• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Azah Atika Nim : 31402100139

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMARANG

2023

(2)

ii

TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : Azah Atika Nim : 31402100139

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEMARANG

2023

(3)

iii

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI

Disusun Oleh : Azah Atika Nim : 31402100139

Telah disetujui oleh pembimbing dan selanjutnya dapat diajukan kehadapan sidang panitia ujian skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Semarang, 21 Februari 2023 Pembimbing,

(4)

iv

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,

INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BEI

Disusun Oleh :

Azah Atika

Nim : 31402100139

Telah dipertahankan di depan penguji Pada tanggal, 02 Maret 2023

Susunan Dewan Penguji

Penguji 1 Penguji 2

Provita Wijayanti, S.E., M.Si., Ak., CA Mutoharoh, SE., M.Sc NIK. 211403012 NIK. 211418030

Pembimbing

Dr. Edy Suprianto, SE., M.Si., Akt., CA NIK. 211406018

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Tanggal 02 Maret 2023

Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Provita Wijayanti, S.E., M.Si., Ak., CA NIK. 211403012

(5)

v

HALAMAN PERNYATAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Azah Atika NIM : 31402100139 Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang diajukan dengan judul

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada

Perusahaan Pertambangan di BEI” ini adalah hasil karya sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di perguruan tinggi atau karya yang pernah ditulis orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanandan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jikaternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Semarang, 29 Agustus 2023

Azah Atika

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Azah Atika

NIM : 31402100139

Program Studi : S1 Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Dengan ini menyerahkan karya ilmiah berupa Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi dengan judul : “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Pertambangan di BEI” dan menyetujuinya menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan Hak Bebas Royalti Non- Eksekutif untuk disimpan, dialih mediakan, dikelola dalam pangkalan data, dan dipublikasikannya dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik Hak Cipta.

Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dengan karya ilmiah ini, maka segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 29 Agustus 2023 Yang menyatakan,

Azah Atika

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar”

(Qs. Ar-Ruum:60)

“Selalu ada harga dalam sebuah proses. Nikmati saja lelah-lelah itu. Lebarkan lagi rasa sabar itu. Semua yang kau investasikan untuk menjadikan dirimu serupa yang

kau impikan. Mungkin tidak akan selalu berjalan lancer. Tapi gelombang- gelombang itu yang nanti bisa kau ceritakan”

(Boy Chandra)

PERSEMBAHAN :

➢ Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan, kelancaran dalam setiap urusan

➢ Kedua orang tua dan keluarga yang tanpa henti mendoakan dan mendukung

➢ Sahabat yang selalu mendukung dan memotivasi

(8)

viii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji mengenai pengaruh dari corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019-2021 sebanyak 51 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara purposive sampling sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 27 perusahaan dengan tahun pengamatan 3 tahun. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Nilai Adjusted R-Square sebesar 79,5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 79,5% sisanya sebesar 20,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan uji F secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital, Leverage, dan Kinerja Keuangan

(9)

ix

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the influence of corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital and leverage on the financial performance of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

The research population is all mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2019-2021 totaling 51 companies. The sampling technique was by means of purposive sampling in accordance with predetermined criteria, the number of samples that met the criteria was 27 companies with 3 years of observation. The analysis technique used in this study is multiple linear regression. The Adjusted R- Square value is 79,5%. This shows that the independent variables have an influence on the financial performance of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange by 79,5%, the remaining 20,5% is influenced by other variables that have not been examined in this study. The results of the t test show that the variables of corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital and leverage have a significant positive effect on financial performance. While the F test simultaneously has a positive and significant effect on financial performance.

Keywords: Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital, Leverage and Financial Performance

(10)

x

INTISARI

Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan penting, dikarenakan Indonesia mempunyai potensi energi dan mineral yang besar. Hal tersebut membuat Indonesia termasuk dalam peringkat 10 besar dunia kategori negara dengan potensi cadangan mineral tertinggi (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2022). Oleh karena itu, untuk mempertahankan keberhasilan tersebut, diperlukan kinerja keuangan yang baik dalam perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan baik secara intern maupun ekstern. Pengaruh tersebut salah satunya dapat dilihat dari penerapan corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage pada perusahaan.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage dengan baik dapat meningkatkan kinerja keuangannya. Penelitian yang menyatakan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Setiyowati dan Mardiana, 2020; Gaol, 2018). Penelitian mengenai good corporate governance terhadap kinerja keuangan yang menyatakan bahwa good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Setiyowati dan Mardiana 2020; Gusty dkk., 2021). Penelitian tentang intellectual capital yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan (Simamora dan Sembiring, 2019; Kurniawati dkk., 2020). Penelitian mengenai

(11)

xi

leverage berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Sari dkk., 2020; Gusty dkk., 2021; Retna, 2021).

Perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnis yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan khususnya perusahaan pertambangan dimana tercantum pada Pasal 108 ayat (1) UU No 4 Tahun 2009 mengenai pertambangan Mineral dan Barubara. Namun, pada kenyataannya masih terdapat perusahaan pertambangan yang tidak menerapkan corporate social responsibility dengan baik. Lemahnya penerapan good corporate governance di Indonesia disebabkan oleh beberapa tindakan untuk mementingkan diri sendiri sehingga terabaikannya kepentingan pemengang saham yang akhirnya melakukan Fraud. Intellectual capital juga harus dikelola oleh manajemen dengan tepat karena dapat menentukan keberhasilan perusahaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Return on equity (ROE) pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,51%. Sedangkan untuk debt to equity ratio (DER), pada tahun 2019 ke 2020 juga mengalami penurunan sebesar 4,19%. Ini menunjukkan adanya pengaruh antara debt to equity ratio (DER) dengan return on equity (ROE).

Kemudian, pada tahun 2020 ke tahun 2021 ROE mengalami peningkatan sebesar 13,53%. DER justru mengalami penurunan pada tahun 2020 ke tahun 2021 sebesar 2,72%. Ini menunjukan adanya fenomena gap antara debt to equity ratio (DER) dengan return on equity (ROE).

Berdasarkan fenomena dan research gap yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana pengaruh dari corporate

(12)

xii

social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage terhadap kinerja keuangan?”. Dengan demikian tujuan utama dalam penelitian ini adalah menguji mengenai pengaruh dari corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan.

Berdasarkan kajian Pustaka, kemudian menghasilkan 4 hipotesis. Pertama, corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Kedua, good corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Ketiga, intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Keempat, leverage berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019-2021 sebanyak 51 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara purposive sampling sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 27 perusahaan dengan tahun pengamatan 3 tahun. Kemudian Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program SPSS.

Berdasarkan uji hipotesis, didapat nilai Adjusted R-Square sebesar 79,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 79,5% sisanya sebesar 20,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan uji F secara

(13)

xiii

simultan menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Hasil penelitian ini diharapkan agar perusahaan dapat terus meningkatkan corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage karena dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan yang tepat sebelum melakukan investasi ke perusahaan dengan mempertimbangkan bagaimana pengungkapan corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage pada kinerja keuangan pada perusahaan.

