PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen (S.M)
Program Studi Manajemen
Oleh :
NAMA : ANGGREINI PRATIWI
NPM : 1705160168
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN
2021
2
3
4
i ABSTRAK
Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Price to Book Value dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Anggreini Pratiwi
Manajemen
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Price to Book Value dengan Return on Asset sebagai variabel intervening pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian ini adalah penelitian assosiatif dengan teknik pengambilan data dokumentasi, populasi penelitian ini sebanyak 10 perusahaan dan sampel yang digunakan sebanyak 7 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur, mediation effect, direct effect, indirect effect, total effect, R-square dan F-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value, Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value, Return on Asset memiliki berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value, Return on Asset sebagai variabel mediasi terhadap current ratio dan Price to Book Value tidak berpengaruh signifikan, Return on Asset sebagai variabel mediasi terhadap Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value berpengaruh signifikan.
Kata Kunci: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value dan Return on Asset.
ii ABSTRACT
The Effect of Current Ratio and Debt to Equity Ratio on Price to Book Value with Return on Assets as an Intervening Variable in Pharmaceutical
Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Anggreini Pratiwi
Management
This study aims to determine the effect of Current Ratio and Debt to Equity Ratio on Price to Book Value with Return on Assets as an intervening variable in pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This research method is associative research with documentation data collection technique, the population of this research is 10 companies and the sample used is 7 companies using purposive sampling method. The analytical method used is path analysis, mediation effect, direct effect, indirect effect, total effect, R-square and F-square. The results of this study indicate that the Current Ratio has no significant effect on Price to Book Value, Debt to Equity Ratio has a significant effect on Price to Book Value, Return on Assets has a significant effect on Price to Book Value, Return on Assets as a mediating variable on the current ratio and Price to Book Value has no significant effect, Return on Assets as a mediating variable on the Debt to Equity Ratio and Price to Book Value has a significant effect.
Keywords: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value and Return on Asset.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya yang tiada tara kepada kita semua terutama kepada penulis, dan sholawat beriring salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi berjudul
“Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio, Terhadap Price to Book Value Dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).” yang diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini banyak mendapat bimbingan, bantuan dan fasilitas yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahanda tersayang Phery Suhandi dan Ibunda terkasih tercinta Susan Amiga Tanjung yang telah membesarkan dan mendidik penulis tanpa pamrih sampai sekarang ini dan motivasi serta do’a dalam meraih gelar sarjana.
2. Bapak Prof.Dr.Agussani, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
iv
3. Bapak H. Januri, SE., MM., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Assoc.Prof.Dr.Ade Gunawan.,SE., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung, SE.,M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Bapak Jasman Sarifuddin Hasibuan, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Bapak Assoc.Prof.Dr.Jufrizen, SE., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Bapak Dedek Kurniawan Gultom, SE, M. Si. selaku Dosen Pembimbing yang banyak berperan, berkontribusi dan memberikan ilmunya kepada penulis serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin.
9. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah mendukung penulis dalam hal pelaksanaan penulisan skripsi.
