• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

37 4.1 Proses Penelitian

Proses penelitan ini melewati beberapa tahapan dalam melakukan penelitian di laboratorium teknik sipil. Pelaksanan penelitian dimulai dari pencarian bahan, pembuatan coating, pengujian slump, perawatan benda uji Sampai pengujian kuat tekan benda uji.

a. Pengumpulan Bahan Dan Persiapan

Proses penelitian tahap awal atau pertama, dilakukanya pengumpulan bahan utama penelitian terlebih dahulu yaitu spons EVA yang didapat di (Jl. A.

Wahab Syahrani, Gn. Kelua Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Setelah mendapatkan lokasi dimana tempat bahan penelitian diambil maka di lanjutkan membersihkan spons EVA dengan air sampai bersih. Lalu setelah sudah bersih spons EVA dipotongin kecil-kecil sekiranya lolos saringan ukuran 19, kemudian spons EVA siap di coating menggunakan semen dan air saja dan di jemur di bawah sinar matahari.

Setelah memastikan spons EVA sesuai dengan penelitian maka di lanjutkan ke tahap berikutnya. Selanjutnya pengecekan dan pengumpulan bahan agregat kasar batu laterit dan agregat halus menggunakan pasir palu. Setelah pengolahan bahan maka dilakukanya pengecekan alat dan kelengkapan untuk pembuatan serta pengujian benda uji yang akan di laksanakan.

b. Pembuatan Spons EVA Dicoating

Proses penelitian tahap dua yaitu, pembuatan Spons EVA di coating yang dilakukan di depan laboratorium. Pembuatan Spons EVA yang dicoating menggunakan bahan semen secukupnya, air yang digunakan secukupnya dalam membuat coating spons EVA. Setelah semen dan air tercampur rata, spons EVA di masukkan dalam adonan semen tadi dan langsung di aduk sampai spons EVA tercampur dengan semen. Setelah sudah tercampur spons EVA siap di jemur di bawah sinar matahari. Hasil pembuatan dapat dilihat pada gambar 4.1.

(2)

Gambar 4. 1 Hasil pembuatan spons EVA dicoating c. Pembuatan Beton Dan Pengujian Slump

Proses penelitian ke tiga yaitu, pembuatan benda uji Beton dengan menggunakan Spons EVA. Pengujian menggunakan cetakan silinder ukuran 15 cm x 30 cm, dalam 1 cetakan membutuhkan 6,111 kg semen, 3,910 kg air, 13,540 kg pasir dan membutuhkan 6,088 kg laterit. Setelah pembuatan benda uji selesai maka selanjutnya yaitu proses perawatan benda uji.

Proses pengecoran dan pengujian Slump dilakukan sebelum perawatan benda uji. Pengujian dilakukan untuk mengetahui hasil dari penggunaan spons EVA terhadap nilai Slump. Pengujian nilai slump dilakuan setiap pembuatan umur benda uji.

d. Perawatan

Proses perawatan atau curing dilakukan Selama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari perendaman, dengan masing-masing perendaman menggunakan spons EVA dengan suhu ruang antara 20 sampai 30 c, sebanyak 60 benda uji beton, 15 untuk yang presentase 0% tanpa spons dan 45 untuk masing- masing penggunaan spons EVA.

e. Uji Kuat Tekan

Proses pengujian kuat tekan uji dengan total 60 Beton ringan dengan megacu pada SNI 1974:2011 “cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder”

pada pengujian kuat tekan di laboratorium Teknik sipil.

4.2 Pemeriksaan Bahan Beton

Sebelum melakukan pengujian telebih dahulu memilih semen dengan kondisi semen tidak mengumpal, berlogo SNI, baik dalam penyimpanan, kemasan tertutup sempurna.

(3)

1. Air

Hasil pemeriksaan air seperti yang telah di uraikan pada bab sebelumnya.

Pengujian air dalam penelitian ini dilakukan sesuai standar laboratorium yang berlaku melalui pengamatan secara visual. Air yang di gunakan mengikuti persyaratan yang berlaku adalah jernih dan tidak berbau, sehinga dapat di gunakan dalam penelitian ini.