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu Pada perhitungan return on eqyuity perusahaan pertambangan, ditemukan perusahaan dengan nilai ROE < 12,5%.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011, nilai ROE dapat dikatakan baik apabila > 12,5%. Dari 27 perusahaan sebagai sampel penelitian ditemukan ada 15 perusahaan yang memiliki nilai ROE < 12,5%, untuk 12 perusahaan lainnya memiliki nilai ROE > 12,5%, dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata perusahaan pertambangan yang sudah lebih dari 12,5%. Nilai ROE yang < 12,5% dapat mempengaruhi investor dalam menanamkan saham pada perusahaan. Karena nilai deviden yang diterima akan semakin mengecil. Banyak perusahaan pertambangan untuk periode 2019-2021 yang belum mengungkapkan CSR nya sesuai dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI), sehingga data menjadi kecil.

(14)

xiv

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah diuraikan, saran untuk penelitian selanjutnya yaitu: Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan perusahaan dengan kualifikasi kinerja yang lebih baik salah satunya diindikasikan dengan tingkat ROE yang tinggi sehingga perlu mengeliminasi sampel dengan ROE dibawah 12,5% dan memperhatikan pengungkapan CSR dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI). Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah periode tahun penelitian sehingga hasil penelitian lebih bervariatif dan menambah keakuratan penelitian.

(15)

xv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan

pada Perusahaan Pertambangan di BEI”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas EkonomiUniversitas Islam Sultan Agung Semarang. Pada proses penyusunan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik ituberupa dorongan, motivasi, nasehat, saran maupun kritik yang sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan inipenulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Gunarto, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

2. Bapak Prof. Dr. Heru Sulistyo, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

3. Ibu Provita Wijayanti, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

4. Bapak Dedi Rusdi, S.E., M.Si., Akt., CA selaku Dosen Wali yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

(16)

xvi

5. Bapak Dr. Edy Suprianto, S.E., M.Si., Akt., CA. Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan saran, bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulisdalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya.

7. Bapak dan Ibu dari Penulis yang selalu memberikan dukungan, doa serta semangat kepada penulis. Terimakasih tak terhingga penulis sampaikan untuk semua pengorbanan yang telah diberikan.

8. Kakak-kakak dan keponakan penulis yang selalu memberikan doa semangat dan selalu memotivasi penulis.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membacanya.

Semarang, 21 Februari 2023 Penulis,

Azah Atika

(17)

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAN ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

INTISARI ... x

KATA PENGANTAR ... xv

DAFTAR ISI ... xvii

DAFTAR TABEL ... xxi

DAFTAR GAMBAR ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

(18)

xviii

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 12

2.1.2 The trade-off theory ... 14

2.2 Variabel Penelitian ... 15

2.2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 15

2.2.2 Good Corporate Governance (GCG) ... 18

2.2.3 Intellectual Capital ... 21

2.2.4 Leverage... 26

2.2.5 Kinerja Keuangan ... 27

2.3 Penelitian Terdahulu ... 30

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis ... 39

2.4.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan ... 39

2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan . 41 2.4.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan ... 42

2.4.4 Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan ... 43

(19)

xix

2.5 Kerangka Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 45

3.1 Jenis Penelitian ... 45

3.2 Populasi dan Sampel ... 45

3.3 Sumber dan Jenis Data ... 46

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 46

3.5 Variabel dan Indikator ... 47

3.5.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat) ... 47

3.5.2 Variabel Independen (Variabel Bebas) ... 48

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 52

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

4.2 Analisis Data ... 57

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 57

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 61

4.2.3 Pengujian Hipotesis dengan Model Regresi Berganda... 65

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

(20)

xx

4.3.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja

Keuangan ... 69

4.3.2 Pengaruh Good Corporate Social Responsibility (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan ... 70

4.3.3 Pengaruh Intellectual Capital (IC) Terhadap Kinerja Keuangan ... 71

4.3.4 Pengaruh Leverage Terhadap Kinerja Keuangan ... 72

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Simpulan ... 74

5.2 Implikasi ... 75

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 75

5.4 Agenda Penelitian Mendatang ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 80

(21)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ekspor Hasil Pertambangan di Indonesia 2019-2021………2

Tabel 1.2 Rata-rata nilai Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2019-2021………...7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……….………..30

Tabel 4.1 Distribusi Sampel……….………...57

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……….……….………57

Tabel 4.3 Uji Kolmogrov-Smirnov dengan exact test Monte Carlo……….63

Tabel 4.4 Uji Multikoliniearitas…………..………63

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi………..………65

Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinan………..……….66

Tabel 4.7 Uji Simultan (Uji-F)……….………...66

Tabel 4.8 Uji Regresi (Uji-t)……….………..67

(22)

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Histogram………61 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot………...……62 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot………...64

(23)

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Pertambangan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2019-2021………..…...……….80 Lampiran 2 Daftar Perusahaan sebagai Sampel Penelitian………...82 Lampiran 3 Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI G4……….83 Lampiran 4 Perhitungan Corporate Social Responsibility……….89 Lampiran 5 Perhitungan GCG (Jumlah Komite Audit)………..91 Lampiran 6 Perhitungan Intellectual Capital……….93 Lampiran 7 Perhitungan Return On Equity (ROE)..………..95 Lampiran 8 Perhitungan Debt To Equity (DER)……….………...97

(24)

ii

(25)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertambangan ialah bagian sektor ekonomi dengan peran krusial dikarenakan Indonesia mempunyai potensi energi dan mineral yang besar. Hal tersebut membuat Indonesia termasuk di antara 10 negara teratas di dunia sehubungan dengan cadangan mineral. Per 10 Desember 2021, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari perusahaan pertambangan mineral dan batubara (minerba) mencapai Rp70,05 triliun, atau 179% dari target tahun 2021 sebesar Rp39,1 triliun. PNBP dilaporkan sebesar Rp 34,6 triliun pada 2020, naik 102,5 persen dari 2021. Apalagi, produksi batu bara domestik diukur sebesar 560 ton, atau 89,6% dari target 625 ton, menurut data. Namun demikian, penjualan batu bara melampaui target sebesar 75,83%, mencapai 473,95 juta ton (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2022).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, terdapat pertumbuhan sektor pertambangan di Indonesia yang dilihat dari nilai ekspor sektor pertambangan di Indonesia. Pertumbuhan ekspor sektor pertambangan di Indonesia dijabarkan pada Tabel 1.1.

(26)

Tabel 1.1

Ekspor Hasil Pertambangan di Indonesia Periode Tahun 2019 – 2021

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022

Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan ekspor komoditas hasil pertambangan mengalami peningkatan dari berat bersih ekspor yang sangat signifikan terutama pada tahun 2019 sebesar 519,6 juta ton. Berat ekspor pertambangan mengalami penurunan di tahun 2020 sebesar 438,9 juta ton dan naik kembali ditahun 2021 sebesar 469,7 juta ton dengan nilai tertinggi sebesar US$37,9 miliar (Badan Pusat Statistik, 2022).

Pada tahun 2021, Di industri pertambangan, tiga bisnis dapat melaporkan laba bersih pada akun keuangan mereka. Ketiga bisnis tersebut adalah PT Timah Tbk, PT Bukit Asam Tbk, dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Perusahaan tambang batu bara Bukit Asam membukukan pendapatan tertinggi dari ketiganya, Rp 7,91 triliun, pada 2021. Dari Rp 2,39 triliun pada 2020, pencapaian tersebut meningkat 231%. Apalagi, pada 2021 Antam meraih laba bersih Rp 1,86 triliun.

