Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Negara Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja dalam Peraturan Perundang-undangan;. Pemerintah melakukan penggantian UU Cipta Kerja untuk melakukan perbaikan dan menggantikan UU Nomor 11.
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN
- Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, pelindungan, dan pemberdayaan
- Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnya disingkat UMK-M adalah usaha mikro, usaha kecil, dan
- Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan
- Badan Usaha adalah badan usaha berbentuk badan
2- . e. bahwa upaya perubahan peraturan mengenai kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah memperbaiki ekosistem. investasi dan percepatan proyek strategis nasional. termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja, dilaksanakan melalui perubahan peraturan perundang-undangan sektoral yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam menjamin percepatan penciptaan lapangan kerja, sehingga diperlukan terobosan dan kepastian hukum untuk mengatasi berbagai persoalan di bidang ketenagakerjaan. di bidang ketenagakerjaan. beberapa undang-undang. dalam satu undang-undang menggunakan metode omnibus; . F. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91/PUU-)<\I\ll 2O2O perlu dilakukan perbaikan dengan mengganti Undang-undang Nomor 11. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnya disingkat UMK-M adalah usaha mikro, usaha kecil dan disingkat UMK-M adalah usaha mikro, usaha kecil dan.
BAB II
Pelaku usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha dan/atau kegiatan di bidang tertentu. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana rinci mengenai luasan tata ruang suatu wilayah kabupaten/kota yang disertai dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
BAB III
Pasal 14 ayat (2), Pelaku Usaha mengajukan permohonan persetujuan kesesuaian kegiatan
- Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
- Pola Ruang adalah distribusi peruntukan Ruang
- Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
- Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah
- Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan Penataan Ruang melalui
- Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola
- Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan Struktur Ruang dan Pola Ruang
- Rencana Tata Ruang adalah hasil Perencanaan Tata Ruang
- Kawasan adalah Wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya
- Kawasan Budi Daya adalah Wilayah yang
- Kawasan Perdesaan adalah Wilayah yang
- Kawasan Perkotaan adalah Wilayah yang
- Kawasan Megapolitan adalah Kawasan yang
- Kawasan Strategis KabupatenlKota adalah Wilayah yang Penataan Ruangnya diprioritaskan
- Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
- Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi
- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Penataan Ruang
- Di antara Pasal 34 dan Pasal 35 disisipkan 1 (satu)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;. pedoman bidang Penataan Ruang; Dan. rencana pembangunan jangka panjang daerah. 21 Persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Daerah dibatalkan oleh Pemerintah Pusat.
37 - Pasal 69
Ketentuan.
Kawasan adalah bagian dari Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mempunyai fungsi tertentu yang ditentukan berdasarkan kriteria karakteristik. Pulau-pulau kecil dan ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan keberlanjutan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas, nilai, dan keanekaragamannya.
Daya Dukung Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Dampak Besar adalah terjadinya perubahan
Pencemaran Pesisir adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
Akreditasi adalah prosedur pengakuan suatu kegiatan yang secara konsisten telah memenuhi
Pemangku Kepentingan Utama adalah para
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya pemberian fasilitas, dorongan, atau bantuan
Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat
Masyarakat Tradisional adalah Masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak
Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun
Dewan Perwakilan Ralryat yang selanjutnya disebut DPR adalah Dewan Perwakilan Ralryat
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
Mitra Bahari adalah jejaring pemangku kepentingan di bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
21 Batas wilayah perencanaan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, RZ KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dan RZ KSNT sebagaimana dimaksud pada ayat (1). huruf c ditetapkan oleh Pemerintah. Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 7A, dan Pasal 78 diatur dalam Peraturan Nasional.
Pasal 9 dihapus
Masyarakat dalam pemanfaatan ruang perairan dan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai fungsi sosial dan ekonomi.
