PENERAPAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK DHARMA
WANITA GRESIK
SKRIPSI
Oleh
NISA MINARIZMA NIM. 17050404035
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PRODI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
2022
i
PENERAPAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK DHARMA
WANITA GRESIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program
sarjana pendidikan tata busana
Oleh
NISA MINARIZMA NIM. 17050404035
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PRODI S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
2022
ii
iii
HALAMAN PENGESAHANA SDUAH DIPRINT
iv
hUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PROGRAM STUDI PENDIKAN TATA BUSANA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231 Telepon: +6231-8280009 pes.500-510, Faks: +6231-8280796 --- SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nisa Minarizma
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 18 Agustus 1999
NIM : 17050404035
Prodi/Angkatan : S1 Pendidikan Tata Busana/2017 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
(1) Skripsi yang diujikan benar-benar hasil karya saya sendiri (tidak didasarkan pada data palsu dan / atau hasil plagiasi/
jiplakan/autoplagisi.
(2) Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, saya akan menanggung risiko dan siap diperkarakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Surabaya, 02 Januari 2023 Yang Menyatakan,
Nisa Minarizma NIM. 17050404035
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Penerapan media video tutorial pada pembuatan pola busana anak untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik”.
Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan Strata (S-1) Pendidikan Tata Busana di Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Nurhasan, M.S selaku Rektor Universitas Negeri Surabaya.
2. Dr. Maspiyah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
3. Dr. Hj. Sri Handajani, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
4. Dr. Lutfiyah Hidayati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program studi S1 Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
5. Prof. Dr. Marniati, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing yang sabar dan ikhlas membimbing dalam penyusunan laporan penelitian ini.
6. Deny Arifiana, S.Pd., M.A selaku Dosen pembahas 1 yang memberikan kritik dan masukan untuk skripsi ini.
7. Peppy Mayasari, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembahas 2 yang memberikan kritik dan masukan untuk skripsi ini.
vi
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kesejahteraan keluarga Fakultas Teknik
9. Hj. Ratna Sunarsi, S.Pd selaku Kepala sekolah SMK Dharma Wanita Gresik
10. Umu kalsum, S.Pd selaku guru pamong SMK Dharma Wanita Gresik
11. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan support dan doa.
12. Semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat memenuhi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT memberikan berkat dan rahmatNya bagi kita semua.
Surabaya, 2 Januari 2023 Penulis
Nisa Minarizma
vii ABSTRAK
PENERAPAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN POLA BUSANA ANAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK DHARMA WANITA
GRESIK
Nama : Nisa Minarizma
NIM : 17050404035
Prodi : S1 Pendidikan Tata Busana
Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas : Teknik
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Prof. Dr. Marniati, SE.,MM.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: (1) proses penerapan pembelajaran menggunakan media video tutorial, (2) respon siswa penggunaan video tutorial, (3) hasil belajar siswa pada materi pembuatan pola busana anak menggunakan media video tutorial. Metode dalam penelitian ini deskriptif kuantitaf dengan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), subyek penelitian ditujukan kepada siswa kelas XI Tata Busana SMK Dharma Wanita Gresik yang berjumlah 12 siswa. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa: (1) Penerapan pembelajaran mendapatkan hasil rata-rata skor pada kegiatan guru 3,70 dan kegiatan siswa 3,74 yang berkategori sangat baik. (2) Respon siswa hasil skor angket memperoleh sebesar 88,4% yang berkategori sangat baik. (3) Hasil belajar meningkat dari siklus I sampai siklus III, dengan hasil kentuntasan siswa pada post- test tes kognitif siklus I 41,6%, siklus II 66,7%, dan siklus III 83,3%
dengan hasil akhir kategori baik, lalu Post-test tes psikomotor siklus I 8,3%, siklus II 58,3%, dan siklus III 100% dengan hasil akhir kategori
viii
sangat baik. Temuan penelitian ini yaitu video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari keterlaksanaan maupun respon siswa yang ditandai dengan peningkatanya prestasi siswa baik dalam ranah nilai tes kognitif maupun tes psikomotor.
Kata Kunci: video tutorial, pembuatan pola busana anak, hasil belajar, PTK.
ix ABSTRACT
APPLICATION OF TUTORIAL VIDEO MEDIA FOR MAKING CHILDREN'S CLOTHING PATTERNS TO IMPROVE STUDENTS'
LEARNING RESULTS IN CLASS XI TATA BUSANA AT SMK DHARMA WANITA GRESIK
Name : Nisa Minarizma
NIM : 17050404035
Study Program : Bachelor’s Degree Of Fashion Education
Major : PKK
Faculty : Engineering
Name of Instutution : Surabaya State University Supervisor : Prof. Dr. Marniati, SE.,MM
The purpose of this study was to describe: (1) the process of implementing learning using video tutorial media, (2) student responses to using video tutorials, and (3) student learning outcomes in the material for making children's clothing patterns using video tutorial media. The method in this study was descriptive quantitative with a PTK (Classroom Action Research) approach, the research subjects were addressed to 12 students of Class XI Fashion Design at SMK Dharma Wanita Gresik. The results of this study prove that: (1) The application of learning results in an average score of 3.70 for teacher activities and 3.74 for student activities which are in the very good category. (2) The response to the results of the student questionnaire score was 88.4%, which was in the very good category.