Dari Rp 1,15 triliun pada 2020, rekor laba naik 62%. Pada tahun 2021, PT Timah melaporkan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun. Bisnis tersebut mampu membalikkan defisit Rp341 miliar pada 2020. (Bursa Efek Indonesia, 2022).

Performa moneter entitas dideterminasi oleh aspek lingkungan entitas baik dari segi internal ataupun lingkungan luar. Dampak tersebut dapat dilihat dari

Tahun Berat Bersih (juta ton)

Nilai (Miliar US$)

% Perubahan Nilai

2019 519,6 24,9 -14,99

2020 438,9 19,7 -20,75

2021 469,7 37,9 92,14

(27)

3

penerapan corporate social responsibility. Dimana implementasinya akan sangat mendeterminasi performa finansial perusahaan. Kegiatan dalam perusahaan sektor pertambangan tentu memberikan efek pada segi kehidupan di sekitar lokasi entitas.

Menyadari pentingnya pemeliharaan lingkungan pun seharusnya dipenuhi oleh setiap perusahaan. Di era saat ini, pembangunan terus mengalami penyesuaian yang menjadikan perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggungjawab untuk memperoleh profit, tetapi juga harus memperhatikan aspek-aspek sosial serta lingkungan.

Permasalahan seperti yang ada di PT. Newmont Minahasa Raya yang mencemari Teluk Buyat, kasus tanah panas Sidoarjo, kasus korporasi pertambangan migas, dan PT. Tambang Khatulistiwa Kelian yang melibatkan Masyarakat Dayak dan perusahaan emas besar Australia adalah contoh fenomena kegagalan CSR (Aurora Gold). 1,8 juta orang di Kalimantan Tengah dapat terpengaruh oleh pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah merkuri, selain populasi Dayak dan Minamata, kasus kerusakan lingkungan di lokasi tambang timah yang tidak biasa di pulau Bangka-Belitung, dan perselisihan antara kedua PT. Freeport Indonesia dan juga masyarakat Papua (Santioso, 2019).

Perusahaan yang menjalankan aktivitas bisnis berkorelasi pada atas aspek sumber daya alam harus merealisasikan sistem kepedulian lingkungan serta tanggung jawab sosial, khususnya bagi perusahaan pertambangan yang tercantum dalam Pasal 108 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Kegiatan Pertambangan, yaitu “Program pemberdayaan masyarakat harus dikembangkan oleh pemegang izin usaha pertambangan (IUP ) dan persyaratan

(28)

perizinan pertambangan khusus (IUPK) Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar WIUP dan WIUPK dibahas pada ayat (4) Pasal 106 “Bagi masyarakat di sekitar WIUP dan WIUPK yang terkena dampak langsung dari kegiatan perusahaan pertambangan, prioritas diberikan kepada pertumbuhan dan pemberdayaan.

Munculnya pandemi covid-19, pada semester pertama 2020 menggeser berbagai tatanan kehidupan sebelumnya. Pandemi seakan mengingatkan kembali mengenai pentingnya keberlangsungan bisnis, dimana entitas harus memperhatikan semua stakeholder internal maupun eksternal yang terdampak. Hal tersebut, menekankan pentingnya manajemen entitas secara positif atau sistem good corporate governance (GCG) sebagai pondasi utama dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Tujuan penerapan tata kelola entitas yang baik (GCG) adalah untuk meningkatkan pendapatan entitas. Mengetahui dampak dan efek yang akan dicapai oleh entitas jika menerapkan tata kelola entitas yang sangat baik (GCG) memungkinkan entitas untuk mempertimbangkan pentingnya mengadopsi GCG untuk menghasilkan pendapatan (keuntungan) yang signifikan dan untuk mengurangi efek yang tidak menguntungkan yang dapat berkembang untuk entitas (Solekhah, 2020).

Kelemahan dalam implementasi GCG di Indonesia dapat dikaitkan dengan sejumlah perilaku egois yang mengabaikan kepentingan pemegang saham dan, akibatnya, terlibat dalam penipuan. Perusahaan-perusahaan yang tercantum di bawah ini buruk dalam mempraktikkannya di industri pertambangan.

Kecenderungan yang terjadi di PT. Sultan Rafli Mandiri (SRM) tahun 2021 yang diyakini mengakses laporan hasil emas besar sehingga berpeluang merugikan

(29)

5

negara sebesar Rp. 74,438 miliar per tahun, sebagai akibat langsung dari tidak membayar pajak penghasilan dan kewajiban lainnya kepada Negara dan pemberian informasi atas laporan akuntansi fiktif oleh PT. SRM ke PT. ANTM, adalah salah satu yang terjadi dimana perusahaan diduga melakukan pengolahan laporan hasil keuangan untuk menimbulkan kerugian kepada ANTAM.

Menurut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) School of Life Witmess, Firma PT. Adaro Energy Tbk (ADARO) dituding melakukan penggelapan pajak pada 2019. Menurut penyelidikan, pemilik Boy Thohir mengalihkan banyak pendapatan ke Coatrade Servicer International Corporation, sebuah jaringan bisnis di Singapura, untuk membayar lebih sedikit $125 juta dalam pajak dari yang seharusnya dengan menyembunyikan pendapatan di Indonesia (Nursasi, 2018).

Agar mampu meningkatkan efisiensi organisasi keuangan secara berkelanjutan, perusahaan berusaha meminimalkan bahaya pengambilan keputusan yang akan menguntungkan, dengan membangun tata kelola entitas yang efektif (Nursasi, 2018).

Intellectual capital (IC) ialahasset utama perusahaan cukup vital. IC dapat berupa nilai ilmu, adanya keterangan hak paten yang dapat dipergunakan membuat sebuah produk bernilai. Intellectual capital harus dikelola oleh manajemen dengan tepat karena dapat mendeterminasi kesuksesan entitas periode jangka panjang ataupun jangka pendek.

Dari perspektif manajemen keuangan, rasio leverage memainkan peran krusial dalam menentukan seberapa besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan. bahwa jumlah hutang menunjukkan seberapa banyak orang luar

(30)

mempercayai perusahaan. Kesehatan keuangan bisnis pasti akan meningkat sebagai akibatnya, dikarenakan lebih banyak tersedia nilai modal guna menghasilkan profit yang lebih besar.

Return on Equity dipergunakan untuk mendeterminasi keberhasilan finansial untuk riset ini (ROE). Pengembalian ekuitas, sering dikenal sebagai rasio profitabilitas bersih terhadap saham biasa atau cara untuk mengukur berapa banyak investor menghasilkan kembali, adalah laba atas ekuitas biasa. Profitabilitas adalah metrik atau standar krusial investor untuk dipertimbangkan ketika memutuskan di mana akan menaruh dana karena dapat memperlihatkan kapasitas entitas untuk memperoleh nilai keuntungan serta tingkat pengembalian yang diharapkan bagi investor.