2. Semen

Sebagai mana telah diuraikan pemeriksaan semen menggunakan semen tonasa dengan mengetahui kualitas semen yang bisa digunakan untuk pengujian, tiga hal sebagai berikut: (1) kondisi kemasan semen, (2) keadaan butiran semen, (3) dan waktu pengerasan semen, pengujian tersebut sudah dijelaskan sebagai berikut:

1) Kondisi Semen

Pengujian kondisi semen dilakukan guna memastikan kondisi semen itu sendiri dengan pengamatan secara visual, yaitu melihat secara langsung kondisi kemasan semen secara langsung. Kondisi kemasan masih utuh dan tidak robek ataupun terbuka, kondisi kemasan kering dan tidak basah dan kondisi kemasan semen masih gembur tidak memadat, ketika dilakukan dengan memijat kemasan semen. Kondisi semen sangat berpengaruh pada saat pengujian atau pembuatan benda uji dilakukan oleh karena itu keadaan kondisi bahan semen harus dalam kondisi baik dan tidak mengeras.

2) Keadaan Butiran Semen

Proses pengujian dilakukan dengan melihat secara visual keadaan butiran semen dalam kemasan. Hasil dari pengamatan terlihat bahwa semen yang digunakan masih dalam kondisi baik tidak mengeras atau tidak mengumpal. Dalam keadaan tersebut semen dikategorikan dalam keadaan baik dan dapat digunakan dalam pengujian bahan penelitan.

3) Waktu Pengerasan Semen

Terdapat dua waktu pengerasan semen dalam campuran pengujian material bahan semen yaitu waktu ikat awal semen (setting time), waktu ikat akhir (final setting) dan pengujian konsistensi semen.

(4)

4.3 Hasil Pengujian Agregat Kasar Spons EVA coating

Dari hasil pengujian spons EVA didapatkan berat jenis spons sebesar 388 kg/m3, hal ini sudah memenuhi persyaratan sebagai agregat kasar dalam pembuatan campuran beton ringan dimana agregat yang ringan memiliki berat isi dibawah 1200 kg/m3

4.4 Hasil Pengujian Agregat Kasar Batu Laterit

Hasil perhitungan dan analisa terhadap agregat kasar batu laterit, antara lain:

1. Pengujian kadar air agregat kasar batu laterit

2. Pengujian penyerapan kadar air agregat kasar batu laterit 3. Pengujian berat jenis agregat kasar batu laterit

Tabel 4. 1 Analisa pengujian agregat kasar

Pengujian Hasil

Finesse Modulus 6,91

Berat isi gempur (kg) 1503

Berat isi padat (kg) 1561

Berat jenis (N/m³) 2,23

Kadar lumpur 0,98%

Sumber : Siregar dkk (2022)

Tabel 4. 2 Analisa pengujian batu laterit

Pengujian Hasil

Berat jenis (gram) 1,82

Berat isi (gram) 0,633

Penyerapan 0,5

Kadar air 0,15%

Sumber : Penelitian (2023)

4.5 Hasil Pengujian Agregat Halus

Hasil perhitungan dan analisa terhadap agregat halus pasir palu.

1. Analisa saringan agregat halus pasir palu 2. Pengujian kadar air agregat halus palu

3. Pengujian kadar lumpur agregat halus pasir palu

(5)

4. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus pasir palu 4.5.1 Berat Jenis Pasir

Tabel hasil pengamatan uji berat jenis pasir

Tabel 4. 3 Uji berat jenis pasir

Pengujian No. I

Berat benda uji kering permukaan (gram) 500

Berat benda uji kering oven (Bk) (gram) 650

Berat piknometer diisi air (pada suhu kamar) (B) (gram) 660 Berat piknometer + benda uji (SSD) + air (pada suhu kamar)

(Bt) (gram) 964

Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity) 3,3163 Berat jenis jenuh kering permukaan (Bulk Specific Gravity

Saturated Surface Gravity) 2,5510

Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) 1,8786 Sumber : Praktikum beton (2021)

(6)

4.5.2 Kadar lumpur

 Kadar lumpr dengan cara basah

Tabel 4. 4 Uji kadar lumpur basah

Pengujian No. I II

Tinggi lumpur (mm) 20 20

Tinggi pasir (mm) 60 84

Kadar lumpur (%) 0,333 0,238

Rata – rata 0,2855

Sumber : Praktikum beton (2021) 4.6 Hasil pengujian air

Air yang digunakan dalam pembuatan beton merupakan Air PDAM kota Samarinda yang di ambil dilaboratorium Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Berikut tabel Hasil pengujian air (Zulkarnain et al 2021).