(3) Learning outcomes increased from cycle I to cycle III, with student completeness results in the cognitive test cycle I at 41.6%, cycle II at 66.7%, and cycle III at 83.3% with good final results, then psychomotor tests cycle I at 8.3%, cycle II at 58.3%, and cycle III at 100% with very good final category results. The findings of this study are that tutorial videos can improve student learning outcomes both from implementation and student responses which are marked by
x
increased student achievement both in the realm of cognitive test scores and psychomotor tests.
Keywords: video tutorial, making children's clothing patterns, learning outcomes, PTK.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN KEORISINILAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang... 1
B.
Identifikasi Masalah... 7
C.
Rumusan Masalah... 8
D.
Tujuan penelitian... 8
E.
Manfaat penelitian... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 11
A.
Media pembelajaran... 11
B.
Video Tutorial... 13
C.
Pola Busana anak... 15
D.
Hasil Belajar... 19
E.
Kerangka Berfikir... 21
F.
Penelitian yang relevan... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A.
Jenis Penilitian... 29
B.
Latar penelitian... 29
C.
Subyek Penelitian... 30
xii
D.
Data dan Sumber data... 30
E.
Prosedur penelitian... 31
F.
Teknik pengumpulan data... 35
G.
Instrumen pengumpulan data... 37
H.
Teknik analisis data... 42
I.
Evaluasi dan Refleksi... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 47
A.
Hasil Penelitian... 47
B.
Pembahasan... 54
C.
Temuan penelitian... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A.
Kesimpulan... 69
B.
Saran... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 77
xiii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Ukuran standar busana anak ... 17 Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen lembar observasi pada kegiatan guru
dan siswa ... 37 Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen angket respon siswa terhadap media
video tutorial... 40 Tabel 3.5. Kisi-kisi intrumen soal tes kognitif materi pembuatan pola
busana anak ... 41 Tabel 3.7. Kisi-kisi instrumen soal tes kinerja materi pembuatan pola
busana anak ... 42 Tabel 3.8. Konversi penentuan skor hasil observasi ... 43 Tabel 3.9. Konversi penentuan hasil respon siswa terhadap video .. 44 Tabel 3.10. Konversi penentuan ketuntasan hasil belajar siswa ... 45 Tabel 4.1 Hasil skor respon video tutorial setiap pernyataan angket
... 50
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Menggambar pola dasar anak bagian badan ... 18
Gambar 2.2. Menggambar pola dasar bagian lengan ... 18
Gambar 2.3. Menggambar pola dasar rok anak ... 19
Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan kelas ... 31
Gambar 4.1. Diagram data hasil keterlaksanaan pembelajaran ... 47
Gambar 4.2. Diagram data hasil respon angket ... 49
Gambar 4.3. Diagram data hasil belajar siswa ... 52
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui pengajaran atau latihan, kegiatan bimbingan, yang berlangsung di dalam sekolah dan di luar sekolah selama hidupnya, yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik supaya mampu berperan pada berbagai kondisi lingkungan hidup dengan tepat diwaktu yang akan datang (Mudyaharjo dalam Husamah, Arina dan Rohmad, 2019:34).
Menyelengga-rakan pendidikan tidak terlepas dari adanya proses belajar. Proses merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diberbagai lembaga pada lingkup bidang pendidikan dan pengajaran.
Sekolah sebagai lembaga formal pendidikan merupakan sarana dalam proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada siswa merupakan hal yang terpenting, karena melalui belajar pada siswa merupakan hal yang penting, siswa dapat mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Slameto menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian proses dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebelumnya menjadi perilaku yang baru sebagai akibat dari pengalamannya sendiri selama berinteraksi dengan lingkungan (dalam Chusni dkk 2021:1). Lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan siap kerja adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
SMK dalam buku Krisphianti, Nora dan Galang (2019:2) menyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan mengutamakan persiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional didunia kerja. SMK memiliki ciri khusus dibandingkan
dengan sekolah menengah atas lainnya, di SMK bertujuan untuk melatih keterampilan peserta didik dengan bebagai jurusan, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan mereka agar dapat bekerja dalam bidang tertentu. Salah satu lembaga SMK yang dituju adalah SMK Dharma Wanita Gresik.
SMK Dharma Wanita Gresik merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang berada di Gresik, provinsi Jawa Timur. Sekolah ini menyediakan berbagai fasilitas penunjang pendidikan bagi anak didiknya. Terdapat guru- guru dengan kualitas terbaik yang kompeten dibidangnya, kegiatan penunjang pembelajaran seperti ekstrakurikuler (ekskul), organisasi siswa, komunitas belajar, tim olahraga, dan perpustakaan sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Proses belajar dibuat senyaman mungkin bagi murid dan siswa (Redaksi, 2022). Terdapat program keahlian Tata Busana, Tata Boga, Teknik Komputer dan Informatika, dan Tata Kecantikan.
Menurut Ernawati (2008:1) ilmu tata busana merupakan ilmu untuk_mempelajari cara bagaimana memperbaiki, memilih dan mengorganisir pada busana menjadi lebih indah dan serasi.Kalsum (2020) menyatakan bahwa bidang keahlian tata busana adalah salah satu program di SMK Dharma Wanita Gresik yang dimana peserta didik akan mempelajari mendesain busana, membuat pola busana, teknik menjahit, busana industri, busana pesta, dan kewirausahaaan, dengan tujuan untuk menjadikan pesesrta didik sebagai desainer, ahli pola, ahli menjahat, pengusaha garmen, dan lain sebagainya.
