• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Angka Kemungkinan Terbanyak (MPN) dalam Sampel Makanan

N/A
N/A
Miftahul Jannah

Academic year: 2024

Membagikan "Penentuan Angka Kemungkinan Terbanyak (MPN) dalam Sampel Makanan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

“MOST PROBABLE NUMBER (MPN)”

Nama Anggota Kelompok : 1. Miftahul Jannah (2111121013) 2. Raja Darmawulan (2111121023) 3. Zyainatul Arsyah (2111122004) 4. Welly Rahma Dhani (2111122009) 5. Silvia Fitriana (2111122036) Kelompok : 2 (Dua)

` Topik : 3 (Tiga)

Dosen Penanggung Jawab : Bastian Nova, S.Si., M.Si.

Asisten : 1. Putri Latifa Ramadhani (2011121010) 2. Shakira Azzura Syaidev (2011122010) 3. Fatimah Azzahra (2011123026)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PANGAN DAN HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2024

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, cita rasa makanan kita.

Bahkan dalam bahan makanan yang kering sekalipun, sepeti buah kering, tepung, serta biji- bijian terkandung air dalam jumlah tertentu(Winarno, 2014).

Sumber air minum merupakan salah satu faktor yang menentukan air minum tersebut layak atau tidak dikonsumsi. Sumber air utama bagi penyediaan air minum dibagi menjadi dua, yaitu air tanah dan air permukaan. Air tanah yang dimaksud adalah air yang terletak di tempat yang lebih dalam dan untuk mendapatkannya harus dilakukan pengeboran terlebih dahulu hingga mencapai kedalaman 450-600 meter. Akses terhadap air tanah biasanya terbatas dalam volume air, dan apabila habis maka sumber air ini tidak bisa digantikan. Sedangkan yang dimaksud air permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat ditemui dengan mudah(Prihatini, 2022).

Depot air minum adalah industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada pembeli. Sejak tahun 2002, mulai bermunculan depot air minum isi ulang. Usaha ini dianggap sebagai peluang alternatif, karena usaha ini membutuhkan investasi yang sedikit namun menguntungkan, ataupun bagi konsumen karena harga air minum isi ulang ini lebih murah dibandingkan air minum dalam kemasan bermerk (Afrisetiawati rani dkk, 2016).

Meningkatnya permintaan masyarakat akan air minum isi ulang yang hemat dan praktis diimbangi dengan banyaknya usaha depot air minum isi ulang yang bermunculan. Air minum isi ulang memang dapat dijadikan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat yang semakin tinggi. Akan tetapi, dikarenakan belum adanya standarisasi dalam peraturan untuk proses pengolahan air, maka kualitas air minum isi ulang ini masih sering diperdebatkan. Oleh karena itu depot tidak dapat menjamin bahwa air yang diproduksinya sesuai kualitas standar air minum (Oke dkk, 2020).

Pemilihan depot air minum isi ulang sebagai alternatif air minum menjadi resiko yang dapat membahayakan kesehatan jika kualitas depot air minum isi ulang masih diragukan, terlebih jika konsumen tidak memperhatikan keamanan dan kehigienisannya. Dalam beberapa laporan sering ditemukan bakteri patogen pada air minum dan menyebabkan waterborne disease terdiri dari Vibrio cholera, Salmonella typhi, dan coliform. Hal ini dapat terjadi dikarenakan air adalah media yang baik sebagai tempat bersarangnya bibit penyakit/agent. Salah satu penyebab kontaminasi bakteri pada air minum bisa disebabkan oleh kontaminasi peralatan dan pemeliharaan peralatan pengolahan. (Oke dkk, 2020).

(3)

Air dapat terkontaminasi dari sumber airnya oleh ekskreta atau kotoran yang mengandung mikroorganisme patogenik dan menyebabkan penyakit jika air tanah dan air permukaan tidak dirawat dan dilindungi. Kontaminasi juga dapat terjadi melalui kontak penjamah yang tidak bersih melalui ekskreta, pus, cairan pernafasan, atau sekreta infeksius lainnya dengan perilaku perorangan yang tidak bersih dan higienis. Penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh kontaminasi bakteriologis pada minuman atau makanan dapat ditularkan melaui feses, jari, lalat, minuman atau makanan, peralatan, dan air limbah (Prihatini, 2022).

