.3 PEKERJAAN DINDING

Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.

Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.

Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan mendapat permukaan yang rata.

Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.

(19)

Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/

dinding (marking).

Marking

Pasang Profil dengan memakai hollow besi.

Profil Hollo

Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis sesuai approval.

Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.

Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja dengan baik.

Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan / ember plastic

bak adukan

Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.

(20)

Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)

Leveling

Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab menggunakan MU-380/ 301- Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.

Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui.

starter bar

Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan

perbandingan 1 ember semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1

(21)

liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang telah di ajukan approval.

Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian ±1meter.

Pengecoran kolom

Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

control kerataan

Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.

(22)

Plesteran

Rendering

2.4 PEKERJAAN PLESTERAN

 Pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat kepalaan plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan benang.

 Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata ringan disiram / dibasahi dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding secara merata, menggunakan adukan mortar (komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.

2.5 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI/DINDING Rabat lantai keramik

Sebelum pengerjaan pondasi beton, terlebih dahulu dibuat lantai rabat untuk lantai keramik sesuai spesifikasi teknis. Campuran dicampur rata dan dihamparkan ke area rencana lantai kerja dan diratakan. Dimensi lantai rabat mengacu pada gambar kerja.

Tahap Pemasangan Keramik

(23)

Pada saat pemasangan keramik, perlu ketelitian. Pemasangan keramik pada lantai dan dinding memiliki proses yang sama.

1) Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik juga harus dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air.

2) Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.

3) Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat.

Bahan perekat dapat berupa adukan semen. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.

4) Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat keramik.

5) Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakankeramik setelah proses perendaman selesai.

6) Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

7) Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi padagambar kerja.

8) Mulailah memasang keramik ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contohdibawah ini.

9) Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang sudah diratakan.

10) Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuatkeramik lepas di kemudian hari.

11) Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada seluruh bidang

12) Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya ruangkeluarga yang selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah pemasangannya.Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan keramik dapat dilakukan

13) Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang secarakeseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikankesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna.

Bagian yang belumdipasang keramik dapat ditutup keramik setelah 1 hari.

Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-3 mm 14) Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun,

perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan keramik. Tujuannya agar keramik yang dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk Naat terbuat dari semen atau bahanlainnya yang sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya senadadengan warna ubin keramik. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout)semen atau bahan khusus yang ada dibanyak toko bangunan. Lebar nat jugaberbeda antara keramik lantai dan keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat= 4 s/d 5 mm.

15) Untuk pemasangan keramik yang terlalu luas, sebaiknya diberikan expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas bidang 16 m2.

(24)

Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang elastik dengan tujuan agarbila terjadi keretakan keramik atau terlepasnya keramik maka tidak akanmerembet atau tidak semua keramik ikut rusak

16) Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalulalang orang selama 23 hari. Keramik akan ambles karena adukan dibawahnya masih belum kuat untuk dibebani.

17) Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya terdapat 35 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan ulangi pemasangannya.

18) Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan danmenempel di permukaan keramik. Kita bisa menggunakan bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.

Tahap Pemasangan Granit

 Dasaran untuk plaster semen sebaiknya sudah dibuat rata, sehingga memudahkan proses pemasangan untuk hasil yang maksimal :

Standar ukuran (istilah umum kepalan) dimulai 1 keping memanjang

Untuk pemasangan yang nyaris tanpa nat, dimulai 3 baris memanjang.

Arah pemasangan yang BENAR dari dalam ke luar.

(25)

Pemasangan dari luar ke dalam adalah cara yang SALAH

 Adonan semen dan pasir dibuat agak kering (tidak terlalu lembek), agar pada saat kadar air menyusut, tidak beresiko tinggi.

 Permukaan bawah Granite Tile boleh diberi adonan semen dan air yang cukup kental.

 Campuran semen dan pasir dibuat merata di permukaan yang akan dipasang, disarankan menggunakan trawl.

 Sebelum Granite Tile dipasang, bagian tepi dari campuran semen pasir dibuang 1 - 1,5cm sepanjang keliling Granite Tile (untuk mengakomodasi tekanan ke samping dari kelebihan campuran tersebut).