Pada pembelajaran SMK tata busana terdapat beberapa materi pelajaran yang ditempuh salah satunya materi membuat pola dasar pada busana anak. Materi membuat pola busana anak adalah salah satu materi yang harus ditempuh pada mata pelajaran busana industri. Pada materi tersebut,
3
siswa dapat mempelajari pembuatan pola dasar busana anak bagian badan, lengan, dan rok, juga memahami materi busana anak. Materi pembuatan pola busana anak ialah materi awal untuk mempelajari mata pelajaran busana industri disekolah SMK Dharma Wanita, dimana siswa mulai membuat berbagai macam pola dengan ukuran yang berbeda-beda untuk kedepannya setelah mempelajari konstruki pola dasar.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran busana industri pada tanggal 25 Agustus 2021, diketahui bahwa pembelajaran pembuatan pola dasar busana anak pada siswa masih kurang optimal. Siswa masih kesulitan dalam memahami materi dan membuat pola baru dibusana industri yaitu pola busana anak. Guru menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa dengan pengajaran secara runtun dibantu media buku ajar yang disiapkan oleh guru, bertujuan untuk upaya siswa tidak tertinggal mengikuti materi, namun ternyata beberapa siswa masih belum dapat menguasai materi pembuatan pola busana anak dan menyebabkan siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran. Terdapat beberapa murid yang sudah memahami materi harus menjelaskan kembali kepada murid yang masih belum paham. Penerapan tersebut membuat pengawasan guru kurang maksimal dan kurang efektif. Hal ini ditakutkan dapat menyebabkan pemahaman siswa tidak sesuai dengan materi yang disampai-kan oleh guru dan menyebabkan hasil belajar rendah. Selain itu pada pengerjaan tugas, terdapat siswa yang masih melakukan kesalahan dan menunda pengumpulan tugas. Hasil nilai untuk materi membuat pola busana anak yang diperoleh sebanyak 12 siswa masih belum tercapai dengan nilai paling rendah 0 dan paling tinggi 90, dimana rata-rata nilai dari keseluruhan nilai siswa ialah 44.
Terkait permasalahan proses pembelajaran yang sudah dipaparkan diatas maka pengajar membutuhan perangkat media pembelajaran yang mudah digunakan oleh siswa.
Menurut beberapa referensi untuk membantu permasalahan proses pembelajaran tersebut pengajar membutuhkan perangkat media pembelajaran yang mudah di gunakan oleh siswa, media yang dimaksud ialah media video tutorial.
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, bahwa penerapan pembelajaran dengan media yang digunakan menyebabkan beberapa siswa masih kesulitan dalam memahami dan membuat pola busana anak, maka dengan itu menurut beberapa referensi video tutorial dinilai efektif untuk seluruh siswa. Adanya video tutorial pada pembelajaran ini setiap siswa dapat mengaksesnya dan dapat lebih memahami materi. Siswapun dapat lebih mudah melihat video dimanapun dan kapanpun. Media video tutorial adalah media yang dapat digunakan dengan mudah diakses oleh siswa maupun guru.
Kustandi dan Bambang (2014;64) menyatakan bahwa video adalah alat yang digunakan untuk menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:907), Tutorial adalah (1) pembimbingan kelas oleh seorang pengajar untuk seorang atau sekelompok kecil, (2) pengajaran tambahan melalui tutor. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat didefinisikan bahwa video tutorial adalah alat untuk memaparkan informasi, proses, konsep yang digunakan oleh pengajar untuk seorang atau sekelompok kecil.
Video tutorial dinilai tepat untuk materi praktek pembuatan pola busana anak dan penampilan video dapat
5
membantu siswa memahami prosedur tahapan maupun langkah-langkah. Menurut Warsita (2011:118) menyatakan bahwa Manfaat penggunaan video tutorial cocok diterapkan pada mata pelajaran praktik karena dapat mengemukakan langkah-langkah atau prosedur sehingga memberikan pengaruh pada aspek kognitif, afektif, serta psikomotorik siswa. Manfaat dari penggunaan video tutorial tersebut diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media video tutorial juga lebih diyakini untuk meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa. Terdapat banyak video tutorial membuat pola busana anak yang mudah ditemui di sosial media contohnya di youtube, namun materi pada video yang disajikan masih kurang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk materi membuat pola busana anak, maka diperlukan untuk dipersiapkan video tutorial sesuai materi. Materi pembuatan pola busana anak yang akan dipelajari adalah menyiapkan alat dan bahan, menyiapkan ukuran, lalu membuat pola dasar anak pada bagian badan, lengan, dan rok. Siswa dapat mengakses dan menyimpan video dengan link yang sudah sudah disiapkan. Adanya fasilitias yang disediakan di SMK Dharma Wanita Gresik, maka video tutorial membuat pola busana anak dapat digunakan dan diakses di kelas XI.
