• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSAK 13 PADA PT. GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK DI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PSAK 13 PADA PT. GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK DI MAKASSAR "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PSAK 13 PADA PT. GOWA MAKASSAR TOURISM DEVELOPMENT TBK DI MAKASSAR

Nurul Arifah1, Neng Indriyani2, Daryanti3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

The objective of this research was to find out the implementation of Property investment at PT.Gowa Makassar Tourism Development (GMTD tbk) whetherwas based on PSAK Number 13. This research applied qualitative research to describe the whole procedure based on the theory on PSAK then adjusted to the practice at PT. Gowa Makassar Tourism development. Data collection technique was documents and financial report consolidation. While the technique of data analysis used was descriptive analysis and qualitative through reducing data, display data and drawing conclusion. Based on data analysis done and acquired, in terms of clarification on Property PT. Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) Tbk has been done. It was found that property classification at PT. Gowa Makassar Tourism development (GMTD) was done through based on PSAK number 13. Then out of confession was according to the criteria on PSAK 13 related to the measurement using normal value, the researcher has not found the measurement done carefully as recommended by PSAK 13. From the aspect of releasing and stopping property infestation were according to PSAK 13. In conclusion, accounting treatment for property infestation done by PT.

Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) Tbk principally is closer to financial accounting standard, however there were some aspects which were not suitable with PSAK 13.

Keywords: property investment, PSAK No.13, Consolidation of financial report.

PENDAHULUAN

Dengan semakin derasnya arus investasi asing ke Indonesia yang ditandai dengan terbukanya Indonesia sebagai tempat investasi asing memungkinkan terbentuknya pasar modal di Indonesia. Sebagai konsekuensi di bidang akuntansi perlu menciptakan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia.

Pihak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah bagi profesi akuntansi Indonesia melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yaitu Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang berlaku di Indonesia pada tahun 1973. Perkembangan berikutnya pada tahun 1984 pihak komite PAI melakukan revisi mendasar terhadap PAI 1973 yang diterbitkan dalam PAI 1984 agar ketentuan

akuntansi mengikuti perkembangan dunia usaha.

Demikian halnya pada tahun 1994 sebagai kelanjutannya melakukan revisi kembali dan mengodifikasikan dalam Standar Akuntansi Keuangan dan berganti dengan nama Standar Akuntansi Keuangan serta pihak IAI mulai melangkah lebih jauh melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional.

Tidak terbatas pada harmonisasi tetapi menjadi adaptasi dan adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standard (IFRS). Indonesia sebagai anggota dari International Federation Of Accountant (IFAC) berkewajiban untuk mengadopsi IFRS sebagai standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Sesuai yang ACCOUNTING. Vol. 01, No.04, Desember 2020, pp 118-126 118

(2)

Penerapan PSAK 13 Pada PT. Gowa MakassarTourism Development TBK Di Makassar ditetapkan Dewan Standar Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) bahwa tahun 2012 Indonesia mengadopsi seluruh IFRS. Tujuan standar akuntansi sebagaimana telah dijelaskan bahwa secara garis besar informasi keuangan jangan sampai menjadi menyesatkan, oleh karena itulah yang menjadi tujuan standar keuangan yaitu melaporkan informasi keuangan yang relevan, dapat diandalkan, dipahami, dan dapat diperbandingkan, ditunjukkan kepada para pemangku kepentingan.

Di negara-negara lain seperti di negara- negara maju dan negara berkembang, standar akuntansi keuangan berkembang sesuai dengan kondisi perekonomian, hukum budaya, atau politik yang ada pada suatu negara tersebut, sehingga timbullah keragaman perkembangan standar akuntansi keuangannya.

Salah satu PSAK yang mengalami perubahan adalah PSAK 13 Tentang “Properti Investasi.” Dalam PSAK 13 (revisi 2011) ini diatur mengenai bagaimana perusahaan mengakui properti investasinya didalam pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan. PSAK 13 (revisi 2011) merupakan hasil pengadopsian IAS 40 yang mengatur tentang properti investasi menggantikan PSAK No.13 (revisi 2007).

