KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Nama: Panji Setiawan
Kelas/NIS: XIII-3 / 17.63.08778 Kelompok: -
1. Analisis Udara Ambien sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Parameter Uji TSP (Total Suspended Particulate), Gas NO
JUDUL:
2, Gas SO2, dan Gas O3
2. Analisis Emisi Kendaraan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2006 Parameter Uji Gas CO dan Hidrokarbon
di Area Parkir Kendaran SMK-SMAK Bogor.
1. Menganalisis pencemar-pencemar yang mencemari udara ambien.
TUJUAN (POINT: 5)
2. Menganalisis jumlah TSP (Total Suspended Particulate) dalam udara ambien 3. Menganalisis kaitan antara jumlah TSP (Total Suspended Particulate) dengan
kesehatan masyarakat pada udara ambien.
4. Menganalisis tingkat cemaran gas NO2
5. Mengaitkan penyebab cemaran gas NO
dalam udara ambien.
2
6. Menganalisis tingkat cemaran gas SO
pada pabrik atau cerobong asap dengan mengutamakan hasil pengukuran.
2
7. Mengaitkan penyebab cemaran gas SO
dalam udara ambien.
2
8. Menganalisis tingkat cemaran gas O
pada pabrik atau cerobong asap dengan mengutamakan hasil pengukuran.
3 dalam udara ambien.
NILAI
Max. 100
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN 9. Mengaitkan penyebab cemaran gas O3
10. Menghubungkan kaitan antara pencemaran akibat gas SO
pada pabrik dengan mengutamakan hasil pengukuran.
2, gas NO2, dan gas O3
dengan sumber-sumber pencemaran yang terdekat dengan lokasi sampling
TSP adalah partikel debu melayang merupakan campuran yang sangat kompleks dari berbagai senyawa organik dan anorganik seperti SOx , NOx , amoniak, klorida, karbon, debu mineral, dan air dengan komposisi yang terdiri dari berbagai ukuran. TSP biasanya digunakan untuk menggambarkan total konsentrasi partikel yang berukuran ≤ 100 mikron di udara yang berada pada suatu wilayah (Lead, 1999). Sebagian dari partikel ini bisa masuk melalui hidung, tenggorokan dan nantinya akan sampai ke paru- DASAR TEORI (POINT: 15)
Pencemaran udara pada masa kini semakin menampakkan kondisi yang sangat tidak baik dan cenderung memprihatinkan. Sumber-sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan.
Dari berbagai kegiatan tersebut menghasilkan kontribusi terbesar bagi pencemar udara yang dibuang ke udara dan lingkungan sekitar. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kejadian alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dan lain-lain. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah
menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia serta keberlangsungan hidup makhluk hidup lainnya (Prasetyotomo, Huboyo,
& Hadiwidodo).
Untuk mengetahui kualitas udara di sekitar, perlu dilakukan analisis terhadap pencemar yang setidaknya dapat membahayakan jika tidak sengaja terhirup atau terpapar oleh cemaran itu. Adapun analisis yang ditetapkan adalah uji TSP (Total Suspended Particulate), uji gas SO2, gas NO2, dan gas O3. Perhitungan dan
perbandingan terhadap analisisnya dibandingkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN paru, karena tidak semua ukuran partikel yang bisa masuk sampai ketenggorokan dan paru-paru. TSP yang terhirup ini bisa memberikan efek kesehatan yang buruk bagi saluran pernapasan dan organ paru-paru (Setiawan, 2002).
Pada pengukuran TSP (Total Suspended Particulate), prinsip yang digunakan adalah dengan menggunakan prinsip gravimetri, yang berarti pengukurannya dibuat berdasarkan selisih bobot kertas saring yang ada debunya dengan bobot kertas saring kosong. Kertas saring yang digunakan adalah kertas saring Whatman nomor 41 yang sudah dikeringkan dalam oven dengan suhu 1050C hingga 1100C. Hindari kontak kulit langsung dengan kertas saring untuk meminimalisasikan kesalahan dengan naiknya bobot akhir nantinya. Pengukuran TSP dilakukan dengan menggunakan alat bernama Dust Sampler yang menyedot udara luar melalui kertas saring yang telah dipasang.
Sesudah pengukuran, penimbangan bobot akhir mesti dilakukan sehingga kadar TSP dalam udara dapat terhitung. Satuan yang digunakan adalah μg/Nm3 dengan
mempertimbangkan faktor koreksi terhadap suhu dan tekanan standar, yakni pada 298 K dan 760 mmHg. Perhitungannya dilakukan mengikuti SNI 19-7119.3-2005 secara gravimetri.
Gas oksida nitrogen (NOx) merupakan salah satu gas yang memberikan kontribusi bagi pencemaran udara (WHO, 2019). Senyawa oksida nitrogen di lingkungan terdapat dalam bentuk nitrous oxide (N2O), nitric oxide (NO), nitrogen dioxide (NO2), nitrogen trioxide (N2O3), nitrogen tetroxide (N2O4) dan nitrogen
pentoxide (N2O5). Senyawa NO2 merupakan senyawa dengan toksisitas tinggi dan lebih stabil di udara ambien (Landis, Sofield, & Yu, 2003). Dalam bentuk gas, NO maupun NO2 merupakan gas beracun, selain itu gas NO2 bersifat sangat reaktif dan korosif NO2
Beberapa metode analisis NO
yang dapat menimbulkan gangguan paru-paru jika terhirup (US EPA, 2016)
2 telah dikembangkan dan dilakukan dalam rangka mendeteksi dan menghitung kadar NO2 di udara, salah satu diantaranya adalah metode Griess Saltzman. Pada metode Griess Saltzman dengan menggunakan spektrofotometri, Gas nitrogen dioksida dijerap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm (Apriawati
& Kiswandono, 2017).
Pengukuran nitrogen dioksida dengan metode Griess Saltzman ternyata
mempunyai kekurangan atau kelemahan. Asam nitrit (HONO) sering hadir di atmosfer bersama-sama dengan NO2. Konsentrasi HONO relatif signifikan terhadap NO2, terutama pada malam hari ketika photodecomposition dari HONO tidak lagi terjadi.
Metode Griess Saltzman tidak bisa membedakan antara HONO dan NO2. Tetapi untuk monitoring tape, metode Griess Saltzman sangat cocok dengan limit deteksi 0,5 ppb dan penentuan NO2 pada 5 – 100 ppb (Apriawati & Kiswandono, 2017). Satuan yang
digunakan adalah μg/Nm3 dengan mempertimbangkan faktor koreksi terhadap suhu dan tekanan standar, yakni pada 298 K dan 760 mmHg. Perhitungannya dilakukan
mengikuti SNI 19-7119.2-2015 secara spektrofotometri.