Video tutorial dalam proses pembelajaran penggunaan media ajar sangatlah penting untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu siswa dalam memahami materi dan mengerjakan tugas. Selain itu penggunaan media ajar pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat ini. Diharapkan menggunakan video tutorial yang sudah disiapkan ini dapat berpengaruh dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikkan bahwa video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar seperti penelitian yang dilakukan oleh: 1) Penelitian yang dilakukan oleh Miftahussurus (2016) yang berjudul “Peningkatan hasil belajar menggunakan media video pembelajaran pada kompetensi dasar memelihara/servis sistem pendingin mesin”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memelihara/servis sistem pendingin mesin, hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan prosentase ketuntasan belajar siklus I sebesar 34,78% menjadi 86,95%
pada siklus II., 2) Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Candra Hakim (2017) yang berjudul “Pemanfaatan video tutorial dengan Camtasia untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak pada siswa kelas X TGB B di SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun ajaran 2016/2017”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa media video tutorial dengan Camtasia dapat meningkatkan minat belajar siswa pada siklus I sebesar 72,14
% dengan persentase ketercapaian 75 % menjadi 78,81 % pada siklus II. Hasil belajar siswa juga meningkat dari prasiklus sebesar 45,71 % menjadi 71,43 % pada siklus I dan 80,00 % pada siklus II., 3) Penelitian yang dilakukan oleh Okta Rosalia (2019) yang berjudul “Meningkatkan keterampilan membuat tas dari barang bekas melalui media video tutorial bagi siswa tunagrahita”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa media video tutorial dapat meningkatkan keterampilan membuat tas dari barang bekas bagi siswa tunagrahita dengan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus satu adalah 72,28% dan 69,57%, sedangkan pada siklus kedua 93,53% dan 91,81%., 4) Hasil penelitian yang dilakukan oleh
7
Dewi Rachmawati (2020) yang berjudul “Efektivitas penggunaan media video dalam meningkatkan hasil belajar praktik siswa SMK Tata Busana”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa Penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran praktik memperoleh nilai rerata sebesar 78,52%., 5) penelitian yang dilakukan oleh Fani Fan’a Mahfudzoh (2021) yang berjudul “Pembuatan Video tutorial pola busana anak menggunakan CAD Richpeace sebagai media pembelajaran daring di SMKN 2 Tuban”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa video tutorial pembuatan pola busana anak secara digital dinyatakan baik digunakan sebagai media pembelajaran daring di SMK Negeri 2 Tuban. Bidang media diperoleh rata-rata presentase sebesar 79,33% masuk kategori baik dan pada bidang materi diperoleh rata-rata presentase sebesar 90,00% kategori sangat baik.
Berdasarkan uraian diatas dijelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran memiliki kaitan erat dengan hasil belajar siswa. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media video tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul “Penerapan media video tutorial pembuatan pola busana anak untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih rendahnya penggunaan media pembelajaran materi pembuatan pola busana anak
2. Sumber belajar siswa masih kurang efektif sehingga tidak dapat memandu siswa dalam pembelajaran materi pembuatan pola busana anak
3. Kurang optimalnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat kegiatan pembelajaran
4. Guru sebagai pendidik dapat menyiapkan media yang lebih tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan semangat siswa
5. Adanya kebutuhan mendesak terkait penggunaan video tutorial yang dapat ditayang ulang sehingga meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran menggunakan media video tutorial bagi kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik pembuatan pola Busana anak?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media video tutorial pembuatan pola Busana anak di kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik?
3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik pada materi pembuatan pola Busana anak menggunakan media video tutorial?
D. Tujuan penelitian
1. Mendeskripsikan proses penerapan pembelajaran mengguna-kan media video tutorial bagi kelas XI tata busana SMK Dharma
Wanita Gresik pada pembuatan pola Busana anak.
2. Mendeskripsikan respon siswa penggunaan video tutorial pembuatan pola busana anak di kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik.
3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik pada materi pembuatan pola busana anak menggunakan media video tutorial
9
E. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
b. Sekolah dapat berkembang dengan adanya peningkatan atau kemajuan pada guru dan pendidikan di sekolah.
c. Dapat menambah peningkatan pengelolahan kegiatan sekolah
d. Sekolah dapat berkembang dengan adanya video tutorial sebagai media dalam pembelajaran.
2. Manfaat bagi guru
a. Video tutorial memudahkan guru dalam pembelajaran salah satunya pelajaran praktik
b. Memudahkan guru mengelola kelas secara maksimal c. Memiliki strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
inovatif serta menyenangkan d. Meningkatkan kinerja guru 3. Manfaat bagi siswa
a. Video tutorial memudahkan siswa dalam pembelajaran salah satunya pelajaran praktik
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi
d. Siswa dapat bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
Halaman ini sengaja dikosongkan
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Media pembelajaran
1. Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui berbagai saluran, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik (Hamid dkk, 2020:4). Hamid juga menyatakan media pendidikan merupakan bagian dari proses pendidikan, dan salah satu aspek yang harus dikuasai guru untuk sikap dalam profesionalnya.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Menurut Arsyad (2012:8) media pembelajaran merupakan alat untuk menyampaikan suatu pesan dari sumber tertentu, sehingga lingkungan belajar menjadi kondusif dan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar siswa sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
Arsyad dalam Nurfadhillah, dkk (2022:46) menyatakan penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungan.
c. Mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
d. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa di lingkungan mereka.
3. Manfaat media pembelajaran
Menurut Hamid dkk (2020:7), Fungsi meida dalam pembelajran adalah meningkatkan stimulasi para peserta didik dalam kegiatan belajar. Manfaat media dalam pembelajaran menurutnya, diantaranya:
a. Membantu proses pembelajaran yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.
b. Meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, rasa ingin tahu dan antuasiasme peserta didik meningkat, serta interaksi antar peserta didik, pendidik dan sumber belajar dapat terjadi secara interaktif.
c. Dapat mengatasi ketrbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
4. Macam-macam media pembelajaran
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut mana melihatnya (Ade, 2011:172). Dilihat dari sifatnya, menurut Ade (2011 :172), media dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
a. Media auditif, yaitu media yang dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, tidak memiliki unsur suara, yang termasuk media ini adalah film slide, foto, transparasi, lukisan gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
c. Media audiovisual yaitu jenis media yang selain menggunakan unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,
13
berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur media yang pertama dan kedua.