 Kerataan permukaan sangat diutamakan bisa menggunakan potongan Granite Tile sebagai patokan dan juga waterpass panjang.

 Setelah terpasang bagus, permukaan Granite Tile tidak boleh diinjak selama 4 hari (untuk semen pasir) dan 2 hari untuk lem semen.

(26)

2.6 PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU & JENDELA

Pekerjaan Kusen, Daun Pintu, Daun Jendela, lengkap dengan asesories, sesuai gambar dan spesifikasi.

2.7PEKERJAAN SANITASI

Pekerjaan Sanitasi, lengkap dengan asesories, sesuai gambar dan spesifikasi.

 Floor drain

Pada tempat-tempat yang telah dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran floor drain tersebut.

Hubungan saringan metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air. Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

 Wastafel

 Menentukan letak ruangan yang akan dipasang westafel dan tentukan jumlahnya.

 Menentukan letak atau posisi westafel yang akan dipasang.

Biasanya westafel untuk mencuci tangan atau cuci muka diletakkan pada kamar mandi yang berukuran besar, di pojok ruangan yag berdekatan dengan kamar mandi, ruang dapur, dekat dengan ruang makan dan sebagainya.

 Persiapan pemasangan dilakukan ketika membuat pondasi atau selambat-lambatnya sebelum memasang keramik lantai. Bentuk persiapan ini antara lain pemasangan pipa input dan output.

 Pasang pipa saluran air bersih dan saluran air pembuangan di bawah lantai, pasangkan reducer elbow untuk mengarahkan pipa ke atas sebanyak 2 buah. Tanamkan seperempat bata di bawah plesteran.

Dan pasang long elbow ke arah luar dinding untuk disambungkan dengan westafel.

 PERHATIAN. Pemasangan westafel dilakukan setelah dinding diplester atau telah dicat, karena alat ini menempel pada dinding.

 Tentukan secara jelas ketinggian westafel dan pasang lobang input setinggi 95 cm atau ukuran lain yang disesuaikan dengan tinggi badan Anda. Pada bagian bawahnya sediakan lobang output sekitar 15 atau 20 cm dari lobang input. Ingat semua lobang harus dipasang faucet socket.

 Periksa peralatan dan kelengkapan lainnya yang disertakan dalam kotak westafel bawaan pabrik. Saya sarankan lagi baca petunjuk pemasanga dengan teliti. Biasanya setiap merek produk westafel berbeda dalam jarak faucet socket saluran air bersih dan saluran air pembuangan.

 Periksa dan cari lobang sekrup bawaan westafel, biasanya terletak pada sisi kanan dan kiri di bawah westafel. Pasang sementara untuk mencocokkan posisi paling pas lobang faucet socket dengan sock drat

(27)

pada bagian bawah westafel. Tandai dengan pensil lobang sekrup yang nantinya akan dipasang sekrup fischer pada dinding.

 Turunkan westafel secara hati-hati, lubangi tanda pensil tadi menggunakan bor, mata bor yang disesuaikan dengan ukuran sekrup fischer.

 Pasang kembali westafel lobang sekrup diletakkan pada kedua lobang pengeboran tadi, masukkan nut driver ke dalam lobang bor, kencangkan dengan screw driver. Pastikan westafel dalam posisi kendang dan tidak bergerak-gerak.

 Pasang pipa pada bagian bawah westafel, sambungkan dengan faucet socket. Kencangkan dengan tangan searah jarum jam.

 Jika semua tahapan ini telah dilakukan dengan baik, berarti westafel telah siap untuk digunakan. Sebelumnya periksa dan dicoba apakah ada kebocoran pipa, rembesan. Jika hal tersebut terjadi segera perbaiki dan mungkin ada beberapa sambungan yang masih kendor atau cara pengeleman yang kurang baik

 Closed duduk

 Menentukan posisi kloset yang telah di tetapkan dalam gambar denah, atau mengubah posisinya dengan resiko memindahkan atau memasang pipa saluran pembuangan baru

 Hal penting yang harus diperhatikan adalah posisi pipa pada bagian kloset harus lebih tinggi dari septic tank, sehingga kotoran cepat mengalir ke tempat peresapannya. Untuk kloset jongkok posisinya harus lebih tinggi dari lantai kamar mandi atau keramik.