Kenaikan nilai profit entitas dapat mendorong tingkat kapabilitas entitas dalam menjaga eksistensi usaha menjadi lebih kuat (Solekhah, 2020). Sementara pada aspek-aspek determiniasn nilai profit yang dikalkulasi melalui tingkat ROE, pihak periset menetapkan beberapa parameter mencakup corporate social responsibility melalui cerminan corporate social disclosure index (CSDI), serta good corporate governance dengan parameter kalkulatif komite audit. Value added intellectual capital (VAIC™) yang ditetapkan guna mengkalkulasi nilai modal intelektual dikalkulasi mempergunakan indeks debt to equity ratio (DER).

Berikut ini disajikan tabel nilai rata-rata return on equity (ROE) dan debt equity ratio (DER) pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2019-2021.

(31)

7

Tabel 1.2

Rata-rata nilai Return on Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

periode 2019-2021

Variabel

Tahun

2019 2020 2021

ROE (%) 0,01 -0,50 13,03

DER (%) 93,78 89,59 86,87

Sumber: Bloomberg data diolah, 2022

Berbasis tabel tersebut, diperlihatkan rata-rata return on equity (ROE) pada entitas tambang Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,51%. Sedangkan untuk debt to equity ratio (DER), untuk periode 2019 ke 2020 juga mengalami penurunan sebesar 4,19%. Ini menunjukan adanya efek debt to equity ratio (DER) pada return on equity (ROE).

Kemudian, pada tahun 2020 ke tahun 2021 ROE mengalami peningkatan sebesar 13,53%. DER justru mengalami penurunan pada tahun 2020 ke tahun 2021 sebesar 2,72%. Ini menunjukan adanya fenomena gap antara debt to equity ratio (DER) dengan return on equity (ROE).

Terdapat beberapa penelitian mengenai hubungan corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage pada performa finansial entitas. Namun, terdapat beberapa konklusi analisa riset yang terdiversifikasi. Terkait konklusi-konklusi tersebut, berikut keterangan yang dijabarkan:

1) Riset terkait efek corporate social responsibility pada performa finansial oleh Setiyowati dan Mardiana (2020), menyatakan performa finansial entitas

(32)

mampu ditentukan fluktuasinya oleh aspek CSR yang teralisasi. Riset lain menunjukan CSR pada performa keuangan ROA tidak memberikan pengaruh kuat (Gaol, 2018). Pada riset oleh Suaidah dan Putri (2020) memperlihatkan CSR pada nilai finansial entitas dampaknya justru negatif.

2) Penelitian mengenai good corporate governance pada performa finansial entitas oleh Setiyowati dan Mardiana (2020), mengkonklusikan corporate governance pada performa entitas memberikan efek yang positif. Dalam penelitian lain, Simamora dan Sembiring (2019) mengungkapkan bahwa good corporate governance berpengaruh negatif tidak signifikan pada performa finansial. Kemudian, riset lain yang direalisasikan Gusty dkk., (2021) bahwa good corporate governance positif pada performa finansial secara kuat.

3) Penelitian tentang intellectual capital pada performa finansial oleh Setiyowati dan Mardiana (2020), intellectual capital berefek pada performa moneter secara negatif. Sedangkan menurut Simamora dan Sembiring (2019), intellectual capital pada performa finansial berefek kuat. Kurniawati dkk., (2020), bahwa intellectual capital pada performa moneter memberikan efek secara positif.

4) Penelitian mengenai leverage pada performa finansial keungan yaitu oleh Mardaningsih dkk. (2021), dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa, leverage bepengaruh negatif signifikan atas performa finansial. Riset lain mengkonklusikan leverage pada performa finansial memberikan dampak secara positif (Sari dkk., 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Gusty dkk., (2021), juga menunjukan bahwa leverage berdampak secara positif signifikan

(33)

9

terhadap kinerjakeuangan perusahaan. Serta riset Retna (2021), leverage pada performa finansial berdampak kuat dalam menaikan nilainya.

Riset ini berbasis atas riset Setiyowati dan Mardiana (2020) yang berjudul Hubungan Intelectual Capital, Corporate Social Responsibility, dan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan. Perbedaan riset ini pada riset sebelumnya yaitu, dalam riset ini ditambahkan variabel leverage. Variabel leverage dipilih karena berampak atas kenaikan laba entitas dan tentunya akan membantu dalam peningkatan performa finansial entitas. Kinerja keuangan dikalkulasi melalui koefisien ROE dengan objek riset entitas tambang teregistrasi pada Bursa Efek Indonesia.

Alasan penulis melakukan penelitian ini, karena topik mengenai corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital serta leverage pada performa finansial layak untuk dianalisa lebih lanjut, terindikasi munculnya research gap satu riset dengan riset lainnya, berbasis atas penjabaran tersebut maka akan direalisasikan riset yang mengambil judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Intellectual Capital Dan Leverage terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Pertambangan di BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berbasis analisa fenomena lapangan yang terjadi dan research gap yang dikemukakan pada penjabaran tersebut, maka permasalahan pada riset ini dirumuskan: “Bagaimana pengaruh dari corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital serta leverage pada kinerja keuangan?”.

(34)

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berbasis identifikasi permasalahan sebagaimana yang dikemukakan mengenai pengaruh dari variabel corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage pada kinerja keuangan. Maka, pertanyaan riset yang diajukan antara lain:

1) Apakah corporate social responsibility berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan?

2) Apakah good corporate governance berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan?

3) Apakah intellectual capital berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan?

4) Apakah leverage berpengaruh pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berbasis rumusan permasalahan sebagaimana dikemukakan diatas, maka dirumuskan tujuan riset ini ialah untuk merealisasikan analisa empirik pada model teoritikal yang digambarkan pada riset, diantaranya yaitu:

1) Menguji mengenai pengaruh dari corporate social responsibility terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

2) Menguji mengenai pengaruh dari good corporate governance terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

3) Menguji mengenai pengaruh dari intellectual capital terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

(35)

11

4) Menguji mengenai pengaruh dari leverage terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Realisasi riset ini mampu memberi nilai kemanfaatan dari segi teoritis atau manfaat praktis, diantaranya yaitu:

1) Manfaat Teoritis

Analisa riset akan mampu menjadi bahan pengembangan keilmuan corporate social responsibility, good corporate governance, Intellectual Capital dan leverage terhadap kinerja keuangan.

2) Manfaat Praktis (1) Bagi Investor

Konklusi analisa riset mampu menjadi bahan acuan tambahan atas realisasi pengambilan keputusan investor sebelum merealsiasikan investasi pendanaan, dengan melihat kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.

(2) Bagi Manajer Perusahaan

Riset ini mampu menguraikan informasi yang bermanfaat mengenai bagaimana pentingnya entitas untuk memenuhi tanggungjawab sosialnya kepada masyarakat dan manajemen entitas secara positif yang akan berimbas terhadap laporan keuangan perusahaan.

(3) Bagi Penulis

Riset ini diharapkan mampu memberi nilai informasi lengkap bagi penulis mengenai bagaimana pengaruh dari corporate social responsibility, good corporate governance, intellectual capital dan leverage performa finansial entitas.

(36)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal dijabarkan oleh riset pionir Spence (1973), keterangan ini menjelaskan bagaimana presenter (pemilik data) memberi penerima sinyal atau pesan dalam bentuk data yang mencerminkan keadaan perusahaan dengan cara yang mampu menguntungkan pemodal (investor).

