• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SEGITIGA KELAS V11 MTSN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SEGITIGA KELAS V11 MTSN "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Sasaran Tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Implementasi teoritis dari hasil penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran kooperatif numbered head together (NHT) dalam pembelajaran pada materi segitiga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar digunakan beberapa deskriptor melalui lembar observasi. Terdapat 4 tahapan indikator aktivitas belajar siswa yang diamati yaitu tahap penomoran, tahap menanya, tahap berpikir bersama dan tahap menjawab.

Data tingkat hasil belajar siswa kelas VII. untuk kelas MTs Negeri Kelebuh dikumpulkan dengan menguji siswa. Sedangkan data aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar dikumpulkan melalui observasi. Data aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dianalisis sebagai berikut.

Data penelitian terdiri dari data kuantitatif yang diperoleh dari evaluasi hasil belajar siswa dan data kualitatif yang diperoleh dari observasi. Data lengkap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran NHT pada siklus I dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5 mengenai aktivitas belajar siswa pada Siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Nilai rata-rata ideal (MI) adalah 8 dan standar deviasi ideal (SDI) adalah 2,6 sehingga klasifikasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat sebagai berikut.

Refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan observer, dimana observasi bertujuan untuk menganalisis hasil yang diperoleh dengan mengamati aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar pada siklus I. Hasil analisis aktivitas belajar siswa dari peneliti kemudian membuat rencana dan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Data lengkap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran NHT pada Siklus II dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12 mengenai aktivitas belajar siswa pada Siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Berdasarkan hasil yang ditemukan pada pembelajaran siklus II pertemuan pertama rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 10,5 dan menurut tabel aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori aktif. Sedangkan hasil yang ditemukan pada pembelajaran siklus II pertemuan kedua rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 12,9 dan menurut tabel aktivitas belajar siswa termasuk dalam kategori sangat aktif. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

Hal ini terlihat dari hasil observasi aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I pertemuan pertama dikategorikan cukup aktif dengan interval 6

Gambar bangun ABC di atas adalah sebuah segitiga. Ketiga titik  segitiga tersebut yaitu A,B ,C disebut titik sudut
Gambar bangun ABC di atas adalah sebuah segitiga. Ketiga titik segitiga tersebut yaitu A,B ,C disebut titik sudut

Manfaat Penelitian

  • Istilah-Istilah Dalam Pembelajaran Kooperatif Lerning
  • Numbered Heads Together( NHT) Sebagai Model Pembelajaran
  • Aktivitas Belajar
  • Prestasi Belajar
  • Analisis Materi Pokok Segitiga
  • Kerangka Berfikir

METODE PENELITIAN

Sasaran Penelitian

Pada penelitian ini tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model Head Counted Together (NHT) dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika pada mata pelajaran segitiga pada siswa kelas VII MTsN Kelebuh di lingkungan akademik. tahun 2010/2011 .

Rencana Tindakan

Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada kajian yang benar tentang situasi alamiah kelas. Jenis penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah penelitian partisipatif, yaitu peneliti terlibat langsung dalam penelitian dari awal hingga hasil penelitian berupa laporan. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan empat langkah atau prosedur, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi di akhir tindakan.

Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu membuat kesepakatan dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan, dimana peneliti menyampaikan materi dengan menggunakan model Numbered Head Together (NHT), kemudian guru mata pelajaran menjadi observer. Peneliti menyampaikan isi/informasi kepada siswa dan guru berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sebagai observer. Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yang telah disiapkan sebelumnya dengan mengikuti langkah-langkah yang telah Anda susun sebelumnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRP).

Kegiatan observasi dilakukan secara terus menerus setiap kali dilakukan tindakan dengan mengamati aktivitas siswa dan peneliti dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi dilakukan setelah proses belajar mengajar dengan alat evaluasi berupa tes berupa tes uraian dengan jumlah soal sebanyak sepuluh soal. Kegiatan pada tahap refleksi adalah peneliti dan guru matematika yang meninjau kekurangan dan kendala yang muncul selama proses belajar mengajar, sehingga diperoleh alternatif pemecahan masalah yang muncul dalam setiap proses belajar mengajar, serta dapat melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran. Berikutnya. siklus.

Selama proses pembelajaran terdapat kekurangan atau hambatan, maka dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk mewujudkan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Alat pengumpulan data adalah alat atau sarana yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih akurat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah untuk diolah. Observasi adalah cara melakukan penilaian dengan melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis. Persepsi dalam arti psikologis, observasi atau yang disebut observasi, meliputi memperhatikan suatu objek dengan menggunakan seluruh indra.

38 Isniarni . “Penggunaan Metode Pembelajaran EPA untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Segiempat Kelas VIID SMP Negeri 8 Mataram Tahun Ajaran IAIN Mataram, Mataram, 2010) p.44. Adapun penskoran kelas 4 diberikan jika deskriptor muncul lebih besar dari 75%, skor 3 diberikan jika deskriptor tampak antara 50% dan 75%, skor 2 diberikan jika deskriptor tampak antara 25% hingga 50% dan skor 1 diberikan jika ternyata deskriptor kurang dari atau sama dengan 25% Bentuk gabungan berisi deskriptor yang terdiri dari level penomoran, level bertanya, dan level berpikir dan level menjawab.