B. Video Tutorial
Video tutorial berasal dari kata video dan tutorial.
Kustandi dan Bambang (2014:64) menyatakan bahwa video adalah alat yang digunakan untuk menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:907), Tutorial adalah (1) pembimbingan kelas oleh seorang pengajar untuk seorang atau sekelompok kecil, (2) pengajaran tambahan melalui tutor.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat didefinisikan bahwa video tutorial adalah alat untuk memaparkan informasi, proses, konsep yang digunakan oleh pengajar dalam pembelajaran untuk seorang atau sekelompok kecil.
Karakteristik video tutorial yaitu, memiliki kejelasan penyampaian informasi, tidak bergantung, dan tidak perlu digunakan dengan bahan ajar lain, yang nyaman bagi pengguna sehingga mudah dimengerti penyampaian pesannya, mempresentasikan isi, video dikemas dalam bentuk multimedia dengan menambahkan tulisan, animasi, suara dan video sesuai materi, menampilkan grafis media video dengan resolusi tinggi, dan mampu digunakan secara individual yang kemudian dapat dipandu oleh pendidik atau dapat juga dengan cukup mendengarkan suara narrator yang sudah menjadi kesatuan dalam media video (Riyana 2007:8-11).
Kriteria video tutorial yang baik diantaranya adalah tipe materi yang disajikan menggambarkan prosedur atau
langkah-langkah, durasi media video yang lebih singkat dibanding film yaitu 20 - 40 menit, format sajian video yang mengutamakan kejelasan pesan dan penguasaan materi, serta penyampaian materi pada video didukung dengan tulisan, suara atau backsound, dan animasi yang mewakili penyampaian isi materi, selain itu video tutorial juga mudah dioperasikan secara indvidual baik dari pendidik ataupun siswa (Riyana 2007 :11).
Kelebihan media video yaitu dapat menyampaikan pesan lebih merata kepada, sangat cocok untuk menjelaskan suatu yang bersifat prosedural, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, video dapat diulangi-ulang sesuai kebutuhan, serta dapat mempengaruhi sikap siswa (Rusman, 2012: 220).
Menggunakan video suara dapat kedalam dimensi baru dalam proses pembalajaran, serta video tersebut dapat menunjukan suatu peristiwa yang sebenarnya tidak mudah untuk dilihat secara real.
Adapun kekurangan media video tutorial; perlu persiapan panjang dalam pembuatan, rawan terjadi plagiasi, mudah tertarik untuk melihat video yang bersifat hiburan (Wind, 2014: 2). Kekurangan lainnya yang dimiliki oleh media video, gambar bergerak jika kurang tepat pengambilannya, video pun memerlukan alat proyeksi dalam menampilkan gambar, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Manfaat video tutorial menurut Aqib (2013:51) antara lain: 1) Pembelajaran lebih jelas dan menarik; 2) proses belajar lebih interaksi; 3) efisiensi waktu dan tenaga; 4) meningkatkan kualitas hasil belajar; 5) belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja; 6) menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar; 7) meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif”.
15
Program aplikasi yang digunakan untuk menunjang pembuatan video tutorial adalah aplikasi Kinemaster.
Adnyana, Citrawathi, dan Dewi (2020) mendefenisikan Kinemaster merupakan salah satu aplikasi pengeditan video yang sangat lengkap dan mudah digunakan. Kinemaster dapat dioperasikan pada sistem operasi android dan IOS, serta tersedia dalam berbagai bahasa. Sementara menurut Indriani dan Pangaribuan (2020), keunggulan lain dari aplikasi Kinemaster adalah ketersediaan fitur yang bisa merekam, memberi gambar, animasi, transisi, teks, perekam suara, bahkan memberi efek suara.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media video tutorial adalah media pembelajaran berupa audio dan visual yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi. Terdapat kriteria dan karakteristik sebagai panduan untuk mewujudkan media video tutorial dalam pembelajaran.
Media video tutorial memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, namun memiliki manfaat terhadap peningkatan hasil belajar. Pembuatan video tutorial dapat menggunakan berbagai progam salah satunya yaitu aplikasi Kinemaster yang memiliki fitur lengkap dalam mewujudkan suatu video.
C. Pola Busana anak
1. Pembuatan pola busana anak
Pada pelajaran tata busana, pembuatan pola busana merupakan salah satu materi yang disampaikan kepada siswa. Materi yang disampaikan pada pembelajaran pola busana yaitu membuat konstruksi pola dasar badan, konstruksi pola rok dan konstruksi pola celana. Pola dasar digunakan untuk berbagai jenis busana dapat dijadikan contoh untuk menjahit. Kunci keberhasilan pola dasar dan
pecah pola terletak pada ketepatan pengambilan ukuran, cara menggambar pola, dan memahami sebuah gambar model atau sketsa mode. Busana Anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki (Indrayani, 2020:8). Pembuatan pola busana anak adalah pembuatan kontruksi pola dasar pada busana yang dikenakan oleh anak.