Menurut Nugroho (2018), teori sinyal menjelaskan bahwa semua tindakan yang mengandung informasi diterima oleh masing-masing pihak tidak sama yang sering menjadi dampak dari informasi yang asimetrik. Asimetri informasi ialah situasi di mana satu pihak mengetahui lebih luas dari yang lain. Misalnya, manajemen entitas lebih mengenal bisnis daripada investor pasar modal.

Masalahnya di sini adalah bahwa ada ketidakseimbangan informasi antara korporasi dan pemangku kepentingannya. Ketika informasi tidak konsisten dengan kenyataan atau ketika ada ketidaksesuaian dalam informasi, masalah akan terjadi.

Asimetri Informasi dapat diresolusi dimungkinkan melalui pengungkapan atau pengungkapan. Karena pada dasarnya memberikan informasi, catatan, atau deskripsi keadaan masa lalu, sekarang, dan masa depan untuk mempertahankan keberadaan perusahaan dan bagaimana dampaknya terhadap bisnis.

(37)

13

Hubungan teori sinyal dengan kinerja keuangan, sinyal yang baik kepada pihak-pihak yang berkecimpung dengan perusahaan (pengambil keputusan) serta pemegang saham entita sebagai akibat dari perluasan transparansi (pemegang saham). Secara alami, manajer membutuhkan pemangku kepentingan eksternal untuk mengoperasikan bisnis. Investor, pemberi pinjaman, pemasok, dan klien adalah beberapa dari pihak-pihak ini. Investor ini akan melakukan investasi jika mereka yakin perusahaan akan memberikan nilai lebih pada uang mereka daripada jika mereka menginvestasikannya di bisnis lain.

Akibatnya, fokus mereka akan tertuju pada kapasitas bisnis untuk menghasilkan keuntungan. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan memberikan informasi ini. Reaksi pasar terhadap bisnis ini sangat bergantung pada sinyal yang dikirimkan. Hal ini membuktikan betapa krusialnya pemantauan kinerja bagi hubungan antara perusahaan dan pemangku kepentingannya. Evaluasi kinerja dengan ROE diyakini akan menjadi tanda bagi investor untuk memilih investasi di organisasi berperforma tinggi.

Hubungan teori sinyal pada aspek corporate social responsibility yaitu, memberikan kesan yang baik kepada investor dan pasar tentang prospek masa depan entitas dengan mengungkapkan aksi korporasi terkait CSR merupakan salah satu strategi untuk memastikan eksistensi entitas di masa depan. Karena perusahaan peduli dengan implikasi keuangan, lingkungan, dan sosial dari tindakannya, penjabaran CSR mampu mendorong nilai pemasaran serta tata informasi yang lebih baik dibandingkan instansi lain.

(38)

Teori sinyal dan tata kelola entitas yang baik terkait bahwa pemangku kepentingan akan menginterpretasikan informasi tentang penerapan tata kelola entitas yang baik oleh entitas sebagai sinyal positif. Penjelasannya adalah pemangku kepentingan percaya bisnis yang menggunakan GCG akan lebih mempertimbangkan kepentingan mereka. Sinyal yang menggembirakan ini akan menimbulkan respon dari pemangku kepentingan yang akan mendorong peningkatan performa moneterentitas.

Pengungkapan kekayaan intelektual yang disengaja membantu pemangku kepentingan dan investor untuk lebih akurat menilai potensi masa depan perusahaan, memberikan peringkat yang tepat kepada perusahaan, dan merasa kurang berisiko. Pengungkapan modal intelektual akan mengirimkan pesan yang baik. Untuk memenuhi tuntutan informasi investor dan meningkatkan kinerja moneter entitas, entitas melaporkan pengetahuan aset dalam laporan keuangan yang disusun.

2.1.2 The trade-off theory

Teori ini diungkapkan oleh Jensen dan Meckling (1976), dengan mempertimbangkan trade-off antara keuntungan dan kerugian utang, rasio utang ideal. Menurut hipotesis ini, keputusan struktur modal yang dibuat oleh entitas berdampak pada penggunaan utang dan risiko kebangkrutan. Sebaliknya, teori struktur modal ini bertujuan untuk menyeimbangkan keuntungan dan kerugian penggunaan hutang. Lebih banyak hutang masih diperbolehkan jika keuntungannya lebih besar, tetapi tidak diperbolehkan jika mempergunakan hutang menghasilkan nilai kerugian yang lebih besar.

(39)

15

2.2 Variabel Penelitian

2.2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

2.2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate social responsibility (CSR) terklasifikasi atas tiga penggalan kata mencakup corporate dengan makna entitas luas, social yang bermakna pihak masyarakat serta responsibility yaitu pertanggungjawaban. Dapat dipahami bahwa CSR adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban dari suatu perusahaan terhadap masyarakat yang berada disekitar perusahaan.

Menurut Rusdianto (2015), gagasan CSR memperlihatkan bahwa korporasi bukan hanya sekedar entitas yang mementingkan diri sendiri (egois). Istilah

"tanggung jawab sosial perusahaan" (CSR) mengarah atas nilai komitmen entitas atau perusahaan untuk secara konsisten bertindak secara moral, beroperasi secara legal, dan mendukung pertumbuhan ekonomi, serta untuk meningkatkan kehidupan anggota staf serta relasinya, komunitas lokal, dan masyarakat.

Berbasis atas pengertian beserta uraian tersebut maka tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dimaknai menjadi konsep serta agenda korporasi yang direalisasikan karena rasa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di mana karyawan bekerja.

2.2.1.2 Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas memanajemen bagaimana CSR direalisasikan di Indonesia. Korporasi yang beroperasi di bidang atau terkait dengan aset lingkungan diharapkan untuk terlibat dalam CSR, sesuai dengan bagian pertama dari sub-bagian 74. Jadi, CSR tidak lagi

(40)

hanya merupakan persyaratan moral yang dapat dipilih oleh bisnis untuk diadopsi atau tidak; alih-alih, itu telah berkembang menjadi kebutuhan akan sejumlah bisnis.

Laporan tahunan yang disampaikan oleh korporasi harus mencakup laporan pelaksanaan tugas lingkungan dan sosialnya, sesuai UU No. 40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2 (c). Ini mendukung klaim bahwa bisnis harus mengembangkan inisiatif CSR (Anon, 2007).

2.2.1.3 Prinsip-Prinsip Corporrate Social Responsibility (CSR)

Rusdianto (2015), memberikan keterangan mengenai asas tanggung jawab dari segi sosial antara lain:

1) Sustainability, berkorelasi dengan bagaimana bisnis masih menjamin integritas sumber daya dalam operasinya sehari-hari. Keberlanjutan berpusat pada bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya dengan cara yang memperhitungkan kebutuhan generasi mendatang.

2) Accountability, adalah proyek entitas publik, dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambil. Gagasan ini mengklarifikasi dampak kuantitatif dari operasi bisnis pada pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Akuntabilitas dapat menjadi alat yang digunakan oleh bisnis untuk meningkatkan reputasi mereka dan terhubung dengan pemangku kepentingan.

3) Transparancy, ialah prinsip utama bagi pihak luar. Pelaporan tentang operasi bisnis dan pengaruhnya terhadap pihak lain tumpang tindih dengan transparansi. Sistem ini menentukan dalam memerangi ketidakseimbangan persepsi yang salah. Secara khusus, pengetahuan dan akuntabilitas untuk respons lingkungan yang beragam.