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas yang memiliki karakteristik tidak bewarna (colorless), namun berbau yang cukup kuat. Gas ini merupakan senyawa sulfur utama yang diemisikan ke atmosfer. Seluruh proses pembakaran menggunakan bahan bakar berkadar sulfur akan mengemisikan gas SO2 ke atmosfer. Gas ini merupakan salah satu polutan udara yang penting karena dapat menyebabkan bronkitis dan penyakit gangguan saluran pernapasan yang lainnya (Istirokhatun, Agustini, & Sudarno, 2016). Selain itu, gas ini juga merupakan kontributor hujan asam yang utama karena di atmosfer, SO2
teroksidasi membentuk H2SO4
EPA menyarankan bahwa dalam pengukuran SO
, yang kemudian tergabung dan terdeposisi basah (wet deposistion) melalui hujan asam, atau terdeposisi kering (dry deposition) dalam bentuk partikulat halus (fine particles). Keduanya lebih lanjut dapat menyebabkan peningkatan keasaman pada tanah dan air permukaan (ESA, 2000), sehingga informasi mengenai keberadaan SO2 di udara ambien menjadi penting untuk diketahui.
2 dalam udara ambien
digunakan meode pararosanilin. Pada prinsipnya, metode ini membutuhkan sampel SO2 yang sebelumnya sudah diisap menggunakan alat Dust Sampler Impinger dengan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN penambahan larutan kalium atau natrium tetrakloromerkurat(II). Gas SO2 yang terabsorpsi oleh larutan tetrakloromerkurat(II) membentuk senyawa kompleks
diklorosulfonitomerkurat. Larutan pararosanilin dan larutan formaldehida akan berekasi dengan sampel untuk membentuk larutan yang berwarna dengan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 548 nm di spektrofotometer untuk menetapkan kadar SO2 di udara (Blacker, Confer, & Brief, 2012). Satuan yang digunakan adalah μg/Nm3 dengan mempertimbangkan faktor koreksi terhadap suhu dan tekanan standar, yakni pada 298 K dan 760 mmHg. Perhitungannya dilakukan mengikuti SNI 19-7119.7-2005 secara spektrofotometri.
Ozon (O3) merupakan senyawa fotokimia yang mempunyai dua sifat yang sangat berbeda tergantung letaknya pada atmosfer bumi. O3 yang terdapat pada
atmosfer bumi merupakan gas yang dapat melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet, sedangkan ozon yang terdapat di lapisan troposfer bumi merupakan unsur utama yang terkandung dalam pencemar oksidan fotokimia yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan manusia. O3 merupakan zat pencemar dominan dalam parameter pencemar oksidan fotokimia di udara ambien. Berdasarkan teori pembentukannya konsentrasi O3
di udara ambien sangat bervariasi tergantung faktor-faktor yang memengaruhi
pembentukannya, antara lain intensitas radiasi ultraviolet yang dipancarkan mattahari dan suhu permukaan (Elena, 2007). Disamping itu, dalam penentuan level oksidan fotokimia (dominan O3) juga dipengaruhi oleh keberadaan gas NO2
Penentuan kadar O
, VOCs (Volatile Organic Compounds), intensitas cahaya, suhu, kecepatan angin dan tinggi inversi yang terdapat di udara (Alley & Cooper, 1994).
3 dalam udara ambien dapat dilakukan dengam beberapa cara, diantaranya dengan menggunakan larutan penjerap NBKI (Neutral Buffered Potassium Iodide) dengan pengukurannya secara spektrofotometri. Adapun secara prinsipnya didasarkan pada ion iodida yang akan teroksidasi dengan kehadiran ozon untuk membentuk gas iod sesaat setelah gas ozon masuk ke larutan KI dengan menciptakan gelembung-gelembung. Saat gelembung udara dari gas ozon sudah tidak ada, larutan KI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN disesuaikan pH-nya dengan menambahkan asam sulfat hingga pH 2 atau ke pH yang lebih rendah untuk menyempurnakan reaksinya. Gas iod yang terbebaskan akan ditetapkan berdasarkan perbandingan stoikiometri teoretis antara ozon dan iod adalah 1.0. Akan tetapi, biasanya stoikiometri teoretis antara ozon dan iod tidak selalu 1.0, tetapi bisa berkisar antara 0.65 sampai dengan 1.5, tergantung dari uji metodenya.
Faktor-faktor yang memengaruhi stoikiometrinya antara lain: pH larutan NBKI;
komposisi larutan pendaparnya; konsentrasi larutan pendaparnya; teknik pengambilan sampel; waktu reaksi; dan laju alir gas ozon (Rakness, 1996). Satuan yang digunakan adalah μg/Nm3 dengan mempertimbangkan faktor koreksi terhadap suhu dan tekanan standar, yakni pada 298 K dan 760 mmHg. Perhitungannya dilakukan mengikuti SNI 19-7119.8-2005 secara spektrofotometri.
Kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang kehidupan manusia selama ini menimbukan efek negatif terhadap kualitas udara. Gas buang kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang berbahaya antara lain, karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SOx), dan partikulat (PM10). Bensin (gasoline) merupakan jenis bahan bakar cair yang digunakan dalam proses pembakaran pada motor bakar. Bensin yang dijual di pasaran merupakan campuran sejumlah produk yang dihasilkan dari berbagai proses. Salah satu sifat yang harus dimiliki dari bensin adalah Octane Number dari bahan bakar tersebut. Angka oktan adalah angka yang menunjukan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar spontan sebelum terkena percikan api dari busi, jadi semakin tinggi angka oktannya maka semakin lama bensin terbakar spontan (Siswantoro, Lagiyono, & Siswiyanti).
Dari seluruh emisi gas buang yang dikeluarkan dari sumber kendaraan bermotor, persentasi emisi gas buang CO (Carbon Monoksida) cukup signifikan mencapai 60%
dan termasuk jenis gas yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian bagi yang menghirupnya (Akbar, 2013). Pengukuran gas CO dapat dengan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN menggunakan CO Analyzer dengan menggunakan metode Non Dispersive IR. Adapun prinsip kerjanya dengan menggunakan sifat masing-masing gas dalam menyerap frekuensi tertentu dari cahaya infra merah yang terpapar gas-gas tersebut. Sensor mengukur komposisi dan konsentrasi dengan menganalisis frekuensi dan tingkat penyerapan cahaya. Karena semua sinar infra merah dari semua frekuensi yang dipancarkan dari sumber cahaya digunakan, ini disebut sebagai "non-dispersif" (Non- Dispersive Infrared Absorption Sensors | GASTEC CORPORATION, 2020). Satuan yang digunakan adalah μg/Nm3 dengan mempertimbangkan faktor koreksi terhadap suhu dan tekanan standar, yakni pada 298 K dan 760 mmHg. Perhitungannya dilakukan mengikuti SNI 19-7119.10-2011 secara Non Dispresive IR.