PSAK 13 (Revisi 2011) ini menggunakan PSAK 13 (Revisi 2007) tentang pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan properti investasi. Dalam PSAK 13 (Revisi 2011) ini dijelaskan mengenai bagaimana cara perusahaan melakukan transfer dan pelepasan properti investasinya, dan pencatatan pengungkapannya dipelaporan keuangan perusahaan.

Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang modalnya terdiri atas sejumlah lembar saham. Setiap lembar saham memiliki nilai nominal. Lembar saham dapat diperjualbelikan dan yang pembeli saham disebut pemegang saham. Tanggung jawab pemegang saham terbatas pada pasar modal yang disetor.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul

“Penerapan Penerapan Psak 13 Pada Pt.

Gowa Makassar Tourism Development Tbk Di Makassar”

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penerapan

PSAK 13 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk Di Makassar ?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan PSAK 13 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk. “Penelitian ini akan menganalisis Penerapan PSAK 13 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut PSAK 13 (Revisi 2011), properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemiliki atau lesseel penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya

Menurut Diana dan Setiawati (2017), Beberapa properti terdiri dari bagian yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, dan bagian lain dari properti tersebut dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau untuk tujuan administratif. Jika bagian properti tersebut dapat dijual secara terpisah (atau disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan), maka entitas mencatatnya secara terpisah. Jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara terpisah, maka properti ini termasuk properti investasi hanya jika bagian yang digunakan untuk proses produksi atau untuk tujuan administratif jumlahnya tidak signifikan.

Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria sebagai properti investasi. Entitas mengembangkan kriteria sehingga dapat digunakan sebagai kebijakan yang konsisten sesuai dengan definisi properti investasi.

Menurut Diana dan Setiawati (2017), Biaya perolehan investasi harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika;

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan

2. Biaya perolehan aset dapat di ukur secara andal.

Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan atas seluruh biaya perolehan properti investasi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya yang terjadi pada saat memperoleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelahnya 119 Nurul Arifah,Neng Indriyani,Daryanti

(3)

untuk menambah, mengganti bagian properti, atau memperbaiki properti.

Entitas tidak mengakui biaya harian penggunaan properti dalam jumlah tercatat properti investasi. Biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya harian penggunaan properti yang utama adalah biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai, termasuk biaya suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering digambarkan sebagai “perbaikan dan pemeliharaan properti”.

Bagian dari properti investasi dapat diperoleh melalui penggantian. Contohnya, interior dinding bangunan mungkin merupakan penggantian dinding aslinya. Berdasarkan prinsip pengakuan, entitas mengakui biaya penggantian properti investasi yang ada pada saat terjadinya dalam jumlah tercatat properti investasi jika memenuhi kriteria pengakuan dan jumlah tercatat bagian yang diganti dihentikan pengakuannya.

Menurut Setiyowati et al., (2017), Pada saat pengukuran awal, properti investasi yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan tersebut meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung termasuk, misalnya biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya transaksi lainnya. Jika entitas memperoleh properti investasi dengan cara kredit dan pembayaran untuk aset melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara total pembayaran dengan nilai tunainya diakui sebagai beban bunga selama periode kredit (kecuali memenuhi kriteria untuk kapitalisasisesuai PSAK 26 Biaya Pinjaman).

Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, maka biaya perolehan setara dengan harga tunai. Perbedaan antara jumlah tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit.

Biaya perolehan awal atas properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa pembiayaan dan diklasifikasikan sebagai properti investasi dicatat sebesar jumlah yang lebih rendah antara nilai wajar dan present value (nilai kini) pembayaran sewa minimum.

Menurut Diana dan Setiawati (2017), Properti investasi mungkin diperoleh dari pertukaran dengan aset moneter atau aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter lain. Biaya perolehan properti

investasi tersebut diukur sebesar nilai wajar.

Jika entitas dapat menentukan nilai wajar aset yang diterima maupun nilai wajar aset yang diserahkan secara andal, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukurbiaya perolehan dari aset yang diterima, kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

Biaya perolehan properti investasi kadang kala tidak dapat diukur pada nilai wajar, yaitu pada saat:

1. Transaksi pertukaran tidak memiliki nilai komersial, atau

2. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

Aset yang diperoleh diukur pada nilai wajar, meskipun jika entitas tidak dapat segera menghentikanpengakuan aset yang diserahkan.

Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan mempertimbangkan sejauh mana ekspektasi arus kas masa datang dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. model biaya untuk seluruh properti investasi yang dimilikinya. Selain itu, entitas juga dapat memilih model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang dijadikan agunan utang (yang pembayarannya dikaitkan secara langsung dengan nilai wajar dari properti tersebut) atau memilih model nilai wajar ataumodel biaya untuk seluruh properti investasi lainnya. Jika entitas memilih untuk menggunakan model nilai wajar, entitas dianjurkan (tetapi tidak dianjurkan) untuk menggunakan penilai independen dalam menentukan nilai wajar properti investasi yang telah memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui dan relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi tersebut.

Metode Nilai Wajar

Menurut Diana dan Setiawati (2017), Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar mengukur seluruh properti berdasarkan nilai wajar. Nilai wajar adalah harga yang diterima untuk menjual suatu aset dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Pengukuran nilai wajar berasumsi bahwa transaksi untuk menjual aset terjadi di pasar utama (principal market) untuk aset tersebut.

Jika tidak terdapat harga yang diterima di pasar utama, maka dapat digunakan harga dari transaksi di pasar yang paling menguntungkan

120 ACCOUNTING. Vol. 01, No.04, Desember 2020, pp 118-126

(4)

Penerapan PSAK 13 Pada PT. Gowa MakassarTourism Development TBK Di Makassar (most advantageous market) untuk aset

bersangkutan.

Properti investasi yang diukur dengan nilai wajar tidak perlu disusutkan. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi diakui dalam laba rugi

dikurangi bagian yang diganti. Alternatif yang dapat digunakan untuk menentukan nilai wajar setelah dikurangi bagian yang diganti adalah dengan memasukkan biaya pengganti ke dalam jumlah tercatat aset dan kemudian menentukan kembali nilai wajarnya pada periode terjadinya.

Untuk menentukan jumlah tercatat properti investasi dalam model nilai wajar,

sebagaimana penambahanyang penggantian.

disyaratkan

tidak uuntuk

melibatkan

entitas tidak perlu melakukan perhitungan ganda atas aset atau liabilitas yang diakui sebagai aset dan liabilitas terpisah

Untuk pengalihan dari persediaan ke properti investasi yang akan dicatat pada nilai wajar, perbedaan antara nilai wajar properti pada tanggal tersebut dan jumlah tercatatnya diakui dalam laba rugi. Perlakuan atas transfer dari persediaan ke properti investasi yang akan dicatat sebesar nilai wajar adalah konsisten dengan perlakuan penjualan persediaan.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan.

Imbalan yang diterima atas pelepasan properti investasi diakui awalnya sebesar nilai wajarnya. Jika pembayaran properti investasi ditangguhkan, maka imbalan yang diterima diakui setara dengan harga tunai. Selisih antara Ketika entitas menyelesaikan jumlah nominal imbalan dan nilai setara tunai pembangunan atas pembangunan properti

investasi yang dibangun sendiri dan yang akan dicatat sebesar nilai wajar, setiap perbedaan antara nilai wajar properti pada tanggal tersebut jumlah tercatatnya diakui dalam laba rugi.

pengakuannya (dieliminasi dari laporan posisi keuangan) pada saat dilepaskan atau ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomi masa datang yang diperkirakan dari pelepasannya. Pelepaan properti investasi dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara sewa pembiayaan.

Jika entitas mengakui biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi ke dalam jumlah tercatatnya, maka jumlah tercatat dari bagian yang digantikan dihentikan pengakuannya. Untuk properti investasi yang dicatat dengan model biaya, bagian yang diganti mungkin bukan merupakan bagian yang disusutkan secara terpisah. Jika tidak

diakui sebagai pendapatan bunga.

Kompensasi dari pihak ketiga yang diberikan sehubungan dengan penurunan nilai, kehilangan, atau penyerahan properti investasi diakui dalam laba rugi ketika kompensasi tersebut menjadi piutang. Penurunan nilai atau kerugian atas properti investasi, klaim, atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga serta setiap pembelian atau pembangunan selanjutnya atas aset merupakan peristiwa ekonomi terpisah dan dicatat secara terpisah

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualiitatif yakni menganalisis penerapan property investasi pada perusahaan lalu disesuaikan dengan pedoman standar akuntansi yang berlaku, yakni PSAK 13.

