• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batu Laterite dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Batu Laterite dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Manfaat Penelitian

Luaran

LANDASAN TEORI

Tinjauan Pustaka

  • Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh (Effendi dkk., 2020) “Kuat tekan beton menggunakan laterit sebagai agregat kasar dan pasir mahakam sebagai agregat halus”. Material Lokal Laterit Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda sebagai agregat kasar pada campuran beton normal.” Dengan adanya penelitian terhadap jenis batuan laterit sebagai acuan dalam pembuatan beton ringan sebagai agregat kasar, maka yang membedakan pada penelitian ini adalah terjadi pengurangan agregat berupa limbah spons EVA.

Tabel 2. 1 Relevansi dan perbedaan penelitian  Judul jurnal dan
Tabel 2. 1 Relevansi dan perbedaan penelitian Judul jurnal dan

Dasar Teori

  • Beton
  • Sifat-Sifat Beton
  • Kelebihan dan kekurangan

Menurut (SNI), beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat jenis tidak lebih dari 1900 kg/m3. Fleksibilitas atau kelenturan adalah kemampuan suatu bahan untuk mengikuti deformasi permukaan dan jatuh tanpa robek akibat perubahan volume. Ketahanan lelah (fatigue resistance) adalah kemampuan beton untuk menahan lendutan yang berulang-ulang akibat beban yang berulang-ulang serta menunjukkan tanda-tanda kelelahan berupa air dan retak.

Komposisi Beton

  • Semen Portland
  • Agregat
  • Air

Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berdasarkan berat keringnya, jika kandungan lumpur lebih besar dari 5% maka agregat halus tersebut harus dicuci jika hendak digunakan dalam campuran beton, atau dapat juga digunakan langsung, namun kekuatan betonnya berkurang 5%. Agregat halus tidak boleh terlalu banyak mengandung bahan organik (bahan hidup) dan harus dibuktikan dengan uji warna ABRAMS-HARDER dengan larutan NaOH 3%. Air tidak boleh mengandung lebih dari 15 gram/liter garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik, dll).

Perencanaan campuran (mix desain)

  • perhitungan Proporsi Campuran

Agregat ringan dipilih berdasarkan kuat tekan atau massa jenis beton ringan yang dibutuhkan, sehingga hasil perhitungan jumlah fraksi agregat kasar memberikan nilai : 0,35, nf, 0,5. Jika data kuat tekan agregat kasar ringan tidak tersedia, data perkiraan percobaan laboratorium dapat digunakan. 6. Jika agregat tidak dalam keadaan jenuh kering permukaan, proporsi campuran harus disesuaikan dengan kadar air dalam agregat tersebut. total.

Pengujian Material

Slump

Perawatan (curing) Beton

Pengujian Berat Isi Beton

Pengujian Kuat Tekan Beton

Jumlah kandungan semen dimana pada kondisi FAS yang sama, beton dengan jumlah kandungan semen tertentu mempunyai nilai kuat tekan yang paling tinggi. Jika jumlah semen yang digunakan berlebih dan penggunaan air berlebih maka beton akan menjadi terlalu encer sehingga menjadi keropos dan mengakibatkan kuat tekan beton menjadi rendah. Kuat tekan beton menunjukkan mutu suatu struktur, semakin tinggi kuat tekan beton maka semakin tinggi pula kuat strukturnya dan mutu beton yang dihasilkan (SNI.

Pengertian Batu Laterite

Pengertian Spons Eva

Selain itu mampu tahan terhadap cuaca dan bahan kimia seperti minyak dan bahan kimia lainnya.

Tipe Pola Keruntuhan Pada Benda Uji

Dari hasil pengujian kuat tekan beton umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan dalam satuan MPa pada Tabel 4.43. Sedangkan beton yang menggunakan agregat kasar spons EVA tidak mencapai kuat tekan beton rencana sebesar 20 Mpa. Hubungan kuat tekan dengan faktor air semen (benda uji silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm).

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Jenis Penelitian

Berdasarkan hasil yang diperoleh, beton dengan agregat spons EVA 20% tidak memenuhi syarat kuat tekan beton ringan (6,89 MPa-17,24 MPa). Agregat spons EVA yang digunakan lebih dari 20% membuat kuat tekannya lebih rendah dibandingkan variasi 10%. Dilihat dari hasil yang diperoleh, beton sebesar 30% tidak memenuhi syarat kuat tekan beton ringan (6,89 MPa-17,24 MPa).

Bahan Dan Perelatan

  • Bahan Penelitian
  • Peralatan Penelitian
  • Pembuatan Agregat Kasar Spon EVA
  • Pembuatan Agregat Batu Laterit

Pengujian Berat Jenis Material

Sebelum merencanakan suatu campuran beton (mix design), Anda harus mengetahui terlebih dahulu berat jenis material yang ingin digunakan dalam campuran beton tersebut. Proses pengujian ini meliputi tahapan mulai dari pencucian agregat, penimbangan berat SSD, berat kering, berat dalam air hingga diperoleh nilainya. Berat jenis menggunakan rumus (SNI sebagai berikut. B adalah berat benda uji pada kondisi permukaan kering jenuh. C adalah berat benda uji dalam air.

Perencanaan Campuran Beton (mix desain)

2 Grafik hubungan kuat tekan dengan faktor air semen Kemudian hitung kebutuhan semen menggunakan rumus tersebut. Selanjutnya menentukan persentase agregat, 40% agregat halus dan 60% agregat kasar seperti terlihat pada grafik 3.2 dibawah ini. Dengan menggunakan jumlah air dan massa jenis agregat maka nilai gabungan ini dapat diperoleh dari (40% x (Gravitasi Spesifik Agregat Halus)) + (60% x (Gravitasi Spesifik Agregat Kasar)) = sehingga nilai beton segar yang telah terkompresi, dapat dilihat pada grafik 3.3.

Gambar 3. 2 Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen  Selanjutnya menghitung kebutuhan semen dengan menggunakan rumus :
Gambar 3. 2 Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen Selanjutnya menghitung kebutuhan semen dengan menggunakan rumus :

Pengujian slump

Pembuatan Benda Uji

  • Langkah pembuatan benda uji

Perawatan (curing) Beton

Pengujian Berat Beton Ringan

Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengumpulan Data

Analisa Data

Hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur mencapai kuat tekan beton ringan umur 28 hari. Hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Kalimantan Timur mencapai kuat tekan beton ringan pada umur 28 hari. Dilihat dari data yang diperoleh, beton dengan simpangan 10% berumur 28 hari sudah memenuhi syarat kuat tekan beton ringan yaitu (6,89 MPa-17,24 MPa).

Penggunaan agregat spons EVA tebal untuk struktur utama tidak disarankan karena belum tercapai kuat tekan minimal 20 MPa. Effendi, dkk, (2020) Kuat Tekan Beton Menggunakan Laterit sebagai Agregat Kasar dan Pasir Mahakam sebagai Agregat Halus, Jurnal Teknologi Sipil.

Gambar 3. 5  Bagan Alur Penelitian
Gambar 3. 5 Bagan Alur Penelitian

Bagan Alur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pembuatan Agregat Kasar Dari Spons EVA

Hasil Pengujian Agreagt Kasar Batu Laterit

Hasil Pengujian Berat Jenis Spons

Dari hasil pengujian spons EVA diperoleh massa jenis spons sebesar 388 kg/m3, memenuhi persyaratan sebagai agregat kasar dalam pembuatan campuran beton ringan, dimana agregat ringan tersebut mempunyai massa jenis dibawah 1200. kg/m3 (SNI.

Hasil Pengujian Agregat Halus

  • Berat Volume Pasir
  • Berat Jenis Pasir
  • Kadar Lumpur

Graviti Tentu Permukaan Tepu Kering (Pukal. Graviti Tertentu Permukaan Tepu Kering) 2,5510 Graviti Tertentu Nampak 1,8786 Kilde: konkret beton 2021.

Hasil pengujian air

Perencanaan Campuran

Pembuatan dan perawatan beton

Melakukan penelitian dengan menggunakan agregat spons EVA variasi 15% untuk mengetahui kuat tekan yang masih memenuhi persyaratan (SNI.

Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Slump
Tabel 4. 10 Hasil Pengujian Slump

Hasil pengujian slump

Hasil Pengujian Berat Isi Beton

Hasil uji massa jenis beton ringan dilakukan di laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Dari hasil pengujian berat satuan yang diperoleh, tidak semua beton yang menggunakan agregat busa EVA kasar memenuhi kriteria beton ringan. Hanya beton yang tidak menggunakan spon EVA (0%) tidak memenuhi nilai massa jenis beton ringan, dan variasinya 10% dalam waktu 3 hari, hal ini dikarenakan beton sangat mudah menua dan masih banyak kandungan air pada beton.