Judul
Judul Bagian Kesatu pada Bab V diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
Di antara Pasal 16 dan Pasal 17 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 16A sehingga berbunyi sebagai
Di antara Pasal L7 dan Pasal 18 disisipkan 1 (satu)
21 Izin usaha diberikan dalam kaitannya dengan pemanfaatan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1). kepada masyarakat dan komunitas lokal. 21 Masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diakui sesuai. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Di antara Pasal 26A dan Pasal 27 disisipkan 1 (satu)
Pemerintah pusat atau pemerintah daerah memberikan dan mencabut izin usaha yang berkaitan dengan pemanfaatan laut di wilayah perairan pantai sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
EPUBUK INDONESIA
- Di antara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 7lA sehingga berbunyi sebagai
- Di antara Pasal 73 dan Pasal 74 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 73A sehingga berbunyi sebagai
- Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan dan
- Kelautan adalah hal yang berhubungan dengan
- Pulau adalah wilayah daratan yang terbentuk secara alamiah yang dikelilingi air dan berada di
- Pembangunan Kelautan adalah pembangunan
- Pengelolaan Kelautan adalah penyelenggaraan
- Pelindungan Lingkungan Laut adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
- Pencemaran Laut adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
- Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
- Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kelautan
- Ketentuan.
Setiap orang yang mengusahakan saluran air dari perairan yang tidak sesuai untuk kegiatan pengusahaan laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat Laut secara permanen berada di wilayah perairan dan. yurisdiksi yang tidak memenuhi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut yang disediakan, dikenakan sanksi administratif. 21 Kesesuaian kegiatan di kawasan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi kegiatan :. pemanfaatan air laut selain energi; mengangkat muatan dari kapal yang tenggelam; usaha minyak dan gas; pertambangan mineral dan batubara; kegiatan pemanfaatan ruang laut lainnya.
67 - Pasal 20
- Geospasial atau Ruang Kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan
- Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau
- Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat IGD adalah IG yang berisi tentang objek
- Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang menggambarkan satu
- Skala adalah angka perbandingan antara jarak dalam suatu IG dengan jarak sebenarnya di muka
- Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang
- Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
- Badan adalah lembaga pemerintah
- Instansi Pemerintah adalah kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian
- Setiap Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, atau Badan Usaha
- Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
- Ekosistem adalah tatanan unsur Lingkungan Hidup yang merupakan kesatuan utuh-
- Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan
- Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan Lingkungan Hidup untuk mendukung
- Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah
- Sumber Daya Alam adalah unsur Lingkungan Hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan
- Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang
- Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, ertergi, atau
- Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung
- Perubahan tklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh
- Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
- Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah 83 adalah sisa suatu
- Pengelolaan Limbah 83 adalah kegiatan yang
- Dumping/ Pembuangan adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau
- Sengketa Lingkungan Hidup adalah perselisihan
- Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada Lingkungan Hidup yang
- Organisasi Lingkungan Hidup adalah kelompok
- Audit Lingkungan Hidup adalah evaluasi yang
- Kearifan Lokal adalah nilai-nilai luhur yang
- Masyarakat Hukum Adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun bermukim
- Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hukum maupun
- Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup adalah seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong
- Pasal 22 disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat
- Pasal 30 dihapus
Kerusakan lingkungan hidup merupakan perubahan alam secara langsung dan/atau tidak langsung. lingkungan fisik, kimia dan/atau biologi. Dampak lingkungan hidup adalah akibat dari perubahan lingkungan hidup, yaitu perubahan lingkungan hidup. disebabkan oleh suatu perusahaan dan/atau kegiatan. Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (21), Pemerintah negara bagian atau daerah menerbitkan izin usaha atau persetujuan dari pemerintah pusat atau daerah.
84- 18. Pasal 40 dihapus
Di antara Pasal 61 dan Pasal 62 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 61A sehingga berbunyi sebagai
Peraturan lingkungan dan hukum.; mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; antar daerah dan penyelesaian sengketa lingkungan hidup; menetapkan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak-hak masyarakat. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; pengelolaan informasi lingkungan hidup nasional; mengoordinasikan, mengembangkan dan mensosialisasikan penggunaan teknologi ramah lingkungan; menerbitkan izin usaha atau persetujuan dari pemerintah pusat; mematuhi undang-undang lingkungan hidup. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada tingkat provinsi; pengelolaan informasi lingkungan hidup tingkat provinsi; mengembangkan dan mensosialisasikan penggunaan teknologi ramah lingkungan; pemberian izin usaha atau persetujuan dari pemerintah daerah pada tingkat provinsi; Dan. penegakan hukum lingkungan hidup di tingkat provinsi.