Uji hidrokarbon dan gas karbon monoksida dalam emisi kendaraan dapat dilakukan dengan menggunakan probe yang dimasukkan dalam knalpot kendaraan.
Untuk motor, keadaannya sudah dipanaskan mesinnya sekitar 1900 rpm hingga 2100 rpm selama 60 detik. Setelahnya dikembalikan pada posisi idle (putaran mesin sekitar 800 rpm hingga 1400 rpm). Dalam tampilan layar alat akan keluar bacaan kadar CO dalam persen dan kadar hidrokarbon dalam ppm.
• Emisi Kendaraan
PRINSIP ANALISIS (POINT: 10)
Pengujian idle dilakukan dengan cara menghisap gas buang kendaraan bermotor ke dalam alat uji gas analyzer kemudian diukur kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC).
• Total Suspended Particulate
Udara dihisap melalui filter menggunakan pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara gravimetri. Hasil analisis dinyatakan sebagai massa partikulat per satuan volume contoh uji udara (µg/m3).
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
• CO
CO analyzer bekerja atas dasar sinar infra merah yang terabsorbsi oleh analit.
Banyaknya intensitas sinar yang diserap sebanding dengan konsentrasi CO.
• O
Oksidan dari udara ambien yang telah dijerap oleh larutan NBKI dan bereaksi dengan ion iodida membebaskan iod (I
3
2
• NO
) yang berwarna kuning muda. Konsentrasi larutan ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm.
Gas NO
2 2
• O
dijerap dalam larutan Griess Saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentukan seccara spektrofotometri pada Panjang gelombang 550 nm.
Gas SO
2
2 diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan pararosanilin dan formaldehida ke dalam senyawa diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk senyawa pararosanilin metal sulfonate yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan diukur pada Panjang gelombang 550 nm.
1. CO
CARA KERJA (POINT: 10)
A. Persiapan
Dilakukan penentan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI no. 19-7119.6-2005
B. Preparasi Contoh
Alat CO analyzer dirangkai dan disiapkan untuk analisis C. Pengukuran
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Dilakukan pengukuran sesuai IK alat selama 15 menit.
2. Emisi kendaraan bermotor A. Persiapan
a. Pastikan bahwa alat dalam kondisi telah terkalibrasi;
b. Hidupkan sesuai prosedur pengoperasian (sesuai dengan rekomendasi manufaktur alat uji).
B. Preparasi contoh
a. Kendaraan yang akan diukur harus pada posisi datar (standar dua).
b. Pipa gas buang (knalpot) tidak bocor.
c. Kendaraan dipanaskan hngga Temperatur mesin normal (600C sampai dengan 700C atau sesuai rekomendasi manufaktur) dan sistim asesoris (lampu) dalam kondisi mati.
d. Kondisi temperatur tempat kerja pada 20 °C sampai dengan 350C C. Pengukuran
a. Dinaikkan (akselerasi) putaran mesin hingga mencapai 1.900 rpm sampai dengan 2.100 rpm kemudian tahan selama 60 detik dan selanjutnya kembalikan pada kondisi idle.
b. Dilakukan pengukuran pada kondisi idle dengan putaran mesin 800 rpm sampai dengan 1400 rpm atau sesuai rekomendasi manufaktur;
c. Dimasukkan probe alat uji ke pipa gas buang.
d. Ditunggu 20 detik dan lakukan pengambilan data konsentrasi gas CO dalam satuan persen (%), dan HC dalam satuan ppm yang terukur pada alat uji.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN 3. NO2
A. Persiapan
Dilakukan penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI no. 19-7119.6-2005.
B. Preparasi contoh
a. Alat Air Sampler Impinger ditempatkan pada lokasi pengambilan contoh udara ambien pada ketinggian minimal 1meter dari permukaan tanah.
b. Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke dalam botol penjerap.
c. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 0,4 L/menit. setelah stabil catat sebagai laju alir awal (F1).
d. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur dan tekanan udara setiap 10 menit.
e. Setelah 1 jam catat sebagai laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan pompa penghisap.
C. Pengukuran
a. Dalam jangka waktu maksimum 60 menit setelah pengambilan contoh uji, masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer, lalu ukur intensitas warna merah yang terbentuk sesuai IK alat. Pada Stored Program pilih NO2. Gunakan larutan penjerap sebagai blanko.
4. O3
A. Persiapan
Dilakukan penentan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI no. 19-7119.6-2005.
B. Preparasi contoh
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
a. Alat Air Sampler Impinger ditempatkan pada lokasi pengambilan contoh udara ambien pada ketinggian minimal 1 meter dari permukaan tanah.
b. Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke dalam botol penjerap.
c. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 0,5 – 3,0 L/menit.
setelah stabil catat sebagai laju alir awal (F1).
d. Lakukan pengambilan contoh uji selama 30 menit dan catat temperatur dan tekanan udara setiap 10 menit.
e. Setelah 30 menit catat sebagai laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan pompa penghisap.
C. Pengukuran
a. Dalam jangka waktu 30 menit – 60 menit setelah pengambilan contoh uji, masukkan larutan contoh uji ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer, lalu ukur intensitas warna kuning sesuai IK alat. Pada Stored Program pilih Ozon (352 nm).
b. Gunakan larutan penjerap sebagai blanko 5. SΟ2
A. Persiapan contoh
Dilakukan penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI no. 19-7119.6-2005.
B. Preparasi contoh
a. Alat Air Sampler Impinger ditempatkan pada lokasi pengambilan contoh udara ambien pada ketinggian minimal 1 meter dari permukaan tanah.
b. Masukkan larutan penjerap sebanyak 10 mL ke dalam botol penjerap.
c. Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir 0,5 – 1,0 L/menit.
setelah stabil catat sebagai laju alir awal (F1).
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN d. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat temperatur
dan tekanan udara setiap 10 menit.
e. Setelah 1 jam catat sebagai laju alir akhir (F2) dan kemudian matikan pompa penghisap.