(41)

17

2.2.1.4 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan Terkait manfaat dari implementasi CSR dijabarkan pada uraian berikut sebagaimana riset Rusdianto (2015), yaitu:

1) Menciptakan citra dan nama baik entitas.

2) Menaikan nilai citra entitas

3) Meminimalkan potensi risiko entitas 4) Meluaskan lingkup usaha entitas 5) Menjaga nama merek entitas 6) Menjaga asset SDM berkualitas

7) Menjaga kemudahan akses atas modal

8) Menaikan ketepatan dalam memperoleh nilai keputusan aspek krusial 2.2.1.5 Pengukuran Corporrate Social Responsibility (CSR)

CSR korporasi terbagi atas kategori ekonomi (9 parameter), lingkungan (34 indikasi), praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja (16 parameter), HAM (12 parameter), kemasyarakatan (11 parameter), dan praktik bisnis etis menjadi daftar periksa untuk penelitian yang memanfaatkan Global Inisiatif Pelaporan (GRI) standar G4 (9 indikator). Memilih hal-hal dari daftar periksa yang sesuai dengan keinginan bisnis adalah bagaimana kalkulasi ini direalisasikan.

Jika item y dibuat, item tersebut diberi nilai 1 pada daftar periksa; jika tidak dibentuk, diberi nilai 0. Mengidentifikasi hal-hal yang dipilih oleh organisasi untuk dimasukkan dalam laporan tahunan, menyelesaikannya dalam daftar periksa, dan menambahkannya adalah langkah selanjutnya. Proksi CSDI direalisasikan untuk

(42)

mendeterminasi hasil pelaporan dari hal-hal yang diperoleh dari masing-masing perusahaan. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan CSDI:

Keterangan:

CSDI j = Corporate Social Disclosure Index perusahaan j nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj= 91

Xij = 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan 2.2.2 Good Corporate Governance (GCG)

2.2.2.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

GCG adalah untuk mengontrol sistem dan manajemen perusahaan, atau, dengan kata lain, untuk mengontrol aturan yang mengatur hubungan antara pemilik, staf manajerial (manajemen) perusahaan, pemberi pinjaman, pemerintah, karyawan, dan lainnya. Pemegang utang internal dan eksternal pemegang saham mengacu pada hak dan tanggung jawab mereka. Dengan maksud menghasilkan nilai lebih untuk seluruh pihak terlibat (Simamora dan Sembiring 2019).

Good corporate governance terklasifikasi menjadi sistem yang mengarah pada hak pemodal guna meraih informasi dengan benar. Juga, ini memperlihatkan kebutuhan bisnis untuk secara akurat, efisien, dan transparan mengungkapkan (mengungkapkan) semua data finansial pada operasinya (Sejati dkk., 2018).

Berbasis uraian-uraian ini mampu dikonklusikan bahwa tata kelola entitas yang sukses adalah kumpulan pedoman atau sistem yang memberikan arahan, aturan serta kendali entitas dengan pihak pemodal internal dan eksternal dengan mengacu pada hak dan kewajiban mereka untuk mencapai bisnis dengan maksud

(43)

19

memaksimalkan performa, diobservasi guna memberikan nilai lebih kepada pemodal.

2.2.2.2 Unsur-Unsur Good Corporate Governance (GCG)

Dewan komisaris pertama merupakan salah satu komponennya. Menurut anggaran dasar, dewan komisaris merupakan unsur badan yang bertugas melakukan pengawasan baik pengawasan pengawasan maupun pengawasan khusus. Karena dewan komisaris ada, diharapkan dapat memberikan panduan kepada manajemen dan penasihat ketika muncul masalah (Kuswiranto, 2016).Dewan penasihat adalah item berikut. Anggota dewan direksi perusahaan yang bertanggung jawab atas manajemen perusahaan (Kuswiranto, 2016).

Direksi tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan karena mewakili entitas sebagai manajemen. Komite audit adalah komponen ketiga. Komite audit entitas bertugas mengkoordinasikan tindakan komisaris yaitu kertait dengan memantau penerapan tata kelola perusahaan yang sehat (Kuswiranto, 2016).

Sedangkan kepemilikan institusional merupakan komponen keempat. Sebuah organisasi yang melakukan investasi atas nama perusahaan atau atas namanya dikatakan memiliki kepemilikan institusional (Setianto, 2016).

2.2.2.3 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Agoes dan Ardana dalam Nadya dkk., (2019) menguraikan asas GCG yang mencakup:

1) Keterbukaan (Transparancy)

Kapabilitas untuk menawarkan informasi material dan relevan tentang organisasi dengan lima kualitas komprehensif, relevan, bersahabat, dapat

(44)

diandalkan, dan komparatif meningkatkan tingkat keterbukaan kepada pemangku kepentingan.

2) Akuntabilitas (Accountability)

Kejelasan dalam peran, struktur, mekanisme kontrol, dan tugas perusahaan diperlukan untuk manajemen yang efisien dan distribusi otoritas pemangku kepentingan. Anggota tim eksekutif seperti komisaris, direktur, dan karyawan harus terhormat untuk mengoperasikan perusahaan sesuai dengan hukum dan norma yang relevan.

3) Pertanggungjawaban (Responsibility)

Adanya kepatuhan terhadap regulasi dan konsep korporasi yang baik dalam penyelenggaraan bisnis. Konsep ini mengamanatkan bahwa karyawan di semua tahapan organisasi melakukan tugasnya secara bertanggung jawab dan sesuai dengan hukum.

4) Kemandirian (independency)

Situasi di mana bisnis ditangani dengan cermat dengan mengesampingkan kepentingan pribadi serta dampak manajerial yang tidak mengikuti aturan, regulasi, dan prinsip entitas yang kuat.

5) Keadilan (fairness)

Sesuai dengan perjanjian, aturan, dan peraturan yang bersangkutan, hak pemegang saham diberikan dengan aturan yang sama. Setiap tindakan yang dilakukan mempertimbangkan kepentingan pemilik minoritas dan menawarkan perlindungan.

(45)

21

2.2.2.4 Manfaat Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Agoes dan Ardana dalam Nadya dkk., (2019), ada beberapa nilai kemanfaatan GCG yaitu:

1) Menaikan potensi tercapainya keberlanjutan usaha melalui pengelolaan yang berlandaskan pada nilai-nilai keterbukaan, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran.

2) Meningkatkan otonomi dan kekuasaan masing-masing bagian krusial entitas, terutama Direksi, Komisi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.

3) Memotivasi pemegang saham, orang-orang di dewan komisaris, dan dewan direksi untuk mendasarkan pilihan dan tindakan mereka pada prinsip moral yang kuat dan kepatuhan pada persyaratan hukum.

4) Menumbuhkan kesadaran keberlanjutan sosial dan lingkungan dan CSR, khususnya di sekitar entitas.

5) Memaksimalkan nilai bisnis dengan mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan lainnya.

6) Peningkatan melalui peningkatan daya saing perusahaan lokal dan internasional, kepercayaan pasar dapat berkembang merupakan pertumbuhan penting dan jangka panjang dalam perekonomian nasional.