Ketentuan Pasal 69 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
Pusat wajib melakukan pengawasan agar penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mematuhi izin Usaha atau persetujuan dari pemerintah negara bagian atau daerah. Pencemaran lingkungan hidup dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang dilakukan oleh penanggung jawab perusahaan dan/atau kegiatan. Pemerintah pusat atau daerah dan/atau pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup akan dikenakan sanksi administratif.
- Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
- Penyelenggaraan Bangunan Gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi perencanaan
- Pelestarian adalah kegiatan Perawatan,
- Pemilik Bangunan Gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang
- Pengguna Bangunan Gedung adalah Pemilik
- Masyarakat adalah perseorangan, kelompok, badan hukum atau usaha, dan lembaga atau
- Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
- Penilik Bangunan Gedung yang selanjutnya disebut Penilik adalah orang perseorangan yang
Pemanfaatan bangunan adalah kegiatan pemanfaatan bangunan sesuai dengan. fungsi yang telah ditentukan, termasuk kegiatan. 21 Pemanfaatan ruang di atas tanah dan/atau di bawah tanah. tanah dan/atau air untuk bangunan. harus dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 21 Pengendalian dampak lingkungan terhadap bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
103- 13. Pasal 16 dihapus
Di antara Pasal 37 dan Pasal 38 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 37A sehingga berbunyi sebagai
Ketentuan Pasal 39 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
Bangunan yang ditunjuk oleh. memperoleh surat persetujuan bangunan dan/atau lingkungan hidup untuk dilindungi dan dilestarikan oleh Pemerintah Pusat; ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cagar budaya; mengubah fungsi bangunan setelah mendapat persetujuan pembangunan dari Pemerintah Pusat. menerima kompensasi yang sesuai. ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pembongkaran bangunan dilakukan oleh Pemerintah Pusat bukan karena kesalahan pemilik bangunan.
Pengguna bangunan yang tidak menaati ketentuan undang-undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak 15% (lima belas persen). nilai bangunan tersebut jika menimbulkan kecelakaan pada orang lain. Pengguna bangunan yang tidak menaati ketentuan undang-undang ini dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 20o/o (dua puluh persen). 41 Dalam sidang pengadilan yang berkaitan dengan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), hakim memperhatikan pertimbangan ahli. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, jenis, besaran denda, dan tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah.
Di antara Pasal 47 dan Pasal 48 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 47A sehingga berbunyi sebagai
Arsitektur adalah wujud hasil penerapan ilmu pengetahLlan, teknologi, dan seni secara utuh
Praktik Arsitek adalah penyelenggaraan kegiatan
Arsitek adalah seseorang yang telah memenuhi
Uji Kompetensi adalah penilaian kompetensi Arsitek yang terukur dan objektif untuk menilai
Lisensi adalah bukti tertulis yang sah sebagai. sertifikat tanggung jawab untuk praktik arsitektur. dalam pengurusan izin mendirikan bangunan dan perizinan lainnya. upaya menjaga kompetensi arsitek. menjalankan praktik arsitektur secara permanen. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara publikasi. dan pencabutan sertifikat merek arsitek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9. Ketentuan Pasal 28 diubah sebagai berikut: menetapkan dan menegakkan kode etik profesi arsitek; pengorganisasian dan pemantauan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; mengkomunikasikan, mengatur dan mempromosikan kegiatan di bidang praktik arsitektur; memberikan masukan kepada perguruan tinggi arsitektur sehubungan dengan pengembangan praktik arsitektur; memberikan masukan kepada pemerintah mengenai ruang lingkup pelayanan Praktik Arsitektur; mengembangkan arsitektur dan melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia; Dan.