2. Langkah Pembuatan pola Busana Anak
Guna memperkecil kesalahan, ambillah ukuran dengan tepat dan benar dengan urutan sebagai berikut.
a. Cara mengambil ukuran untuk membuat pola anak- anak sebagai berikut
1) Tinggi badan anak (hight) diukur dari lantai sampai batas kepala.
2) Lingkar badan (chest/bust) dikur sekeliling badan atas anak yang melingkar pada dada melalui ketiak dan punggung.
3) Lingkar pinggang (waist) diukur sekeliling pinggang anak-anak.
4) Lingkar panggul (hip) diukur sekeliling panggul anak melewati pantat.
5) Lebar punggung (across back) diukur dari batas lingkar lengan kiri sampai lingkar lengan kanan dan berada kira-kira 7 cm dari tulang leher belakang.
6) Panjang punggung diukur dari btas tulang leher belakang sampai batas pinggang.
7) Panjang rok dikur dari batas pinggang sampai batas panjang rok yang diinginkan.
8) Panjang celana diukur sepanjang sisi celana dari batas pinggang sampai panjang yang diinginkan.
9) Lingkar leher diukur sekeliling leher anak licin.
17
10) Lingkar pergelangan lengan diukur lingkar sekeliling pergelangan lengan.
11) Panjang lengan diukur dari batas pangkal lengan tertinggi sampai batas panjang lengan yang diinginkan.
12) Tinggi duduk diukur dengan posisi duduk dari batas pinggang sampai batas tempat.
b. Mempersiapkan ukuran badan anak
Berikut sajian tabel mengenai ukuran standar busana anak
Tabel 2.1 ukuran standar busana anak
A HEIGHT 80 92 104 116 128 140 152 164
APPROXIMATE AGE -1 1-2 3-4 5-6 7-8 9-10 11-12 13-14
B CHEST 49 53 57 61 67 73 79 85
C WAIST 46 50 45 58 61 64 67 70
D HIP/SEAT 50 55 60 65 72 78 84 90
E ACROSS BACK 20.4 22 23.6 25.2 27.6 30 32.4 34.8
F NECK SIZE 25.5 26.5 27.5 28.5 30 32 34 36
G-H SHOULDER 6.4 7.2 8 8.8 9.8 10.8 11.8 12.8
I UPPER ARM 17.2 18 18.8 19.6 21 22.4 23.8 25.2
J WRIST 12.2 12.8 13.4 14 14.6 15.2 15.8 16.4
K-L SCYE DEPTH 11.4 12.6 13.8 15 16.4 17.8 19.2 20.6
K-M BACK NECK-WAIST 20.6 23 25.4 27.8 30.2 33 35.8 38.6
K-N WAIST-HIP 10.2 11.4 12.6 13.8 15 16.5 18 19.5
K-O CERVICAL HEIGHT 64.2 75 85.8 96.6 107.4 118.2 129 139.8
M-P WAIST-KNEE 28 32 36 40 44 48 52 56
Q-R BODY RISE 14.2 16 17.8 19.6 21.4 23.2 25 26.8
S-O INSIDE LEG 31 38 45 52 58 64 70 76
H-T SLEEVE LENGTH 27 32 37 42 47 51.5 56 60.5
U HEAD
CIRCUMFERENCE 48.5 50 51.5 53 54 55 56 57
W ANKLE GIRTH 14 15 16 17 18 19 20 21
Extra measurements (garment)
CUFF SIZE, SHIRTS 15 15.4 15.8 16.2 17 18 19 21
TROUSER BOTTOM WIDTH 15 15.5 16.5 17.5 18.5 19.5 20.5 21.5
JEANS BOTTOM WIDTH 13 13.5 14.5 15.5 16.5 17.5 18.5 19
c. Mempersiapkan alat dan bahan 1) kertas
2) Penghapus 3) Pensil
4) Pensil merah biru 5) Penggaris skala 6) Penggaris lurus 7) Penggaris lengkung d. Pembuatan pola busana anak
Berikut gambar pembuatan Pola Busana Anak menurut Sri (2020:14):
1) Pembuatan pola bagian badan
Gambar 2.2. Menggambar pola dasar anak bagian badan
Sumber: Sri, 2020:14 2) Pembuatan pola bagian lengan
Gambar 2.3. Menggambar pola dasar bagian lengan Sumber: Sri, 2020:16
19
3) Pembuatan pola busana anak
Gambar 2.4. Menggambar pola dasar rok anak Sumber: Sri, 2020:16
D. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu (Sudjana, 2011: 7).
Sementara menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar. Menurut Nawawi (dalam Ahmad Susanto 2013:5) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut Ahmad Susanto (2013:6-10) hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Pemahaman konsep (Aspek Kognitif), untuk mengukur hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Menurut W.S. Winkel (dalam Ahmad Susanto 2013:8) menyatakan bahwa melalui
produk dapat diselidiki apakah dan sampai berapa jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai, semua tujuan itu merupakan hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melkasanakan proses belajar mengajar.
Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Keterampilan proses, menurut Indrawati (dalam Ahmad Susanto 2013:9), keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep penemuan (falsifikasi).
3. Sikap, menurut Lange (dalam Ahmad Susanto 2013:10) sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik, jadi, sikap ini harus ada kekompakan anatar mental dan fisik secara serempak.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian yang dicapai oleh siswa dalam bentuk skor baik itu ranah kognitif, afektif ataupun psikomotor setelah mengikuti suatu pembelajaran.