 Posisi lubang pipa dapat diletakkan di bagian depan atau bawah kloset, atau belakang. Semua arah dapat di gunakan.

2.8PEKERJAAN PLAFOND

 Tentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu ruangan

 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/ moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan

 Tentukan jarak penempatan kait penggantung

 Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk menjamin kelurusan

 Pasang paku kait dan rod/penggantung

 Pasang rangka utama

 Pasang rangka pembagi

 Pasang dan kencangkan klip / rod.

 Pasang panel gypsum

 Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond

 Tutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan compound lalu diampelas dan difinishing dengan cat

(28)

Tatacara Pemasangan Compound pada sambungan nat Plafond

 Lakukan pelapisan pada petemuan bidang panel dengan compound

 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat dibersihkan dari debu dengan kuas bersih

 Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon pengisi sekaligus menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon gypsum (sebagai tahap 1)

 Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum

 Setelah kompon penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber- kompon dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu

 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal gunakanlah alat mesin amplas (Hand Sander)

 Plafond Kalsiboard 6 mm finish cat rangka hollow - Rangka besi hollow

- langit-langit kalsiboard tbl. 6 mm - Finishing Cat Plafond

Metode pekerjaan

 Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau dak beton.

 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond yang rata air.

(29)

 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat dipasangkan.

 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm.

dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.

 Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .

 Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

 Pasangan list plafond gipsum Langkah Pertama :

Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian sambungan pojok).

Langkah Kedua :

Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.

(30)

Langkah Ketiga :

Selanjutnya buatlah "perekat" dari compound untuk menempelkan list pada dinding yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape. Bubuk compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum atau potongan tripleks).

Dikarenakan compound setelah terkena air cepat mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan agar air yang dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.

Langkah Keempat :

(31)

Perekat" yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan "perekat" tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan plafond secara merata.

Langkah Kelima :

Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi "perekat" tersebut ke dinding dan plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list).

(32)

Langkah Keenam :

Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas "perekat" yang keluar. Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.

(33)

Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai keliatan. Caranya dengan menambah "perekat" atau membuat motif motif yang seolah- olah list tersebut keliatan sambung-menyambung.

2.9 PEKERJAAN PENGECATAN

 Sebelum pengecatan lantai di tutup sedemikian rupa agar terhindar dari ceceran cat

 Pada bagian dalam ruang sebelumnya di plamir tembok

 Bidang permukaan yang dicat sudah rata dan dibersihkan dari debu yang menempel

 Dilakukan pengecatan dasar menggunakan merk yang dikeluarkan dari pabrik yang sama

 Pengecatan dilakukan lapis demi lapis hingga didapatkan permukaan cat dengan warna yang merata

2.10 PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pekerjaan Pas. Railling Tangga, Canopy kaca dan Partisi Sementara Single Calsiboard, sesuai gambar dan spesifikasi.

2.11 PEKERJAAN MEKANIKAL

Pekerjaan ini meliputi beberapa item yang metode pemasangan mengikuti RKS

PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA

a) Pipa Refrigerant (ASTM B280), termasuk Iinsulator (Armaflex), Freon (R410A), Pipa Drain PVC 1-1/2"

b) Kabel Control

c) Exhaust Fan KDK 20TGQ2 , Ceiling Mounted, 470 cmh PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

a) Pipa PPR PN 10 ø 3/4"

b) Pipa PPR PN 10 ø 1"

c) Pipa PPR PN 10 ø 2"

d) Tangki Air Stainless Steel utk Roof (4000 lt) + Install PEKERJAAN INSTALASI AIR BEKAS, KOTOR, HUJAN & INFECTIUS

a) PVC AW ø4"

b) PVC AW ø1-1/2" , Venting Pipe PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a) DN024B LED6/WW D125 5" 600lm