Tabel 4. 5 Pengujian air

No Parameter Satuan Kadar

Maksimal

Hasil Pemeriksaan A.Fisika

1. Kekeruhan NTU 5 7.15

2. Warna ptCo 15 29

3. Zat pada terlarut (TDS)

Mg/l 500 67.0

4. Bau - Tidak berbau Tidak berbau

5. Rasa - Tidak berasa Tidak berasa

6. Suhu °C Suhu udara ±3 30.0

7. DHL Sm-1 1500 90.1

B.KIMIA

(7)

8. pH - 6.5-8.5 6.88

Alumunium Mg/l 0.2 -

Besi (Fe) Mg/l 0.3 -

Kesadahan (CaCo3) Mg/l 500 53.4

Sumber : Zulkarnain dkk (2021)

4.7 Hasil Perencanaan Campuran Beton (Mix Desaign) Tabel 4. 6 Perencanaan Mix Design Beton

Volume Berat Agregat

Kasar/m3 Volume

kg m3

1 2530 16.927 0.0067

Volume Berat Batu Laterit/m3

Volume/Adukan

kg m3 60% m3

(8)

1 1820 12.176 0.0067 7.306 0.0040 Volume Berat Batu

Spons/m3 Volume/Adukan

kg m3 40% m3

1 366 2.449 0.0067 0.979 0.0027

Sumber : Penelitian (2023) 4.8 Pembuatan Benda Uji

Hasil dari pembuatan uji di laboratorium memliki 4 jenis benda uji dimana masing-masing dengan persentase yang berbeda dari setiap benda uji yaitu : 1. Pembuatan benda uji (Beton 0% ukuran silinder 15 cm x 30 cm)

2. Pembuatan benda uji ( Beton dan spons EVA 40 % ukuran silinder 15 cm x 30 cm)

3. Pembuatan benda uji (Beton dan spons EVA 50 % ukuran silinder 15 cm x 30 cm)

4. Pembuatan benda uji (Beton dan spons EVA 60% ukuran silinder 15 cm x 30 cm)

Hasil pembuatan beton dimana dalam 1 kali pembuatan benda uji beton membutuhkan bahan sebagai berikut:

1) Bahan untuk persentase 0%

Semen : 5,364 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 16,093 kg Air : 1,303 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 3,910 ml air.

Pasir : 4,513 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 14,660 kg pasir.

Laterit : 3,068 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 15,201 kg laterit.

Tabel 4. 7 Bahan Pembuatan Beton Presentase 0%

No. Test Umur

Hari Sampel Kebutuhan Bahan

Semen

kg Air ml Pasir

Palu Batu

Laterit Spons EVA

1 3 3 6,111 3,910 13,540 16,093 -

2 7 3 6,111 3,910 13,540 16,093 -

3 14 3 6,111 3,910 13,540 16,093 -

4 21 3 6,111 3,910 13,540 16,093 -

5 28 3 6,111 3,910 13,540 16,093 -

Total 15 30,555 19,055 67,007 80,465 -

Sumber : Penelitian, 2023

(9)

2) Bahan untuk presentase 40%

Semen : 2,037 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 6,111 kg semen.

Air : 1,303 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 3,910 ml air.

Pasir : 4,513 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 13,540 kg pasir.

Laterit : 2,435 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 7,306 kg laterit.

Spons EVA : 0,326 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 0,979 kg spons eva.

Tabel 4. 8 Bahan Pembuatan Beton Presentase 40%

No. Test Umur

Hari Sampel

Kebutuhan Bahan Semen

kg Air ml Pasir

Palu Batu

Laterit Spons EVA

1 3 3 6,111 3,910 13,540 7,306 0,979

2 7 3 6,111 3,910 13,540 7,306 0,979

3 14 3 6,111 3,910 13,540 7,306 0,979

4 21 3 6,111 3,910 13,540 7,306 0,979

5 28 3 6,111 3,910 13,540 7,306 0,979

Total 15 30,555 19,055 67,007 29,224 4,895 Sumber : Penelitian, 2023

3) Bahan untuk persentase 50%

Semen : 2,037 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 6,111 kg semen.