C. Pengukuran
a. Pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu ukur 25 ml, dibilas dengan 5 ml air suling.
b. Disiapkan blanko dengan menggunakan 10 ml larutan penjerap ke dalam labu ukur 25 ml.
c. Contoh dan blanko masing-masing ditambahkan 1 ml larutan asam sulfamat 0.6% dan tunggu hingga 10 menit.
d. Ditambahkan 2,0 ml larutan formaldehida 0.2%
e. Ditambahkan 5,0 ml larutan pararosanilin.
f. Ditera dengan air suling hingga 25 ml, dihomogenkan, dan ditunggu 30 menit.
g. Diukur intensitas warna yang terbentuk menggunakan alat
spektrofotometer sesuai IK alat. Pada Stored Program pilih SO2.
6. TSP
A. Persiapan
Dilakukan penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien sesuai SNI no. 19-7119.6-2005.
B. Preparasi contoh
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN a. Disiapkan filter whatman 41. Dipanaskan dalam oven suhu
1050C selama 30 menit.
b. Filter didinginkan di dalam desikator dan ditimbang bobot awal filter (W1).
c. Tempatkan filter pada filter holder.
d. Tempatkan Dust Sampler di lokasi sampling pada ketinggian minimum 1 meter dari permukaan tanah.
e. Dust sampler dinyalakan sesuai IK alat, dicatat Laju alir awal f. Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 jam dan catat
temperature dan tekanan udara setiap 10 menit.
g. Setelah 1 jam, catat laju alir sebagai laju alir akhir dan kemudian matikan alat.
h. Pindahkan filter ke dalam desikator atau plastik klip.
C. Pengukuran
a. Ditimbang bobot filter + debu dicatat sebagai (W2).
b. Laju alir dalam satuan m/s dikonversikan menjadi satuan m3/menit menggunakan grafik konversi.
• Data pengambilan sampel dan analisis uji udara ambien:
DATA PENGAMATAN (POINT: 10)
Parameter Satuan Pengukuran Rata-
Rata Keterangan
1 2 3 4 5 6
Suhu Udara oC 30.4 32.5 30.6 36.4 39.7 39.8 34.9 -
Kelembaban % 59 61 52 45 43 43 50.5 -
Tekanan mmHg 758 759 759 753 753 752 755.7 -
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Kec. Angin m/s 1.5 1.8 1.2 0.2 0.2 0.2 0.85 - Arah Angin - Barat
ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
- -
Kondisi Cuaca - Ber-
awan Ber- awan
Ber- awan
Ber- awan
Ber- awan
Ber-
awan - -
*Suhu Udara Normal : 25 o Laju Alir (m/s)
C dan Tekanan Udara Normal : 760 mmHg
Awal (F1) Akhir (F2) Rata-rata
3.7 3.4 3.55
Laju Alir Konversi
(m3/menit) 0.111 0.102 0.106
Parameter Bobot Filter Awal (gram)
Bobot Filter + debu (gram)
Laju alir (m3
Waktu Sampling
(menit) /menit)
Vol Udara
(m3
Ketera ngan )
TSP 0.7299 0.7425 0.106 60 6.36 -
• Data Pengukuran Gas
Parameter
Laju Alir
(L/menit) Waktu Sampli
ng (menit)
Volume Larutan Penjerap
(ml)
Larutan Penjerap
Konsentrasi gas hasil pengukuran
instrumen Penguku
ran Rata- rata F1 F2
SO2 0.7 0.6 0.65 60 10
Larutan
tetrakloromerkurat(II) 0.78 µg
NO2 0.4 0.4 0.4 60 10
Larutan Griess
Salzman 1.20 µg
O3 2.1 1.9 2 30 10 Larutan NBKI
1.50 µg
CO - - - 2.70 ppm
• Data analisis emisi kendaraan
Tanggal uji : 28 September 2020
Laboratorium Pengujian : Lab PKT-3/APL SMK-SMAK Bogor
Alamat : Jl Binamarga, Ciheuleut, Bogor Timur, Kota Bogor
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Telp. / fax : 0251-8323138 / 0251-8384785
Petugas sampling : Panji Setiawan
DATA KENDARAAN
Merek : yamaha
Tipe :AL115C/ MIO SOUL
Tahun Produksi : 2010
No. Polisi : F 5457 FAD
Tipe Mesin : 4 tak
Kapasitas (cc) : 113 CC
Bahan bakar : Bensin (pertamax)
DATA HASIL PENGUKURAN/PENGUJIAN
Parameter Uji Satuan 1 2 3 Rata-rata
CO % 2.86 2.90 2.90 2.8867
CO2 % 5.28 5.33 5.33 5.313
HC ppm 233 242 254 121.5
O2 % 14.68 14.68 14.68 14.68
PENGOLAHAN DATA (POINT: 15) Data analisis: T udara rerata = 34.9 0
• Analisis TSP (Total Suspended Particulate) dalam Udara Ambien dengan Metode Gravimetri
C (307.9 K) P udara rerata = 755.7 mmHg
Dik = F1 = 0.111 m3/menit Dit = V dan C TSP?
F2 = 0.102 m3/menit W1 = 0.7299 gram W2 = 0.7425 gram t = 60 menit
Jawab =
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
• Analisis Gas NO2 dalam Udara Ambien dengan Metode Griess Saltzman- Spektrofotometri Sinar Tampak
Dik = F1 = 0.4 L/menit Dit = V dan C NO2?
F2 = 0.4 L/menit a = 1.20 μg t = 60 menit
• Analisis Gas SO2 dalam Udara Ambien dengan Metode Pararosanilin- Spektrofotometri Sinar Tampak
Dik = F1 = 0.7 L/menit Dit = V dan C SO2?
F2 = 0.6 L/menit a = 0.78 μg
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN t = 60 menit
Jawab =
• Analisis Gas O3 dalam Udara Ambien dengan Metode NBKI-Spektrofotometri Sinar Tampak
Dik = F1 = 2.1 L/menit Dit = V dan C O3?
F2 = 1.9 L/menit a = 1.50 μg t = 30 menit Jawab =
• Analisis Gas CO dalam Udara Ambien dengan Metode Non Dispersive IR Dik = C1 = 2.70 ppm Dit = C2 CO?
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Jawab =
• Analisis Uji Emisi Kendaraan Bermotor L (Roda Dua) Hasil CO = 2.89 %
Hasil hidrokarbon = 243 ppm
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS (POINT: 20)
Pada praktikum ini didapatkan hasil yaitu konsentrasi TSP yang didapat sebesar 2048.91μg/ Nm3 dengan volume udara setelah dikoreksi pada suhu dan tekanan normal sebesar 6.1496 m3. Konsentrasi ini jauh melebihi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi TSP di udara adalah 230 μg/Nm3
Konsentrasi TSP yang melebihi baku mutu lingkungan yang ada bisa jadi dikarenakan mungkin adanya kontaminasi filter atau kertas saring, seperti filter yang terkena tangan dan filter yang terlalu lama di luar sehingga terpapar debu di sekitar yang seharusnya hal ini tidak boleh terjadi. Penempatan alat Dust Sampler dari permukaan tanah sangat berpengaruh terhadap penangkapan udara yang diisap oleh alat nantinya.
