• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi nilai feminisme tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer berdasarkan analisis wacana kritis Sara Mills

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi nilai feminisme tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer berdasarkan analisis wacana kritis Sara Mills"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Istilah

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Penelitian yang relevan

Feminisme

Feminisme menunjukkan bahwa perempuan bisa setara dengan laki-laki dan juga bisa berkuasa atas laki-laki. Dalam feminisme postmodern, Persik merupakan sosok yang menolak perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang harus diterima dan dipertahankan. Gender tidak berarti identitas atau struktur sosial. Gerakan ini dipicu oleh kesadaran bahwa hak-hak perempuan sama dengan laki-laki.

Feminisme budaya mengakui perbedaan antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal kualitas feminitas sebagai sumbernya. Aliran feminisme ini berpendapat bahwa perempuan merupakan kelompok sosial yang dieksploitasi dan disubordinasikan oleh laki-laki sebagai kelompok. Dalam hal ini laki-laki lebih dekat dengan budaya, sedangkan perempuan lebih dekat dengan alam.

Mereka juga melihat bahwa sebagian besar stereotip, baik mengenai laki-laki maupun perempuan, dibentuk oleh budaya. Sumber penindasan terhadap perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi yang secara alami berpihak pada laki-laki.

Analisis wacana kritis

Secara etimologis, “wacana” berasal dari bahasa Latin discurrere (mengalir kesana-kemari) dari nominalisasi kata discursus (“mengalir terpisah” yang mentransfer maknanya menjadi “termasuk dalam sesuatu” atau “memberi informasi tentang sesuatu”) (Titscher, 2009). :42). Perkembangan kajian wacana atau analisis wacana dalam ranah linguistik merupakan salah satu bentuk ketidakpuasan terhadap aliran linguistik struktural formal yang cenderung lebih terfokus pada sistem linguistik satuan mikro seperti kata keterangan, kata, frasa, klausa, dan kalimat. kurang peduli terhadap penggunaan bahasa. Istilah wacana yang digunakan dalam Analisis Wacana Kritis (CDA) yang dikembangkan oleh para ahli linguistik sosial seperti Norman Fairclough, Teun van Dijk, Ruth Wodak mempunyai makna yang berbeda dengan makna di atas.

Dalam konteks ini, wacana dimaknai sebagai pernyataan-pernyataan yang tidak hanya merefleksikan atau mewakili, namun juga mengkonstruksi dan membentuk entitas dan relasi sosial. Dalam kajian ideologi dan relasi kekuasaan, seringkali kita perlu mempertanyakan wacana yang berkembang agar dapat memahami ideologi secara maksimal. Menurut Van Dijk dalam Eriyanto, ideologi mempengaruhi wacana dan wacana memegang peranan penting dalam pembentukan ideologi.

Menurut Wodak dalam Eriyanto (2007:97), kata kritis hendaknya diartikan sebagai sikap yang tidak menggeneralisasi suatu masalah, tetapi menunjukkan kompleksitasnya; menentang reduksi, penyempitan atau penyederhanaan, dogmatisme dan perpecahan. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang mempunyai tujuan, baik itu untuk mempengaruhi, memperdebatkan, membujuk, menyanggah, menanggapi, dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diungkapkan secara sadar dan terkendali, dan bukan sebagai sesuatu yang berputar di luar kendali atau diungkapkan di luar kesadaran.

Menurut Eriyanto (2001: 8) analisis wacana kritis mempertimbangkan, menghasilkan dan menganalisis konteks wacana seperti lingkungan, situasi,. Kedua, latar sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik merupakan konteks yang berguna untuk memahami suatu wacana. Menurut Eriyanto, menempatkan wacana pada konteks sosial tertentu berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dipahami tanpa menyertakan konteks yang menyertainya.

Aspek penting dalam memahami sebuah teks adalah menempatkan wacana dalam konteks sejarah tertentu. Di sini, wacana apa pun yang muncul, baik berupa teks, percakapan, atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang wajar, wajar, dan netral, melainkan merupakan bentuk perebutan kekuasaan. Hal ini menunjukkan bahwa analisis wacana kritis tidak terbatas pada rincian teks atau struktur wacana, namun juga menghubungkannya dengan keadaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya di mana teks itu diciptakan.