Air : 1,303 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 3,910 ml air.

Pasir : 4,513 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 13,540 kg pasir.

Laterit : 2,029 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 6,088 kg laterit.

Spons EVA : 0,408 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 1,224 kg spons eva.

Tabel 4. 9 Bahan Pembuatan Beton Presentase 50%

No. Test Umur

Hari Sampel

Kebutuhan Bahan Semen

kg Air ml Pasir

Palu Batu

Laterit Spons EVA

1 3 3 6,111 3,910 13,540 6,088 1,224

2 7 3 6,111 3,910 13,540 6,088 1,224

(10)

3 14 3 6,111 3,910 13,540 6,088 1,224

4 21 3 6,111 3,910 13,540 6,088 1,224

5 28 3 6,111 3,910 13,540 6,088 1,224

Total 15 30,555 19,055 67,007 30,044 6,018 Sumber : Penelitian, 2023

4) Bahan untuk persentase 60%

Semen : 2,037 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 6,111 kg semen.

Air : 1,303 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 3,910 ml air.

Pasir : 4,513 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 13,540 kg pasir.

Laterit : 1,623 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 4.871 kg laterit.

Spons EVA : 0,489 = 3 kali pembuatan sampel uji membutuhkan 1,469 kg spons eva.

Tabel 4. 10 Bahan Pembuatan Beton Presentase 60%

No. Test Umur

Hari Sampel

Kebutuhan Bahan Semen

kg Air ml Pasir Palu

Batu

Laterit Spons EVA

1 3 3 6,111 3,910 13,540 4,871 1,469

2 7 3 6,111 3,910 13,540 4,871 1,469

3 14 3 6,111 3,910 13,540 4,871 1,469

4 21 3 6,111 3,910 13,540 4,871 1,469

5 28 3 6,111 3,910 13,540 4,871 1,469

Total 15 30,555 19,055 67,007 24,355 7,345 Sumber : Penelitian, 2023

Dari tabel diatas hasil keseluruhan bahan yang digunakan dalam pembuatan 60 beton membutuhkan 122,022 kg semen, 76,022 ml air, 164,088 kg batu laterit, 268,028 kg pasir dan untuk presentase 40%, 50% dan 60% itu ditambah bahan spons EVA yang membutuhkan 18,258 kg spons. Maka dalam 1 pengisian benda uji silinder ukuran 15 cm x 30 cm membutuhkan 2,037 semen tonasa, 4,513 pasir palu, batu laterit tergantung persentasenya dan 1,303 ml air.

4.9 Pengujian (Slump Test)

Pengujian Slump Test dilakukan setelah percampuran bahan telah merata atau menjadi pasta (beton segar).

(11)

Tabel 4. 11 Hasil Pengujian Slump Sampel Nilai Slump (cm) dan Umur Beton

3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Beton 0% 9 cm 9 cm 10 cm 9 cm 10 cm

Beton 40% 10 cm 10 cm 11 cm 9 cm 9 cm

Beton 50% 9 cm 10 cm 10 cm 11 cm 10 cm

Beton 60% 10 cm 11 cm 9 cm 10 cm 10 cm

Sumber : Penelitian, 2023 4.10 Perawatan Benda Uji

Untuk mencegah penguapan air di dalam beton, dilakukan perawatan sesuai standar SNI 2493:2011. Setelah selesainya pekerjaan akhir, untuk setiap lokasi pengujian dilakukan perendaman pada setiap benda uji mengikuti umur rencana.

Perawatan harus dilakuan dalam keadaan basah dengan cara melakukan perendaman menggunakan wadah perendaman yang telah disiapkan. Waktu perendaman mengikuti umur perendaman yang dimaksudkan yaitu 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Menggunakan air PDAM, direndam menggunakan kolam benda uji di laboratorium teknik sipil.

4.11 Pengujian Kuat Tekan

Hasil dari uji kuat tekan benda uji yang dilakukan selama penelitian di laboratorium yakni pengujian kuat tekan beton silinder 15 cm x 30 cm dengan menggunkan mesin kuat tekan laboratorium Teknik Sipil.

4.12 Data Hasil Berat Isi Beton

Hasil berat isi umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 0%

Tabel 4. 12 Hasil berat isi presentase 0%

Presentase Pengujian Pada Umur

Berat benda uji (kg)

Berat Volume (kg/m3)

Rata-rata Berat Volume

(kg/m3)

0%

3

11,205 2114,649

2106,157

11,19 2111,818

11,085 2092,002

7 10,105 1907,053

2049,539

11,29 2130,691

(12)

11,185 2110,875 14

11,225 2118,424

2117,165

11,26 2125,029

11,17 2108,044

21

11,075 2090,115

2091,373

11,1 2094,833

11,07 2089,171

28

11,25 2123,142

2339,860 12,875 2429,818

13,07 2466,619

Sumber : Penelitian, 2023

Hasil berat isi umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 40%

Tabel 4. 13 Hasil berat isi presentase 40%

Presentase Pengujian Pada Umur

Berat benda uji (kg)

Berat Volume (kg/m3)

Rata-rata Berat Volume (kg/m3)

40%

3

10,035 1893,842

1860,816

10,03 1892,899

9,515 1795,706

7

10,544 1989,903

1967,696 10,325 1948,572

10,41 1964,614

14

10,32 1947,629

1939,451

10,41 1964,614

10,1 1906,109

21

10,511 1983,675

1970,716 10,415 1965,557

10,401 1962,915 28

10,755 2029,723

1981,913

10,43 1968,388

10,32 1947,629

Sumber : Penelitian, 2023

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji berat isi beton ringan dengan campuran agregat kasar (Spons EVA coating) sebesar 40%, dan diperoleh berat isi rata-rata tertinggi di hari 28 yaitu 1981,913 kg/cm².

Hasil berat isi umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 50%

(13)

Tabel 4. 14 Hasil berat isi presentase 50%

Presentase Pengujian Pada Umur

Berat benda

uji (kg) Berat Volume (kg/m3)

Rata-rata Berat Volume

(kg/m3)

50%

3

9,76 1841,943

1831,249

9,57 1806,086

9,78 1845,718

7

9,975 1882,519

1841,692

9,1 1717,386

10,201 1925,171 14

10,305 1944,798

1906,424

9,935 1874,970

10,065 1899,504 21

10,421 1966,690

1961,280 10,242 1932,908

10,514 1984,241 28

10,43 1968,388

1983,172 10,515 1984,430

10,58 1996,697

Sumber : Penelitian, 2023

Berdasarkan hasil di atas pengujian berat isi beton ringan mengalami peningkatan stabil dari 3 hari sampai 28 hari, dan mendapatkan berat isi rata-rata tertinggi di hari ke 28 yaitu 1983,172.

Hasil berat isi umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 60%

Tabel 4. 15 Hasil berat isi presentase 60%

Presentase Pengujian Pada Umur

Berat benda

uji (kg) Berat Volume (kg/m3)

Rata-rata Berat Volume

(kg/m3)

60%

3

9,51 1794,762

1820,303

9,37 1768,341

10,056 1897,806 7

9,25 1745,694

1825,084 10,102 1906,487

9,66 1823,071

14

10,45 1972,163

1961,909 10,407 1964,048

10,33 1949,516

21 10,595 1999,528

2000,157 10,615 2003,302

(14)

10,585 1997,640 28

11,16 2106,157

2048,910 10,585 1997,640

10,825 2042,934 Sumber : Peneliti, 2023

Dapat dilihat tabel diatas dimana berat isi rata-rata dipresentase 60% spons eva menghasilkan kestabilan dari 3 hari sampai 28 hari, dan mendapatkan hasil tertinggi rata-rata 2048,910 kg/cm².