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
Sumber Daya Ikan adalah potensi semua jenis ikan
Lingkungan Sumber Daya Ikan adalah perairan tempat kehidupan Sumber Daya lkan, termasuk
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh
Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh Ikan di perairan yang tidak dalam
Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk
Pengelolaan Perikanan adalah semua upaya,
Konservasi Sumber Daya Ikan adalah upaya
Nelayan Kecil adalah orang yang mata
Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan Pembudidayaan lkan
Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan
Dihapus
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang selanjutnya disingkatZEEI adalah jalur di luar dan
Laut Lepas adalah bagian dari laut yang tidak termasuk dalam ZEEI, Laut Teritorial Indonesia,
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perikanan
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
21 Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pengelolaan perikanan wajib mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Di antara Pasal 20 dan Pasal 21 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 2OA sehingga berbunyi sebagai
21 Setiap orang yang memiliki dan/atau. mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera. orang asing biasa melakukan hal itu. 21 Setiap orang yang mengoperasikan kapal perikanan berbendera Indonesia di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia yang tidak memiliki dokumen izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (31, 3). /atau. 21 Setiap orang yang memiliki dan/atau mengoperasikan kapal pengangkut ikan. bendera asing yang digunakan. transportasi ikan di daerah tersebut.
Ketentuan
Penangkapan Ikan Negara Republik Indonesia dan/atau Laut Lepas tanpa memenuhi izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (ll. Ikan berbendera asing yang tidak memenuhi izin usaha penangkapan ikan selama berada dalam wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia yang tidak menyimpan alat penangkapan ikan di dalam lubang palka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) dipidana dengan pidana denda paling banyak lima ratus juta rupiah.Nakhoda kapal penangkap ikan yang tidak mempunyai izin pelayaran berdasarkan Pasal 42 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama satu (satu) tahun dan denda paling banyak dua ratus juta rupee.
Ketentuan Pasal 1008 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
Ikan berbendera asing yang telah memenuhi izin usaha tidak menyimpan alat penangkapan ikan di tempat penyimpanan selama berada di luar wilayah penangkapan ikan yang sah dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38.
Ketentuan Pasal 100C diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
21 Dalam penetapan batas kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memperhitungkan: ketersediaan lahan yang cocok secara agroklimat. 21 Ketentuan mengenai kebutuhan minimal sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam peraturan negara. Hasil perkebunan dengan kapasitas pabrik tertentu yang tidak mempunyai izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dikenakan sanksi administratif berupa: 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan kriteria, jenis, denda, dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagai berikut.
154- 22. Pasal 68 dihapus
Pasal 106 dihapus
21 Dalam hal permohonan hak PVT diajukan oleh: orang perseorangan atau badan hukum sebagai wakil yang sah. pemohon harus disertai surat kuasa khusus yang harus mencantumkan nama lengkap dan alamat penerima kuasa; atau ahli waris harus melampirkan surat-surat yang membuktikan pewarisan. 21 Peralihan hak PVT sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c (1) ayat, beserta hak-hak lainnya, harus disertai dengan dokumen PVT. 21 Untuk setiap permohonan hak PVT,. permohonan pemeriksaan, petikan daftar induk PVT, fotokopi surat PVT, fotokopi dokumen PVT, pengesahan peralihan hak PVT, pengesahan perjanjian lisensi, pengesahan lisensi wajib, dan lain-lain yang ditentukan berdasarkan undang-undang ini harus membayar biaya. .
Ketentuan Pasal 44 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut
21 Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 3) Setiap orang yang memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melengkapi izin usaha dari pemerintah. 41 Dalam hal penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi pemerintah, penghasilan tersebut harus mendapat persetujuan Pemerintah Pusat. 21 Pemerintah pusat dilarang mengeluarkan izin usaha sehubungan dengan kegiatan produksi pertanian sebagaimana diatur dalam ayat (1) hak adat atas tanah masyarakat adat. 3) Ketentuan larangan dari
165- Pasal 102
Pasal 51 dihapus
Ketentuan Pasal 52 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: 1) Usaha hortikultura sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 harus mempunyai izin usaha dari negara. 21 Ketentuan rinci mengenai penyediaan obat hewan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam peraturan negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan berdasarkan analisis risiko di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai izin.
Ketentuan Pasal 28 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut