• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengalihan hak asuh anak akibat perceraian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengalihan hak asuh anak akibat perceraian"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Fakta yang sering muncul dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga adalah pemukulan, luka, penganiayaan bahkan pembunuhan. Kekerasan dalam rumah tangga identik dengan kekerasan terhadap perempuan yang menjadi korban karena kelemahannya dan persoalan gender.

Fokus Penelitian

Jadi, perempuan yang justru melakukan kekerasan fisik dan psikis terhadap suaminya sebagai terdakwa dan anak-anaknya adalah perempuan tersebut.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kami berharap masyarakat dan IAIN Jember dapat memberikan wawasan dan pemahaman hukum dalam pengambilan keputusan serta menganjurkan masyarakat dan mahasiswa untuk memberikan perhatian terhadap anak-anak korban perceraian.

Definisi Istilah

Perceraian diatur dalam UU No. . 20 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 39 (1) Perceraian hanya dapat dilakukan di muka sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan telah mengadili dan gagal mendamaikan kedua belah pihak. (2) Untuk melaksanakan perceraian harus ada alasan yang cukup, bahwa antara suami istri tidak akan mungkin hidup rukun sebagai suami istri (3) tata cara perceraian di muka sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundang-undangan tersendiri.

Sistematika Pembahasan

Oleh karena itu tergugat meminta agar majelis hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo, dapat menyatakan menolak dalil-dalil penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan dalil-dalil penggugat tidak dapat diterima; 15. Bahwa tergugat wajib memberitahukan dan mengingatkan majelis hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo bahwa tergugat dan penggugat tidak ada dan tidak pernah terikat perjanjian atau perjanjian pranikah baik sebelum maupun sesudah perkawinan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Dalam tesis “Perceraian karena kekerasan dalam rumah tangga (studi kasus putusan hakim dalam perkara cerai no. 214/Pdt.g/PA.Bgr)” oleh M. Perceraian karena kekerasan dalam rumah tangga (studi kasus putusan hakim dalam perkara perceraian no. 214/Pdt.g/PA.Bgr)”.

Kajian Teori

  • Tinjauan Tentang Perkawinan
  • Tinjauan tentang Perceraian
  • Tinjauan Tentang Anak
  • Tinjauan Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan fisik yang dilakukan oleh salah satu pasangan. 48 Tesis Muhammad Roqib Efendi, Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebagai penyebab perceraian (studi kasus di Pengadilan Agama Islam Jember tahun 2007).

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini berdasarkan penulisan hukum menurut Peter Mahmud Marzuki, meliputi metode undang-undang dan pendekatan kasus. Dalam pendekatan legislasi, peneliti mempelajari beberapa undang-undang yang berkaitan atau berkaitan dengan penelitian. 60 Dan dalam pendekatan kasus, peneliti mengkaji perkara-perkara yang sudah menjadi putusan pengadilan dan mempunyai hukum tetap. 61.

Bahan Hukum

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang berdasarkan publikasi hukum yang bukan merupakan dokumen resmi. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum tambahan yang tidak diperoleh secara langsung, melainkan dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian.

Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Berupa buku teks dan juga artikel atau jurnal yang mendukung penelitian tersebut, kamus dan putusan pengadilan. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer 63 Dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, antara lain berbagai buku hukum, disertasi, disertasi, jurnal ilmiah, hasil penelitian, artikel dan literatur lainnya yang berkaitan dengan reaksi masyarakat terhadap bahan hukum primer tersebut. pengadilan. Keputusan no. 1700/Pdt.G/2010/PAJT.

Analisis Bahan Hukum

Berdasarkan KHI, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, putusan pengadilan dan buku, artikel atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Dan memahami makna kata yang timbul dari bahan hukum untuk mendapatkan kesesuaian, dan hasil yang baik untuk mendapatkan kebenaran yang jelas.

Tahapan-tahapan Penelitian

Serta dalam perspektif KHI, UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perihal peralihan hak asuh anak akibat perceraian akibat kekerasan dalam rumah tangga pada putusan no. 1700/Pdt.G/2010/PAJT. Berupa pengumpulan bahan hukum melalui perpustakaan yaitu buku, artikel atau jurnal serta naskah atau dokumen apa pun yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah atau pengadilan.