b) RMI TBS318 C 3 X 1200MM 16W865 T8AP I G c) BNN-006C-LED 8W-CWL600-Wall Mounted d) FBS 115 MAX 23W-E27-LED 7W

e) Stop Kontak 1 phase 15 A - Office - 200W f) Stop Kontak 1 phase 15 A - Medic- 450W g) Stop Kontak 3 phase 15 A - 2000W h) Saklar Tunggal 10 A

i) Saklar Serie 10 A

(34)

j) Instalasi penerangan

k) Instalasi stop kontak lengkap (conduit clipsal)

l) Instalasi Stop Kontak Medic NYM.3x2.5mm (Conduit Clipsal) m) Kabel Tray 50x300x2mm, Hot deep Galvanized

n) Kabel Tray 50x200x2mm , Hot deep Galvanized

o) Kabel Tray 50x100x2mm (Electronik), Hot deep Galvanized p) Instalasi Power NYM 3x4mm (Conduit Clipsal)

q) Kabel Tray 100x600x2mm, Hot deep Galvanized r) Pompa Vertical 30 l/mnt

PEKERJAAN PANEL

a) Pilot Lamp + Fuse b) Ampere meter c) Voltmeter 0 – 500

d) S.D.P Tahap 1- Panel Box

e) MCCB NSX630N - 50 kA 3 Phase 250 - 630 Ampere LV432893 f) MCB BOX P.L.1.1 & P.L.1.2

g) MCB 3PH 10A/4.5KA

h) MCB BOX P.P.1.1 & P.P.1.2 & P.P.1.3

i) MCCB NSX160F - 36 kA 3 Phase 112 - 160 Ampere j) MCB 3PH 10A/4.5KA

k) MCB 3PH 20A/4.5KA l) MCB 3PH 40A/4.5KA m) MCB 3PH 60A/4.5KA

n) MCB BOX P.AC.1.1 & P.AC.1.2 o) MCB 3PH 20A/4.5KA

p) MCB BOX P.AC.1.3

q) MCCB 3P 250A EasyPact EZC250N (EZC250N3250) PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE

a) Instalasi telepon

PEKERJAAN INSTALASI TATA SUARA a) Instalasi Cable Speaker b) Terminal Box SS

INSTALASI DATA

a) Instalasi Power WIFI REUTER 3x1.5mm b) Instalasi Cable Data : UTB cat 5

PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM

a) Instalasi Detector, Kabel NYA 2 X 1,5 mm (onduit Clipsal)

Gambar

Gambar 2.1 Konstruksi Sarang laba-laba Keterangan :
Gambar 2.2 Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan Beton Dekking
Gambar 2.3 Pekerjaan Acuan rib Pekerjaan Pembesian untuk Rib

Referensi

Dokumen terkait

Beton yang digunakan untuk sambungan dan diafragma yang terkait atau beton yang dimasukkan lainnya untuk pelaksanaan penegangan setelah pengecoran (post-tension)

Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton untuk sandaran jembatan yang meliputi pekerjaan.. METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BAJA COMPOSITE METODE PELAKSANAAN JEMBATAN

paling lambat 24 jam sebelum pengecoran. Pemberitahuan meliputi loksi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu saat pencampuran. - Sebelum pengecoran acuan

Bekisting yang dipakai dalam proses pengecoran ini dibuat sebaik mungkin dengan menggunakan bahan papan plywood karena asumsinya akan dipakai untuk proses pengecoran

Bekisting (formwork) adalah konstruksi bantu/ cetakan yang bersifat sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituangkan, dibuat sesuai dengan

$ = Pembesian = Pekerjaan Survai = Pekerjaan Bekisting = Pekerjaan Beton = Sistem Penyangga Selesa i Pengecoran Taa.. "

Pemasangan bekisting  Alat - Palu besi  Bahan - Rakitan panel bekisting - Paku - Minyak bekisting  Metode pelaksanaan - Perakitan sengkang sudah selesai, baru pemasangan beton

Pengangkutan dan Pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuannya, jika tidak ada persetujuan