10. Seluruh Staff/Pegawai Biro Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.
v
11. Teman yang membantu secara langsung maupun tidak langsung, yang ada dan tiada dalam proses penggarapan skripsi ini.
12. Terimakasih kepada diri sendiri yang sudah mau berjuang dalam penggarapan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwasanya susunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan memuaskan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini agar lebih bermanfaat dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Medan, Oktober 2021 Penulis
ANGGREINI PRATIWI 1705160168
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 14
1.3. Batasan Masalah ... 15
1.4. Rumusan Masalah ... 15
1.5. Tujuan Penelitian ... 16
1.6. Manfaat Penelitian ... 17
1.6.1 Manfaat Praktis ... 17
1.6.2 Manfaat Teoritis ... 17
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 18
2.1. Landasan Teori ... 18
2.1.1 Price to Book Value (PBV) ... 18
2.1.2 Return on Asset (ROA) ... 22
2.1.3 Current Ratio (CR) ... 28
2.1.4 Debt to Equity Ratio (DER) ... 33
2.2. Kerangka Konseptual ... 39
2.2.1 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Price to Book Value (PBV) ... 39
2.2.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Value (PBV) ... 40
2.2.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) Terhadap Price to Book Value (PBV) .. 41
2.2.4 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Price to Book Value (PBV) dengan Return on Asset (ROA) sebagai Variabel Intervening ... 42
2.2.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Price to Book Value (PBV) dengan Return on Asset (ROA) sebagai Variabel Intervening ... 43
2.3. Hipotesis ... 44
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 45
3.1 Pendekatan Penelitian ... 45
vii
3.2 Defenisi Operasional Variabel ... 45
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 48
3.4 Populasi dan Sampel ... 49
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.6 Teknis Analisis Data ... 51
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 56
4.1 Deskripsi Data ... 56
4.2 Analisis Data ... 62
BAB 5 PENUTUP ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN ... 80
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Harga Saham ... 3
Tabel 1. 2 Nilai Buku per Lembar Saham ... 4
Tabel 1. 3 Laba Bersih ... 6
Tabel 1. 4 Total Aset ... 7
Tabel 1. 5 Aset Lancar ... 9
Tabel 1. 6 Utang Lancar ... 10
Tabel 1. 7 Total Utang ... 12
Tabel 1. 8 Total Ekuitas ... 13
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian ... 48
Tabel 3. 2 Populasi Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 49
Tabel 3. 3 Sampel Penelitian ... 51
Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan Farmasi ... 56
Tabel 4. 2 Data Price to Book Value ... 57
Tabel 4. 3 Data Return on Asset ... 58
Tabel 4. 4 Data Current Ratio ... 60
Tabel 4. 5 Data Debt to Equity Ratio ... 61
Tabel 4. 6 Path Coefficients ... 63
Tabel 4. 7 Indirect Effect ... 65
Tabel 4. 8 Hasil Uji Total Effect... 66
Tabel 4. 9 Hasil Uji R – Square... 67
Tabel 4. 10 Hasil Uji F – Square... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Paradigma Penelitian ... 44 Gambar 3. 1 Analisis Jalur ... 52 Gambar 4. 1 Efek Mediasi ... 64
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi yang terjadi pada saat ini cukup berpengaruh terhadap aspek ekonomi, sosial, politik dan budaya. Kendati demikian, pengaruh yang diberikan karena adanya globalisasi, sejatinya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap aspek-aspek tersebut. Dalam aspek ekonomi, salah satu kelebihan dari adanya globalisasi ialah perekonomian yang cepat tumbuh karena pertumbuhan modal yang banyak dan lebih besar dalam meningkatkan perekonomian suatu negara, khususnya pada dunia industri. Akan tetapi, perkembangan industri yang begitu pesat juga bisa menjadi ancaman bagi pelaku-pelaku bisnis yang ada. Para pelaku bisnis dituntut untuk lebih kreatif, terus berinovasi dan menciptakan keunggulan- keunggulan yang bisa dijadikan nilai lebih dibanding dengan pesaing-pesaingnya.
Hal ini membuat masing-masing manajemen dari setiap perusahaan semakin memikirkan strategi dan cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan kinerja perusahaan yang maksimal, maka tujuan perusahaan dalam memaksimalkan laba dan nilai perusahaan akan tercapai (Alpi & Gunawan, 2018).
Kinerja keuangan dan harga saham merupakan gambaran dari nilai suatu perusahaan. Kinerja keuangan dapat menggambarkan kondisi tingkat kesehatan perusahaan, serta memperoleh informasi pencapaian-pencapaian perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio- rasio keuangan. Apabila kinerja perusahaan baik, maka akan menghasilkan nilai usaha yang tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi tersebut, investor akan tertarik
untuk menanamkan modalnya sehingga berdampak pada kenaikan harga saham.