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk.

Adapun data yang akan diolah berupa praktis untuk menentukan jumlah tercatat dari Dokumen-dokumen mengenai properti bagian yang diganti tersebut, maka entitas investasi, diantaranya mulai dari dapat menggunakan biaya penggantian sebagai pengklasifikasian, pengakuan dan pengukuran, indikasi untuk menentukan berapa jumlah

biaya perolehan bagian yang diganti pada saat pengalihan dan penghentian

pengungkapan. hingga

diperoleh atau dibangun.

Pada model nilai wajar, nilai wajar dari

Waktu penelitian dimulai tanggal 23 Desember 2019 sampai dengan 23 Februari properti investasi mungkin telah 2020

mencerminkan keadaan bahwa bagian yang sudah diganti sudah tidak memiliki nilai lagi.

Dalam kasus lain, mungkin sulit untuk menentukan berapa nilai wajar setelah

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah tinjauan pustaka dan penelitian lapangan seperti dokumentasi.

121 Nurul Arifah,Neng Indriyani,Daryanti

(5)

Adapun teknik analisis data yang deskriptif kualitatif, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan mengikuti analisis teori Miles dan Huberman, seperti reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem akuntansi yang dilakukan oleh

PT GOWA MAKASSAR TOURISM

DEVELOPMENT Tbk adalah sebagai berikut:

Group mengklasIfikasikan propertinya ke dalam akun Persediaan seperti lahan siap bangun, rumah hunian dan tanah, termasuk bangunan (rumah) dalam penyelesaian berjumlah Rp353.020.753.270, dan Asset Tetap seperti Bangunan, prasarana dan renovasi sebesar Rp 2.069.610.839

Sedangkan untuk properti investasinya, PT.

GMTD mengklasifikasikan ke dalam akun Tanah Untuk Pengembangan yang terdiri dari:

Tabel 1.

Pengklasifikasian properti invetasi

PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang properti di Makassar. Perusahaan ini mengklasifikasian semua aset properti investasinya ke dalam 2(dua) akun: asset lancar (akun persediaan) dan ke dalam asset tidak lancar (akun Tanah Untuk Pengembangan).

Perseroan membagi kegiatan usahanya menjadi 2 (dua) segmen usaha yaitu segmen utama di bidang Real Estate yang terdiri dari penjualan Rumah Hunian, Rumah Toko, dan Lahan Siap Bangun (Kavling), dan segmen pendukung yang terdiri dari pengelolaan kawasan wisata Akkarena dan pengelolaan perkotaan.

Berikut ini adalah penjualan Perseroan berdasarkan segmen usaha

Secara konseptual, dengan melihat kriteria

Perubahan nilai properti investasi PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk

Sumber: Laporan Keuangan Konsolidasi GMTD 2018

pengklasifikasian properti, dibagi atas 3 (tiga):

a. Persediaan yakni properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual (PSAK 14)

b. Asset tetap yakni properti yang digunakan sendiri untuk kegiatan administrasi atau kegiatan operasional perusahaan (PSAK 16)

c. Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagaian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh

pemilik atau lessee / penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan

nilai atau kedua-duanya.

Bukan digunakan sendiri atau dijual dalam kegiatan sehari-hari (PSAK 13).

Berdasarkan penjelasan diatas dan juga dari Catatan Atas Laporan Keuangan tahun 2018,

Dalam Laporan Neraca konsolidasi PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk tahun 2018, Properti Investasi (Tanah Pengembangan) pada tahun 2018 sebesar Rp405.743.470.389

2. Pengakuan dan Pengukuran properti Investasi

Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas.