Masing-masing tingkatan tersebut memiliki butir-butir tersendiri tentang peristiwa atau perilaku yang digambarkan oleh guru dan keadaan siswa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Aktivitas atau perilaku yang dimaksud adalah bagaimana guru menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together dalam menjelaskan materi segitiga dalam proses pembelajaran dan juga menggambarkan keadaan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Tes adalah suatu cara melakukan penelitian berupa tugas yang harus diselesaikan oleh seorang anak atau sekelompok anak agar tercipta suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak yang dapat disetarakan dengan nilai-nilai yang telah dicapai oleh anak tersebut. anak lain atau dengan standar yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Suharsimi, tes adalah rangkaian soal atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kecerdasan. Rianto juga menyatakan bahwa tes adalah suatu rangkaian atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat individu atau kelompok. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes diberikan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Menurut Suharsim, dokumentasi adalah alat yang digunakan sebagai acuan untuk mencari data tentang masalah atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, agenda, dan lain-lain. Data yang akan dikumpulkan melalui petunjuk dokumentasi adalah data yang berkaitan dengan dokumen atau arsip di MTsN Kelebuh. Data tersebut berupa gambaran MTsN Kelebuh, letak geografis, kondisi sarana dan prasarana, kondisi guru, kondisi siswa, kondisi pegawai di MTsN Kelebuh dan struktur organisasi MTsN Kelebuh dan lain-lain. data jika diperlukan.

Pelaksanaan Tindakan

Cara Pengamatan (Monitoring)

Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, persentase, skor tugas, dll), atau data kualitatif yang menggambarkan aktivitas siswa, antusiasme siswa, dan lain-lain.

Analisis Data dan Refleksi

  • Refleksi

Hasil ini diperoleh dari perhitungan hasil evaluasi pada siklus I yaitu jumlah siswa yang berhasil dibagi jumlah siswa yang mengikuti evaluasi dikalikan seratus. Ketuntasan belajar pada siklus I belum tercapai karena ketuntasan klasikal hanya 63,3%, dimana persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan nilai minimal 60 tercapai. D. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II berlangsung dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit.

Materi yang dibahas pada siklus II adalah materi yang sama dengan materi yang dibahas pada siklus satu yaitu perbedaan jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Berdasarkan observasi peneliti, hasil observasi dan diskusi dengan observer, pada siklus II proses pembelajaran berjalan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal yang mendukung proses pembelajaran pada siklus II adalah penguasaan materi oleh sebagian besar siswa karena sudah dibahas pada siklus I. 71.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II rata-rata nilai siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan hasil evaluasi pada siklus kedua yaitu jumlah siswa yang lulus dibagi jumlah siswa yang mengikuti evaluasi dikalikan seratus. Jadi ketuntasan belajar pada siklus II sudah tercapai karena ketuntasan klasikal sudah mencapai 87%, dimana persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan mencapai nilai minimal 60.

Pada tahap refleksi ini peneliti melanjutkan dengan mengevaluasi hasil pengamatan atau observasi pada siklus kedua ini. Pada siklus II kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I berkurang dan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran NHT dari siklus I ke siklus II. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II terlihat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran segitiga, dan kekurangan atau kesalahan yang dilakukan pada siklus I dapat diatasi. pada siklus kedua.

Persentase kemahiran siswa lebih tinggi dari rata-rata kelas, namun masih banyak siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 11 siswa yang mengikuti tes penilaian pada siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II dilakukan seperti siklus I, namun guru melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada siklus I. Ketuntasan belajar pada siklus II dikatakan tercapai karena total ketuntasan belajar yang dicapai sudah melebihi 85%, dimana persentasenya ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan mencapai skor minimal 60.

Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II antara lain karena materi yang dibahas pada siklus I dibahas kembali pada siklus II dengan soal evaluasi yang berbeda. 10 yang selanjutnya masih dalam kategori aktif meskipun interval meningkat pada siklus II pertemuan pertama yaitu interval 9≤A<11,9 dan pertemuan kedua berada dalam kategori sangat aktif dengan nilai interval 11,9 ≤ A.

Tabel 1 : Kriteria aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut. 49  :
Tabel 1 : Kriteria aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut. 49 :

Gambar

Gambar bangun ABC di atas adalah sebuah segitiga. Ketiga titik  segitiga tersebut yaitu A,B ,C disebut titik sudut
Tabel 1 : Kriteria aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut. 49  :
Tabel 8 : Hasil evaluasi belajar siswa siklus I
Tabel 9 : Kriteria untuk menentukan aktivitas belajar siswa     Interval  Kategori
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar pada pelajaran ekonomi di kelas VII SMP Negeri 1