Metode MPN merupakan metode perhitungan sel terutama untuk perhitungan bakteri coliform berdasarkan jumlah perkiraan terdekat yaitu perhitungan dalam range tertentu dan dihitung sebagai nilai duga dekat secara statistik dengan merujuk pada tabel MPN (Most Probable Number). Metode MPN biasanya digunakan untuk uji kualitas mikrobiologi air, dalam percobaan tersebut digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Koliform dapat memfermentasi laktosa dengan membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 350C . Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu (Harti, 2015).

Bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator pencemaran terhadap air. Adanya bakteri coliform di dalam air menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik (bakteri penyebab diare) atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Wardhany, 2015).

(4)

BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Waktu dan Tempat

Pada hari Senin, tanggal 25 Maret 2024 pukul 13.30 - 15.00 wib, dilakukan kegiatan sterilisasi alat, peparasi sampel, pembuatan larutan dan persiapan larutan pengencer. Dilanjutkan pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2024 pukul 10.10 - 12.40 wib, dilakukan kegiatan memasukkan sampel ke dalam 3 tabung/ botol double strength 90 ml dan 6 tabung LB single strength 10 ml kemudian dimasukkan ke dalam inkubator. Kemudian pada hari Kamis 28 Maret 2024 pukul 15.20 -16.00 wib dilihat semua tabung untuk melihat kekeruhan dan adanya gas di dalm tabung durham dan dilakukan pencucian tabung yang telah digunakan

Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok 2:

1. Miftahul Jannah (2111121013) 2. Raja Darmawulan (2111121023) 3. Zyainatul Arsyah (2111122004) 4. Welly Rahma Dhani (2111122009) 5. Silvia Fitriana (2111122036)

2.2. Detail Pengerjaan 2.2.1 Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan pada alat dan media yang digunakan pada praktikum ini yaitu media LBDS, LBSS dan tabung reaksi. Sebelum dilakukan sterilisasi, media LBDS dan LBSS perlu dibuat terlebih dahulu. setelah dibuat, media dimasukkan ke tabung reaksi dengan rincian 3 tabung reaksi 90ml (LBDS) dan 6 tabung reaksi 10 ml (LBSS). Media dimasukkan ke tiap tabung reaksi sebanyak 10 ml.setelah itu tutup bagian atas tabung reaksi dan sterilisasi tabung reaksi tersebut di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 C.

2.2.2 Pembuatan media

Pada praktikum ini media yang digunakan adalah media Lactose Broth. Pembuatan media LB ini menggunakan bubuk LB dan aquades. Media yang digunakan ada 2 jenis yakni Lactose Broth Single Strength (LBSS) dan Lactose Broth Double Strength (LBDS). Aquades yang digunakan untuk LBSS yakni 450 ml dan untuk LBDS yakni 250 ml. untuk 1 liter aquades memerlukan 26 gr bubuk LB untuk LBDS sedangkan untuk LBSS menggunakan 13 gram bubuk LB untuk 1 liter aquades. Berikut perhitungan media yang digunakan :

(5)

Rumus :

● LBDS

=

=

= =

Jadi, LB bubuk yang digunakan untuk 250 ml aquades yakni 6,5 gr

● LBSS

=

=

= =

Jadi, bubuk LB yang digunakan untuk 450 ml aquades yakni 5,85 gr 2.2.3 Proses pembuatan media

Pembuatan media LBDS dilakukan dengan mencampurkan 6,5 gr bubuk LB ke 250 ml aquades, lalu aduk hingga bubuk larut. pembuatan media LBSS dilakukan dengan mencampurkan media LB sebanyak 5,85 gr ke 450 ml aquades, lalu aduk hingga bubuk LB larut.

setelah pembuatan media selesai, masukkan 10 ml media ke masing masing tabung reaksi yang telah disiapkan. setelah itu lakukan sterilisasi pada media.Media Lactose Broth mengandung lactose, pancreatic digest of gelatin dan beef extract.

2.2.4 Penanaman Mikroorganisme

Sebelum dilakukan penanaman mikroorganisme, sampel harus dikocok terlebih dahulu sebanyak 25 kali atau divortex beberapa kali. Setelah sampel air homogen masukkan sampel ke media yang telah disiapkan dengan rincian 3 tabung reaksi 90 ml LBDS dimasukkan sampel sebanyak 10 ml menggunakan pipetman, 3 tabung reaksi 10 ml LBSS dimasukkan 1 ml sampel dengan menggunakan mikropipet, dan 3 tabung reaksi 10 ml LBSS dimasukkan 0,1 ml sampel

(6)

menggunakan mikropipet. setelah itu tutup bagian atas tabung reaksi dan lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 C.

