PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam memberikan konseling perkawinan diperlukan materi yang dapat meningkatkan pemahaman, ketentraman dan kemajuan setiap calon pengantin dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Dengan kata lain bimbingan yang diberikan mampu mengedukasi calon pasangan pengantin dalam membentuk rumah tangga yang harmonis.
Penegasan istilah
Dalam praktiknya, situasi di lapangan tidak diatur dalam hukum Islam. Arti dalam bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata bimbingan memberikan kesan bahwa orang yang dibimbing memerlukan dukungan dan bimbingan.
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
13 Mifratul Afif, “Optimalisasi Implementasi Konseling Pranikah di Kantor Agama Kabupaten Weleri (Analisis Konseling dalam Konseling Pernikahan)”, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (2018). Konseling Pranikah di Kantor Agama Kabupaten Kutaraja (Analisis Materi Konseling Pranikah), Saphira Adlina, 2020.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Bimbingan Pranikah
Melakukan konseling pranikah di Kantor Agama Kebumen. Dilihat dari peraturan umum umat Islam, no. pedoman: DJ.II 542 Tahun 2013. Memberikan konseling pranikah akan sangat membantu calon pengantin dalam menghadapi permasalahan setelah menikah. 14 Saphira Adlina, “Konseling Pranikah di Kantor Agama Kabupaten Kutaraja (Analisis Materi Konseling Pranikah”), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh (2020).
Bimbingan pranikah ini ditujukan bagi calon pasangan suami istri yang sudah terdaftar di kantor dan remaja usia menikah.
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor
Suami istri adalah laki-laki dan perempuan dewasa yang sudah resmi berkomitmen dalam kehidupan rumah tangga. Kerabat merupakan individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang erat, baik suami maupun istri, yang merupakan faktor luar yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan berumah tangga suami istri. Calon suami istri mendapat informasi singkat tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam rumah tangganya, sehingga bila saatnya tiba dapat melakukan antisipasi dengan baik, paling tidak berusaha memberikan peringatan terlebih dahulu agar permasalahan yang timbul di kemudian hari dapat diminimalisir dengan baik, terkait dengan hal tersebut. Oleh karena itu remaja usia menikah atau Catin harus benar-benar mengikuti kursus singkat berupa kursus pranikah dan parenting, yang merupakan upaya penting dan strategis.
Kursus pranikah sangat penting dan vital sebagai bekal bagi kedua calon pasangan untuk memahami secara mendasar segala seluk beluk kehidupan berkeluarga dan berumah tangga. Oleh karena itu, kursus pranikah bagi remaja usia menikah dan calon calon pengantin merupakan solusi dan kebutuhan masyarakat untuk mengatasi atau mengurangi terjadinya krisis perkawinan yang berujung pada perceraian. Kursus pranikah merupakan suatu proses pendidikan yang mempunyai cakupan yang sangat luas dan mempunyai makna strategis yang sangat mendalam.
Untuk itu akhir-akhir ini banyak bermunculan badan/lembaga dari ormas Islam dan LSM yang menyelenggarakan kursus pranikah, tentunya hal ini sangat menggembirakan karena badan/lembaga/organisasi penyelenggara tersebut membantu pemerintah dalam mempersiapkan pasangan suami istri dan sekaligus membantu mengantarkan pasangan keluarga ini menuju kehidupan keluarga yang diidam-idamkan yaitu keluarga sakinah mawaddah warahmah. Sebagai dasar penyelenggaraan kursus pranikah, telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Masyarakat Islam tentang kursus pranikah. Dalam peraturan direktur jenderal Bimas Islam nomor: DJ.II/542 Tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan kursus.
Pernikahan Menurut Fiqh
Dikatakan bahwa perkawinan adalah suatu perjanjian suci antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk suatu keluarga. Para ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa perkawinan adalah akad yang menggunakan lafadz nikāh atau zaūj yang mengandung makna kepemilikan. Untuk mendapatkan kepuasan berarti laki-laki bisa mendapatkan kepuasan dari perempuan dan begitu pula sebaliknya.
Menurut hukum Islam, pernikahan adalah kontrak syariah yang memungkinkan kesenangan antara laki-laki dan perempuan dan memungkinkan perempuan untuk bersenang-senang dengan laki-laki. Menurut Ghazali, syarat adalah sesuatu yang harus ada yang menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu yang tidak termasuk dalam rangkaian tugas, misalnya menutup aurat untuk shalat” atau menurut Islam, calon mempelai laki-laki atau perempuan haruslah seorang muslimah. Rukun perkawinan diyakini ada empat, karena calon mempelai laki-laki dan calon mempelai wanita bersatu dalam satu rukun.
Selain itu syarat-syarat perkawinan dalam hukum Islam dalam kitab Hamdani menjadi dasar sahnya suatu perkawinan. Apabila syarat-syarat itu terpenuhi, maka perkawinan itu sah dan menimbulkan segala hak dan kewajiban suami-istri. Syariat Islam mengatur beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon suami berdasarkan ijtihad ulama yaitu. Walinya harus laki-laki, muslim, dewasa, rasional dan adil (tidak jahat). e) Syarat-syarat saksi Saksi yang ikut serta dalam perkawinan haruslah dua orang laki-laki, beragama Islam, dewasa, berakal sehat, melihat dan mendengar serta mengerti (mengerti) maksud akad nikah.31.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Waktu dan Lokasi Penelitian
Pendekatan Penelitian
Sumber Data
Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat data atau temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan dari wawancara dan observasi. Sumber data sekunder ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Kantor Agama, yang akan memperkuat sumber data penelitian.