Usahakan alat diatur pada ketinggian minimal semeter dari permukaan tanah.
. Akan tetapi, konsentrasi TSP yang tercantum pada peraturan pemerintah merupakan konsentrasi yang diukur selama kurun waktu 24 jam, sedangkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengukurannya dilakukan hanya sejam. Oleh karenanya, perbandingan ini bisa dinyatakan tidak valid karana adanya parameter yang tidak sesuai. Konsentrasi TSP yang tinggi merepresentasikan bahwa udara yang ada tidak baik untuk kesehatan manusia. Apabila tubuh terus terpapar oleh TSP di udara, maka akan menyebabkan munculnya penyakit infeksi pernapasan hingga infeksi pernapasan akut yang berakibat fatal terhadap nyawa.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
Kemungkinan-kemungkinan kejadian yang mungkin dapat dialami adalah dengan tidak mengecek kondisi alatnya sehingga alat mungkin tidak mengisap udara luar dengan optimal. Penentuan laju alir juga berpengaruh terhadap daya isap alat yang jika laju alirnya rendah, maka daya isap alat akan rendah dan begitupun sebaliknya. Saat analisis telah dilaksanakan, filter harus cepat-cepat ditaruh dalam desikator atau dalam tempat yang tertutup rapat untuk menghindari penyerapan uap air oleh filter. Filter yang menyerap uap air akan menambah bobot penimbangan akhir sehingga konsentrasi yang dihasilkan akan tinggi juga. Kondisi cuaca juga sangat memengaruhi hasil akhirnya.
Kondisi cuaca yang sangat panas memungkinkan debu-debu berterbangan dan lebih leluasa untuk pindah karena udara tidak rapat. Bandingkan dengan saat hujan yang akan menurunkan debu-debu karena udara mulai rapat dan debu tak punya ruang untuk bergerak sehingga debu banyak yang turun ke bawah.
Pada analisis SO2 dengan metode Pararosanilin, didapatkan konsentrasi SO2 dalam udara ambien sebesar 20.7820 μg/Nm3 dengan volume udara setelah dikoreksi pada suhu dan tekanan normal sebesar 37.5325 L. Konsentrasi ini tidak melampaui baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi SO2 di udara adalah 900 μg/Nm3. Apabila konsentrasi SO2
Dalam menetapkan konsentrasi SO
di udara meningkat, maka dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang akan mengakibatkan pada kerusakan benda-benda, terutama benda dari besi. Apabila manusia terpapar hujan asam, maka akan menyebabkan rontoknya rambut dan membuat kulit menjadi gatal.
2 dalam udara ambien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain dengan tempat atau ketinggian diletakkannya alat Air Sampler Impinger. Pastikan alat sudah dicek dan statusnya masih baik dan terkalibrasi.
Ketinggian alat dapat memengaruhi udara yang masuk ke alat. Usahakan alat diletakkan minimal semeter dari permukaan tanah yang depannya tidak terhalang benda apapun yang dapat menghambat pengisapan udara oleh alat. Larutan penjerap yang dimasukkan harus sesuai dengan peruntukannya karena dalam larutan penjerap ada senyawa spesifik
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
yang hanya dapat menangkap gas-gas tertentu saja. Larutan penjerap yang dipakai dalam analisis SO2
Pada analisis O
adalah larutan tetrakloromerkurat(II) yang salah satu senyawa yang berbahaya karena mengandung raksa. Untuk itu pentingnya kesadaran dalam pemakaian dan penerapan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja. Laju alir harus diatur seberapa cepat alat dalam mengisap udara dari luar. Botol penjerap diisi oleh larutan penjerap dan ditutup rapat. Tutupnya harus benar-benar dipastikan rapat karena untuk menghindari kebocoran gas. Cara yang paling mudah apakah botol penjerap sudah rapat adalah dengan melihat gelembung udara saat laju alir dinaikkan dari 0 L/menit. Di samping botol penjerap, terdapat botol pengaman yang berisi gel silika untuk menyerap uap air. Uap air harus diserap untuk menghindari pompa yang rusak akibat korosi dan berkarat. Saat analisis sudah dilakukan, larutan penjerapnya harus ditambahkan senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan larutan itu menjadi berwarna.
Senyawa-senyawa yang ditambahkan antara lain larutan asam sulfamat 0.6%, larutan formaldehida 0.2%, dan larutan pararosanilin untuk membentuk seuatu senyawa kompleks warna merah. Pembentukan senyawa kompleks ini harus ditunggu hingga stabil, karena senyawanya melibatkan proses coupling untuk menghasilkan warna merah. Larutan yang sudah ditambahkan pararosanilin langsung dituang ke kuvet dan intensitas warna merahnya diukur di spektrofotometer sinar tampak dengan panjang gelombang 550 nm. Alat spektrofotometer harus dicek keadaannya dan status kalibrasinya agar pengukuran akurat.
3 dengan metode NBKI (Neutral Buffered Potassium Iodide), didapatkan konsentrasi O3 dalam udara ambien sebesar 25.9775 μg/Nm3 dengan volume udara setelah dikoreksi pada suhu dan tekanan normal sebesar 57.7422 L.
Konsentrasi ini tidak melampaui baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi O3 di udara adalah 235 μg/Nm3. Akan tetapi, konsentrasi O3 yang tercantum pada peraturan pemerintah merupakan konsentrasi yang diukur selama kurun waktu satu jam, sedangkan hasil analisis menunjukkan bahwa pengukurannya dilakukan hanya 30 menit. Oleh karenanya,
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
perbandingan ini bisa dinyatakan tidak valid karana adanya parameter yang tidak sesuai.
O3 bagi manusia bersifat sangat karsinogenik sehingga dalam udara ambien (udara yang terhirup sehari-hari), kosentrasinya tidak boleh tinggi. Dalam dosis tinggi, O3 akan menimbulkan kanker.
Dalam menetapkan konsentrasi O3 dalam udara ambien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain dengan tempat atau ketinggian diletakkannya alat Air Sampler Impinger. Pastikan alat sudah dicek dan statusnya masih baik dan terkalibrasi.
