• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS-AHLI

N/A
N/A
Arindah nur sartika

Academic year: 2023

Membagikan "PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS-AHLI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas didukung dengan adanya sumber daya manusia kesehatan yang professional. Untuk itu Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan 27 jabatan fungsional kesehatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak yang penuh, untuk melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan profesinya masing-masing. Jabatan fungsional adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Salah satu jabatan fungsional tersebut adalah jabatan fungsional nutrisionis.

Nutrisionis adalah Pegawai Negeri sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat maupun rumah sakit, pada perangkat pemerintah propinsi, kabupaten, kota dan unit pelaksana kesehatan lainnya. Jabatan fungsional nutrisionis ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 23/KEP/

M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya. Jabatan fungsional nutrisionis terdiri dari jenjang jabatan terampil dan jenjang jabatan ahli.

Angka kredit yang telah dikumpulkan oleh seorang Nutrisionis

sesuai dengan ketentuan dapat digunakan sebagai dasar untuk

kenaikan jabatan atau pangkat. Dasar lain yang digunakan

untuk penghitungan angka kredit adalah Surat Tanda Tamat

Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat) dapat dilakukan oleh profesi maupun kedinasan.

(7)

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi pemangku jabatan fungsional kesehatan.

Pelatihan yang diselenggarakan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 725/ Menkes/

SK/V/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Di Bidang Kesehatan.

Sebagai kelengkapan dalam penyelenggaraan pendidikan dan latihan ini, perlu tersedia kurikulum dan modul pelatihan jabatan fungsional nutrisionis, yang digunakan sebagai standar/

acuan dalam menyelenggarakan diklat jabatan fungsional nutrisionis baik di pusat maupun daerah.

Penyusunan standar kurikulum ini mengacu kepada surat keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

23/KEP/ M.PAN/4/2001.

B. FILOSOFI PELATIHAN

Diklat jabatan fungsional nutrisionis diselenggarakan dengan memperhatikan:

1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), yaitu bahwa selama pelatihan peserta memiliki hak untuk:

a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam melakukan kegiatan penyiapan pekerjaan nutrisionis.

b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya selama masih berada dalam konteks pelatihan.

2. Prinsip learning by doing, dimana peserta dimungkinkan untuk mendapatkan kesempatan dalam:

a. Melakukan kegiatan atau berperan aktif secara

perseorangan atau kelompok dengan menggunakan

metode seperti tanya jawab, presentasi, diskusi kelompok,

latihan/exercise, simulasi dan praktik.

(8)

b. Melakukan pengulangan terhadap kegiatan yang dilakukan atau perbaikan terhadap kegiatan yang dirasa perlu.

3. Prinsip pelatihan berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk:

a. Mendapatkan paket bahan belajar berupa modul pelatihan.

b. Mendapatkan pelatih yang profesional, yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metode dan menguasai materi.

c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial maupun kinestetik (gerak).

d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing- masing tentang pelayanan kesehatan.

e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.

f. Melakukan evaluasi (terhadap fasilitator dan penyelenggara) dan dievaluasi tingkat pemahamannya dalam bidang pelayanan kesehatan.

4. Prinsip pelatihan berorientasi pembelajaran, dimana peserta dimungkinkan untuk:

a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang ditetapkan dalam pelatihan.

b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil

mendapatkan kompetensi yang ditetapkan dalam

pelatihan

(9)

BAB II

JENJANG JABATAN, PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI NUTRISIONIS

A. JENJANG JABATAN NUTRISIONIS 1. Nutrisionis Terampil

Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang nutrisionis terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi, yaitu:

a. Nutrisionis Pelaksana, terdiri dari:

1) Pengatur, golongan ruang II/c;

2) Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

b. Nutrisionis Pelaksana Lanjutan, terdiri dari:

1) Penata Muda, golongan ruang III/a;

2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

c. Nutrisionis Penyelia, terdiri dari:

1) Penata, golongan ruang III/c;

2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

2. Nutrisionis Ahli

Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang nutrisionis ahli dari yang terendah sampai dengan tertinggi, yaitu:

a. Nutrisionis Pertama, terdiri dari:

1) Penata Muda, golongan ruang III/a;

2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

b. Nutrisionis Muda, terdiri dari:

1) Penata, golongan ruang III/c;

2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

c. Nutrisionis Madya, terdiri dari:

1) Pembina, golongan ruang IV/a;

(10)

2) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;

3) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

B. PERAN

Peran nutrisionis adalah sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik di lingkungan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial atau instansi di luar Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

C. FUNGSI

Dalam menjalankan perannya, seorang nutrisionis memiliki fungsi dalam:

1. Menyiapkan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik.

2. Melaksanakan pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik.

3. Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik.

4. Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.

5. Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.

6. Melakukan evaluasi dibidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik.

7. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait.

8. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait.

9. Membuat buku pedoman/juklak/juknis, dan standar di

bidang gizi, makanan dan dietetik

(11)

D. KOMPETENSI

1. Nutrisionis Terampil

Dalam menjalankan fungsinya, seorang nutrisionis terampil memiliki kompetensi yaitu mampu:

NO FUNGSI KOMPETENSI

PELAKSANA PELAKSANA LANJUTAN PENYELIA 1. Menyiapkan

perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Mengumpulkan data untuk penyusunan rencana tahunan

2) Mengumpulkan data untuk penyusunan rencana triwulan 3) Mengumpulkan data

untuk penyusunan rencana bulanan 4) Mengumpulkan data

untuk prnyusunan rencana harian

5) Mengumpulkan data &

literatur untuk

1) Menyusun rencana 5 (lima) tahunan :

a) Mengumpulkan data b) Mengolah data

tabulasi

2) Mengolah data tabulasi untuk penyusunan rencana tahunan 3) Mengolah data tabulasi

untuk penyusunan rencana triwulan 4) Mengolah data tabulasi

untuk penyusunan rencana bulanan 5) Mengolah data untuk

penyusunan rencana

1) Mengolah data tabulasi silang untuk penyusunan rencana 5 (lima) tahunan

2) Mengolah data tabulasi silang untuk penyusunan rencana tahunan

3) Mengolah data tabulasi silang untuk penyusunan rencana triwulan

4) Mengolah data tabulasi silang untuk penyusunan rencana bulanan

5) Menyusun rencana harian :

a) Menganalisis data

(12)

penyusunan juklak/

juknis

6) Mengumpulkan data untuk penyusunan pedoman gizi, makanan, dietetik

7) Mengumpulkan data untuk penyusunan standar gizi, makanan, dietetik

harian

6) Mengolah data untuk penyusunan juklak/

juknis

7) Mengolah data tabulasi untuk penyusunan pedoman gizi, makanan, dietetik

8) Mengolah data untuk standar umum dalam rangka penyusunan standar gizi, makanan, dietetik

