• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG ZAKAT KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TRANS BANGSA NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK TENTANG ZAKAT KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TRANS BANGSA NEGARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

TENTANG ZAKAT KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 03 TRANS BANGSA NEGARA

Fitriyani

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya Email : fitriyanispdi77@gmail.com

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara tahun pelajaran 2023/2024 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan 1 kali pertemuan setiap siklusnya. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus pertama membahas materi pokok zakat. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara tahun pelajaran 2023/2024 yang terdiri dari 16 peserta didik.

Tekhnik utama dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan observasi, sementara tekhnik pendukung dengan menggunakan wawancara dan demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara mulai dari siklus 1 dan siklus II, yaitu 56,25% pada tahap siklus 1 meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar materi zakat kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Hasil Belajar

Pendahuluan

Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subjek yaitu guru (pendidik) dan peserta didik sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan.

(2)

Hal ini berimplikasi pada adanya kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subyek pembelajaran yaitu guru sebagai penginisiatif awal, pembimbing dan fasilitator dengan peserta didik sebagai orang yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Guru di kelas masih berperan sebagai pusat pembelajaran dan siswa dibiarkan duduk, dengar, catat dan hafal. Siswa di kelas tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Guru belum maksimal dalam menggunakan model yang tepat untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga siswa terbiasa diam, takut mengeluarkan ide atau pendapat dan tidak berani bertanya. Aktivitas belajar siswa yang rendah tersebut berpengaruh terhadap hasil belajarnya yang cenderung rendah. Untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Sari, 2016 ). Problem Based Learning berarti juga pendekatan pembelajaran dimana peserta didik belajar melalui pemecahan masalah nyata.

Materi zakat termasuk dalam aspek fiqih muamalah. Pada umumnya materi fiqih muamalah dipelajari peserta didik dengan cara mendengarkan ceramah guru. Pada tahun pelajaran 2023/2024 dari hasil diskusi dengan guru mata pelajaran yang mendapat tugas mengajar di kelas V diperoleh informasi bahwa hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran seperti itu peserta didik yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 60% peserta didik yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65%.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Penerapan Model Problem Based Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Zakat Kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara.

(3)

METODOLOGI

Teknik ini menggunakan :

1. Teknik pengamatan langsung dengan alat observasi untuk mengambil data Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning yang dilakukan oleh guru, guna mengetahui situasi dan aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

2. Teknik tes dengan alat tes tertulis / tes kognitif untuk mengambil data tentang hasil belajar peserta didik dalam materi Zakat dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning.

Indikator Kinerja

1. Hasil tes kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pencapaian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP)

2. Hasil pengamatan (observasi) dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui situasi pembelajaran.

Indikator kinerja dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Hasil belajar peserta didik dapat mencapai nilai 75 ke atas atau daya serap 75 %.

2. Persentasi aktivitas peserta didik mencapai 80 % dan minimal 85 % aspek kegiatan belajar mengajar terlaksana dan memperoleh nilai pengamatan dengan kategori baik dan baik sekali.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan melibatkan peserta didik kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara sebagai subjek penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif (deskriptif).

Analisis data, menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan metode kualitatif sehingga menghasilkan data yang deskriptif analisis yaitu pengamatan langsung yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun lisan (Arikunto, 2002 :240).

Melalui metode kualitatif ini diharapkan data yang diperoleh dapat mempermudah pengolahan dua atau lebih variabel untuk menjawab

(4)

permasalahan penelitian secara benar. Dalam menganalisa data yang telah terkumpul tersebut dengan cara menghubungkan data yang satu dengan yang lain secara sistematis, kemudian dalam bentuk laporan penelitian ini.

Metode analisis data terdiri dari : 1) Analisis tes hasil belajar

Analisis tes hasil belajar peserta didik bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang diperoleh dari tiap siklus.Penguasaan materi pelajaran dapat dilihat dari nilai yang diperoleh peserta didik untuk setiap siklus. Untuk menetapkan nilai hasil belajar peserta didik dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Skor yang diperoleh peserta didik Nilai = --- X 100 %

Skor maksimal

Ketuntasan klasikal dinyatakan berhasil jika persentase peserta didik yang tuntas belajar atau peserta didik yang mendapat nilai = 65 % jumlahnya lebih besar atau sama dengan 75 % jumlah peserta didik didalam kelas.

2) Lembar observasi peningkatan motor activities

Untuk pengukuran aktivitas dengan indikator motor activities dan diukur dengan menggunakan rubric sebagai berikut :

1) 5 = baik sekali 2) 4 = cukup baik 3) 3 = baik

4) 2 = kurang

Lembar aktivitas dianalisis menggunakan skor dengan menggunakan skala rentang 5 sampai 1 dengan 10 indikator motor activities. Skor maksimum 50 dan skor minimum 10. kemudian dianalisis menggunakan analisis persentase. Untuk analisis persentase digunakan rumus distribusi persentase yaitu :

S

P = ---- x 100 % N Keterangan :

P : Persentase pelaksanaan setiap indikator.

S : Jumlah skor perolehan untuk setiap indikator. N : Jumlah skor total.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 246).