Nilai perusahaan bergantung pada kemampuan menarik modal ataupun investor untuk dapat tumbuh (Brigham & Houston, 2010 hal.6). Jika perusahaan ingin memaksimalkan nilai perusahaannya, maka manajemen harus lebih memanfaatkan kekuatan yang ada pada perusahaan tersebut dan mengevaluasi serta memperbaiki kekurangan pada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2010 hal. 133).
Tingginya suatu nilai perusahaan juga mengidentifkasikan tingkat kemakmuran para pemegang saham dari jumlah saham yang beredar. Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value. Pice to book value adalah perbandingan harga saham dengan harga buku perlembar saham. Dengan meningkatnya nilai price to book value menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan investor percaya akan prospek perusahaan. Price to book value yang baik memiliki nilai diatas 1 (Fahmi, 2014 hal. 85). Kekayaan pemegang saham adalah jumlah lembar saham yang beredar dikalikan dengan harga pasar perlembar saham (Brigham & Houston, 2010 hal. 7).
Berikut adalah Tabel Harga Saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020:
Tabel 1. 1 Harga Saham
PerusahaanFarmasi Tahun 2016-2020 Harga Saham
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 1.755 1.960 1.940 2.250 2.550 2.091 KAEF 2.750 2.700 2.600 1.250 3.517 2.563 KLBF 1.515 1.690 1.520 1.620 1.503 1.570 MERK 9.200 8.500 4.300 2.850 3.177 5.605
PYFA 200 183 189 198 898 334
SIDO 520 545 840 1.275 788 794
TSPC 1.970 1.800 1.390 1.395 1.320 1.575 Rata-rata 2.559 2.483 1.826 1.548 1.965 2.076 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa rata-rata harga saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 2.076. Jika dilihat dari perusahaannya, maka nilai rata-rata harga saham perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 2.091, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 2.563, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 1.570, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 5.605, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 334, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 794, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 1.575. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 2.559, pada tahun 2017 sebesar 2.483, pada tahun 2018 sebesar 1.826, pada tahun 2019 sebesar 1.548 dan pada tahun 2020 sebesar 1.965.
Dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata harga saham perusahaaan farmasi pada tahun 2016-2020 mengalami penurunan. Terdapat 4 perusahaan yang harga sahamnya di bawah rata-rata dan hanya 3 perusahaan yang di atas rata-
rata. Penurunan rata-rata harga saham Perusahaan Farmasi pada periode 2016- 2020, diduga karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga saham. Penurunan harga saham tersebut juga mencerminkan kinerja perusahaan yang kurang optimal dan menjadi salah satu alasan calon investor tidak berminat untuk berinvestasi.
Berikut ini adalah nilai buku per lembar saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020:
Tabel 1. 2 Nilai Buku per Lembar Saham Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 Nilai Buku per Lembar Saham
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 963,91 996,70 1.071,66 1.166,14 1.184,18 1.076,52 KAEF 408,97 463,18 604,33 1.334,70 1.279,38 818,11
KLBF 265,90 296,41 326,28 356,39 389,89 326,97
MERK 26,01 27,47 23,14 26,52 27,35 26,10
PYFA 197,21 203,47 222,29 233,13 294,64 230,15
SIDO 183,86 193,06 193,51 204,31 214,78 197,90
TSPC 1.030,06 1.129,34 1.207,30 1.286,90 1.417,16 1.214,15 Rata-rata 439,42 472,80 521,22 658,30 686,77 555,70 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai buku per lembar saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 555,70. Jika dilihat dari perusahaannya, maka nilai rata-rata harga saham perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 1.076,52, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 818,11, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 326,97, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 26,10, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 230,15, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 197,90,
perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 1.214,15. Sedangkan rata- rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 439,42, pada tahun 2017 sebesar 472,80, pada tahun 2018 sebesar 521,22 pada tahun 2019 sebesar 658,30, dan pada tahun 2020 sebesar 686,77.
Dapat disimpulkan bahwa nilai buku per lembar saham pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020 cenderung mengalami peningkatan tetapi terdapat perusahaan mengalami penuruan nilai buku per lembar saham. Dengan adanya penurunan nilai buku per lembar saham tersebut, menyebabkan penurunan terhadap imbal hasil investasi yang akan diterima pemegang saham, atau kesejahteraan pemegang saham mengalami penurunan.
Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah keuntungan yang maksimal dan memperoleh laba. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, dapat menggunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas (Kasmir, 2012 hal. 196). Rasio Profitabilitas adalah rasio yang berfokus dalam mengukur laba perusahaan (Brealey et al, 2008, hal. 80).
Terdapat beberapa cara dalam mengukur tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan, salah satunya dengan ROA (Return on Asset). Rasio laba bersih terhadap total asset mengukur pengembalian atas total asset (Return on Asset- ROA) setelah bunga dan pajak (Brigham & Houston, 2010 hal. 148).
Berikut ini adalah Tabel Laba Bersih pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 3 Laba Bersih
Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 (Dalam Jutaan)
Laba Bersih Rata-
rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 152.083 162.249 200.652 221.783 162.072 179.768
KAEF 271.597 331.707 401.792 15.890 20.425 208.282
KLBF 2.350.884 2.403.605 2.457.129 2.506.764 2.799.622 2.503.601 MERK 153.842 144.677 1.163.324 78.256 71.902 322.400
PYFA 5.146 7.127 8.447 9.342 22.104 10.433
SIDO 480.525 533.397 663.849 807.689 934.016 683.895 TSPC 545.493 557.339 540.378 595.154 834.369 614.547 Rata-
rata 565.653 591.443 776.510 604.983 692.073 646.132 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa rata-laba bersih pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 646.132. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata laba bersih perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 179.768, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 208.282, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 2.503.601, Perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 322.400, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 10.433, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 683.895, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 614.547. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun, pada tahun 2016 sebesar 565.653, pada tahun 2017 sebesar 591.443, pada tahun 2018 sebesar 776.510, pada tahun 2019 sebesar 604.983 dan pada tahun 2020 sebesar 692.073.
Dapat disimpulkan bahwa laba bersih pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 mengalami peningkatan.
Laba bersih yang mengalami peningkatan menunjukkan kinerja perusahaan yang optimal. Perusahaan berhasil memakasimalkan total asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba yang optimal, yang berdampak pada harga saham. Investor menilai saham dari kinerja perusahaan, terutama laba yang dihasilkan. Investor akan tertarik untuk berinvestasi, mengingat semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan, maka semakin besar nilai dividen yang akan didapatkan.
Berikut ini adalah Tabel Total Aset pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 4 Total Aset
Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 (Dalam Jutaan)
Total Aset
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 1.531.365 1.640.886 1.682.821 1.829.960 1.986.711 1.734.349 KAEF 4.612.562 6.096.148 9.460.427 18.352.877 17.562.816 11.216.966 KLBF 15.226.009 16.616.239 18.146.206 20.264.726 22.564.300 18.563.496 MERK 743.934 847.006 1.263.113 901.060 929.901 937.003
PYFA 167.063 159.563 187.057 190.786 228.575 186.609
SIDO 2.987.614 3.158.198 3.337.628 3.536.898 3.849.516 3.373.971 TSPC 6.585.807 7.434.900 7.869.975 8.372.769 9.104.657 7.873.622 Rata-
rata 4.550.622 5.136.134 5.992.461 7.635.582 8.032.354 6.269.431 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata total aset pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 6.269.431. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata total aset perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 1.734.349, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 11.216.966, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 18.563.496, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 937.003,
perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 186.609, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 3.373.971, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 7.873.622. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 4.550.622, pada tahun 2017 sebesar 5.136.134, pada tahun 2018 sebesar 5.992.461, pada tahun 2019 sebesar 7.635.582 dan pada tahun 2020 sebesar 8.032.354.