Ketinggian alat dapat memengaruhi udara yang masuk ke alat. Usahakan alat diletakkan minimal semeter dari permukaan tanah yang depannya tidak terhalang benda apapun yang dapat menghambat pengisapan udara oleh alat. Larutan penjerap yang dimasukkan harus sesuai dengan peruntukannya karena dalam larutan penjerap ada senyawa spesifik yang hanya dapat menangkap gas-gas tertentu saja. Larutan penjerap yang dipakai dalam analisis O3 adalah larutan NBKI (Neutral Buffered Potassium Iodide) yang salah satu isinya adalah kalium iodida. Prinsipnya mirip seperti pada prinsip titrasi Volumetri bagian Iodometri, yakni dengan mengoksidasi ion iodida menjadi gas I2
Pada analisis CO dengan metode Non Dispersive IR, didapatkan konsentrasi CO dalam udara ambien sebesar 3092.0245 μg/Nm
yang berwarna kuning kecokelatan. Laju alir harus diatur seberapa cepat alat dalam mengisap udara dari luar. Botol penjerap diisi oleh larutan penjerap dan ditutup rapat. Tutupnya harus benar-benar dipastikan rapat karena untuk menghindari kebocoran gas. Cara yang paling mudah apakah botol penjerap sudah rapat adalah dengan melihat gelembung udara saat laju alir dinaikkan dari 0 L/menit. Di samping botol penjerap, terdapat botol pengaman yang berisi gel silika untuk menyerap uap air. Uap air harus diserap untuk menghindari pompa yang rusak akibat korosi dan berkarat. Sesudah dilakukan analisis, larutan yang ada di botol penjerap langsung dituang ke kuvet dan intensitas warna kuningnya diukur di spektrofotometer sinar tampak dengan panjang gelombang 352 nm.
Alat spektrofotometer harus dicek keadaannya dan status kalibrasinya agar pengukuran akurat.
3. Konsentrasi ini tidak melampaui baku
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
mutu yang telah ditetapkan pemerintah melalui PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi CO di udara adalah 30000 μg/Nm3. Konsentrasi gas CO dalam udara yang tinggi bisa dikarenakan emisi gas buang kendaraan yang tidak normal. Gas CO dalam udara dapat menyebabkan keracunan bagi yang merhirupnya, dengan gejala awal pusing dan tidak sadarkan diri.
Dalam menetapkan konsentrasi CO dalam udara ambien dapat dilakukan dengan menggunakan CO Analyzer. Pengukuran menggunakan CO Analyzer dilakukan mengikuti kaidah bahwa gas-gas menyerap sinar infra merah sehingga intensitas infra merah yang masuk melalu gas itu dapat terukur. Terlebih dahulu, alatnya harus selalu dicek statusnya, mulai dari status verifikasi, kalibrasi dan hingga pengecekan daya alatnya. Pemasangan probe dilakukan sebelum melakukan analisis dan pemasangannya harus benar. Arah probe harus minimal 450
Pada analisis emisi kendaraan roda dua tipe L dengan 4 tak, didapatkan konsentrasi CO dan hidrokarbon yang dilepas ke udara berturut-utrut sebesar 2.89% dan 243 ppm. Konsentrasi-konsentrasi ini tidak melampaui baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah melalui Permen LH No. 5 Tahun 2006 dengan maksimum konsentrasi CO dan hidrokarbon yang dilepas ke udara untuk kendaraan tipe L dengan 4 tak berturut- turut sebesar 4.5% dan 2000 ppm. Konsentrasi gas CO dalam udara yang tinggi bisa dikarenakan emisi gas buang kendaraan yang tidak normal. Gas CO dalam kendaraan dihasilkan akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Akibat lain dari pembakaran yang sempurna itu adalah kendaraan yang terasa lambat padahal sudah digas maksimal. Konsentrasi hidrokarbon dalam pipa gas buang merepresentasikan bahan bakar yang terbuang percuma (tidak ada pembakaran sama sekali). Dalam pengukuran emisi kendaran ini, kendaraan harus distandar dua, agar kendaraan dan emisi yang dihasilkan stabil. Kondisi pipa gas buang harus diperhatikan, jika ada dengan arah ke atas, probe-nya condong ke arah angin yang berlawanan, karena dianggap angin membawa gas-gas termasuk gas CO ini. Pengukuran dilakukan selama 15 menit dan konsentrasi CO ditampilkan pada layar alat.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
kebocoran, hal itu akan menyebabkan konsentrasi CO dan hidrokarbon berkurang sehingga akan terjadi kesalahan negatif. Sebelum dilakukan pengukuran dengan memasukkan probe ke lubang pipa gas buang, mesin harus sudah dipanaskan dan sudah ditingkatkan akselerasinya, hal ini mewakili keadaan sebenarnya dari kendaraan yang ada di jalan atau dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Pengukuran dilakukan dalam keadaan putaran mesin yang stabil pada kisaran 800 rpm hingga 1400 rpm (posisi idle).
Probe dimasukkan dalam lubang pipa gas buang dan tahan selama 20 detik. Konsentrasi CO dan hidrokarbon akan ditampilkan pada alat dan dicatat pada lembar pengamatan
Faktor meteorologi dapat mempengaruhi kualitas udara, yaitu tergantung dari stabilnya atmosfer di area tersebut. Stabil atau tidak stabilnya atmosfer tergantung dari kecepatan angin, arah angin, dan suhu udara. Jika kecepatan angin dan suhu di area tersebut berada di nilai yang rendah akan menyebabkan stabilnya atmosfer sehingga proses dilusi atau proses pencampuran antara suatu zat dan zat lainnya di udara sangat kecil, maka dari itu tingkat konsentrasi polutan akan bernilai tinggi di area tersebut.
Sampel udara ambien diambil menggunakan air sampler impinger yang ditempatkan setinggi 1,5 meter agar udara yang terserap maksimal tanpa adanya penghalang
Sampel gas sulfur dioksida (SO2) di udara dijerap oleh larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM) yang telah dibuat terlebih dahulu di laboratorium. Larutan penjerap berfungsi sebagai agen penjerap agar sampel yang hendak diuji bisa tertampung dalam suatu media sehingga memudahkan proses pengujian. Larutan penjerap yang digunakan bersifat selektif yang akan menjerap senyawa SO2. Proses sampling menggunakan alat air sampler impinger sebagai wadah larutan penjerap. Alat ini dihubungkan dengan pompa penghisap dengan laju alir 1 L/menit. Sebanyak 10 mL larutan penjerap akan menjerap SO2 di udara ambien selama kurang lebih 60 menit.
Selama pompa penghisap dihidupkan, dilakukan pengukuran temperatur, kecepatan angin, tekanan udara dan kelembaban udara di lokasi pengambilan sampel SO2. Sampel
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
yang telah dijerap dimasukkan pada botol gelap untuk mengawetkan sampel uji dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.