Analisis wacana kritis Sara Mills

Beberapa pemahaman klasik tentang ideologi mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok dominan untuk menciptakan kembali dan menegaskan dominasi mereka. Selain posisi aktor dalam teks, Mills juga fokus pada bagaimana pembaca dan penulis direpresentasikan dalam teks. Posisi seperti ini akan menempatkan pembaca pada satu posisi dan mempengaruhi bagaimana teks tersebut dipahami dan bagaimana aktor-aktor sosial tersebut diposisikan.

Pada akhirnya, cara penyampaian cerita serta posisi yang ditempatkan dan direpresentasikan dalam teks ini menjadikan satu pihak sah dan tidak sah (Eriyanto, 2009:200). Bagaimana suatu pihak, kelompok, orang, ide, atau peristiwa disajikan dengan cara tertentu dalam wacana berita sehingga mempengaruhi maknanya ketika diterima oleh masyarakat. Mills menekankan bagaimana posisi aktor sosial yang berbeda, posisi ide, atau peristiwa ditempatkan dalam teks.

Misalnya seorang aktor yang mempunyai kedudukan tinggi muncul dalam teks, maka ia akan mempengaruhi bagaimana ia ditampilkan dalam teks dan bagaimana bagian lainnya ditampilkan. Wacana media bukanlah medium yang netral, namun cenderung menghadirkan aktor-aktor tertentu sebagai subjek yang mendefinisikan peristiwa atau kelompok tertentu. Posisi ini menentukan seluruh unsur penyusun teks, dalam arti pihak yang mempunyai kedudukan tinggi untuk mendefinisikan realitas akan menyajikan peristiwa atau kelompok lain dalam bentuk struktur wacana tertentu yang akan disajikan kepada pembaca.

Hal penting dan menarik dalam model yang diperkenalkan oleh Sara Mills adalah bagaimana posisi pembaca dalam teks ditampilkan. Dalam model yang disampaikannya, Mills mengatakan bahwa teks merupakan hasil negosiasi antara penulis dan pembaca. Bagi Mills, membangun model yang menghubungkan teks dan penulis di satu sisi dengan teks dan pembaca di sisi lain memiliki sejumlah keuntungan.

Pertama, model jenis ini akan melihat secara komprehensif teks-teks yang berkaitan tidak hanya dengan faktor-faktor produksi tetapi juga dengan penerimaan. Dari berbagai posisi yang ditempatkan pada pembaca, Mills berfokus pada gender dan posisi pembaca. Dalam banyak kasus, laki-laki dan perempuan mempunyai persepsi yang berbeda ketika membaca sebuah teks.

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Objek Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Hasil Penelitian
    • Posisi Subjek-Objek
    • Posisi Penulis dan Pembaca
  • Pembahasan

Novel Manusia Bumi merupakan novel fiksi yang menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pria bernama Minke dan seorang wanita bernama Nyai Ontosoroh yang menjadi korban perdagangan manusia dan ketidakadilan. Pada bab ini, penulis akan merepresentasikan nilai-nilai feminisme tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Perempuan dengan menggunakan analisis wacana Sara Mills. Dalam novel Bumi Manusia, bentuk teks yang dihadirkan Pramoedya melalui tokoh Minke yang menceritakan kisah Nyai Ontosoroh yang didengarnya dari Annelies, putri Nyai Ontosoroh.

Meski begitu, Nyai Ontosoroh memiliki kesadaran yang tinggi terhadap haknya, berani mengemukakan pendapat, dan tidak takut melakukan kesalahan. Nyai Ontosoroh aslinya bernama Sanikem, gadis berusia 13 tahun yang dijual ayahnya sendiri untuk dijadikan selir Belanda. Nyai Ontosoroh tetaplah Sanikem, perempuan pribumi yang kembali tak berdaya saat anaknya, Anellies, direnggut paksa dari tangannya.