21
E. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur konsep dari penelitian ini yang dimana terdapat fakta yang terjadi, fakta tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan guru busana industri SMK Dharma Wanita Gresik. Mengenai hal tersebut
Fakta
a. Pemahaman dan keaktifan siswa terhadap materi pembuatan pola busana anak masih kurang
b. Guru melakukan pembelajaran pada siswa dengan media buku ajar yang disediakan guru.
Harapan a. Penerapan media video
tutorial dalam pembelajaran terlaksana dengan baik
b.Respon siswa terhadap penerapan media video tutorial dinyatakan baik c. Hasil belajar dengan
meng-gunakan
penerapan media video tutorial dinyatakan baik Kemungkinan
Guru masih belum menggunakan media video tutorial sehingga Hasil pembuatan pola busana anak rendah
Solusi
Disediakan media pem- belajaran yang tepat membantu siswa memahami materi pembuatan pola busana anak yaitu, Guru menggunakan media video tutorial
Hasil
Media pembelajaran video tutorial yang termasuk kategori layak dan efektif terhadap materi membuat pola busana anak dapat berpengaruh dalam pembelajran dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI tata busana SMK Dharma Wanita Gresik
Siklus I
Pembelajaran media video tutorial pada materi pembuatan pola busana anak
Siklus II
Pembelajaran media video tutorial pada materi pembuatan pola busana anak, dengan perbaikan dari siklus I
peneliti memiliki argumen kemungkinan mengenai permasalahan tersebut. Permasalahan ini menimbulkan peneliti untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa harapan yang disertai dengan solusi sehingga mengahasilkan hasil yang diharapkan. Solusi yang digunakan akan dilakukkan dalam 2 siklus, guna mencapai hasil yang diharapkan.
F. Penelitian yang relevan No Judul Penelitian variabel Metode
penelitian Hasil penelitian kekurangan 1. Penelitian yang
dilakukan oleh
Tiara Ayu
Parastiwi (2015) yang berjudul
“Pengaruh penggunaan video terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran pola draping di SMK PSM
Randublatung- Blora”
Video, Hasil belajar, Pola draping
Metode Eksperim en
Ada pengaruh penggunakan video terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran pola draping di SMK PSM
Randublatung- Blora
Pencahayaan kurang maksimal dan sumber dari pengambilan video dari Youtube belum dicantumkan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahussurus (2016) yang berjudul
“Peningkatan hasil belajar menggunakan media video pembelajaran pada kompetensi dasar
Hasil belajar, video pembelajar an, memelihara /
servis sistem pendingin mesin
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memelihara/servi s sistem pendingin mesin. hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan prosentase ketuntasan belajar
Pembuatan video masih belum sesuai dengan modul dan saat penayangan video, siswa tidak diberi modul.
Bagian-bagian pada video masih belum
23
memelihara/servi
s sistem
pendingin mesin”
siklus I sebesar 34,78% menjadi 86,95% pada siklus II.
tergambar belum jelas
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Candra Hakim (2017) yang berjudul
“Pemanfaatan video tutorial dengan Camtasia untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak pada siswa kelas X TGB B di SMK Negeri 4 Sukoharjo tahun ajaran 2016/2017”
Video tutorial, minat dan hasil belajar, menggam bar dengan perangkat lunak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Media video tutorial dengan Camtasia dapat meningkatkan minat belajar siswa pada siklus I sebesar 72,14 % dengan persentase ketercapaian 75 % menjadi 78,81 % pada siklus II.
Hasil belajar siswa juga meningkat dari prasiklus sebesar 45,71 % menjadi 71,43 % pada siklus I dan 80,00 % pada siklus II.
Video tutorial terlalu cepat dan membuat mereka tertinggal dalam hal mengerjakan maka ada siswa yang membuka program lain saat
pembelajaran berlangsung
4. Penelitian yang dilakukan oleh Muthiah (2018) yang berjudul
“Pengembangan media
pembelajaran video tutorial pembuatan rok suai kelas XI Tata Busana di SMK
Negeri 1
Ngawen”
Pengema ngan video tutorial, pembuata n rok suai
Penelitian dan pengemb angan (R&D)
Persentase hasil penilian ahli materi dengan kategori layak lebih tinggi dari kategori sangat layak yaitu 67%
sedangkan sangat layak yaitu 33%.
Penilaian ujicoba kelompok kecil (9 siswa) diperoleh persentase 89%
dengan kategori layak, dan
Ada proses menjahit yang kurang lengkap.
Durasi yang terlalu lama menyebabkan siswa kurang tertarik
penilaian pada penelitian lapangan (31 siswa) diperoleh persentase 61%
dengan kategori layak.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Okta Rosalia (2019) yang berjudul
“Meningkatkan keterampilan membuat tas dari barang bekas melalui media video tutorial bagi siswa
tunagrahita”
Keteramp ilan, membuat tas dari barang bekas, Video tutorial.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus satu adalah 72,28% dan 69,57%, sedangkan pada siklus kedua 93,53% dan 91,81%. Hasil penelitian membuktikan bahwa media video tutorial dapat
meningkatkan keterampilan membuat tas dari barang bekas bagi siswa tunagrahita.
Masih kurang difokuskan langkah- langkah pembuatan tas dari barang bekas melalui media video tutorial sehingga masih belum dikuasai oleh siswa tersebut.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Dewinta
Megarani (2020) yang berjudul
“Pengaruh media pembelajaran video tutorial terhadap
pencapaian kompetensi pembuatan saku Passepoille pada
Video tutorial, pencapaia n kompeten si, pembuata n saku Passepoille
Penelitian kuantitati f dengan pendekat an eksperim en
Pencapaian kompetensi pembuatan saku passepoille siswa, Hasil pretest kelas eksperimen sebanyak 1 siswa (3%) Tuntas dan kelas kontrol sebanyak 4 siswa (11%) Tuntas.
Hasil posttest siswa kelas
video kurang terdengar jelas hingga belakang karena sound system hanya ada didepan.
Gambar pada layar
proyektor terlihat silau.
Sehingga materi yang
25
siswa kelas X Tata Busana di SMK Negeri 3 Pati”
eksperiman sebanyak 29 siswa (83%) Tuntas dan kelas kontrol sebanyak 17 siswa (57%) Tuntas.
diperoleh kurang maksimal, berdampak pada hasil pekerjaan.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Bustan (2020) yang berjudul
“Penggunaan vido tutorial dalam
meningkatkan hasil belajar praktik ibadah salat pada peserta didik SDN Palita Patampanua kabupaten Pinrang”
Video tutorial, hasil belajar, praktik ibadah shalat.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penggunaan video tutorial efektif meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar masuk kriteria cukup baik, pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 73 meningkat menjadi 83,55 pada siklus II.
Saat video ditayangkan masih banyak siswa tidak focus pada pembelajaran disebabkan audio kurang jelas.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rachmawati (2020) yang berjudul
“Efektivitas penggunaan media video dalam
meningkatkan hasil belajar praktik siswa
SMK Tata
Busana”
Media video, hasil belajar praktik
Studi literatur
Penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata
pelajaran praktik memperoleh nilai rerata sebesar 78,52%.
Langkah- langkah masih belum jelas sehingga masih belum dipahami oleh siswa.
keterbatasan media pendukung LCD.
9. penelitian yang dilakukan oleh Aisyah
Sakawuning Dyah Pratiwi (2021)
media video tutorial dengan aplikasi,
Research and Developme nt
Video tutorial desain rok A-Line dinyatakan sangat layak pada kedua aspek penilaian
Pengambilan suara dubbing terlalu dekat dengan mic.
Durasi video
yang berjudul
“Penerapan media video tutorial dengan aplikasi medibang paint pada kompetensi menggambar desain rok A-line dalam
pembelajaran Daring di SMKN
1 Sambeng
Lamongan”
menggam bar desain rok A-line
yaitu pada aspek media
pembelajaran mendapatkan persentase 60%
dipilih oleh 3 responden validator dan pada aspek komunikasi audio visual dari 4 responden validator menyatakan kategori sangat layak dengan persentase 80%.
berpengaruh pada kejenuhan peserta didik
10. Penelitian yang dilakukan oleh Fani Fan’a Mahfudzoh (2021) yang berjudul
“Pembuatan Video tutorial pola busana anak menggunakan CAD Richpeace sebagai media pembelajaran daring di SMKN 2 Tuban”
Video tutorial, pola busana anak
Eksperim en
Video tutorial pembuatan pola busana anak secara digital dinyatakan baik digunakan sebagai media
pembelajaran daring di SMK Negeri 2 Tuban.
Bidang media diperoleh rata-rata presentase sebesar 79,33% masuk kategori baik dan pada bidang materi diperoleh rata-rata
presentase sebesar 90,00% kategori sangat baik.
Teks subtitle masih belum lengkap.
11. Penelitian yang Video Research Pembuatan Penjelasan
27
dilakukan oleh Marlina (2020) yang berjudul
“Development of Multimedia video tutorial learning Quilling technique”
tutorial, pembelaja ran teknik penggulu ngan
and Developme nt
multimedia video tutorial dikatakan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran mata pelajaran aksesoris. Dari ahli media memperoleh 90,28% dan dari ahli materi memperoleh 97,26%
pada bagian teori kurang singkat sehingga menimbulkan kelelahan.
Tidak ada teks pada bagain alat dan bahan
12. Penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Nur
Syafiq, Amalia Rahmawati, dan tyas Oktaviana (2021) yang berjudul
“Increasing Speaking Skill through YouTube Video as English Learning Material during Online Learning in Pandemic Covid- 19”
Keteramp ilan berbicara, Video Youtube, bahasa inggris
Penelitian tindakan kelas (PTK)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan video Youtube pada
pembelajaran keterampilan membaca pada siklus I siswa yang sudah mencermati video sebanyak 75%-92%, lalu meningkat pada saat siklus II sebesar 95%-100%.
Terbatasnya perangkat sebagai pendukung penggunaan video Yotube pada siswa.
sehingga siswa kurang leluasa untuk melihat video secara berulang- ulang.
13. Penelitian yang dilakukan oleh Hans Van Der Meij dan Jan Van Der Meij (2016) yang berjudul
“Demonstration- based training (DBT) in the design
Desain, Video tutorial, Pelatihan perangkat lunak.
Research and Developme nt
Penerapan kedua video tutorial pada kondisi ekperimen dan kontrol tersebut signifikan memberikan kontribusi untuk pengetahuan
Penayangan video terbatasi oleh akses video, video tidak ditayang kembali secara berulang sehingga daya ingat siswa
of a video tutorial for software training”
procedural dan motivasi.
kurang dalam pengerjaan tugas.
14. Penelitain yang dilakukan oleh Hans Van Der Meij (2017) yang berj