• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING ANDss LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILANMENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD INPRES TAMALANREA I KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING ANDss LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILANMENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD INPRES TAMALANREA I KOTA MAKASSAR"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

Pembelajaran (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar. Tesis berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar”. Judul: “Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar”.

Lidya Amalia Sutanto, 2016, Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa IV. kelas SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar. Penggunaan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa IV. kelas SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapaknya Ahmad Syawaluddin S.Kom., M.Pd., dan ibu Dr.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 10

Latar Belakang

“Hal ini terjadi karena komponen-komponen dalam model pembelajaran kontekstual tidak diterapkan dengan baik untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa” (wawancara Sabtu, 5 Desember 2015). Banyak penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan narasi siswa. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bana (2013) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Esai Narasi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas IV B SDN Wonosari 02 Semarang”.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan menulis deskriptif dari siklus I yaitu 53,12% dengan kategori cukup menjadi 71,88 dengan kategori baik pada siklus II setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Boyolali. Berdasarkan permasalahan dan metode coping yang telah disebutkan di atas, penulis melakukan penelitian tentang bagaimana meningkatkan keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar. Bahasa Indonesia khususnya penulisan narasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis narasi dan sebagai bahan referensi bagi calon peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Kajian Pustaka

  • Keterampilan Menulis Narasi
  • Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning a. Pengertian Model Pembelajaran
  • Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Tarigan (2008:3) menjelaskan bahwa “keterampilan menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan keterampilan menulis narasi adalah untuk mampu memberikan gambaran sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai tahapan, langkah, atau rangkaian peristiwa yang berurutan. Keterampilan menulis narasi merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, oleh karena itu keterampilan menulis dipandang penting untuk diajarkan di sekolah dasar.

Secara umum proses keterampilan menulis narasi pada dasarnya terdiri atas tahapan prescribing (mengidentifikasi ide), merumuskan ide dalam bentuk draft, menulis (mengembangkan ide), mengedit dan menerbitkan. Menulis yang baik dapat diukur dengan memperhatikan komponen atau aspek yang secara umum menjadi acuan dalam skor keterampilan menulis narasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka komponen keterampilan menulis narasi terdiri atas aspek keterampilan menulis secara umum dan aspek keterampilan menulis narasi itu sendiri.

Kerangka Pikir

Pada tahap ini, anak baru mampu berpikir sistematis mengenai objek dan peristiwa konkrit. Hal ini sejalan dengan model pembelajaran kontekstual yang lebih menekankan pada pembelajaran bermakna atau pencantuman pengalaman siswa sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian penulis pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 Desember 2015 di kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar, diketahui bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide dan menyusun rangkaian cerita dengan benar. siswa belum mampu mengembangkan pemikiran dan gagasan yang ada, siswa belum mampu mengorganisasikan makna tulisannya, dan siswa belum mampu menghubungkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata siswa.

Pemecahan masalah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah penulis mengambil bentuk tindakan yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan sintaksis model pembelajaran kontekstual. Dengan demikian, dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual, kondisi akhir yang diperoleh adalah keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) diterapkan maka proses dan hasil keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea I dapat meningkat.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Keterampilan Menulis Narasi
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Keterampilan Menulis Narasi

Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

  • Jenis Penelitian

Maka PTK lebih menekankan pada perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran di kelas melalui tindakan terencana.

Fokus Penelitian

Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Rancangan Tindakan

Tahap perencanaan yaitu perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam PBM, pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan RPP, penyiapan sumber daya ajar, pengembangan format penilaian dan pengembangan format observasi pembelajaran. Dalam observasi, penulis melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi, diperoleh hasil yang belum mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga penulis mengambil langkah perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Namun apabila hasilnya sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian tersebut dapat dianggap berhasil dan penelitian dapat dihentikan. Kegiatan pada siklus kedua merupakan kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya dengan berbagai tambahan perbaikan dari tindakan pada siklus pertama, yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai kendala atau kesulitan yang terdapat pada siklus pertama.

Gambar 3.1. Siklus dalam Peneltian Tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2015:144)  Secara terperinci, prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan  sebagai berikut:
Gambar 3.1. Siklus dalam Peneltian Tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2015:144) Secara terperinci, prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Teknik Pengumpulan Data

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kinerja menulis narasi siswa, yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi menulis narasi yang diberikan. Dengan adanya dokumentasi dalam penelitian ini kita menentukan data rona awal dari hasil penilaian kemampuan siswa dan data lain dari hasil penilaian yang dilakukan pada I. dan II. siklus berupa RPP, RPP, LKS, data siswa, nilai dan foto. kegiatan selama proses pembelajaran.

Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan 1. Teknik Analisis Data

  • Indikator Keberhasilan

Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, maka data yang diperoleh dari dokumentasi dianalisis dengan cara membandingkannya dengan data yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data lainnya. Data yang telah dianalisis disajikan secara lebih sederhana dalam bentuk bagan, grafik atau tabel, yang kemudian diinterpretasikan dalam bentuk naratif. Tahap akhir menarik kesimpulan dari data yang disajikan secara singkat, tepat dan jelas sebagai jawaban terhadap hipotesis.

Acuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dapat diperoleh dari tujuan tindakan tersebut. Tujuan akting dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan meningkatkan keterampilan menulis narasi serta meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea I Kota Makassar. Jadi indikator keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu kualitas proses dan kualitas hasil.

Sedangkan dari segi kualitas hasil, keberhasilan keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual ditandai dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis narasi di SD Inpres Tamalanrea I. , Kota Makassar masing-masing 70 dengan tingkat keberhasilan 80%.

Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa  Kriteria Ketuntasan
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Kriteria Ketuntasan

Hasil Penelitian

  • Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
  • Pertemuan I
  • Pertemuan II
  • Aspek Proses Keterampilan Guru siklus I
  • Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus I
  • Aspek Proses Keterampilan Guru Siklus I
  • Hasil Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I
  • Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
  • Aspek Proses Keterampilan Guru Siklus II
  • Aspek Proses Aktivitas Siswa Siklus II
  • Hasil Keterampilan Menulis Narasi Siklus II
  • Rekapitulasi Data Siklus I dan Siklus II

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Contextual teaching and learning dilaksanakan pada siklus I. Jika kita menganalisis hasil keterampilan menulis narasi siswa pada II. siklus, kemudian persentase ketuntasan belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada II. siklusnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Keterampilan menulis narasi selama pembelajaran sepanjang Siklus II berkategori baik.

Proses keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I dan II menghasilkan data sebagai berikut. Proses keterampilan guru dalam pembelajaran menulis cerita melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I dan II memperoleh data seperti. Rangkuman keterampilan proses guru Siklus I dan Siklus II Gambar di atas menunjukkan bahwa pada siklus I (pertemuan I dan II) persentase ketuntasan sebesar 55% dengan kategori baik, meningkat pada siklus II (pertemuan I dan II) dengan persentase ketuntasan sebesar 83% pada kategori baik. kategori sangat baik.

Proses keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus II menghasilkan rekapitulasi data sebagai berikut. Didapatkan proses keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus II. Hasil keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I dan II diperoleh data keterampilan menulis individu yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa hasil tes keterampilan menulis narasi pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kontekstual meningkat pada siklus I yaitu sebesar 61% menjadi 83% pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan menulis narasi siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 80% dengan KKM 70 pada Siklus II. Hasil keterampilan menulis narasi melalui model pembelajaran kontekstual pada siklus I dan II diperoleh data keterampilan menulis individu.

Rangkuman peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran menulis narasi pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Lampiran 20. Peningkatan aktivitas siswa yang dihasilkan dalam pembelajaran menulis narasi pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Lampiran 21 Peningkatan hasil keterampilan menulis narasi melalui pembelajaran kontekstual pada siklus I dan II dapat dilihat pada Lampiran 22.

Tabel 4.1. Data Perolehan Keterampilan Menulis Narasi Siklus I
Tabel 4.1. Data Perolehan Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

Kesimpulan

Guru dapat menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (SOL) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Siswa yang mempunyai kesulitan khususnya pada keterampilan menulis narasi hendaknya lebih banyak berlatih menulis dan berani mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran. Peneliti lain di bidang pendidikan khususnya pengajaran bahasa Indonesia hendaknya meneliti lebih lanjut mengenai model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar bahasa Indonesia.

Meningkatkan Keterampilan Menulis Esai Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV B SDN Wonosari 02 Semarang. Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Merancang model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan dan implementasi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Standar Kompetensi Menulis

Kompetensi Dasar

Indikator

Tujuan Pembelajaran

Materi Ajar

Inti

Penutup

Pendahuluan

  • Sumber Belajar
  • Media Pembelajaran
  • Standar Kompetensi Menulis
  • Kompetensi Dasar
  • Indikator
  • Tujuan Pembelajaran
  • Materi Ajar

Guru meminta setiap kelompok membuat kalimat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Jika salah satu deskriptor terlihat, beri skor 1c. Jika dua deskriptor terlihat, beri skor 2 d. Jika terlihat tiga deskriptor, beri skor ke-3.

Inti

Guru memberikan teks cerita kepada siswa untuk dibacakan di rumah dan didiskusikan pada pertemuan berikutnya.

Pendahuluan

Penutup

  • Media Pembelajaran

Jika deskriptor terlihat, tandai 1 r. Jika dua deskriptor terlihat, tandai 2 detik. Jika tiga deskriptor terlihat, tandai 3 t.

LEMBAR KERJA KELOMPOK Siklus II Pertemuan II Nama sekolah : SD Inpres Tamalanrea I Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Keterampilan Menulis Narasi
Gambar 3.1. Siklus dalam Peneltian Tindakan kelas (Arikunto, dkk, 2015:144)  Secara terperinci, prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan  sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa  Kriteria Ketuntasan
Tabel  3.2.  Deskripsi  kualitatif  Keterampilan  Guru,  Aktivitas  Siswa  dan  Hasil  Menulis Narasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

iv SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Desi Asmarita NIM : 20733251007 Program Studi : Pendidikan Jasmani Judul : Model Pembelajaran TGfU Untuk

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Revy Audyna NIM : 105351132316 Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris Judul Skripsi