Tahap keempat adalah pembahasan pokok permasalahan berdasarkan sumber hukum Putusan Mahkamah Agung Nomor 1700/Pdt.G/2010/PAJT. Dari tahapan-tahapan tersebut terciptalah sebuah buku artikel ilmiah yang melalui beberapa tahapan penyuntingan, baik isi maupun editorial, hingga mencapai hasil yang mudah dipahami dan digunakan oleh orang lain yang membacanya.

PEMBAHASAN

Fakta Hukum Pengalihan hak asuh anak sebab perceraian akibat kekerasan

  • Materi Gugatan
  • Fakta persidangan

Jadi, dalam gugatannya, tergugat belum memenuhi pendapatan dan kebutuhan rumah tangga sesuai dengan kewajiban suami dan kepala keluarga. Sehingga ketika dimarahi, tak jarang mereka melakukan kekerasan dalam rumah tangga tanpa sebab terhadap diri sendiri dan anak. Selama perkawinan tersebut penggugat tinggal di rumah orang tua tergugat di Jalan Anggrek Rosliana Raya Blok H No.

Ketika tergugat dan penggugat hendak melahirkan anak pertamanya, mereka kembali tinggal bersama orang tua tergugat hingga kelahiran anak keduanya. Dan akibat putusnya perkawinan dalam perkara perceraian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ini sesuai dengan Pasal 39 ayat 2.81 Kompilasi Hukum Islam (d), salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain dan (k) berpindah agama atau murtad sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

Dan terdakwa membenarkan bahwa JPU melaporkan kekerasan yang terjadi di rumah orang tua terdakwa pada tahun 2004 ke Polres Jakarta Barat. Sehingga kedua anak tersebut harus kehilangan kasih sayang orang tuanya, baik anak kedua harus kehilangan kasih sayang seorang ayah, maupun anak pertama harus kehilangan kasih sayang seorang ibu.88. Padahal orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu, mampu, apapun kepentingan terbaik anak, perlunya kasih sayang langsung dari orang tua.

Dasar Pertimbangan Hakim (Ratio Decedendi) Terhadap Pengalihan

Dasar peninjauan kembali hakim (ratio decedendi) mengenai peralihan hak asuh anak dalam putusan pengadilan nomor 1700/Pdt.G/2010/PAJT. Kedua orang tua mempunyai kesempatan yang sama untuk meminta hak asuh agar anak berada dalam pengasuhannya. Dalam peninjauan kembali hakim pada putusan no. 1700/Pdt.G/2010/PAJT, Pengadilan Agama Jakarta Timur memutuskan pengalihan hak asuh anak.

97 Mansari “Pertimbangan Hakim dalam Pemberian Hak Asuh Anak kepada Ayah: Kajian Empiris di Pengadilan Syariah Banda Aceh” (petita jilid 1 nomor 1 April 2016) 88. 100 Mansari “Pertimbangan Hakim dalam Pemberian Hak Asuh Anak kepada Ayah: Kajian Empiris di Pengadilan Syariah Banda Aceh” (vol. 1 nomor 1 April 2016) 87. Tidak ada definisi dalam undang-undang mengenai hak asuh anak. 101 Baik ibu maupun ayah tetap berkewajiban mengasuh dan mendidik anaknya, berdasarkan kepentingan anak tersebut.

Berdasarkan: Perkara 156 (b) Anak-anak yang belum mencapai umur yang sah berhak memilih untuk mendapatkan hak penjagaan bapa atau ibunya. Kuasa ibu bapa terhadap anak tidak selalu diberikan kepada ibu, jika didapati di mahkamah bahawa ibu mempunyai kekurangan undang-undang, maka kuasa ibu bapa hilang atau dipindahkan kepada pihak lain berdasarkan keputusan hakim. Walau bagaimanapun, dalam keputusan untuk memindahkan hak penjagaan kanak-kanak, ia tidak menghalang atau memutuskan hubungan dengan pihak lain.

Akibat Hukum Putusan No 1700/Pdt.G/2010/PAJT Terhadap Pengalihan

Jadi, apabila Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo dapat menilai apakah dalil-dalil yang diajukan PENGGUGAT mempunyai kebenaran yang sah menurut hukum. Oleh karena itu, TERGUGAT meminta agar Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo menyatakan menolak dalil-dalil PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan dalil-dalil PENGGUGAT tidak dapat diterima. Oleh karena itu, apabila Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo dapat menilai apakah dalil-dalil yang diajukan PENGGUGAT mempunyai kebenaran yang sah menurut hukum.