Sampel gas nitrogen dioksida yang didapatkan setelah pengambilan sampel pada kedua lokasi tersebut langsung dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 550 nm. Warna larutan yang terbentuk secara visual berwarna merah muda.
Oksidan merupakan senyawa oksidator yang tidak dioksidasi oksigen sehingga menghasilkan pencemar sekunder. Adanya oksidan di udara ambien berasal dari reaksi fotokimia senyawa hidrokarbon yang menghasilkan O3, NO2, peroksiasetilnitrat (PAN).
Penentuan kadar gas oksidan (Ox) di udara berdasarkan SNI 19-7119.8- 2005c, diawali dengan pengambilan sampel udara menggunakan alat impinger. Prinsip dasar pengambilan sampel gas oksidan (Ox) di udara ambien yaitu menggunakan air sampler impinger dengan pompa vakum, lalu impinger diisi dengan larutan penjerap neutral buffer kalium iodide (NBKI) untuk mengikat atau 48 menyerap parameter gas oksidan yang akan ditentukan kadarnya dalam udara ambien. Larutan standar yang digunakan dalam pengujian oksidan (Ox) adalah larutan standar iod 0,05 N yang telah distandarisasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N. Larutan natrium tiosulfat sendiri telah distandarisasi dengan kalium iodat (KIO3
Jenis sensor yang digunakan pada Monoxor Plus CO analyzer adalah sensor elektrokimia. Sensor elektrokimia akan beroperasi saat terjadi reaksi dengan gas yang diinginkan (dianalisis) dan menghasilkan sinyal listrik sebanding dengan konsentrasi gas. Sebuah sensor elektrokimia yang khas terdiri dari sensing electrode (elektroda kerja), dan counter electrode yang dipisahkan oleh lapisan tipis elektrolit. Gas yang
).
Prinsip kerja dari alat ini adalah alat akan mendeteksi dan menampilkan keberadaan CO dalam sampel gas yang pertama kali ditangkap oleh alat dari area yang diuji. Sampel gas selanjutnya diarahkan ke ruang sensor di mana sampel dianalisis untuk mengetahui keberadaan CO. Jika CO terdeteksi, tingkat CO (dalam ppm) ditampilkan dalam layar.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
bersentuhan dengan sensor terlebih dahulu melewati bukaan tipe kapiler kecil dan kemudian berdifusi melalui penghalang hidrofobik, dan akhirnya mencapai permukaan elektroda.
Gas yang berdifusi melalui penghalang bereaksi pada permukaan sensing electrode yang melibatkan baik mekanisme oksidasi atau reduksi. Reaksi-reaksi ini dikatalisasi oleh bahan elektroda yang secara khusus dikembangkan untuk gas yang diinginkan. Dengan resistor terhubung di seluruh elektroda, arus sebanding dengan konsentrasi gas mengalir antara anoda dan katoda. Arus dapat diukur untuk menentukan konsentrasi gas.
Jumlah gas CO yang diperlukan oleh mesin kendaraan dipengaruhi oleh perbandingan antara udara dan bahan bakar yang dihisap oleh mesin ke dalam ruang bakar. Pada saat campuran kaya (kekurangan udara ) dan campuran miskin (kelebihan udara), pada emisi gas buang CO yang campurannya kaya cenderung naik hal ini karena atom yang berasal dari bahan bakar kurang oksigen yang berasal dari udara untuk berkaitan melalui reaksi kimia didalam ruang bakar dan berubah menjadi karbondioksida. Sedangkan pada campuran miskin (kelebihan udara) konsentrasi CO berbanding lurus dengan campuran bahan bakar dan udara yang dihisap sehingga konsentrasi CO akan turun, karena oksigen yang berasal dari udara yang cukup untuk memenuhi reaksi dengan karbon membentuk CO2
Pada ‘Analisis Udara’ ini, dilakukan analisis TSP, gas NO SIMPULAN (POINT: 10)
2, gas SO2, gas O3, dan uji emisi kendaraan. Pada analisis TSP didapatkan konsentrasi TSP dalam udara sebesar 2048.91 μg/Nm3 yang melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi TSP di udara adalah 230 μg/Nm3. Pada analisis NO2, SO2, dan O3 didapatkan konsentrasinya berturut-turut dalam udara sebesar 51.9550 μg/Nm3, 20.7820 μg/Nm3, dan 25.9775 μg/Nm3 yang tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasinya di udara berturut-turut adalah 400 μg/Nm3, 900 μg/Nm3. 235 μg/Nm3.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
Pada analisis CO didapatkan konsentrasi CO dalam udara sebesar 3092.0245 μg/Nm3 yang tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 dengan maksimum konsentrasi CO di udara adalah 30000 μg/Nm3. Pada analisis emisi kendaraan, didapatkan konsentrasi CO dan hidrokarbon sebesar 2.89% dan 243 ppm yang tidak melampaui baku mutu melalui Permen LH No. 5 Tahun 2006 dengan maksimum konsentrasi CO dan hidrokarbon untuk kendaraan tipe L dengan 4 tak berturut-turut sebesar 4.5% dan 2000 ppm.
DAFTAR PUSTAKA (POINT: 5)
Akbar, F. (2013). Analisis Penurunan Emisis Gas Karbon Monoksida (CO) dan Efisiensi BBM pada Kendaraan Roda Empat yang Menggunakan Alat
Penghemat dan Pencampuran Bioetanol. Semarang: Universitas Diponegoro.
Alley, F. C., & Cooper, C. D. (1994). Air Pollution Control. Illinois: Waveland Press Inc.
Apriawati, E., & Kiswandono, A. A. (2017). Kajian Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) Nitrogen Dioksida (NO2) di Tiga Lokasi Kota Bandar Lampung. Analit:
Analytical and Environmental Chemistry Vol. 02, No. 01, 42-51.
Blacker, J. H., Confer, R. G., & Brief, R. S. (2012). Note on an Evaluation of the Reference Method for Determination of Sulphur Dioxide in the Atmosphere (Pararosaniline Method). Jounal of the Air Pollution Control Association, 525- 527.
Elena, R. D. (2007). Analisis Konsentrasi Ozon (O3) di Udara Ambien Kota Padang dan Korelasi dengan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (NO2, Temperatur, dan Radiasi Matahari Global). Padang: Fakultas Teknik Universitas Andalas.
ESA. (2000). Acid Decomposition. Washington, D. C.