Tabel 4. 16 Rata-Rata Hasil Uji Berat Volume

Presentase 3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari Rata-rata

0% 2106,157 2049,54 2077,849 2063,694 2070,771 2073,602

40% 1860,816 1967,696 1939,451 1970,716 1981,913 1944,118

50% 1831,249 1841,692 1906,424 1961,28 1983,172 1904,763

60% 1820,303 1825,084 1961,909 2000,157 2048,91 1931,273

Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan Beton 28 Hari 0%, 40%, 50%, Dan 60%

(15)

Gambar 4. 3 Grafik Keseluruhan Berat Isi

Kesimpulannya dapat dilihat hasil pengujian berat isi 0%, 40%, 50%, dan 60% mengalami peningkatan yang stabil, dan semakin tinggi presentase semakin naik peningkatannya dapat dilihat gambar diatas. Dan hasil tertinggi berat isi beton ringan dipresentase 0% dikarenakan dipresentase 0% tidak memakai tambahan campuran agregat kasar (spons eva coating), oleh sebab itu sifat material agregat kasar (batu laterit) lebih besar dari pada agregat kasar (spons eva coating).

4.13 Data Hasil Uji Kuat Tekan Beton

Hasil uji kuat tekan umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 0%

(16)

Tabel 4. 17 Hasil uji kuat tekan beton presentase 0%

Presentase Pengujian Pada Umur

Kuat Tekan

(MPa) Rata-rata Kuat Tekan (MPa)

0%

3

7,41

7,62 7,223

6,64 7

9,45

9,65 9,640

9,82 14

10,63

12,89 11,340

10,5 21

11,4

12,09 12,090

12,32 28

12,71

16,22 14,768

15,38 Sumber : Penelitian, 2023

Dari tabel diatas, menunjukan bahwa beton normal pada 3 hari memiliki kuat tekan rata-rata 7.223 Mpa, pada umur 7 hari kuat tekan rata-ratanya 9.640 Mpa, 14 hari kuat tekan rata-ratanya 11.340 Mpa, umur 21 hari kuat tekan rata-ratanya 12.090 Mpa, dan untuk umur 28 hari kuat tekan rata-ratanya 14.768 Mpa. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 2.83 Mpa seiring pertambahan hari.

Hasil uji kuat tekan umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 40%

Tabel 4. 18 Hasil uji kuat tekan beton presentase 40%

Presentase

Pengujian Pada

Umur Kuat Tekan (MPa) Rata-rata Kuat Tekan (MPa)

40%

3

8,401

8,011 8,035

7,694

7

9,37

8,832 8,873

8,418

14 10,564

10,072 9,896

(17)

9,053 21

11,198

9,958 10,667

10,836

28

13,339

12,093 12,350

11,617

Sumber : Penelitian, 2023

Hasil tabel 4.17 didapat hasil pengujian spons 40% pada umur 28 hari dapat dilihat tabel diatas, dimana spons 40% agregat kasar mempunyai kuat tekan rata- rata 12,350 Mpa.

Hasil tabel 4.17 didapat hasil pengujian spons 40% pada umur 28 hari dapat dilihat tabel diatas, dimana spons 40% agregat kasar mempunyai kuat tekan rata- rata 12,350 Mpa pada umur 28 hari, sedangkan di umur 3 hari sampai 28 hari memiliki kenaikan stabil kuat tekan rata-rata dapat dilihat di gambar 4.10. Dapat dilihat data yang didapat spons 40% diumur 28 hari memenuhi syarat beton ringan yaitu (6,89 Mpa – 17,24 MPa).

Hasil uji kuat tekan umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 50%

Tabel 4. 19 Hasil uji kuat tekan beton presentase 50%

Presentase Pengujian Pada

Umur Kuat Tekan (MPa) Rata-rata Kuat Tekan (MPa)

50%

3

7,841

7,054 7,866

8,702 7

7,643

8,413 8,407

9,166 14

9,692

8,571 9,177

9,268 21

10,502

10,898 11

10,326 28

13,82

11,51 12,731

12,863 Sumber : Penelitian, 2023

(18)

Hasil tabel 4.18 didapat hasil pengujian spons 50% diumur 28 hari mendapatkan kuat tekan rata-rata 12,731 MPa, sedangkan 14 hari ke 21 hari memiliki kenaikan kuat tekan yaitu 1,823 MPa.