2.3 Hasil Pengamatan kel penambahan

sampel(1o ml)

10 1 0,1 Nilai

MPM(pe r g/ml) 1 Jumlah tabung

positif

3 0 0 0,23

Deskripsi media dan tabung

durham

Bergele mbung di tabung durham dan berwarn a keruh

Tidak ada gelembung di tabung durham dan berwarna bening kuning

Tidak ada gelembung di tabung durham dan bewarna bening kuning

2 Jumlah tabung positif

3 3 3 >11

Deskripsi media dan tabung

durham

-

2tabung:ker uh+gelembu ng

-1 tabung keruh

-berlendir -

3tabung:keruh+

gelembun -berlendir

-

3tabung:keruh+gelem bun

-berlendir

3 Jumlah tabung positif

3 0 0 0,23

Deskripsi media dan tabung

durham

- Sem ua Medi

3 tabung tidak terdapat

gelembung di

3 tabung tidak terdapat gelembung di tabung dam dan

(7)

a keru h - 2

medi a terda pat gele mbu ng udara di tabun g durh am

tabung dam dan media bewarna kuning

keemasan

media bewarna kuning keemasan

4 Jumlah tabung positif

3 3 3 <11

Deskripsi media dan tabung

durham

-Media didalam keruh dan ada

gumpalan putih disemua tabung.

-Terdapat gelembung udara di ke 3 tabung durhan

-Media di dalam keruh

dan ada

gumpalan putih disemua

tabung.

-Terdapat gelembung udara di ke 3 tabung durham

-Media di dalam keruh dan ada gumpalan putih disemua tabung.

-Gelembung udara di ke 3 tabung durham

5 Jumlah tabung positif

3 0 3 0,95

Deskripsi media Ketiga Ketiga tabung Ketiga tabung bergas

(8)

dan tabung durham

tabung keruh dan bergas

tidak keruh dan tidak bergas

dan media bewarna keruh.

6 Jumlah tabung positif

3 3 3 >11

Deskripsi media dan tabung

durham

-Terdapat endapan pada tabung reaksi

warna sampel keruh -Pada tabung durhan terdapat gelembung

-Warna sampel ada kekeruhan -Terdapat gelembung/gas pada tabung durham

-Warna sampel keruh -Pada tabung durham terdapat

gelembung/gas

7 Jumlah tabung positif

3 3 3 >11

Deskripsi media dan tabung

durham

-Tabung bewarna keruh -Gelembung positif berbuih

-Tabung bewarna keruh -Gelembung positif berbuih

-2tabung bewarna keruh dan terdapat gelembung

-1tabung bewarna keruh dan terdapat gelembung serta berlendir.

-posistif berbuih pada ketiga tabung

(9)

2.4 Fenomena

Most Probable Number (MPN) adalah suatu metode numerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik. Dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya, sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Prinsip utama dari metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai, dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif, kadang-kadang tapi tak selalu. (Riri, 2015)

Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang akan muncul. Jumlah sampel atau pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif, kadang-kadang tapi tidak selalu. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat bergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkan ke dalam media.

Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. (Arthur, 2017)

Sampel positif menunjukkan adanya gelembung gas yang dihasilkan pada tabung durham. Hal ini menunjukkan adanya fermentasi laktosa yang mengindikasikan adanya bakteri Coliform dalam media Lactose Broth yang terdapat dalam sampel. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fecal menjadi indikator dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Makin sedikit kandungan Coliform artinya kualitas air semakin baik. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang Gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 °C-37 °C. (Andira, 2014)

Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kekeruhan dan gas karena bakteri memfermentasikan laktosa menjadi asam laktat. Kekeruhan disebabkan oleh meningkatnya asam sehingga komponen laktosa menggumpal. Gumpalan inilah yang menjadikan hasil keruh.

Sedangkan gas berasal dari hasil fermentasi laktosa membentuk gas karbondioksida. Gas inilah yang nantinya akan terperangkap dalam tabung durham yang dipasang terbalik. Jumlah tabung yang positif disesuaikan dengan tabel MPN sehingga diperoleh indeks MPN Total Coliform.

(Khoeriyah, 2015)

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Afrisetiawati, Rani., Erly., Endrinaldi. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi DAMIU di Kelurahan Lubuk Buaya Kota Padang.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Andiran G. B., Fatimawali dan Novel S. Kojong. (2014). Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Isi Ulang dari Depot di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon Vol. 3 No. 3.