9) Mengumpulkan data untuk penyusunan kebutuhan gizi, dietetik individu

10) Menyiapkan sasaran dalam rangka pelaksanaan studi kelayakan rancangan juklak/juknis/

pedoman/standar/

kebutuhan gizi,

b) Menyusun Rancangan 6) Mengolah data tabulasi

silang untuk penyusunan pedoman gizi, makanan, dietetik

7) Mengolah data untuk standar khusus dalam rangka penyusunan 8) Standar gizi, makanan,

dietetik

9) Mengolah data untuk penyusunan kebutuhan gizi, dietetik individu 10) Melaksanakan studi

kelayakan rancangan juklak/juknis/pedoman/

standar/kebutuhan gizi, makanan, dietetik : a) Mengolah data

b) Melaksanakan uji coba

(13)

makanan, dietetik 2. Melaksanakan

pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

- 1) Mengumpulkan data

penyusunan instrumen dalam rangka

penyusunan instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik

2) Melakukan pengamatan masalah dibidang gizi, makanan dan dietetik : a) Mengumpulkan data

untuk pengamatan primer (per 10 jenis) b) Mengolah data

pengamatan tabulasi

1) Mengolah data untuk penyusunan instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik

2) Melakukan pengamatan masalah dibidang gizi, makanan dan dietetik : a) Mengumpulkan data

untuk pengamatan sekunder

b) Mengolah data pengamatan tabulasi silang

3. Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

1) Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi

1) Menyiapkan bahan materi pelatihan gizi, makanan & dietetik untuk petugas gizi pada kelompok sasaran tertentu

1) Mengumpulkan data

kebutuhan pelatihan gizi,

makanan & dietetik

meliputi sumber daya

manusia, dana dan

teknologi

(14)

kurang

2) Mengumpulkan data makanan kelompok sasaran setempat untuk penilaian mutu gizi

2) Mengumpulkan data biokimia gizi sesuai kelompok sasaran tertentu

3) Mengumpulkan data dasar calon sasaran gizi, makanan, dan dietetik untuk pelatihan

2) Mengumpulkan data tentang pelaksanaan posyandu, keluarga untuk konsumsi gizi, KMS Balita, Balok SKDN, bahan pangan setempat untuk keperluan penyusunan dan

pengembangan resep-resep makanan PMT, penyuluhan dan pemulihan

4. Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Memeriksa dan menerima bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana kegiatan pelayanan gizi

2) Menyimpan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana kegiatan pelayanan gizi 3) Mencatat dan

melaporkan bahan,

1) Melakukan persiapan kegiatan di bidang gizi, makanan dan dietetik di lapangan, RS

Pemerintah dan instansi baik lintas program maupun lintas sektor.

2) Melakukan persiapan pertemuan lintas program dan lintas sektor

3) Melakukan pelatihan bagi pelaksanaan

1) Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan & sarana dalam triwulan di ruang simpan

2) Menyalurkan bahan, materi, pangan, peralatan

& sarana triwulan sesuai permintaan unit wilayah kerja

3) Melakukan pemeriksaan

ruang simpan, bulanan

(15)

materi, pangan, peralatan & sarana dalam harian/

mingguan di ruang simpan

4) Menyalurkan bahan, materi, pangan, peralatan & sarana harian/mingguan sesuai permintaan unit/ wilayah kerja 5) Melakukan

pemeriksaan ruang simpan, harian

6) Melakukan

pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja : a) Bulanan (Anak

balita)

b) 4 bulan (Anak sekolah SD) c) Sesuai kebutuhan

pelayanan gizi, makanan & dietetik

4) Menyusun kebutuhan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi, makanan & dietetik 5) Menyediakan bahan,

materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi, makanan & dietetik 6) Mencatat dan

melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan & sarana dalam bulanan di ruang simpan

4) Menganalisis hasil pengukuran TB (Tinggi Badan), BB (Berat Badan), umur di unit atau wilayah kerja sesuai kebutuhan 5) Merencanakan diet sesuai

penyakit dan preskripsi diet, dengan 1 komplikasi

6) Menyediakan diet khusus

(16)

7) Melakukan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) di unit wilayah kerja

8) Melakukan

pengukuran IMT pada orang dewasa di unit/wilayah kerja, sesuai kebutuhan 9) Melakukan anamnesa

diet bagi klien (food frekwensi dan rata-rata contoh hidangan)

10) Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien

7) Menyalurkan bahan, materi, pangan, peralatan & sarana bulanan sesuai permintaan unit/

wilayah kerja

8) Melakukan pemeriksaan ruang simpan

mingguan

9) Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja : a) Triwulan (Anak

sekolah/SLTP) b) Tahunan (TB, BB

Anak sekolah) c) Tahunan (IMT Anak

sekolah)

10) Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja : a) Triwulan anak

sekolah SLTP b) Tahunan (TB-ABS)

7) Menyediakan makanan cair khusus

8) Menyusun standar diet khusus

9) Melakukan konseling gizi khusus bayi, balita, ibu hamil, ibu meneteki, remaja dan usila

10) Melakukan pengawasan pada :

a) Hasil pengukuran BB, TB, umur

b) Hasil pengukuran

LILA

(17)

11) Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien 12) Mencatat dan

melaporkan atas : a) Hasil pengukuran

BB, TB, umur b) Hasil pengukuran

LILA

c) Hasil pengukuran IMT

d) Hasil anamnesa diet 13) Menyediakan makanan

tambahan : a. Balita atau

penyuluhan gizi

c) Tahunan (IMT-ABS)

11) Melakukan pengukuran IMT pada orang dewasa di unit/wilayah kerja : a) Tahunan (TB, BB) 12) Mengumpulkan data

pola konsumsi makanan tiap 20 Rt (Rumah tangga) di unit/

wilayah kerja tahunan

13) Mencatat dan melaporkan atas : a) Hasil pemeriksaan

kadar yodium dalam urin

b) Hasil pengumpulan data pola konsumsi makanan

c) Hasil pengumpulan

c) Hasil pengukuran IMT d) Anamnese diet

e) Recall 24 jam

11) Melakukan pengawasan pada :

a) Konseling gizi umum b) Konseling diet

sederhana

12) Melakukan pencatatan harian :

a) Penyediaan standar diet khusus

13) Melakukan pencatatan triwulan :

a) Penyediaan PMT/

balita/anak sekolah/

bumil

b) Penyediaan diet khusus

c) Penyediaan makanan

cair

(18)

