• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan terhadap Kebijakan Publik - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pendekatan terhadap Kebijakan Publik - Spada UNS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH KE 7

MATA KULIAH KEBIJAKAN PUBLIK RABU, 6 Oktober 2021

Drs. Sudarmo, MA., Ph.D

Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNS

Pendekatan dalam

Pembuatan Kebijakan Publik

(2)

Pendekatan terhadap Kebijakan Publik

Teori sistem politik

Teori kelompok (group theory)

Institulional (institutionalism

Rational choice theory

(3)

Teori sistem politik

 Kebijakan publik dilihat sebagai

sebuah sistem politik yang merespon

permintaan/tuntutan yang muncul dari

lingkungan

(4)

Model sistem politik

Lingkungan/Environment

INPUT OUTPUT Demands Laws

Sistem Politik

Support Decisions

Feedback

(5)

Lanjutan...

Sistem politik bisa didefininisikan (oleh Easton) sebagai institusi-institusi (yang teridentifikasi) dan berkaitan satu sama lain, dan aktivitas-aktivitas instutusi-institusi pemerintaah dan proses politik dalam sebuah masyarakat yang melakukan alokasi nilai-nilai otoritas (keputusan-keputusan) yang

mengikat pada masyarakat.

Lingkungan terdiri dari semua fenomena: sistem

sosial, ekonomi, lingkungan biologi, yang ada diluar batas sisistem politik dari seluruh komponen

masyarakat lainnya.

Untuk kepentingan analisis, seseorang bisa memilah sistem politik dari seluruh komponen masyarakat

lainnya.

(6)

Lanjutan...

Input ke dalam sistem politik dari lingkungan terdiri dari Demands (tuntutan/permintaan) dan

dukungan.

(7)

Lanjutan...

 Demands merupakan claim (desakan) untuk melakukan tindakan yang dilakukan para

individu dan kelompok untuk mememenuhi kepentingan dan tujuan (nilai-nilai) mereka.

 Dukungan (support) akan berkurang ketika kelompok dan individu dihadapkan pada hasil- hasil pemilihan umum, keharusan membayar pajak, keharusan mematuhi hukum, dan

sebaliknya menerima keputusan-keputusan dan tindakan yang diambil oleh sistem politik dalam merespon permintaan.

 Dukungan pada sistem politik menunjukan

derajat legitimasi, atau otoritas dan keterikatan

pada warganegera.

(8)

lanjutan

Output sistem politik mencakup hukum, aturan dan keputusan-keputusan hukum dan sejenisnya

Output yang dipandang sebagai Alokasi nilai-nilai otoritas, merupakan kebijakan publik

Feedback menunjukkan bahwa kebijakan publik

(output) yang dibuat pada waktu tertentu mungkin pada waktu berikutnya merubah lingkungan dan

menjadi demand (permintaan dan tuntutan) meningkat

; demikian pula sistem politik itu sendiri juga berubah.

Policy output bisa menghasilkan demand (permintaan dan tuntutan) baru, yang kelak memabawa pada output baru, demkian seterusnya, sehinggamerupakan aliran kebijakan publik tanpa akhir.

(9)

Kelemahan teori sistem politik

Kelemahan teori sistem politik bagi studi kebijakan publik adalah teori tersebut terlalu umum dan

abstrak

Teori tersebut tidak banyak mebicarakan tentang prosedur dann proses bagaimana kebijakan dibuat dan dikembangkan dalam sistem politik.

Teori ini terkesan hanya semata-mata melihat

pemerintah sebagai institusi yang merespon

tuntutan/permintaan terhadapnya.

(10)

Manfaat teori sistem

Teori sistem politik bermanfaat untuk membantu dalam mempelajari sejumlah pertanyaan seputar proses politik, sebagai berikut:

1.

Bagaimana input dari lingkungan mempengaruhi isi kebijakan publik dan jalannya sistem politik?

2.

Apakah kebijakan publik berdampak pada

lingkungan dan tuntutan/permintaan berikutnya untuk melakukan tindakan kebijakan?

3.

Seberapa bagus sistem politik mampu merubah

tuntutan/permintaan ke dalam kebijakan publik

dan mempertahankan sistem politik tersebut

sepanjang waktu?

(11)

TEORI KELOMPOK (GROUP THEORY)

TK memandang kebijakan publik sebagai produk perjuangan kelompok

(kebijakan publik merupakan equilibrium/titik keseimbangan/titik yang paling efisien yang

dicapai dalam kelompok yang berjuang pada saat tertentu dan mencerminkan keseimbangan

berbagai faksi atau kelompok yang secara

konstan berjuang untuk memperoleh apa yang diinginkan

TK menyatakan bahwa interaksi dan perjuangan diantara kelompok merupakan fakta-fakta

kehidupan politik yang sangat nyata.

(12)

lanjutan

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari para individu yang berdasarkan sikap atau kepentingan bersama melakukan klaim atau tuntutan terhadap

“kelompoik lain” dalam masyarakat. (“kelompok lain” sering dimaksudkan sebagai institusi

pemerintah)

Individu dinilai penting ketika dalam politik ia sebagai partisipan atau wakil dari kelompok;

melalui kelompok itu para individu berusaha untuk

mengamankan preferensi (keinginan) politiknya

(13)

Lanjutan....