Berdasarkan hasil penelitian, Properti Investasi PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk dapat diakui sebagai aset. Dengan melihat perkembangan dan perbandingan pendapatan dan nilai properti investasi yang dihasilkan dari kegiatan properti investasi yang menandakan properti investasi perusahaan mengalirkan banyak manfaat ekonomi dimasa depan ke entitas atau dapat dikatakan properti

122

No Uraian Luas

1 Kelurahan Barombong 73,86

2

Kelurahan Tanjung

Merdeka 52,90

3

Kelurahan Maccini

Sombala 32,55

4 Desa Tamanyeleng 20,24

5 Kecamatan Mariso 14,37

6 Desa Benteng Somba Opu 10,35

Total 204,27

ACCOUNTING. Vol. 01, No.04, Desember 2020, pp 118-126

(6)

Penerapan PSAK 13 Pada PT. Gowa MakassarTourism Development TBK Di Makassar

investasi perusahaan dapat meghasilkan pendapatan sewa dan direkllasifikasikan ke akun persediaan.

Dalam pernyataan standar akuntansi menyatakan bahwa pengukuran nilai properti investasi setelah pengakuan, suatu entitas bisa mengukur properti investasi

investasi. Berikut tabel reklasifikasi perusahaan pada tahun 2017-2018:

Tabel 2.

Laporan transfer Properti Investasi PT Ciputra Development Tbk

menggunakan dua pilihan, yaitu model biaya atau model nilai wajar. Dalam hal ini PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk memilih menggunakan metode nilai wajar berdasarkan pada keterangan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Perusahaan mengukur nilai properti investasinya berdasarkan konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Biaya perolehan umumnya didasarkan pada nilai wajar imbalan yang diserahkan dalam perolehan aset.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Pada tahun 2018, terdapat uang muka yang telah direklasifikasi ke tanah untuk pengembangan sebesar Rp5.515.400.000 (Catatan 12). Pada tahun 2017, tanah untuk pengembangan telah direklasifikasi ke akun persediaan sebesar Rp691.300.641 (Catatan 6)

Dalam mengukur nilai wajar asset, Grup sebisa mungkin menggunakan data pasar yang dapat diobservasi. Apabila nilai wajar aset tidak dapat diobservasi secara langsung, Grup menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaannya dan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi

3. Transfer Properti Investasi

Dalam transfer properti investasi ini, tidak semua dilakukan oleh perusahaan. Pada PT GMTD , transfer properti investasi yang dilakukan perusahaan adalah transfer yang dimulai dari pengembangan untuk dijual yaitu transfer dari properti ivestasi menjadi persediaan dan transfer yang dimulainya dari sewa operasi kepada pihak lain, yaitu transfer dari persediaan menjadi properti

4. Pelepasan Properti Investasi

5. Pelepasan properti investasi terjadi ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya.

Pelepasan ini dapat dilakukan dengan cara dijual atau disewakan secara sewa pembiayaan. Dalam hal ini PT GMTD memilih untuk menjual beberapa bagian properti investasinya karena dianggap tidak memberikan manfaat ekonomis yang besar dimasa depan. Bisa dilihat dalam laporan keuangan dimana terjadi lepasan properti investasi dari entitas anak.

6. Penyajian dan pengungkapan Properti Investasi

Properti investasi disajikan bagian dari aset tidak lancer didalam laporan posisi

keuangan (neraca).

Sedangkan untuk pengungkapannya, berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan 2018 adalah:

a. PT. GMTD mengungkapkan mengenai pengukuran prperti investasinya menggunakan nilai wajar

b. Memisahkan properti yang digunakan sebagai kegiatan penjualan sehari-hari dalam akun persediaan, begitu juga dengan prperti yang dikembangkan untuk disewakan atau untuk meningkatkan nilai ekonomisnya ke dalam akun Tanah Untuk Pengembangan

c. Tidak menyajikan pendapatan sewa dari property investasi, yang seharusnya dilaporkan

d. Beban operasi langsung seperti perbaikan dan pemeliharaan juga tidak disajikan ke dalam Laporan Laba Rugi 123 Nurul Arifah,Neng Indriyani,Daryanti

Tahun

Reklasifikasi dari Properti Investasi ke Persediaan

2017 691.300.641

2018 -

(7)

e. Menyajikan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode

f. Menyajikan Transfer (reklasifikasi) ke akun persediaan persediaan

g. Tidak menyajikan pengukuran nilai wajar secara handal, hal ini menjadi pokok penting. Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal; dan apabila mungkin, kisaran estimasi di mana nilai wajar kemungkinan besar berada.

Berdasarkan hasil analisis penelitian, beberapa poin penting yang menjadi pokok pembahasan yaitu:

1. Terkait pengklasifikasian

Berikut adalah contoh properti investasi (PSAK 13.8):

a. Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.

b. Tanah yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. Jika entitas belum menentukan apakah tanah akan digunakan sendiri atau dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari- hari, tanah itu adalah properti investasi.

c. Bangunan yang dimiliki oleh entitas, atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan, dan disewakan kepada pihak lain melalui sewa operasi.

d. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui sewa operasi.

e. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi.

PT. GMTD sudah mengklasifikasikan prpertinya berdasarkan tujuan penggunaannya, dibagi atas 3 akun, yakni akun persediaan, akun asset tetap dan akun Tanah Untuk Pengembangan. Hal ini menandakan Perusahaan sudah mengikuti pengklasifikasian PSAK 13

2. Terkait pengakuan dan pengukuran

Dalam PSAK No. 13 memberikan pilihan kepada entitas untuk memilih metode pengukuran property Investasi, yakni metode nilai wajar dan metode biaya. Yang

dimaksud dengan nilai wajar properti investasi adalah harga yang mana properti dipertukarkan antara pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar (arm’s length transaction). Nilai wajar yang ditentukan adalah nilai wajar tanpa dikurangi dengan biaya transaksi yang mungkin timbul dari penjualan atau pelepasan properti investasi. Acuan terbaik nilai wajar yang digunakan adalah berdasarkan harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang serupa. Namun harga ini belum tentu tersedia karena pasar aktif properti belum tentu tersedia. Properti investasi yang diukur menggunakan nilai wajar tidak perlu disusutkan, karena entitas selalu menyajikan nilai wajarnya setiap tanggal akhir periode pelaporan keuangan, sehingga penyusutan yang dilakukan tidak akan memberikan pengaruh apa pun terhadap nilai yang akan disajikan di laporan keuangan.

PT. GMTD memilih Nilai wajar dalam mengukur nilai properti investasinya. Akan tetapi, terkait perhitungan nilaiwajar belum sepenuhnya ditampilkan dengan baik sehingga pengguna laporan keuangan tidak bisa mengukur secara handal property investasi yang dimiliki oleh PT. GMTD.

Sehingga penerapan terkait pengukuran niali wajar belum sepenuhnya diterapkan oleh perusahaan.

3. Pelepasan dan penghentian

Berdasarkan analisis Catatan Atas Laporan Keuangan PT. GMTD tahun 2018, secara substansial jika perusahaan mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan asset, maka PT. GMTD menghentikan pengakuan aset tersebut. Hal ini berdasarkan ketentuannyang diatur oleh PSAK 13. Ketika nilai ekonomis dari suatu asset property, PT. GMTD akan Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya.

4. Terkait pengungkapan

Properti Investasi pada PT. GMTD mengungkapkan mengenai pemilihan metode pengukuran nilai wajarnya yang ACCOUNTING. Vol. 01, No.04, Desember 2020, pp 118-126 124

(8)

Penerapan PSAK 13 Pada PT. Gowa MakassarTourism Development TBK Di Makassar

tersaji pada laporan keuangan sehingga hal ini berdasarkan PSAK 13. Akan tetapi, pengungkapan terkait pengukuran nilai wajar properti secara handal belum

2011 Pada Perusahaan Properti : Studi Kasus Pada PT TBI. Skripsi.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan diungkapkan secara transparan mengenai Standar Akuntansi Keuangan biaya perolehan, biaya-biaya yang

berkaitan dengan asset tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Perlakuan akuntansi property investasi yang dilakukan di

No.13:Properti Investasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Indonesia Stock Exchange. (2018). Laporan Keuangan Tahunan PT Gowa Makasssar Tourism Development 2018.

http://www.idx.co.id/

Kasmir, (2014). Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi 2, Jakarta.