(5)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data hasil pelaksanaan kegiatan penelitian dalam 2 siklus tindakan dan 2 kali pertemuan pada masing-masing siklusnya dapat dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan Nilai Hasil Belajar Peserta didik Pada Setiap Siklus Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Siklus

Jumla h Siswa

Nilai Rata- Rata / Siklus

Kriteria

Ketuntasan Ket

T B

1 Awal 16 46,15 - B

2 I 16 61,54 - B

3 II 16 77,24 T -

Untuk memperjelas peningkatan prestasi belajar peserta didik pada setiap siklusnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Tabel 2. Peningkatan Ketuntasan Peserta didik Berdasarkan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Tuntas Belum Tuntas

Jml % Jml %

1 Pra Siklus 6 37,5 10 62,5

2 Siklus I 9 56,25 7 43,75

3 Siklus II 14 87,5 2 12,5

Gambar 1. Rekapitulasi Peningkatan Ketuntasan Belajar Peserta didik Pada Setiap Siklus Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

(6)

Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes tertulis siklus I dan siklus II dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar mata pelajaran PAI dan BP pada materi Zakat terus mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar juga meningkat dari ketuntasan pada kondisi awal sebesar 37,5% atau 6 peserta didik meningkat menjadi 56,25 % atau 9 peserta didik dan 87,5% atau 14 peserta didik pada siklus terakhir dengan nilai rata-rata secara klasikal dari 53,79 pada kondisi awal meningkat menjadi 64,83 pada siklus pertama dan 77,24 pada siklus kedua.

Hasil analisis data yang bersumber dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mengalami kenaikan yang cukup baik dari pelaksanaan pada kondisi awal, siklus pertama dan kedua.

Pembahasan dalam PTK ini didasarkan pada hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan II menunjukkan bahwa pembelajaran PAI dan BP dengan menggunakan model problem base learning mengalami peningkatan, baik dari segi peningkatan aktivitas peserta didik dan hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Model problem base learning berusaha mengoptimalkan aktivitas siswa.

Hal ini dapat terlihat dalam langkah-langkah model problem base learning yang tercermin selama proses pembelajaran yang didominasi oleh aktivitas siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus 1 dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran tersebut keterlibatan aktif peserta didik belum dapat berlangsung secara optimal dari hasil observasi pengamatan aktivitas peserta didik baru mencapai 62,5 %. Peserta didik masih merasa malu untuk bertanya dan takut dalam menjawab pertanyaan dari guru atau peserta didik lain sehingga lebih banyak peserta didik yang diam.

Peserta didik juga belum bisa bekerjasama secara maksimal dalam diskusi, pada saat pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan peserta didik merasa senang dan semangat mengikuti pembelajaran. Aktifitas belajar yang kurang maksimal disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran problem base learning yang baru pertama baru pertama kali diterapkan pada pembelajaran PAI dan BP dikelas Kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara. Dari latar belakang tersebut kemudian peneliti melanjutkan pembelajaran siklus II.

Dari hasil aktivitas peserta didik siklus II diperoleh presentase tingkat aktivitas peserta didik meningkat menjadi 87,5 %.

Berdasarkan pengamatan pada siklus II peserta didik lebih aktif mengikuti proses pembelajaran di kelas, tidak malu lagi bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru atau peserta didik lain. Peserta didik telah mampu berdiskusi secara tertib dan baik. Peserta didik juga banyak berani

(7)

menyampaikan maupun menanggapi hasil diskusi. Masing-masing pasangan ingin terlihat lebih menonjol dan mendapatkan nilai lebih baik. Pembelajaran yang dikombinasikan ini menciptakan suasana yang menyenangkan, peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran. Adanya pembelajaran ini menjadikan peserta didik merasa senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui permainan ini peserta didik berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk menemukan pasangan kartu yang mereka peroleh.

Hal ini memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran agar dapat memberikan hasil yang terbaik.

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap penerapan metode problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Ayo Membayar Zakat kelas V SDN 03 Trans Bangsa Negara, maka peneliti menyimpulkan bahwa: Keberhasilan pembelajaran PAI di SDN 03 Trans Bangsa Negara dilihat dari hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan melalui Model problem based learning. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar dari siklus I dan siklus II yang meningkat dari 56,25 % menjadi 87,5 %. Hasil observasi dalam penggunaan penerapan model problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Zakat yang diikuti oleh peserta didik pada waktu tindakan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas peserta didik yang berkategori baik dan memuaskan dengan rentang pada siklus II. Penggunaan penerapan model problem based learning juga dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran PAI di SDN 03 Trans Bangsa Negara dan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa.

REFERENSI

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,2003, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 1996.Jakarta : Dirjen Pendidikan tinggi Depdikbud. Rineka Cipta,

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, 2005.Bandung : Remaja Rosdakarya,

Rohani Ahmad, Drs., Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, 1995,Jakarta : Rineka Cipta

Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Metode – Metode Pembelajaran 1997. Jakarta direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen

pendidikan dan Kebudayaan ,

Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 2005, Bandung : Remaja Rosdakarya,

Winkel,W.S. Psikologi Pengajaran, 1991, Jakarta : Grasindo,

(8)

Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, 2000, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program pasca Sarjana UNESA University

Press.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7