2.2.3 Intellectual Capital

2.2.3.1 Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital atau kapasitas intelektual berperan krusial dalam kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Mode akses intelektual adalah alat yang dapat digunakan dalam bisnis

(46)

untuk menentukan harga suatu organisasi. Hal ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, klien, prosedur, atau teknologi.

Intellectual capital atau kekayaan intelektual, adalah kekayaan tak ternilai yang dikendalikan oleh sebuah bisnis. Dalam era globalisasi saat ini, modal intelektual sangat penting untuk diterapkan pada bisnis karena banyak korporasi yang mulai menjalankan bisnis dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan daripada menjalankan bisnis berbasis kekuasaan. Modal intelektual yang signifikan dapat digunakan dan dikontribusikan kepada perusahaan untuk menghasilkan nilai, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Kurniawati dkk., 2020).

2.2.3.2 Komponen Intellectual Capital

Berbasis teknik VAIC™, ditemukan tiga unsur komponen intelektual mencakup Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA).

1) Value Added Capital Employed (VACA)

Rasio ini menggambarkan upaya yang dilakukan oleh setiap aset modal yang digunakan untuk menambah nilai entitas. Ini adalah perhitungan nilai tambah yang diciptakan oleh salah satu komponen mesin dan peralatan (modal fisik).

VACA mengacu pada kapasitas entitas untuk mengendalikan sumber keuangannya melalui pembelian aset modal, yang jika dikelola dengan benar, dapat meningkatkan profitabilitas entitas (Kartika dan Hatane, 2019).

(47)

23

2) Value Added Human Capital (VAHU)

Human capital dipandang sebagai individu yang secara langsung meminjamkan keterampilan, dedikasi, informasi, dan pengalaman hidupnya sendiri kepada bisnis. Meskipun tidak hanya dilihat dari sudut pandang individu, aspek ini juga merupakan kelompok kerja dengan berbagai koneksi interpersonal di dalam dan di luar organisasi.

Kursus pelatihan, keahlian, kompetensi, kredibilitas, individualitas dan potensi interpersonal, program pembelajaran, prosedur rekrutmen dan bimbingan adalah beberapa kualitas mendasar yang dapat dikalkulasi dari modal ini.

3) Structural Capital Value Added (STVA)

Structural capital adalah kapasitas atau entitas dalam menjalankan prosedur dan struktur reguler perusahaan yang membantu upaya karyawan untuk menciptakan kinerja intelektual terbaik dari perusahaan dan kesuksesan umumnya.

Sistem operasional, prosedur produksi, manajemen serta semua jenis kekayaan intelektual yang dimiliki korporasi semuanya dianggap sebagai modal struktural.

Bahkan jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, aturan dan praktik organisasi akan mencegah modal intelektual bekerja sebaik mungkin dan memaksimalkan potensinya. Koneksi yang dibuat dengan klien krusial juga direpresentasikan sebagai modal struktural, atau modal pelanggan.

2.2.3.3 Pengukuran Intellectual Capital

VAIC™ (value added Intellectaul coefficient) ialah teknik yang dipergunakan pada riset Pulic (1998), untuk menawarkan data tentang efektivitas maksimalisasi keuntungan dari aset fisik dan tidak berwujud perusahaan.

(48)

Penambahan nilai (VA) di perusahaan adalah tempat dimulainya teknik VAIC.

Ditambahkan manfaat ekonomi perusahaan, seperti nilai yang dihasilkan oleh perusahaan dan tindakan pekerjanya, dapat diukur dengan membandingkan harga pasar produk perusahaan dengan biaya produk dan bahan yang diperoleh dari bisnis lain.

Metrik yang paling objektif untuk mengukur kinerja bisnis adalah nilai tambah, yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk menghasilkan nilai (penciptaan nilai). Juga diklarifikasi bahwa mengakui tenaga kerja sebagai entitas yang menciptakan nilai merupakan komponen penting dari konsep Pulic.

Efektivitas modal manusia (HC) dan modal struktural (SC) berdampak pada VA (Value Added) (SC). Rumus untuk menentukan VA adalah sebagai berikut:

Produksi meliputi penjualan dan bentuk pendapatan lainnya. Sedangkan inputnya terdiri dari penjualan dan pengeluaran lainnya (selain beban karyawan).

Dengan memunculkan banyak akun perusahaan, seperti pendapatan operasional, biaya pegawai, depresiasi dan amortisasi, VA (Value Added) juga dapat dikalkulasi.

Komponen modal intelektual berikut dapat diukur:

1) Value Added Capital Employed (VACA)

Value Added Capital Employed (VACA) memperlihatkan jumlah VA (Value Added) yang dapat dihasilkan oleh satu bagian modal (CE). Korporasi dapat menggunakan CE secara lebih efektif jika unit seperti itu dapat menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi untuknya. Modal intelektual suatu entitas

VA = OUTPUT – INPUT

(49)

25

mencakup penggunaan CE yang lebih baik. Oleh karena itu, CE adalah ukuran kapasitas entitas untuk memanfaatkan modal kerja secara lebih kreatif.

Rumus:

2) Value Added Human Capital (VAHU)

Value Added Human Capital (VAHU) memperlihatkan kuantitas VA yang mampu diciptakan berbasis nilai dana yang diinvestasikan pada tenaga kerja. Rasio ini menggambarkan nilai setiap rupiah yang diberikan pada sumber daya manusia (SDM) menambah entitas yang menghasilkan nilai.

Rumus:

3) Structural Capital Value Added (STVA)

Rasio ini menentukan kuantitas modal struktural (SC) yang diperlukan untuk menghasilkan nilai tambah (VA) dan menunjukkan seberapa baik SC merealisasikan proses yang produktif bagi entitas.

Rumus:

VAIC™ mendemonstrasikan kapasitas pemikiran entitas, juga dikenal sebagai BPI (Indikator Kinerja Bisnis). VACA, VAHU, dan STVA adalah tiga komponen yang membentuk VAICTM. Rasio terakhir yang digunakan untuk menentukan kapasitas intelektual perusahaan adalah kalkulasi atas seluruh komponen, yang dinyatakan berikut ini:

VAIC™ = VACA + VAHU + STVA STVA = SC/VA

VAHU = VA/HC VACA = VA/CA

(50)

2.2.4 Leverage

Leverage, yaitu penggunaan dana yang datang dengan biaya yang ditetapkan, sangat penting untuk membayar struktur modal bisnis. Jika pendapatan yang dihasilkan dengan menggunakan dana beban tetap melebihi biaya tetap yang terkait dengan penggunaan dana ini, ini disebut menghasilkan leverage yang bermanfaat bagi perusahaan. Leverage berbahaya, bagaimanapun, jika penggunaan modal perusahaan tidak mampu menghasilkan nilai pengembalian yang menutup nilai hutangnya.

Rasio solvabilitas mampu dipergunakan untuk mengevaluasi kemampuan entitas untuk memenuhi komitmen tetap, seperti pinjaman dengan bunga, dan untuk menentukan berapa banyak modal yang dimiliki entitas sehubungan dengan utangnya. Tingkat solvabilitas yang tinggi lebih disukai oleh investor karena akan meningkatkan laba yang diprediksi. Fakta bahwa bunga dapat dikurangkan dari pajak adalah salah satu manfaat utang. Rasio leverage akan menjelaskan struktur modal entitas dan kemampuan entitas untuk menjalankan usahanya dengan memanfaatkan modal dari sumber luar untuk menghasilkan profit (dana utang).