14) Menyediakan makanan biasa

15) Menyediakan kapsul Vit A biasa

16) Menyediakan preparat besi

17) Menyediakan obat gizi

18) Melakukan pencatatan harian :

a) Penyediaan makanan biasa b) Penyediaan diet

sederhana

data anemi gizi besi 14) Menyediakan makanan

tambahan :

a) Anak sekolah atau pemulihan gizi 15) Menyediakan makanan

tambahan bagi ibu hamil dan ibu meneteki /Buteki

16) Melakukan konseling gizi umum yaitu GAKY, AGB, KEP dan KVA 17) Melakukan konseling

diet sederhana sesuai standar

18) Melakukan pencatatan harian :

a) Penyediaan PMT l/

balita/anak sekolah/

bumil

b) Penyediaan diet khusus

c) Penyediaan makanan cair

d) Penyediaan standar diet khusus

14) Melakukan penelitian gizi

terapan

(19)

19) Melakukan penilaian diet klien selama dirawat

19) Melakukan pencatatan triwulan :

a) Penyediaan makanan biasa

b) Penyediaan diet sederhana 20) Merencanakan diet

sesuai penyakit dan preskripsi diet sesuai standar

5. Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa, sasaran, SKDN, status gizi :

a) Bulanan (posyandu)

2) Memantau kegiatan PMT, balita/anak sekolah/bumil sasaran, SKDN, status gizi, macam/jumlah PMT 3) Memantau PMT

bulanan kegiatan

1) Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa, sasaran, SKDN, status gizi :

a) Triwulan (SLTP, SLTA)

b) 4 bulanan (SD/MI) 2) Memantau kegiatan

pengukuran LILA, IMT, sasaran, perawatan gizi standar

3) Memantau secara triwulan :

1) Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS atau di institusi lain secara bulanan

2) Memantau penggunaan bahan makanan secara bulanan

3) Melakukan pemantauan

konseling diet sederhana

(20)

pengukuran TB, BB, umur

4) Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS atau di institusi lain secara :

a. Harian 5) Memantau

penggunaan bahan makanan secara : a. Harian

b. Mingguan/10 harian

a) Distribusi pelayanan gizi, pil besi/kapsul Vit A, obat gizi) b) Penyuluhan gizi

(sasaran, macam, jumlah dan sarana) c) Jumlah kader/

pelaksana gizi, makanan, dietetik d) Penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan, dietetik

4) Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS atau di institusi lain secara mingguan/10 harian

5) Melakukan pemantauan bulanan mutu diet dan PMT

(sasaran, macam dan jumlah diet)

4) Memantau penyuluhan gizi umum (sasaran, macam dan jumlah diet)

6. Melakukan evaluasi di bidang

pelayanan gizi,

1) Mengevaluasi hasil

kegiatan pelayanan gizi

(pengukuran TB, BB,

umur) di akhir kegiatan

(21)

makanan dan

dietetik secara deskriptif

2) Mengevaluasi hasil kegiatan PMT balita.

7. Membuat karya tulis/ karya ilmiah di bid.

gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Karya tulis/ karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

Karya tulis/ karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

Karya tulis/ karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

8. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

9. Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di

bidang gizi, makanan, dan

dietetik

(22)

2. Nutrisionis Ahli

Dalam menjalankan fungsinya, seorang nutrisionis ahli memiliki kompetensi yaitu mampu:

NO FUNGSI KOMPETENSI

PERTAMA MUDA MADYA

1. Menyiapkan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Menganalisis data secara deskriptif untuk

penyusunan rencana 5 (lima) tahunan

2) Menganalisis data secara deskriptif untuk

penyusunan rencana tahunan

3) Menganalisis data secara deskriptif untuk

penyusunan rencana triwulan

4) Menganalisis data secara deskriptif untuk

1) Menganalisis data secara analitik untuk penyusunan rencana lima tahunan

2) Menyusun rencana tahunan :

a) Menganalisis data secara analitik

b) Menyusun rancangan 3) Menyusun rencana

triwulan :

a) Menganalisis data secara analitik

b) Menyusun rancangan 4) Menyusun rencana

bulanan :

1) Menyusun rencana lima tahunan :

a) Menyusun rancangan b) Menyajikan rancangan c) Menyempurnakan

rancangan 2) Menyusun rencana

tahunan :

a) Menyajikan rancangan b) Menyempurnakan

rancangan 3) Menyusun rencana

triwulan :

a) Menyajikan rancangan b) Menyempurnakan

rancangan 4) Menyusun rencana

bulanan :

(23)

penyusunan rencana bulanan

5) Menganalisis data untuk penyusunan juklak/juknis 6) Menganalisis data secara

deskriptif untuk penyusunan pedoman

7) Menganalisis data standar umum untuk penyusunan standar

a) Menganalisis data secara analitik

b) Menyusun rancangan 5) Menyusun rancangan

untuk penyusunan juklak/

juknis

6) Menyusun pedoman : a) Menganalisis data

secara analitik

b) Menyusun rancangan pedoman penyakit tanpa komplikasi c) Menyajikan rancangan

pedoman penyakit tanpa komplikasi d) Menyempurnakan

rancangan pedoman penyakit tanpa komplikasi 7) Menyusun standar :

a) Menganalisis data standar khusus b) Menyusun rancangan

standar pada penyakit tanpa komplikasi c) Menyajikan rancangan

a) Menyajikan rancangan b) Menyempurnakan

rancangan

5) Menyusun juklak/juknis:

a) Menyajikan rancangan b) Menyempurnakan

rancangan

6) Menyusun pedoman : a) Menyusun rancangan

pedoman penyakit dengan komplikasi b) Menyajikan rancangan

pedoman penyakit dengan komplikasi c) Menyempurnakan

rancangan pedoman penyakit dengan komplikasi

7) Menyusun standar : a) Menyusun rancangan

standar pada penyakit dengan komplikasi b) Menyajikan rancangan

standar pada penyakit

(24)