Oleh karena itu, TERGUGAT meminta agar Majelis Hakim memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo untuk menyatakan menolak dalil-dalil PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan dalil-dalil PENGGUGAT tidak dapat diterima. Oleh karena itu, Majelis Hakim penyidik ​​perkara a quo dapat menilai dan memutuskan apakah dalil-dalil yang diajukan PENGGUGAT mempunyai kekuatan hukum. Oleh karena itu TERGUGAT meminta agar Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo menyatakan menolak dalil-dalil PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan dalil-dalil PENGGUGAT tidak dapat diterima.

Dengan demikian Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo dapat menerima seluruh dalil-dalil TERGUGAT dan memberikan seluruh jawaban TERGUGAT terhadap gugatan cerai Penggugat; Palmerah, Jakarta Barat, majelis hakim menilai berdasarkan fakta-fakta yang terbukti, penggugat dan tergugat telah menikah pada tanggal 24 Mei 1999. Menimbang bahwa dalam permohonan penggugat yang pada pokoknya meminta agar hak asuh (hadhonah) ) dari kedua anak penggugat dan tergugat yang akan ditugaskan kepada penggugat, majelis sidang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

PENUTUP

Kesimpulan

Majelis Hakim harus mengetahui bahwa yang dilaporkan PENGGUGAT ke Polresta Depok adalah orang tua TERGUGAT dan TERGUGAT hanya sebagai saksi. Oleh karena itu sudah selayaknya dan sepatutnya dalil-dalil PENGGUNA dipertimbangkan oleh Majelis Hakim penyidik ​​perkara a quo, menilai dan memutuskan untuk menolak seluruh dalil-dalil PENGGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan seluruh dalil-dalil PENGGUGAT tidak dapat diterima. . Apabila Majelis Hakim yang terhormat yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo mempunyai pendapat yang berbeda, mohon secara bijaksana memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Oleh karena itu cukup beralasan apabila majelis hakim yang memimpin, memeriksa dan memutus perkara aquo menyatakan bahwa perkawinan antara penggugat dan tergugat putus karena perceraian, dengan segala akibat hukum yang ditimbulkannya. Berdasarkan dalil-dalil di atas, penggugat meminta kepada majelis hakim yang memimpin, memeriksa, dan memutus perkara di Pengadilan Agama Jakarta Timur agar mengambil putusan sebagai berikut. Apabila juri yang menyelidiki kasus ini mempunyai pendapat berbeda, mintalah keputusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Agar informasi tersebut seimbang, tergugat meminta kepada majelis hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo untuk mempertanyakan kebenaran informasi tersebut kepada penggugat. Atau apabila majelis hakim yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara aquo mempunyai pendapat yang berbeda, mohon hikmat untuk mengambil putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Pasal 143 Kompilasi Hukum Islam, majelis hakim telah berupaya mendamaikan penggugat dan tergugat untuk kembali bersatu, namun gagal.

Tuan), sehubungan dengan bukti-bukti tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa bukti-bukti tersebut dapat memperkuat dalil tergugat bahwa penggugat adalah seorang Kristen, sehingga Majelis Hakim dapat mempertimbangkannya. Sedangkan Permohonan Pemohon agar Majelis Hakim menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Termohon sah menurut hukum, yang terjadi pada tanggal 24 Mei 1999 di Kabupaten KUA.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pertimbangan hakim dalam menentukan pelimpahan hak asuh anak di bawah umur akibat perceraian adalah hakim melihat dan

Ill. Mudah-mudal1an jasa dan amal baik tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Sebagai amal saleh dan senantiasa berada dalam

Menimbang, bahwa bukti (P.1), berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon, menurut penilaian Majelis Hakim bukti tersebut telah memenuhi syarat

Menimbang, bahwa berdasarkan P2 yaitu Kutipan Akta Nikah Nomor 131/21/VII/2011 tanggal 7 Agustus 2011 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Serut,

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti fotokopo Kutiapan Akta Nikah: 212/03/VII/1996 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Gubeng Kota Surabaya tanggal 01 Juni 1996,

Yang ingin penulis analisis adalah apa yang menjadi pertimbangan seorang hakim dalam memberikan hak asuh dan tanggung jawab kepada ayah, karena pada kenyataan

230 - 239 233 Penelitian empiris, pembagian ini bergantung pada fokus penelitian itu sendiri.5 Penelitian ini dikategorikan penelitian normatif, yang mana melalui penelitian ini