(Sari dkk., 2020) .

Analisis rasio utang terhadap aset dapat digunakan untuk menentukan leverage (DAR). Dengan menampilkan persentase aset entitas yang didukung oleh hutang, rasio ini menekankan pentingnya hutang. Artinya adalah berapa banyak aset entitas yang didanai oleh pinjaman dan berapa banyak hutang berdampak pada manajemen aset. Debt to equity ratio (DER), rasio yang menilai proporsi total utang terhadap total modal, juga dapat digunakan untuk menghitung leverage.

(51)

27

Menurut Kasmir dalam Sari dkk., (2020) karena kemungkinan gagal bayar, manajemen perusahaan dengan leverage tinggi terlihat terlibat dalam perataan laba.

Akibatnya, inisiatif untuk meningkatkan pendapatan kemudian dilaksanakan.

Kreditur sering mencatat jumlah risiko ini karena entitas dengan tingkat leverage yang tinggi juga diketahui berisiko. Bahaya terhadap bisnis akan minimal jika tingkat keuntungan tinggi (dan konstan). Hal inilah yang mendorong manajemen untuk mengurangi risiko bisnis dengan merealisasikan berbagai upaya untuk menstabilkan kondisi moneter entitas dalam upaya memitigasi potensi ancaman.

2.2.5 Kinerja Keuangan

2.2.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Performa keuangan perusahaan dinilai untuk menentukan seberapa baik perusahaan mematuhi standar praktik finansial yang baik. Misalnya dengan menyampaikan laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman yang dituangkan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan)(Fahmi, 2017). Rasio adalah metrik yang dipergunakan bisnis untuk mengevaluasi akun keuangan. Rasio mendeterminasi tautan atau hubungan antara angka yang diberikan dan jumlah lainnya. Rasio keuangan adalah teknik analisis yang dapat dipergunakan guna menjabarkan serta mendeskripsikan analisa mengenai finansial entitas yang baik atau buruk dari satu waktu ke waktu berikutnya. Teknik penggalian fitur operasional dan keuangan yang signifikan dari sebuah entitas dari informasi akuntansi dan laporan keuangan dikenal sebagai analisis rasio moneter.

(52)

2.2.5.2 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Kasmir dalam Sari dkk., (2020) mengklasifikasika tujuan kalkulasi performa moneter entitas ialah:

1) Mengetahui tingkat Likuiditas

Likuiditas entitas memperlihatkan kapabilitasnya untuk mengidentifikasi hutang yang harus dibayar penuh segera setelah dilakukan penagihan.

2) Mengetahui tingkat Solvabilitas

Solvabilitas mengukur kapasitas entitas guna mencukupi nilai komitmen pembayaran utang jangka pendek dan panjang ketika mengalami kebangkrutan usaha.

3) Mengetahui tingkat Rentabilitas

Rentabilitas memperlihatkan kapabilitas dan keahlian entitas dalam memperoleh nilai laba usaha.

4) Mengetahui tingkat Stabilitas

Kapabilitas suatu korporasi untuk bekerja aktif secara mantap ditunjukkan oleh stabilitasnya, yang ditentukan oleh seberapa baik korporasi dapat melakukan pembayaran pokok dan bunga tepat waktu atas kewajibannya.

2.2.5.3 Analisis Rasio Keuangan

Kapasitas bisnis untuk menghasilkan uang selama periode waktu tertentu dikenal sebagai profitabilitas. Investor dapat memilih untuk berinvestasi di perusahaan berdasarkan potensinya untuk menghasilkan keuntungan, sementara pemodal yang melihat tingkat profitabilitas yang buruk dapat memilih untuk menarik investasi pendanaan. Rasio yang terklasifikasi profitabilitas yaitu:

(53)

29

1) ROA (Return on Assets)

ROA ialah komparasi antara nilai laba bersih dengan nilai return atas investasi.

Ukuran yang sering digunakan dalam perhitungan ROA adalah:

2) ROE (Return on Equity)

ROE adalah proporsi yang digunakan untuk mendeterminasi laba bersih setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri. Persentase ini memperlihatkan seberapa efisien modal sebenarnya digunakan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Dengan kata lain, pemilik perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik daripada sebaliknya.

3) Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share ialah nilai rasio yang memperlihatkan seberapa tinggi kapabilitas per lembar saham entitas guna meraih laba usaha.

Laba Bersih Setelah Pajak

ROA = X 100%

Total Aset

Laba Bersih Setelah Pajak

ROE = X 100%

Ekuitas

Laba Bersih Setelah Pajak

EPS = X 100%

Jumlah Lembar Saham Beredar

(54)

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Nama, Tahun, Judul

Variabel &

Metode Analisis

Objek Penelitian &

Tahun Pengamatan

Hasil

1. Barbara Gunawan, Riska Yuanita (2018)

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Yang

Dimodifikasi Oleh Struktur Kepemilikan

Variabel Dependen :

Kinerja Keuangan (ROE, EVA, dan NPM).

Variabel Independen : Corporate Social Responsibility (CSR)

Variabel Moderating : Kepemilikan Asing

Entitas

Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015.

- Corporate social responsibility memiliki pengaruh yang positif

signifikan terhadap return on equity, economic value added, dan net profit asing.

- Kepemilikan asing tidak memoderasi hubungan antara tanggungjawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan.

(55)

31

Metode Analisis : Analisis Regresi Berganda 2. Susi Rida Rani

Ati Simamora, Eddy

Rismanda Sembiring (2018)

Pengaruh Intellectual Capital Dan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar

Variabel Dependen :

Kinerja Keuangan

Variabel Independen : Intellectual Capital, Good Corporate Governance

Metode Analisis : Regresi Linear Berganda

45 Entitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2012-2015

- - Intellectual Capital berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan, - - Good Corporate

Governance

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

(56)

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012- 2015

3. Herna R Simaremare, Romasi Lumban Gaol (2018)

Pengaruh Corporate Sosial

Gambar

Gambar 4.1 Grafik Histogram……………………………………………………61  Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot………………………………………...……62  Gambar 4.3 Grafik Scatterplot…………………………………………………...64
Tabel  1.1  menunjukkan  perkembangan  ekspor  komoditas  hasil  pertambangan  mengalami  peningkatan  dari  berat  bersih  ekspor  yang  sangat  signifikan  terutama  pada  tahun  2019  sebesar  519,6  juta  ton
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Tabel 4.1  Distribusi Sampel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukan (1) secara simultan earnings management dan Good Corporate Governance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Corporate Social Responsibility, (2) secara pancial

Dari uraian di atas peneliti ingin meneliti tentang pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) dengan melalui

Astuti, rati (2015), penelitian ini menggunakan topik Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan

(2012) Pengaruh Kinerja keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Struktur Good Corporate Governance sebagai variabel

KESIMPULAN Analisis dan pengujian data dalam penelitian berdasarkan Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja

bahwa skirpsi saya “ PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN REAL ESTATE &amp; PROPERTY PADA BEI 2011- 2013”

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen yang terdiri dari good corporate governance dan corporate social responsibility serta

H4 : Audit Internal, Intellectual Capital, dan Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan METODE PENELITIAN Variabel