Nilai tersebut mengalami penurunan dari varian 0% ke 10% sebesar 8,4%, dan varian 10% hingga 20% juga mengalami penurunan sebesar 6%, sedangkan untuk beton dengan varian 20% hingga 30% mengalami penurunan sebesar 13,3%. Dan pada grafik pengujian berat jenis beton diatas dapat disimpulkan bahwa nilai berat jenis beton bertepatan dengan bertambahnya agregat spons EVA, sehingga semakin banyak agregat spons yang digunakan maka berat jenis beton akan semakin ringan.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Berat Isi Beton Umur 7 Hari  BERAT ISI (7 HARI)
Tabel 4. 12 Hasil Uji Berat Isi Beton Umur 7 Hari BERAT ISI (7 HARI)

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

  • Hasil Analisis Kuat Tekan Beton Rata-Rata

Dari tabel diatas terlihat beton normal umur 3 hari mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 7,20 Mpa, umur 7 hari kuat tekan rata-rata sebesar 9,32 Mpa, umur 14 hari kuat tekan rata-rata sebesar 11,32 Mpa, umur 21 hari kuat tekan rata-rata kuat tekan sebesar 11,93 Mpa, dan selama 28 hari kuat tekan rata-rata sebesar 14,76 Mpa. Menurut Mulyono (2005), keberadaan semen dalam campuran beton akan cenderung secara langsung meningkatkan kinerja kuat tekannya, hal ini sejalan dengan SNI yang menyatakan bahwa hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton adalah berbanding lurus. Persentase 20% pada umur 28 hari juga mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 4.36 Beton agregat kasar 20% sponge EVA mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 3,272 MPa pada umur 3 hari, 5,180 MPa pada umur 7 hari, 5,597 pada umur 14 hari. , umur 21 hari 5,749 MPa, dan umur 28 hari 6,446 MPa, pada variasi ini jumlah agregat kasar spons EVA yang digunakan 10% lebih banyak dibandingkan variasi sebelumnya, sehingga kuat tekannya lebih rendah dibandingkan variasi 10%.

Pada persentase 0% hingga 10% kuat tekan beton mengalami penurunan sebesar 45%, sedangkan pada persentase 10% hingga 20% dan 30% masing-masing kuat tekan beton mengalami penurunan sebesar 20,28% dan 6,87%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya nilai kuat tekan dengan bertambahnya agregat spons EVA, semakin banyak agregat spons yang digunakan maka kuat tekan beton akan semakin menurun. Penurunan kuat tekan pada beton yang menggunakan sedikit agregat spons EVA terjadi karena kekasaran agregat spons tidak sekuat agregat alam atau batu serta pengaruh permukaan agregat.

Sedangkan beton yang menggunakan 100% agregat kasar batu laterit juga tidak memenuhi kuat tekan beton yang direncanakan, hal ini dikarenakan batu laterit tidak mempunyai kekerasan seperti batu yang umumnya digunakan dalam pembuatan beton normal yaitu batu laterit. juga akan mudah pecah ketika batu laterit tersebut sudah diuji keausannya menggunakan mesin di Los Angeles, namun batu laterit tersebut hancur menjadi debu (filler).

Tabel 4. 19 Hasil Kuat Tekan Beton Normal Pada Umur 14 Hari  Kode  Gaya tekan
Tabel 4. 19 Hasil Kuat Tekan Beton Normal Pada Umur 14 Hari Kode Gaya tekan

Keretakan Beton Setelah Di Uji

Selain itu spons mempunyai nilai serap yang tinggi dan bentuk agregat spons cenderung tidak bulat dan cenderung tidak seragam, hal ini juga mempengaruhi rongga-rongga pada beton itu sendiri. Benda uji beton varian 30% setelah dilakukan pengujian mengalami retak, pola keruntuhan terjadi dengan keruntuhan tipe kerucut yaitu. Dan terlihat pada gambar dibawah ini, tanda merah tersebut merupakan spons EVA pada sampel beton yang terbelah.