8) Menganalisis data untuk menyusun kebutuhan

9) Studi kelayakan

rancangan juklak/juknis/

pedoman standar kebutuhan : a) Menganalisis

b) Melaksanakan studi kelayakan

c) Menyusun laporan pelaksanaan studi

standar pada penyakit tanpa komplikasi d) Menyempurnakan

rancangan standar pada penyakit tanpa

komplikasi

8) Menyusun rancangan kebutuhan

9) Studi kelayakan rancangan juklak/juknis/pedoman standar kebutuhan :

a) Menyusun laporan studi kelayakan

b) Menyajikan laporan studi kelayakan c) Menyusun TOR

dengan komplikasi c) Menyempurnakan

rancangan standar pada penyakit dengan komplikasi

8) Menyusun kebutuhan : a) Menyajikan rancangan

kebutuhan

b) Menyempurnakan rancangan kebutuhan 9) Studi kelayakan

rancangan juklak/

juknis/pedoman standar kebutuhan :

a) Menyajikan TOR b) Menetapkan

pelaksanaan studi kelayakan

c) Menetapkan

kelayakan rancangan 2. Pelaksanaan

pengamatan masalah gizi, makanan dan

1) Menyusun instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik : a) Menyusun proposal

1) Menyusun instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik : a) Menyajikan proposal

1) Menetapkan instrument

untuk penyusunan

instrumen pengamatan

keadaan gizi, makanan

(25)

dietetik b) Melakukan uji coba

2) Menganalisis data secara deskriptif dalam rangka pengamatan masalah keadaan gizi, makanan dan dietetik

b) Menyusun rancangan instrument

c) Melakukan perbaikan 2) Menganalisis data secara

analitik dalam rangka pengamatan masalah keadaan gizi, makanan dan dietetik

dan dietetik

2) Melakukan pengamatan masalah keadaan gizi, makanan dan dietetik : a) Menyusun hasil

pengamatan b) Menyajikan hasil

pengamatan c) Menyempurnakan

hasil pengamatan 3. Menyiapkan

penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

1) Mengumpulkan data tentang sumber daya

2) Mengumpulkan data gizi, makanan & dietetik serta penunjangnya untuk melaksanakan koordinasi kegiatan gizi, pemantauan dan penilaian kegiatan gizi, pembinaan kegiatan perbaikan gizi, makanan

1) Mengidentifikasi bentuk pelayanan gizi, makanan &

dietetik sesuai kelompok sasaran

2) Menyusun bentuk penanggulangan gizi berdasarkan masalah gizi, makanan & dietetik pada kelompok sasaran tertentu

1) Menetapkan prioritas penanggulangan

masalah gizi, makanan &

dietetik pada kelompok sasaran

2) Membuat rancangan penanggulangan

masalah gizi, makanan &

dietetik pada kelompok

sasaran

(26)

& dietetik pada kegiatan kelompok sasaran tertentu, pencatatan dan pelaporan

3) Melakukan pendekatan lintas program dan lintas sektor yang memiliki sumber daya

4) Menghimpun sumber daya untuk penanggulangan gizi melalui pertemuan

3) Menyusun urutan dan jadwal pelayanan gizi, makanan & dietetik 4) Menghimpun dan

mendayagunakan

sumber-sumber yang ada 4. Melaksanakan

pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Mengumpulkan data sasaran kekurangan Vit A di unit atau wilayah kerja tahunan

2) Mengumpulkan data prevalensi KEP dan anemi gizi besi, (AGB) di unit atau wilayah kerja tahunan

3) Melakukan penilaian hasil pengumpulan data prevalensi anemi gizi besi

4) Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang, (tab, klinis, dll)

5) Melakukan inventarisasi fisik bahan materi,

1) Melakukan penilaian kekurangan Vit A sesuai standar

2) Melakukan penilaian hasil pengukuran BB, TB, umur terhadap standar setiap 10 orang

3) Melakukan penilaian hasil pengukuran LILA sesuai standar setiap 10 orang 4) Melakukan penilaian hasil

IMT setiap 10 orang 5) Melakukan penilaian

pengumpulan data pola

1) Melakukan pengawasan pada pengumpulan data pola konsumsi makanan 2) Melakukan edukasi/

penyuluhan gizi bagi karyawan RS

3) Melakukan konseling diet khusus dengan 3 komplikasi

4) Melakukan konseling diet KEP Berat dengan 2 komplikasi

5) Melakukan

pengawasan pada

(27)

pangan, peralatan, sarana pelayanan gizi 6) Melakukan pelatihan

bagi pengelolaan institusi pelayanan di bidang gizi, makanan & dietetic 7) Melakukan konseling

diet khusus dengan 1 komplikasi

8) Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan dengan 2 komplikasi 9) Melakukan konseling

diet KEP Berat tanpa komplikasi

10) Melakukan penyuluhan gizi/diet kelompok

konsumsi sesuai juknis, setiap 20 RT

6) Melakukan pelatihan bagi instansi unit kerja terkait lintas program dan lintas sektor

7) Melakukan konseling diet khusus dengan 2

komplikasi

8) Melakukan konseling diet KEP Berat dengan 1 komplikasi

9) Melakukan pemeriksaan pada :

a) Penyediaan PMT I/

Balita/Anak Sekolah/

Bumil

b) Penyediaan makanan cair

c) Penyediaan diet standar khusus 10) Melakukan pengawasan

pada :

a) Konseling gizi khusus b) Konseling gizi/diet

kelompok

konseling diet standar khusus

6) Melakukan penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik : a) Langkah-langkah

penelitian terapan b) Menentukan prioritas

jenis penelitian c) Menyusun proposal d) Menyajikan proposal e) Menyempurnakan

proposal

f) Menyajikan hasil penelitian

g) Menyempurnakan

laporan penelitian

(28)

11) Melakukan pemeriksaan pada :

a) Penyediaan makanan biasa

b) Penyediaan makanan khusus

12) Melakukan pengawasan harian mutu makanan dan PMT : standar porsi, standar bumbu, standar resep, standar menu, standar keamanan dan cita rasa

13) Melakukan penilaian diet klien dalam tim kerja pada kunjungan keliling

14) Mengolah data penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik

15) Melakukan rujukan gizi sesuai kasus layanan gizi, makanan, dietetik

11) Melakukan pelatihan bagi instansi unit kerja terkait lintas program, lintas sector

12) Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan dengan 3 komplikasi

13) Menganalisa tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi, makanan, dietetik aspek

pengelolaan dan teknologi 14) Melakukan penelitian

terapan dalam bidang gizi dan dietetik :

a) Menganalisis data b) Menyusun laporan 15) Melakukan rujukan gizi

sesuai kasus layanan gizi,

makanan, dietetik :

(29)

a) Penyakit dengan komplikasi 16) Menyusun laporan

rujukan dalam bidang pelayanan gizi, makanan

& dietetik 5. Memantau

pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Memantau kegiatan pengukuran LILA, IMT, Palpasi, deteksi Vit. A:

sasaran, perawatan gizi, standar gizi, tahunan 2) Memantau penggunaan

dana kegiatan pelayanan gizi, makanan dietetik di RS atau institusi lain secara bulanan 3) Memantau konseling

diet, standar khusus (sasaran, macam dan jumlah diet)

4) Memantau penyuluh gizi, khusus, individu, kelompok (sasaran, macam dan jumlah diet)

1) Memantau penggunaan

dana kegiatan pelayanan

gizi, makanan dietetik di

RS atau institusi lain

secara triwulan

(30)

6. Mengevaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik

1) Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan gizi (pengukuran TB, BB, umur) di akhir kegiatan secara analitik

2) Mengevaluasi hasil kegiatan anak sekolah

3) Mengevaluasi hasil distribusi pelayanan gizi (kapsul yodium, kapsul Vit A, pil besi, obat gizi) di desa, kecamatan di tengah dan di akhir tahun

4) Mengevaluasi penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan, dietetik di

1) Mengevaluasi hasil kegiatan PMT bumil

2) Mengevaluasi edukasi/

hasil penyuluhan gizi umum dan khusus (sasaran, macam dan jumlah) di akhir tahun 3) Mengevaluasi

pelaksanaan pelatihan pelayanan gizi, makanan, dietetik (macam dan jumlah institusi) di akhir tahun

4) Mengevaluasi pada akhir tahun :

a) Satuan biaya diet terhadap standar

1) Mengevaluasi pada akhir tahun : a) Materi/bahan,

peralatan kegiatan pelayanan gizi, makanan, dietetik b) Perangkat lunak

kegiatan pelayanan gizi

c) Hasil penyuluhan 2) Mengevaluasi terhadap

pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi RS

3) Menganalisa hasil evaluasi kegiatan pelayanan gizi, makanan, dietetik pada akhir kegiatan

4) Menyajikan evaluasi kegiatan

5) Melaporkan kegiatan

pelayanan gizi,

(31)

kecamatan, di akhir

tahun b) Kegiatan konseling diet makanan & dietetik 7. Membuat karya

tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

8. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan dietetik/ kesehatan

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang

pelayanan gizi, makanan dan dietetik/kesehatan

Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan

9. Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar di bidang gizi, makanan, dan dietetik

Membuat buku pedoman/

juklak/juknis, dan standar

di bidang gizi, makanan,

dan dietetik

(32)

BAB III

STANDAR PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS

A. TUJUAN STANDAR

Standar kurikulum ini bertujuan sebagai panduan/acuan bagi para penyelenggara pelatihan dalam menyelenggarakan pelatihan jabatan fungsional nutrisionis. Dalam standar ini telah ditetapkan tujuan, kurikulum, kriteria peserta dan pelatih serta instansi penyelenggaranya baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. KEBIJAKAN PELATIHAN

Jabatan fungsional nutrisionis terdiri dari 2 (dua) jenjang, yaitu jenjang terampil dan jenjang ahli yang mempunyai tugas dalam melaksanakan pelayanan di bidang gizi, makanan dan dietetic yang meliputi pengamatan, penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan, kelompok di masyarakat dan di rumah sakit.

Dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, jabatan dan peningkatan profesionalisme pejabat fungsional nutrisionis telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 23/KEP/M.PAN/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya.

Pembinaan pejabat fungsional ini dapat dilaksanakan oleh pusat dan daerah. Salah satu bentuk pembinaan yang dapat dilakukan adalah melalui diklat.

Adapun kebijakan pelatihan yang ditetapkan yaitu:

1. Setiap jenjang jabatan fungsional nutrisionis memiliki

kompetensi yang sesuai dengan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsinya sehingga pelatihan bagi pejabat fungsional ini

diarahkan pada tercapainya kompetensi tersebut.

(33)

2. Kurikulum, peserta, pelatih dan institusi penyelenggara pelatihan bagi semua jenjang distandarisasi secara nasional agar pelaksanaan pelatihan disetiap institusi/penyelenggara diklat akan sama.

3. Sesuai dengan Keputusan MENKES Nomor : 725 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan, maka bagi institusi diklat yang akan menyelenggarakan pelatihan ini diwajibkan untuk mengakreditasinya terlebih dahulu.

C. STRATEGI PELATIHAN

Untuk pelatihan jabatan fungsional nutrisionis, strategi yang digunakan yaitu:

1. Pelatihan bagi pejabat fungsional nutrisionis yang sudah menduduki jabatan fungsional nutrisionis menggunakan kurikulum yang telah distandarisasi yaitu:

a. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis terampil, terdiri dari:

1) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pelaksana

2) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pelaksana lanjutan

3) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis penyelia

b. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis ahli, terdiri dari:

1) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pertama

2) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional sanitarian muda

3) Kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis

madya

(34)

2. Penyelenggaraan pelatihan jabatan fungsional nutrisionis adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Pusat:

 Dilaksanakan di Pusdiklat Aparatur dalam bentuk Pelatihan Bagi Pelatih (Training Of Trainer/TOT)

 Untuk pelatihan jabatan fungsional nutrisionis dilaksanakan di: Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK)/Bapelkes Nasional/Bapelkes Propinsi/ institusi diklat kesehatan Propinsi yang sudah terakreditasi bekerjasama dengan unit pembina jabatan fungsional nutrisionis atau pengelola program di tingkat pusat.

b. Tingkat Propinsi: dilaksanakan di Bapelkes atau institusi diklat kesehatan propinsi yang sudah terakreditasi bekerjasama dengan pengelola program di tingkat propinsi.

c. Tingkat Kabupaten/Kota: dilaksanakan di unit pelaksana diklat yang telah terakreditasi bekerjasama dengan pengelola program di tingkat kabupaten/kota.