Hasil uji kuat tekan umur 3, 7, 14, 21, 28. Presentase 60%

Tabel 4. 20 Hasil uji kuat tekan beton presentase 60%

Presentase Pengujian Pada

Umur Kuat Tekan (MPa) Rata-rata Kuat Tekan (MPa)

60%

3

8,486

9,313 8,545

7,835

7

8,424

8,532 8,668

9,047

14

10,542

10,145 10,325

10,287

21

14,454

13,763 13,763

12,982

28

15,920

13,973 14,525

15,077

Sumber : Penelitian, 2023

Hasil tabel 4.18 didapat hasil pengujian spons 60% pada umur 28 hari didapatkan kuat tekan rata-rata 14,525 MPa, sedangkan di hari 14 ke 21 hari ada kenaikan 3,438 MPa. Jadi dari 3 hari sampai 28 hari dinyatakan stabil meningkatnya, bisa di lihat di gambar 4.12.

(19)

Gambar 4. 4 Grafik Kuat tekan 0%

Gambar 4. 5 Grafik Kuat tekan 40%

Gambar 4. 6 Grafik Kuat tekan 50%

(20)

Gambar 4. 7 Grafik Kuat tekan 60%

Tabel 4. 21 Rata-Rata Hasil Uji Kuat Tekan

Presentase 3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari 0% 7,223 9,64 11,340 12,090 14,768 40% 8,035 8,873 9,896 10,667 12,35

50% 7,866 8,407 9,177 11 12,731

60% 8,545 8,668 10,325 13,325 14,525

Gambar 4. 8 Grafik Keseluruhan Kuat Tekan

(21)

Hasil dari perbandingan Gambar 4.9 dapat disimpulkan bahwa pada spons 0%

dan 60% hampir mendapatkan nilai yang sama dikarenakan spons EVA 60%

memakai spons EVA coating yang membuat tambahan semen dan air maka dari itu terjadi pendapatan hasil yang sama. Dan dari keempat benda uji kuat tekan rata-rata (0% tanpa spons eva coating, spons eva coating 40%, spons eva coating 50%, dan spons eva coating 60%) pada gambar diatas menunjukkan grafik peningkatan yang konsisten, dan semakin kita tinggi presentase semakin kuat tekan beton rata-rata dikarenakan spons eva coating menjadi tambahan matrial pembuatan beton ringan. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 1.53 Mpa seiring pertambahan hari.

Gambar 4.9 Grafik Rata-Rata Kuat Tekan Beton 28 Hari 0%, 40%, 50%, Dan 60%.

4.14 Jenis Pola Keruntuhan

Pada pengujian kuat tekan beton terdapat pola kehancuran beton dimana terdapat garis rambut yang merupakan jenis dari kehancuran apakah pola kehancuran tersebut masuk kedalam bentuk kehancuran kerucut atau masuk kedalam bentuk kehancuran sejajar sumbu tegak (kolumnar) dari ke lima jenis pola kehancuran yang terdapat pada SNI 1974:2011 “ Cara uji kuat beton dengan benda uji silinder ” dari pengujian kuat tekan dilaboratorium sampel beton presentase 40%, 50% dan 60%. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada gambar 4.10 dibawah ini.

(22)

A B C

Gambar 4. 10 Pola Kehancuran Presentase (A:40%), (B:50%), (C:60%).

Keterangan:

Dari gambar 4.10 tersebut menujukan bahwa pola kehancuran yang sama terdapat pada SNI 1974:2011 menujukan kepada jenis pola kehancuran sebagai berikut:

a. Gambar (A) menunjukan pola kehancuran = Geser b. Gambar (B) menunjukan pola kehancuran = Lurus c. Gambar (C) menunjukan pola kehancuran = Lurus 4.15 Jenis Pola Kehancuran Belah Dua

Setelah mengetahui pola kehancuran dari kuat tekan, bisa dilihat pola kehancuran belah dua dari beton yang telah di uji. Dapat dilihat di gambar 4.11.

A B C

Gambar 4. 11 Pola Kehancuran Belah Dua (A:40%), (B:50%), (C:60%).

(23)

Keterangan:

Dari gambar diatas diketahui bahan agregat kasar spons EVA coating itu terlepas dari semen yang sudah di coating. Dan terlihat spons EVA tidak menyatu lagi dengan semen dikarenakan semen ikut tercampur dengan adonan pembuatan beton.

Referensi

Dokumen terkait

Aceh Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menjadi referensi dalam pembuatan beton ringan dimana Styrofoam menjadi spons EVA 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Beton Beton