Laporan keuangan dan Laporan Tahunan PT. GMTD pada prinsipnya sudah mendekati

Standar Akuntansi Keuangan. Namun, ada Perusahaan

Tourism PT.Gowa

Development Makassar Tbk.

beberapa hal yang belum sesuai dengan PSAK No 13

Dalam hal pengklasifikasian Properti PT. GMTD sudah melakukan penggolongan

www.idx.co.id (2018)

Luayyi, S. (2016). Analisis Penerapan PSAK No.13 (Revisi 2011) terhadap Perlakuan Properti Investasi Pada Perusahaan sesuai PSAK 13. Kemudian dari sisi Properti yang Terdaftar Di BEI, pengakuan sudah sesuai criteria pada PSAK

13, terkait pengukuran dengan metode nilai wajar, peneliti belum menemukan pengukuran yang dilakukan secara handal, maka dengan ini untuk sisi pengukuran belum sepenuhnya sesuai dengan rujukan PSAK 13. Dari sisi pelepasan dan penghentian property investasi juga sudah sesuai dengan PSAK 13. Untuk sisi pengungkapan, peneliti menyimpulkan bahwa PT. GMTD belum menyajikan secara handal terkait bagaimana nilai wjaar sebuah prperti investasi yang seharusnya.

Dalam pengukuran nilai wajar property investasi sebaiknya dibuatkan laporan agar dapat diketahui daftar para stakeholder berapa biaya perolehan, pengeluaran-pengeluaran yang terkait hingga nilai tercatat yang disajikan pada Neraca misalnya membuatkan tabulasi setiap jenis tanah yang dijadikan sebagai property investasi

DAFTAR PUSTAKA

Diana, A., & Setawati, L. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah Berdasarkan

Melalui website https://jurnal cendekia Akuntansi Vol.4 No.1 januari 2016.

Martani, D., Siregar, S. V. & Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E, (2018). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK,Edisi 2, Jakarta :Salemba Empat.

Martani, D. (2011). PSAK 13 Properti Investasi-IAS 40 Investment Properties.

Departemen Akuntansi FEUI.

Rais, K.I., Panjaitan, R. (2013). Penelitian Terdahulu. Analisis Implementasi PSAK 13 Revisi 2011 Pada Perusahaan Properti (Studi Kasus Pada PT IPM), Sartika, (2012). Analisis Impelementasi PSAK

13 Properti Investasi Studi Kasus Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di BEI tahun 2008-2009, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Setiyowati, S.W., Sari, A.R., & Nurbatin, D.

(2017). Akuntansi Keuangan dalam Perspektif IFRS dalam SAK-ETAP, Jakarta :MITRA Wacana Media.

STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Standar Akuntansi Keuangan, Proposal Skripsi. Makassar: Sekolah Yogyakarta: Andi.

Goni, B. T. S. (2017). Analisis Penerapan Properti Investasi Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (PERSERO) Cabang Bitung Berdasarkan PSAK 13, http://jurnal ilmiah Universitas Bakrie.

Hisar, H. (2012). Penelitian terdahulu.

Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang

Indriyani, N. (2013). Penerapan Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen Pada PT. Pos Indonesia Kantor Area X Makassar. Makassar. STIE YPUP.

Diakses pada tanggal 02 Maret 2020 Dampak Penerapan PSAK 13 Revisi melalui website https://e- 125 Nurul Arifah,Neng Indriyani,Daryanti

(9)

jurnal.stienobel-

Indonesia.ic.id/index.php/akmen/article/

view/483/479

ACCOUNTING. Vol. 01, No.04, Desember 2020, pp 118-126 126

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Penerapan PSAK No.46 Atas Pajak Tangguhan Pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.. Yang disiapkan dan disusun

Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai independen

Pada awal masa sewa, Grup mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari

a. Peneliti mengklasifikasikan setiap kios dan ruko yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan pengklasifikasian properti investasi menurut PSAK 13 yakni setiap aset yang

Memberikan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge), kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan

Perbandingan yang kedua Dalam komponen Laporan keuangannya PT Asuransi Jiwa Syariah Mitra Abadi Tbk untuk laporan keungan tahun 2018 sudah sesuai pada PSAK 101 Revisi 2014

PSAK No.33 (revisi 2011) “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”. Kebijakan ini berlaku untuk tahun buku yang dimulai pada

Maha Prima Boga Pisa Kafe Makassar untuk menyesuaikan metode pencatatan dan penilaian persediaan bahan baku yang digunakan perusahaan dengan PSAK No.14 revisi 2018 yang berlaku..