Istirokhatun, T., Agustini, I. T., & Sudarno. (2016). Investigasi Pengaruh Kondisi Lalu Lintas dan Aspek Meteorologi terhadap Konsentrasi Pemcemar SO2, di Kotaa Semarang. Jurnal PRESIPITASI, Vol. 13, No. 01, 21-27.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN Landis, W., Sofield, R., & Yu, M.-H. (2003). Introduction to Environmental
Toxicology: Impacts of Chemicals Upon Ecological Systems, Third Edition.
Washington, D. C.: Lewis Publishers.
Lead, P. (1999). Pollution Prevention and Abatement Handbook 1998. Washington, D.
C.: The World Bank Group.
Non-Dispersive Infrared Absorption Sensors | GASTEC CORPORATION. (2020).
Diambil kembali dari Gastec.co.jp:
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Prasetyotomo, D. E., Huboyo, H. S., & Hadiwidodo, M. (t.thn.). Analisis Total Suspended Particulate (TSP) dalam Ruangan pada Proses Pengasapan (Studi Kasus: Sentra Pengasapan Ikan Bandarharjo, Kota Semarang). 1-10.
Rakness, K. (1996). Guideline for Measurement of Ozone Concentration in the Process Gas from an Ozon Generator. Ozone Science & Engineering, Vol. 18, 209-229.
Setiawan, A. (2002). Hubungan Kadar Total Suspended Particulate (TSP) dengan Fungsi Paru di Lingkungan Industri Semen (Studi pada Semen Cebinong Pabrik Cilacap). Program Pascasarjana Universitas Dipenegoro.
Siswantoro, Lagiyono, & Siswiyanti. (t.thn.). Analisa Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor 4 Tak Berbahan Bakar Campuran Premium dengan Variasi Penambahan Zat Aditif. 75-84.
Winarno, J. (2009). Emisi Gas Buang Emisi Gas Buang Terhadap Lingkungan. Jurnal Teknik.
Yulianti, S. (2013). Analisis Konsentrasi Gas Karbon Gajah Mada Pontianak. Jurnal Teknik Lingkungan.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN SNI 19-7119.2-2005. (2005). Udara ambien - Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen
dioksida (NO2) dengan metode Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 19-7119.3-2005. (2005). Udara ambien - Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total menggunakan peralatan alat high volume air sampler (HVAS) dengan metoda gravimetri. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 19-7119.6-2005. (2005). Udara ambien - Bagian 6; Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 19-7119.7-2005. (2005). Udara ambien - Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer. Jakarta:
Badan Standardisasi Nasional.
SNI 19-7119.8-2005. (2005). Udara ambien - Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan menggunakan neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan
spektrofotometer. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 7119.10:2011. (2011). Udara ambien - Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR).
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
US EPA, O. (2016, 6 Juli). Basic Information about NO2 | US EPA. Diambil kembali no2#Effects
WHO. (2019, 30 Juli). Air Pollution. Diambil kembali dari Who.int:
TTD
Siswa Guru Praktikum
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN
(Panji Setiawan) NIS. 17.63.08778
(………) NIP.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR
DATA ANALISIS EMISI KENDARAAN
Tanggal uji : 28 September 2020
Laboratorium Pengujian : Lab PKT-3/APL SMK-SMAK Bogor
Alamat : Jl Binamarga, Ciheuleut, Bogor Timur, Kota Bogor Telp. / fax : 0251-8323138 / 0251-8384785
Petugas sampling : Panji Setiawan
DATA KENDARAAN
Merek : yamaha
Tipe :AL115C/ MIO SOUL
Tahun Produksi : 2010
No. Polisi : F 5457 FAD
Tipe Mesin : 4 tak
Kapasitas (cc) : 113 CC
Bahan bakar : Bensin (pertamax)
DATA HASIL PENGUKURAN/PENGUJIAN
Parameter Uji Satuan 1 2 3 Rata-rata
CO % 2.86 2.90 2.90 2.8867
CO2 % 5.28 5.33 5.33 5.313
HC ppm 233 242 254 121.5
O2 % 14.68 14.68 14.68 14.68
Catatan:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR
Siswa Guru Praktikum
(Panji Setiawan) NIS. 17.63.08778
(Muhammad Rizky Prasetyo) NIP. 199211052018011002
DATA PENGAMBILAN CONTOH UJI UDARA AMBIENT
DATA METEOROLOGI
Parameter Satuan Pengukuran Rata-
Rata Keterangan
1 2 3 4 5 6
Suhu Udara oC 30.4 32.5 30.6 36.4 39.7 39.8 34.9 -
Kelembaban % 59 61 52 45 43 43 50.5 -
Tekanan mmHg 758 759 759 753 753 752 755.7 - Kec. Angin m/s 1.5 1.8 1.2 0.2 0.2 0.2 0.85 - Arah Angin - Barat
ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
Barat ke Timur
- -
Kondisi Cuaca - Ber-
awan Ber- awan
Ber- awan
Ber- awan
Ber- awan
Ber-
awan - -
*Suhu Udara Normal : 25 o
DATA PARTIKULAT
C dan Tekanan Udara Normal : 760 mmHg
Laju Alir (m/s)
Awal (F1) Akhir (F2) Rata-rata
3.7 3.4 3.55
Laju Alir Konversi
(m3/menit) 0.111 0.102 0.106
Parameter Bobot Filter Awal (gram)
Bobot Filter + debu (gram)
Laju alir (m3
Waktu /menit) Sampling
(menit)
Vol Udara
(m3
Keterangan )
TSP 0.7299 0.7425 0.106 60 6.36 -
DATA PENGUKURAN GAS Parameter
Laju Alir (L/menit)
Waktu Sampling
(menit)
Volume Larutan Penjerap
(ml)
Larutan Penjerap
Konsentrasi gas hasil pengukuran
instrumen Pengukuran Rata-
rata F1 F2
SO2 0.7 0.6 0.65 60 10
Larutan
tetrakloromerkurat(II) 0.78 µg
NO2 0.4 0.4 0.4 60 10 Larutan Griess Salzman 1.20 µg
O3 2.1 1.9 2 30 10 Larutan NBKI 1.50 µg
CO - - - 2.70 ppm
Dasar Hukum (SNI/Peraturan
Pemerintah)
SNI 19-7118.3-2005 dan Pemen LH No. 5 Tahun 2006
Titik Koordinat Sampling:
S: 6.601582 E: 106.812292 Nama Perusahaan SMK-SMAK BOGOR
Nama Lokasi Sisi Utara (area parkir kendaraan) Petugas Sampling
Panji Setiawan
Kondisi Lingkungan :
Terdapat aktivitas lalu-lalang kendaraan yang hendak parkir
Tanggal Pengukuran 28 September 2020 Waktu Pengukuran 08.04 – 09.04 WIB