D. STANDAR PELATIHAN

Sesuai dengan jenjangnya, pelatihan jabatan fungsional nutrisionis menggunakan standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis yang telah distandarisasi yaitu:

1. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis terampil, terdiri dari:

a. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pelaksana;

b. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pelaksana lanjutan;

c. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis penyelia.

2. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis

ahli, terdiri dari:

(35)

a. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis pertama;

b. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional nutrisionis muda;

c. Standar kurikulum pelatihan jabatan fungsional

nutrisionis madya.

(36)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

BAB IV

STANDAR KURIKULUM PELATIHAN

A. STANDAR KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS TERAMPIL

1. Peserta a. Kriteria

1) Berijazah serendah-rendahnya Diploma III Gizi;

2) Pangkat serendah-rendahnya Pengatur, golongan ruang II/c;

3) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan prajabatan dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat.

b. Jumlah peserta :

 Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 30 orang.

2. Pelatih/fasilitator

Pelatih/fasilitator untuk pelatihan jabatan fungsional nutrisionis terampil memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan calon widyaiswara atau AKTA atau Training of Trainer (TOT) atau pelatihan bagi Tenaga Pelatih Program Kesehatan (TPPK).

b. Pendidikan S1 atau minimal setara dengan kriteria peserta, dengan tambahan keahlian di bidang materi yang diajarkan.

c. Memahami kurikulum pelatihan jabatan fungsional

nutrisionis yang telah distandarisasi.

(37)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

d. Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan Garis- Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.

3. Penyelenggara

Kriteria penyelenggara untuk pelatihan jabatan fungsional nutrisionis terampil yaitu :

a. Institusi atau lembaga pendidikan dan pelatihan yang memiliki kemampuan menyelenggarakan pelatihan.

b. Mempunyai Master of Training (MOT) atau seseorang yang ditunjuk sebagai pengendali proses pembelajaran yang menguasai materi pelatihan.

c. Mempunyai minimal 1 orang tenaga SDM yang pernah mengikuti Training Officer Course (TOC) atau pernah menyelenggarakan pelatihan.

4. Kurikulum

a. Terampil Pelaksana 1) Tujuan Pelatihan

a) Tujuan umum :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat fungsional nutrisionis pelaksana.

b) Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : (1) Menyiapkan perangkat lunak pelayanan gizi,

makanan dan dietetik

(2) Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

(3) Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan

dietetik

(38)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

(4) Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

(5) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

(6) Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

(7) Membuat buku pedoman/juklak/juknis dan standar di biddang gizi, makanan dan dietetik (8) Menghitung angka kredit dan mengajukan

DUPAK 2) Struktur Program

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka

disusun materi yang akan diberikan secara rinci untuk

setiap jenjang pada struktur program sebagai berikut:

(39)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN

JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS PELAKSANA

NO MATERI ALOKASI WAKTU

T P PL JLH A. MATERI DASAR:

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan fungsional nutrisionis 3. Standar profesi gizi

2 2 2

- 2 -

- - -

2 2 2 Sub total 6 2 - 8 B. MATERI INTI:

1.

Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2.

Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

3.

Pelayanan gizi, makanan dan dietetik

4.

Pemantauan pelaksanaan pelayanan

gizi, makanan dan dietetik

5.

Karya tulis/karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

6.

Teknologi tepat guna di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

7.

Buku pedoman/juklak/juknis dan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik

8.

Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK

2 2 5 4 2

2

2

2 5 5 8 8 6

4

3

6 - - 4 4 -

-

-

- 7 7 17 16 8

6

5

8 Sub total 21 45 8 74 C. MATERI PENUNJANG:

1. Membangun Komitmen Belajar

2. Rencana Tindak Lanjut -

- 3 2 -

- 3 2 Sub total - 5 - 5

TOTAL 27 52 8 87

Keterangan: T= Teori; P = Penugasan; PL= Praktik Lapangan; 1 Jpl @

45 menit

(40)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

3) Diagram Alir Proses Pembelajaraan

DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS PELAKSANA

Building Learning Commitment (BLC) Metode: games, diskusi

Pembukaan

E V A L U A S I

Penutupan Post Test & Evaluasi Penyelenggaraan Wawasan

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan

fungsional nutrisionis 3. Standar

profesi gizi

METODE:

 Curah pendapat

 Ceramah tanya jawab

Pengetahuan dan Keterampilan

1. Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2. Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

3. Pelayanan gizi, makanan dan dietetik

4. Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

5. Karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

6. Teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

7. Buku pedoman/juklak/juknis dan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik

8. Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK METODE:

 Ceramah tanya jawab

 Curah pendapat

 Demonstrasi

 Bermain peran

 Simulasi

 Latihan

 PKL Pre Test

Praktik Lapangan

RTL

(41)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

b. Terampil Pelaksana Lanjutan 1) Tujuan Pelatihan

a) Tujuan umum :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat fungsional nutrisionis pelaksana lanjutan.

b) Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : (1) Menyiapkan perangkat lunak pelayanan gizi,

makanan dan dietetik

(2) Melaksanakan pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

(3) Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

(4) Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

(5) Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

(6) Melakukan evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik

(7) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

(8) Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait (9) Membuat buku pedoman/juklak/juknis dan

standar di bidang gizi, makanan dan dietetik (10) Menghitung angka kredit dan mengajukan

DUPAK 2) Struktur Program

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka

disusun materi yang akan diberikan secara rinci untuk

setiap jenjang pada struktur program sebagai berikut:

(42)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN

JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS PELAKSANA LANJUTAN

NO MATERI ALOKASI WAKTU

T P PL JLH A. MATERI DASAR:

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan fungsional nutrisionis 3. Standar profesi gizi

2 2 2

- 2 -

- - -

2 2 2 Sub total 6 2 - 8 B. MATERI INTI:

1.

Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2.

Pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

3.

Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

4.

Pelayanan gizi, makanan dan dietetik

5.

Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi,

makanan dan dietetik

6.

Evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik

7.

Karya tulis/karya ilmiah di bidang gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

8.

Teknologi tepat guna di bidang gizi,

makanan dan dietetik/kesehatan terkait

9.

Buku pedoman/juklak/juknis dan standar

di bidang gizi, makanan dan dietetik

10.

Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK

2 2 2 6 2 2 2 2 2 2

3 2 3 6 4 4 6 4 3 6

- - - 4 2 3 - - - -

5 4 5 16

8 9 8 6 5 8 Sub total 24 41 9 74 C. MATERI PENUNJANG:

1. Membangun Komitmen Belajar

2. Rencana Tindak Lanjut -

- 3 2 -

- 3

2 Sub total - 5 - 5

TOTAL 30 48 9 87

Keterangan: T= Teori; P = Penugasan; PL= Praktik Lapangan; 1 Jpl @ 45 menit

(43)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

3) Diagram Alir Proses Pembelajaraan

DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN JABATAN FUNGSIONAL PELAKSANA LANJUTAN

Building Learning Commitment (BLC) Metode: games, diskusi

E V A L U A S I

Penutupan

Praktik Lapangan Wawasan

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan

fungsional nutrisionis 3. Standar

profesi gizi

METODE:

 Curah pendapat

 Ceramah tanya jawab

Pengetahuan dan Keterampilan

1. Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2. Pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

3. Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

4. Pelayanan gizi, makanan dan dietetik

5. Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

6. Evaluasi di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik 7. Karya tulis/karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan

dietetik/kesehatan terkait

8. Teknologi tepat guna di bid. gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

9. Buku pedoman/juklak/juknis dan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik

10. Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK

METODE:

 Ceramah tanya jawab

 Curah pendapat

 Demonstrasi

 Bermain peran

 Simulasi

 Latihan

 PKL Pembukaan

Pre Test

RTL

Post Test & Evaluasi Penyelenggaraan

(44)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

c. Terampil Penyelia 1) Tujuan Pelatihan

a) Tujuan umum :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat fungsional nutrisionis penyelia.

b) Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu : (1) Menyiapkan perangkat lunak pelayanan gizi,

makanan dan dietetik

(2) Melaksanakan pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

(3) Menyiapkan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

(4) Melaksanakan pelayanan gizi, makanan dan dietetik (5) Memantau pelaksanaan pelayanan gizi, makanan

dan dietetik

(6) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/kesehatan terkait

(7) Mengembangkan teknologi tepat guna di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

(8) Membuat buku pedoman/juklak/juknis dan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik (9) Menghitung angka kredit dan mengajukan

DUPAK 2) Struktur Program

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka

disusun materi yang akan diberikan secara rinci untuk

setiap jenjang pada struktur program sebagai berikut:

(45)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN

JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS PENYELIA

NO MATERI ALOKASI WAKTU

T P PL JLH A. MATERI DASAR:

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan fungsional nutrisionis 3. Standar profesi gizi

2 2 2

- 2 -

- - -

2 4 2 Sub total 6 2 - 8 B. MATERI INTI:

1. Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2. Pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

3. Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

4. Pelayanan gizi, makanan dan dietetik 5. Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi,

makanan dan dietetik

6. Karya tulis/karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait 7. Teknologi tepat guna di bid. gizi,

makanan dan dietetik/ kesehatan terkait 8. Buku pedoman/juklak/juknis dan

standar di biddang gizi, makanan dan dietetik

9. Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK

2 2 2 5 4 2 2 2

2 3 3 4 8 6 6 4 3

6 - - - 4 4 - - -

-

5 5 6 17 13 8 6 5

8 Sub total 23 43 8 74 C. MATERI PENUNJANG:

1. Membangun Komitmen Belajar

2. Rencana Tindak Lanjut -

- 3 2

- -

3 2 Sub total - 5 - 5

TOTAL 29 50 8 87

Keterangan: T= Teori; P = Penugasan; PL= Praktik Lapangan; 1 Jpl @

45 menit

(46)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

3) Diagram Alir Proses Pembelajaran

DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS PENYELIA

Building Learning Commitment (BLC) Metode: games, diskusi

Pembukaan

E V A L U A S I

Penutupan

Praktik Lapangan Wawasan

1. Kebijakan diklat aparatur 2. Jabatan

fungsional nutrisionis 3. Standar

profesi gizi METODE:

 Curah pendapat

 Ceramah tanya jawab

Pengetahuan dan Keterampilan

1. Persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

2. Pengamatan masalah gizi, makanan dan dietetik

3. Persiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik

4. Pelayanan gizi, makanan dan dietetik

5. Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik

6. Karya tulis/karya ilmiah di bid. gizi, makanan dan dietetik/ kesehatan terkait

7. Teknologi tepat guna di bid. gizi, makanan dan dietetik/

kesehatan terkait

8. Buku pedoman/juklak/juknis dan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik

9. Penghitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK METODE:

 Ceramah Tanya jawab

 Curah pendapat

 Diskusi

 Bermain peran

 Simulasi

 Latihan

 PKL Pre Test

RTL

Pos Test & Evaluasi Penyelenggaraan

(47)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

4) Proses dan Metode Pembelajaran a) Proses pembelajaran

Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :

(1) Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar diantara peserta.

(2) Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas.

(3) Penjajagan awal peserta dengan memberikan pre-test.

(4) Pembahasan materi kelas.

(5) Praktik kelas dalam bentuk penugasan- penugasan dan praktik lapangan.

(6) Penjajagan akhir peserta dengan memberikan post-test.

Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun penugasan, dimana:

(1) Fasilitator mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses pembelajaran.

(2) Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap materi.

(3) Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan:

(a) Penggalian pengalaman peserta.

(b) Penjelasan singkat tentang seluruh materi.

(c) Penugasan dalam bentuk individual atau

kelompok.

(48)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

(4) Setelah semua materi disampaikan, fasilitator dan atau peserta dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan.

(5) Sebelum pemberian materi berakhir, fasilitator dan peserta dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.

b) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran ini berdasarkan pada prinsip:

(1) Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan harapan yang terkait dengan tugas yang dilaksanakan.

(2) Peran serta aktif peserta sesuai dengan pendekatan pembelajaran.

(3) Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya komunikasi dari dan ke berbagai arah.

Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran diantaranya adalah:

(1) Ceramah singkat dan tanya jawab.

(2) Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman peserta terkait dengan materi yang diberikan.

(3) Penugasan berupa: diskusi, simulasi, praktik lapangan, serta latihan menghitung angka kredit dan mengajukan DUPAK.

c) Rincian rangkaian alir proses pelatihan sebagai berikut:

(1) Pembukaan

Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:

(a) Laporan ketua penyelenggara pelatihan.

(49)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

(b) Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya pelatihan.

(c) Perkenalan peserta secara singkat.

(2) Membangun Komitmen Belajar

Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.

Kegiatannya antara lain:

(a) Penjelasan oleh fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar.

(b) Perkenalan antara peserta dan para fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif.

(c) Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing- masing peserta selama pelatihan.