Arthur, (2017). Analisis Mikrobiologi pada Makanan. Yogyakarta, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Andi Offset. Yogyakarta.

Khoeriyah, A., Anies. (2015). Aspek Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal MKB Vol. 47 No 3.

Oke, Manuel Deddy dan Bowo Djoko Marsono. 2020. Uji Kualitas Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Sukolilo Surabaya Ditinjau dari perilaku dan Pemeliharaan Alat. Institut Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Prihatini, Rohmania. 2022. Kualitas Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minumdi Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2018-2021. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Jakarta.

Riri Novita, S. (2015).Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number. Jurnal Bioilmi Vol. 1 No. 1.

Wardhany, Selvy. 2015. Analisa Bakteri Coliform pada Air Minum dengan Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN). Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Winarno, F.G. 2014. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

(11)

LAMPIRAN 1. Dokumentasi

Gambar 1: Persiapan tabung reaksi 90 ml dan 10 ml

Gambar 2: Tabung reaksi yang berisi media lactose

broth

Gambar 3: Pemipetan sampel air galon

Gambar 4: Inokulasi sampel air galon ke dalam tabung

reaksi yang berisi media lactose broth

Gambar 5: Inkubasi sampel di dalam inkubator

Gambar 6: Penampakan pertumbuhan mikroba pada

media LBDS

(12)

Gambar 7: Penampakan pertumbuhan mikroba pada

media LBSS 1 ml

Gambar 8: Penampakan pertumbuhan mikroba pada

media LBSS 0,1 ml

(13)

2. Pembagian Kerja

No Nama Tugas

1 Miftahul Jannah a. Membantu mempersiapkan tabung reaksi

b. Melakukan sterilisasi alat dan media c. Memipet media LBDS dan LBSS ke

dalam tabung reaksi

d. Menginokulasi sampel air galon ke dalam media

e. Menginkubasi sampel f. Mencuci peralatan

2 Raja Darmawulan a. Membantu mempersiapkan bunsen dan mikropipet

b. Melakukan sterilisasi alat dan media c. Memipet media LBDS dan LBSS ke

dalam tabung reaksi

d. Menginokulasi sampel air galon ke dalam media

e. Mengamati dan mencatat hasil f. Mencuci peralatan

(14)

3 Zyainatul Arsyah a. Membawa sampel air galon

b. Melakukan sterilisasi alat dan media c. Memipet media LBDS dan LBSS ke

dalam tabung reaksi

d. Menginokulasi sampel air galon ke dalam media

e. Mengamati dan mencatat hasil f. Mencuci peralatan

4 Welly Rahma

Dhani

a. Dokumentasi

b. Melakukan sterilisasi alat dan media c. Memipet media LBDS dan LBSS ke

dalam tabung reaksi

d. Menginokulasi sampel air galon ke dalam media

e. Mengamati dan mencatat hasil f. Mencuci peralatan

5 Silvia Fitriana a. Dokumentasi

b. Melakukan sterilisasi alat dan media c. Memipet media LBDS dan LBSS ke

dalam tabung reaksi

d. Menginokulasi sampel air galon ke dalam media

e. Mengamati dan mencatat hasil f. Mencuci peralatan

(15)

Referensi

Dokumen terkait

“Pemeriksaan Bakteri Koliform Fekal Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN) Pada Air Reservoir WTP Mini Jalan Tuba No.3 Medan”.. Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif observasional yaitu menghitung jumlah koloni bakteri coliform dengan melakukan Uji Most Probable Number (MPN) dan

Penelitian ini menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri yang didapat. Sampel yang digunakan berupa air

Untuk mengetahui jumlah bakteri koliform dalam l 00 ml sampel air galon isi ulang digunakan metode tabung ganda atau Most Probable Number (MPN), sedangkan

Penelitian ini menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dan uji biokimia untuk mengidentifikasi bakteri yang didapat. Sampel yang digunakan adalah PASI di

Metode Most Probable Number (MPN) merupakan metode untuk menganalisis bakteri koliform dalam jumlah yang sangat rendah sesuai dengan prosedur yang digunakan di

Analisa bakteri Coliform pada air limbah domestik agar dapat mengetahui jumlah bakteri Coliform dari air limbah domestik yang akan dianalisa melalui metode MPN (Most

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan lempeng (“plate count”), “Most Probable Number (MPN), dan