Kontribusi Pemanfaatan Limbah Spons Eva Sebagai Agregat Kasar

Berdasarkan tiga variasi penelitian penggunaan agregat spons, hasil terbaik yang mencapai kuat tekan 8,08 MPa dan berat curah 1896,343 kg/m3 diperoleh dari variasi agregat spons 10% dengan agregat kasar laterit 90% dengan berat rencana. sebesar 1900 kg/m3, sebaliknya tidak mencapai kuat tekan rencana sebesar 20 MPa, namun beton ringan dengan deviasi 10% sudah memenuhi persyaratan beton ringan dengan klasifikasi (beton kuat sedang) atau beton ringan kuat sedang. Berdasarkan nilai kuat tekan dan berat isi beton yang diuji dapat disimpulkan bahwa penggunaan beton dengan campuran agregat kasar spons EVA cocok untuk struktur beton non struktural atau struktur yang tidak memerlukan mutu tinggi. , seperti digunakan sebagai pengisi beton. Pada persentase 10%, 20% dan 30% dapat dikatakan beton ringan karena berat volume betonnya dibawah 1900 kg/m3.

Pada saat pembuatan benda uji, usahakan untuk melakukan penggilingan secara merata agar beton tidak keropos sehingga diperoleh hasil kuat tekan yang maksimal. Prawito, E., (2010), Analisis perbandingan berat jenis dan kuat tekan antara beton ringan dengan beton normal mutu beton 200, Fakultas Teknik USU, Medan. Siregar, dkk, (2022) Pemanfaatan Material Lokal Laterit Simpang Pasir Kecamatan Palaran Kota Samarinda Sebagai Agregat Kasar pada Campuran Beton Normal, Jurnal.

Kuat tekan rencana (MPa) umur 28 hari adalah 20 MPa, slump yang digunakan 60-180 mm. Kemudian ditentukan harga kadar air bebas untuk memperoleh kadar air dari formula. Dilanjutkan dengan penentuan persentase agregat, 40% agregat halus dan 60% agregat kasar seperti terlihat pada grafik 2 berikut. TIDAK. Campuran Benda Uji Perbandingan Berat Benda Uji Luas Lapangan Tanggal Pembuatan Benda Uji Koreksi Benda Uji.

TIDAK. Campuran Benda Uji Perbandingan Berat Benda Uji Kisaran Kisaran Tanggal Pembuatan Tanggal Uji Koreksi Benda Uji.

Table 1.Perkiraan Kadar Air (Kg/m3)
Table 1.Perkiraan Kadar Air (Kg/m3)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kota Samarinda  3.2 Jenis Penelitian
Gambar 3. 2 Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen  Selanjutnya menghitung kebutuhan semen dengan menggunakan rumus :
Gambar 3. 3 Grafik  Persentase Pasir Terhadap Kadar Total Agregat Yang  Dilanjutkan Untuk Butir Maksimum 20 mm
Gambar 3. 4 Grafik Perkiraan Berat Isi Beton Basah Yang Telah  Dipadatkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti pemanfaatan batu laterite dan penambahan limbah spons Eva dalam campuran beton ringan dengan judul “PEMANFAATAN BATU LATERITE

Salah satu jenis material yang akan digunakan pada penelitian ini adalah batu laterite dan limbah spons Eva, Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang di lakukan di

PEMANFAATAN BATU LATERIT DAN LIMBAH SPONS EVA ETHYLENE-VINYL ACETATE COATING SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM CAMPURAN BETON RINGAN Utilization of Laterite Stone and Eva Sponge Waste

Melakukan penelitian untuk tujuan membuat beton ringan disarankan menggunakan presentase dibawah 40% agregat jenis Spons EVA Coating untuk memenuhi beton ringan.. Di saat melakuakan

Aceh Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menjadi referensi dalam pembuatan beton ringan dimana Styrofoam menjadi spons EVA 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Beton Beton

Untuk mendapatkan hasil dari pengaruh penggunaan laterit dan limbah spons eva memakai presentase 40%, 50%, 60% sebagai agregat kasar terhadap berat pada beton ringan.. Untuk mendapatkan

Pukul batu tersebut sampai menjadi butiran agregat kasar yang siap dipakai 3.4 Pengujian Berat Jenis Material Sebelum melakukan perencanaan campuran beton mix desain terlebih dahulu

Persentase Pasir Terhadap Kadar Total Agregat Yang Dilanjutkan Untuk Butir Maksimum 20 mm Dengan penggunaan jumlah air 205 liter/m 3 dan berat jenis agregat gabungan 2,51 nilai ini