(d) Kesepakatan antara para fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.

(3) Pengisian Pengetahuan/Wawasan

Setelah materi membangun komitmen belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, yaitu: kebijakan diklat aparatur;

jabatan fungsional nutrisionis; standar profesi

gizi

(50)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN

(4) Pemberian Ketrampilan

Pemberian materi ketrampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta.

Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok, bermain peran, tugas baca, simulasi, praktik lapangan, dan latihan-latihan tentang jabatan fungsional nutrisionis.

(5) Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut pelaksanaan pelatihan jabatan fungsional nutrisionis di Lingkungan Kesehatan.

(6) Evaluasi

Evaluasi dilakukan tiap hari dengan cara me- review kegiatan proses pembelajaran yang sudah berlangsung, ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Di samping itu juga dilakukan proses umpan balik dari pelatih ke peserta berdasarkan penilaian penampilan peserta, baik di kelas maupun di lapangan.

(7) Penutupan

Acara penutupan dapat dijadikan sebagai

upaya untuk mendapatkan masukan dari

peserta ke penyelenggara dan fasilitator untuk

perbaikan pelatihan yang akan datang.

(51)

5) Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Nutrisionis Terampil

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) JABATAN FUNGSIONAL NUTRISIONIS-PELAKSANA Nomor : MD. 2

Materi : Jabatan Fungsional Nutrisionis Waktu : 4 Jpl (T = 2 Jpl; P = 2 Jpl; PL = 0 Jpl)

Tujuan Pembelajaran

Umum (TPU ) Tujuan Pembelajaran

Khusus (TPK ) Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan Metode Media dan

Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti

materi ini, peserta mampu memahami jabatan fungsional nutrisionis

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:

1. Jabatan fungsional nutrisionis

1.

1. Jabatan fungsional nutrisionis:

a. Pengertian b. Kedudukan c. Ruang lingkup d. Jenjang jabatan e. Persyaratan

pengangkatan f. Tupoksi

 CTJ

 Curah pendapat

 Diskusi

 Bahan tayang (Slide power point)

 Laptop

 LCD

 Flipchart

 White board

 Spidol (ATK)

 Panduan diskusi

 KepMenpan Nomor: 23/ KEP/

M.PAN/ 4/ 2001 tentang Jabfung Nutrisionis dan Angka Kreditnya

 Permen PAN Nomor: PER/60/

M.PAN/ 6/ 2005 tentang Perubahan atas Ketentuan Lampiran I dan/atau Lampiran II Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negera tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.

(52)

Nomor : MD.3

Materi : Standar Profesi Gizi

Waktu : 2 Jpl (T = 2 Jpl; P = 0 Jpl; PL = 0 Jpl) Tujuan Pembelajaran

Umum (TPU) Tujuan Pembelajaran

Khusus (TPK ) Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan Metode Media dan

Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti

materi ini, peserta mampu memahami standar profesi gizi

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:

1. Standar profesi gizi

2. Aturan/peraturan yang terkait dengan profesi gizi

1. Standar profesi gizi:

a. Pengertian b. Standar

kompetensi c. Etika profesi 2. Aturan/ peraturan

yang terkait dengan profesi gizi

 CTJ

 Curah pendapat

 Bahan tayang (Slide power point)

 Laptop

 LCD

 Flipchart

 White board

 Spidol (ATK)

 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 23/KEP/

M.PAN/4/2001 tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya, Buku I, Depkes RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, tahun 2001.

 Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor: 1306/

Menkes/SK/ XII/ 2001 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Nutrisionis, Buku III, Depkes RI, tahun 2002.

(53)

Nomor : MI. 1

Materi : Persiapan Perangkat Lunak Pelayanan Gizi, Makanan dan Dietetik Waktu : 7 Jpl (T = 2 Jpl; P = 5 Jpl; PL = 0 Jpl)

Tujuan Pembelajaran

Umum (TPU ) Tujuan Pembelajaran

Khusus (TPK ) Pokok Bahasan dan

Sub Pokok Bahasan Metode Media dan

Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti

materi ini, peserta mampu melakukan persiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:

1. Mengumpulkan data untuk penyusunan rencana tahunan, triwulanan, bulanan, dan harian

2. Mengumpulkan data

& literatur untuk penyusunan juklak/

juknis

3. Mengumpulkan data untuk penyusunan pedoman gizi, makanan, dietetik 4. Mengumpulkan data

untuk penyusunan

1. Pengumpulan data untuk penyusunan rencana tahunan, triwulan, bulanan, dan harian

2. Pengumpulan data &

Literatur untuk penyusunan juklak/

juknis:

3. Pengumpulan data untuk penyusunan pedoman gizi, makanan, dietetic:

4. Pengumpulan data untuk penyusunan

 CTJ

 Curah pendapat

 Studi kasus

 Latihan

 Bahan tayang (Slide power point)

 Laptop

 LCD

 Flipchart

 White board

 Spidol (ATK)

 Lembar kasus

 Panduan latihan

 Contoh- contoh

(54)

standar gizi, makanan, dietetik

standar gizi, makanan, dietetic:

formulir pelayanan gizi, makanan dan dietetik

Gambar

3) Diagram Alir Proses Pembelajaraan
3) Diagram Alir Proses Pembelajaraan
3) Diagram Alir Proses Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Sebagai pedoman petugas gizi puskesmas dalam memberikan  penyuluhan gizi tentang makanan seimbang.

Selain itu, BPJPH perlu membuat buku pedoman ataupun juknis tentang standar profesi juru sembelih halal, agar masyarakat umum yang tertarik dapat

Widyaiswara atau fasilitator yang bertugas pada Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial Ahli Muda mendapat surat tugas dari Kepala Lembaga

a) Fasilitator mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses pembelajaran. b) Fasilitator menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Akademik (Juklak Akademik) ini diterbitkan dengan tujuan untuk dapat dijadikan pedoman bagi Ibu/Bapak Dosen, Ibu/Bapak Non Dosen, dan para

Hampir 50% mantan peserta Diklat Jabatan fungsional Sanitarian Ahli, yang diwakili oleh 19 orang responden (63,33%) belum menerapkan kemampuan hasil diklat, hal ini

Dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP disebutkan bahwa tujuan hukum acara pidana adalah: “untuk mencari dan mendapatkan atau setidaktidaknya

Dokumen ini berisi data dan analisis tentang beberapa proyek yang telah dilakukan, termasuk laporan, proposal, dan paket