Konsep utama dalam teori kelompok adalah

“akses”

Agar mempunyai pengaruh dalam membentuk keputusan-keputusan pemerintah, sebuah

kelompok harus mempunyai akses atau

kesempatan untuk mengungkapkan pandangan- pandangannya terhadap pembuat kebijakan

Jika suatu klompok tak mampu berkomunikasi dengan pembuat kebijakan, dan jika tak ada seorangpun dalam pemerintahan bersedia mendengarkan, maka kesempatan untuk

mempengaruhi pembuatan kebijakan sangat tipis.

(14)

Lanjutan....

Akses merupakan akibat dari kelompok yanag

terorganisir, yakni kelompok yang memiliki status, kepemimpinan yang baik, atau symber daya yang kuat seperti uang untuk melakukan kampanye.

Lobi sosial, minum-minum, makan bersama atau jamuan-jamuan terhadap para legislator dan

pejabat publik lainnya bisa dipahami sebagai usaha untuk menciptakan akses dengan membangun rasa berkewajiban kelompok untuk terlibat

Beberapa kelompok akan memiliki akses lebih banyak dibanding kelompok lain

Kebijakan publik pada waktu tertentu akan

mencerminkan dari orang-orang yang dominan

(15)

Lanjutan...

Ketika sebuah kelompok menang dan kelompok lain kehilangan kekuasan dan pengaruh, maka kebijakan publik akan berubah sesuai dengan kepentingan-

kepentinga kelompok yang menang dan

memperoleh kekuasaan dan pengaruh; dan

sebaliknya kebijakan publik tidak berpihak pada

kepentingan kelompok yang telah kehilangan

perngaruh tersebut.

(16)

Kelemahan TK

Dalam masyarakat yang pluralis, TK terlalu melebih- lebihkan pentingnya kelompok dan memandang

rendah peran independent dan kreatif yang dimainkan para pejabat publik dalam proses kebijakan publik;

Bahkan banyak kelompok yang justru diuntungkan dari kebijakan publik karena peran pejabat yang kreatif dan independen.

Banyak orang (miskin dan tidak beruntung nasibnya) dan kepentingan-kepentingan tidak diwakili atau

terlalu minim diwakili oleh kelompok dalam perjuangan kelompok

Secara metodologi TK bisa menyesatkan dalam

menjelaskan politik dan pembuatan kebijakan ketika teori ini hanya mendasarkan pada perjuangan

kelompok karena masih banyak faktor yang kurang diperhitungkan seperti: kreativitas dan independensi para pejabat dalam proses pembuatan kebijakan.

(17)

TEORI ELIT

 Public policy bisa dipandang sebagai

refleksi nilai-nilai dan preferensi-preferensi elit yang berkuasa

 Kebijakan publik tidak ditentukan oleh

tuntutan/permintaan dan tindakan orang- orang (dalam jumlah banyak) atau massa namun ditentukan oleh elit yang berkuasa yang memiliki prefensi-preferensi yang

diimplementasikan oleh para pejabat dan

lembaga-lembaga publik

(18)

Lanjutan...

 Dengan demikian Kebijakan publik adalah produk dari para elit,

mencerminkan nilai-nilai dan tujuan- tujuan elit dan melayani tujuan-tujuan mereka, yang salah salah satu dari nilai- nilai atau tujuan-tujuan dari mereka

adalah keinginan untuk menyediakan

kesejahteraan bagi massa/orang banyak.

(19)

Institutionalism

Institutionalis menekankan pada aspek-aspek institusi formal dan struktural (legislatif, eksekutif, yudikatif, pengadilan, administratif)

Institusi merupakan serangkaian pola-pola perilaku yang teratur yang ada sepanjang waktu

Pola-pola yang teratur (regularized) memerlukan aturan-aturan atau struktur-struktur yang dapat

mempengaruhi pembuatan keputusan dan isi kebijakan

Dampak Aturan dan struktur yang ada biasanya tidak netral; dan aturan dan struktur tersebut cenderung

berpihak pada kelompok tertentu dalam masyarakat ; demikian juga sebagian kebijakan yang dibuatnya

cenderung hanya menguntungakan pihak tertentu

(20)

Rational choice theory (teori pilihan rasional)

Para aktor politik seperti halnya aktor ekonomi bertindak secara rasional dalam mencapai tujuan

pribadinya (dengan demikian perilaku para aktor politik dipandu oleh kepentingan pribadinya ketimbang

dipandu oleh komitmen mereka untu memenuhi kepentingan nasional atau tujuan negarawan).

Mencakup metodologi individual; artinya individu

decision maker merupakan unit analisis dan teori yang utama. Preferensi-preferensi dan nilai-nilai individu

merupakan unit analisis yang lebih penting untuk dikaji dibanding preferensi-preferensi dan nilai-nilai kolektif, organisasi atau sosial.

Pilihan kebijakan tergantung pada preferensi dan nilai-nilai aktor politik (pembuat kebijakan)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT, TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK, AKUNTABILITAS PUBLIK DAN

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dimana akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik, dan

kebijakan publik sebagai suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan berbagai hambatan yang

Dari berbagai pendapat para ahli mengenai kebijakan publik, dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan program yang dibuat oleh pemerintah dalam suatu

Menurut Carl Frederich memandang kebijakan publik adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seorang kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang

Mengingat peran penting dari kebijakan publik dan dampaknya terhadap masyarakat, maka para ahli juga menawarkan sejumlah teori yang dapat digunakan dalam proses

Sedangkan aksi pawai merupakan bentuk penolakan kebijakan publik yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa orang dengan cara berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya

3.3 Teori dan Model Implementasi Kebijakan Publik Generasi II Bottom-Up Model Bottom-up penulis mengambil dari Elmore dalam Tachjan12, yang mengembangkan empat model organisasi yang