Namun Nyai Ontosoroh dalam novel tersebut berusaha keras berjuang membela anaknya meski kalah. Peristiwa yang dialami Nyai Ontosoroh dikisahkan oleh seorang laki-laki yaitu Pramoedya melalui tokoh Minke. Nyai Ontosoroh menjadi sasaran ketika seorang gadis dijual dan dipaksa menikah oleh ayahnya sendiri dan hak-haknya dicabut.

Nyai Ontosoroh ditampilkan sebagai subjek yang mulai bangkit dari ketertindasan dan berjuang dengan segala daya upaya yang dimilikinya. Nyai Ontosoroh juga digambarkan sebagai Nyai, tidak seperti orang yang mengenal Nyai selama ini. Nyai Ontosoroh mengenakan pakaian bersulam emas, anting berlian, kalung emas, dan perhiasan mahal lainnya.

Suatu hari ia bertemu dengan Annelis Mellema, gadis Indo, putri Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh (pribumi). Sosok Sanikem atau Nyai Ontosoroh yang berwatak keras tak luput dari pengalaman pahit hidupnya. Pengadilan memutuskan pernikahan Nyai Ontosoroh dengan Herman Mellema tidak sah bersama dengan pernikahan Minke dan Annelies.

SIMPULAN DAN SARAN

Saran

Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia bergabung dengan kelompok militer di Jawa dan sering ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Gaya penulisannya berubah pada periode ini, seperti terlihat dalam karyanya Kokerja, sebuah kritik fiktif terhadap pegawai negeri yang terjerumus korupsi. Pada masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap orang Tionghoa Indonesia, kemudian pada saat yang sama mulai menjalin kontak dekat dengan para penulis di Tiongkok.

Buku-bukunya dilarang beredar dan dia ditangkap tanpa diadili di Nusakambangan lepas pantai Jawa dan akhirnya di pulau Buru di Indonesia bagian timur. Ia dilarang menulis selama dipenjara di Pulau Buru, namun tetap berhasil menulis rangkaian karyanya yang terkenal berjudul Land of Mankind, rangkaian 4 novel semi fiksi yang mencerminkan sejarah Indonesia. Selama ini dia menulis Beach Girl, novel semi-fiksi lain berdasarkan pengalaman neneknya sendiri.

Sementara itu, Pramoedya sendiri menganggap semua tulisan dan pidatonya pada periode sebelum 1965 tak lain hanyalah 'polemik biasa' yang bisa diikuti siapa pun. Namun dalam pemaparan pelukis Joko Pekik yang juga menjadi tahanan di Pulau Buru, ia menyebut Pramoedya sebagai 'juru tulis'. Pekerjaan juru tulis yang dimaksud Joko Pekik adalah Pramoedya mendapat 'pekerjaan' dari pejabat Pulau Buru sebagai juru ketiknya.

Semuanya dikirim ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, sehingga mengakhiri masa tinggal mereka di sana daripada kembali ke sana. Pramoedya menyampaikan presentasinya saat ia sendiri menjadi tahanan politik di Pulau Buru pada tahun 1970-an. Penghargaan Wertheim, "atas jasa-jasanya yang berjasa dalam perjuangan emansipasi bangsa Indonesia", dari The Wertheim Foundation, Leiden, Belanda, 1995.

The Ramon Magsaysay Award, "for journalism, literature and the creative arts, in recognition of illuminating the historical awakening and contemporary experience of Indonesians through brilliant stories," presented by the Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Philippines, 1995. UNESCO Madanjeet Singh Award, " in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" presented by UNESCO, France, 1996. Doctor of Humane Letters, "in recognition of his extraordinary imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his very principled struggle for intellectual freedom" from the University of Michigan, Madison, AS, 1999.

Chancellor's Distinguished Honorary Award, “atas arsip sastranya yang luar biasa dan atas kontribusinya terhadap toleransi etnis dan pemahaman global”, Universitas California, Berkeley, AS, 1999. Minke bukan berasal dari keluarga miskin, terbukti ia kuliah di HBS, the sekolah pada saat itu, ditujukan kepada mereka yang mempunyai uang.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya dan mengacu pada tujuan yang dicapai dari penelitian ini, maka dirumuskan masalah penelitian