Objek dan Subjek Penelitian
Artinya informan yang menjadi subjek penelitian adalah orang-orang yang mengetahui, memahami dan mempunyai pengalaman langsung terhadap permasalahan yang diteliti.42 Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala KUA Kebumen (Bapak Waliman, S.Ag.). Instruktur KUA (Bapak Johan Amru, S.Sos.I. dan Pak Sutrisno, S.H.I.), serta calon pengantin (Anggita dan Muktarom; Hari Prasetya dan Dewi Retno).
Teknik Pengumpulan Data
Metode observasi yang digunakan peneliti adalah observasi terstruktur yaitu observasi yang disusun secara sistematis. 45 Observasi dilakukan di lokasi penelitian yaitu Kantor Agama Kebumen. Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh informasi lisan untuk mencapai tujuan tertentu 46 Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan 47.
Teknik Analisis Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dengan cara memilah dan memilih data dasar yang berkaitan erat dengan penelitian. Kemudian rangkuman kumpulan catatan tersebut disusun secara sistematis sehingga tercipta gambaran yang jelas agar memudahkan penelaahan data yang ada apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali. 51. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, dalam bentuk peta, terdapat hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks berbentuk narasi atau narasi. Dengan data yang disajikan maka penulis atau pembaca akan lebih mudah memahami data tersebut sesuai dengan realitas sosial yang ada.52. Menarik kesimpulan dan memverifikasi data, yaitu menilai kembali dengan melihat reduksi data yang telah dibuat dan penyajian data.
Kesimpulan awal yang disampaikan dalam penelitian masih bersifat sementara dan ada kemungkinan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada bagian reduksi dan penyajian data. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, dimana peneliti dapat mengolah data yang dikumpulkan melalui wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mewawancarai kepala KUA Kebumen.
Gambaran Umum Kantor Urusan Agama Kebumen
Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Agama No. 34 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama. Implementasi Instruksi Pranikah di Kantor Agama Kebumen Dalam pelaksanaannya, setiap pasangan yang mendaftarkan pernikahan di.
Pelaksanaan Bimbingan Pranikah di Kantor Urusan Agama Kebumen
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ketua KUA Bapak. Jadi, upaya yang dilakukan KUA dalam pembinaan pranikah bagi calon pengantin dilakukan dengan tatap muka dengan calon pengantin dalam memberikan nasehat atau ceramah. Dengan harapan agar materi yang disampaikan dapat diketahui, dipahami, diapresiasi dan benar-benar diterapkan dalam kehidupan berumah tangga calon pengantin di kemudian hari.
Unsur-unsur konseling pranikah merupakan komponen-komponen yang terdapat dalam kegiatan konseling pranikah, meliputi topik konseling pranikah, objek konseling pranikah, materi konseling pranikah, dan metode konseling pranikah. Objek atau penerima bimbingan pranikah adalah calon pengantin yang akan menikah, baik calon pengantin maupun calon pengantin. Metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan materi kepada peserta konseling pranikah secara lisan, materi yang disampaikan berkaitan dengan pernikahan.
Bimbingan pranikah ini juga membantu mereka mempersiapkan mental calon pengantin ketika menikah.” 56. Menurut saya, pelaksanaan bimbingan pranikah sangat penting, meski ada sebagian orang yang merasa waktunya terbuang sia-sia. dengan mengikuti bimbingan pranikah ini karena membutuhkan waktu yang cukup lama baik dari penyampaian materi maupun menunggu pemateri.” Analisis pelaksanaan bimbingan pranikah di Kantor Agama Kebumen ditinjau dari ketentuan umum bimbingan umat Islam.
Analisis Pelaksanaan Bimbingan Pranikah di Kantor Urusan Agama
Penerapan petunjuk pranikah di Kantor Agama Kebumen bersifat wajib dan dapat dilaksanakan setelah syarat menikah sudah terverifikasi. Pembelajaran pranikah di Kantor Agama Kebumen merupakan pembelajaran mandiri yang memakan waktu sekitar 30-45 menit bagi pembicara atau instruktur untuk memberikan materi pembelajaran pranikah. Artinya pada saat materi diberikan belum sesuai dengan Peraturan Umum Umat Islam, Pedoman Nomor: DJ/II/542 Tahun 2013.
Karena terbatasnya waktu untuk melakukan konseling pranikah di KUA Kebumen, sebaiknya dilakukan bagi calon pasangan. Hendra Agustiawan, “Analisis Peran BP4 Dalam Memberikan Pembinaan Kepada Calon Pengantin (Studi Kasus KUA Marga Kecamatan Punduh Kabupaten Pesawaran)”, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung (2017). Mifratul Afif, “Optimalisasi Implementasi Bimbingan Pranikah di Kantor Kemenag Kabupaten Weleri (Analisis Bimbingan Konseling Pernikahan)”, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (2018).
Nurma, “Pandangan Hukum Islam Tentang Pembinaan Pranikah (Studi di KUA Kabupaten Syiah Kuala)”, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh (2018). Saphira Adlina, “Bimbingan Pranikah pada Biro Agama Kabupaten Kutaraja (Studi Analisis Materi Bimbingan Pranikah”), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh (2020) Siti Roiatun, “Bimbingan Pranikah di Cegah Perceraian Calon Pengantin di BP4 KUA Kecamatan Japah Kabupaten Blora”, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (2017).
PENUTUP
Kesimpulan
Pembinaan pernikahan di KUA Kebumen dilaksanakan dalam dua tahap, yang pertama tahap pra pelaksanaan atau pencatatan dan yang kedua tahap pelaksanaan.
Saran
Analisis Terhadap Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor DJ.III Tahun 2016 Tentang Kewenangan Penasihat Agama Sebagai Pembantu Pembinaan Pranikah Di Kota Bandung. Sekolah Pranikah Sebagai Upaya Pencegahan Perceraian di Kota Surabaya (Studi Kasus Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Surabaya Dalam Perspektif Hukum Islam).