Dapat disimpulkan bahwa total aset dari keseluruhan perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan dari tahun 2016-2020. Total aset yang meningkat mencerminkan nilai yang positif untuk perusahaan. dapat diartikan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan terus meningkat dan dikelola secara maksimal agar menjadi modal perusahaan, yang bertujuan untuk mendapatkan laba yang besar. Terlihat pada tabel laba bersih yang mengalami peningkatan yang siginifikan.
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu adalah rasio likuiditas atau sering disebut dengan short term liquidity.
Rasio likuiditas dapat dihitung dengan beberapa cara, salah satunya dengan current ratio (CR). Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang biasa digunakan dalam solvensi jangka pendek atau kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo (Fahmi, 2014 hal. 69).
Rasio lancar (current ratio) dapat dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham & Houston, 2010 hal. 134). Aset lancar merupakan harta yang dapat dijadikan uang dalam jangka waktu maksimal satu tahun.
Sedangkan kewajiban lancar atau utang lancar adalah kewajiban perusahaan jangka pendek yang maksimal jatuh tempo satu tahun (Kasmir, 2012 hal. 134)
Berikut ini adalah Tabel Aktiva Lancar pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 5 Aset Lancar
Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 (Dalam Jutaan)
Aktiva Lancar (Aset Lancar)
Rata-rata
Kode 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 1.068.967 1.175.655 1.203.372 1.280.212 1.400.241 1.225.689 KAEF 2.906.737 3.662.090 5.369.546 7.344.787 6.093.103 5.075.253 KLBF 9.572.529 10.042.738 10.648.288 11.222.490 13.075.331 10.912.275
MERK 508.615 569.889 973.309 675.010 678.404 681.045
PYFA 83.106 78.364 91.387 95.946 129.342 95.629
SIDO 1.794.125 1.628.901 1.547.666 1.716.235 2.052.081 1.747.802 TSPC 4.385.083 5.049.363 5.130.662 5.432.638 5.941.096 5.187.768 Rata-
rata 2.902.737 3.172.429 3.566.319 3.966.760 4.195.657 3.560.780 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata aset lancar pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 3.560.780. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata aset lancar perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 1.225.689, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 5.075.253, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 10.912.275, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 681.045, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 95.629, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 1.747.802, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 5.187.768. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 2.902.737, pada tahun 2017 sebesar 3.172.429, pada tahun 2018 sebesar 3.566.319, pada tahun 2019 sebesar 3.966.760 dan pada tahun 2020 sebesar 4.195.657.
Dapat disimpulkan bahwa aset lancar perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan dari tahun 2016-2020. Aktiva lancar sering digunakan sebagai tolak ukur likuiditas suatu perusahaan, Aktiva lancar yang dimiliki dapat membantu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang jatuh tempo kurang daru satu tahun.
Berikut ini adalah Tabel Utang Lancar pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 6 Utang Lancar Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020
(Dalam Jutaan) Utang Lancar
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 374.427 441.622 416.537 439.444 555.843 445.575 KAEF 1.696.208 830.535 3.774.304 7.392.140 6.786.941 4.096.026 KLBF 2.317.161 2.227.336 2.286.167 2.577.108 3.176.726 2.516.900 MERK 120.622 184.971 709.437 269.085 317.218 320.267
PYFA 37.934 22.245 33.141 27.198 44.748 33.053
SIDO 215.686 208.507 368.380 416.211 560.043 353.765 TSPC 1.653.413 2.002.621 2.039.075 1.953.608 2.008.023 1.931.348 Rata-
rata 916.493 845.405 1.375.292 1.867.828 1.921.363 1.385.276 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.6 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata utang lancar pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 1.385.276. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata utang lancar perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 445.575, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 4.096.026, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 2.516.900, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 320.267, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 33.053, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 353.765, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 1.931.348. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 916.493, pada tahun 2017 sebesar 845.405, pada
tahun 2018 sebesar 1.375.292, pada tahun 2019 sebesar 1.867.828 dan pada tahun 2020 sebesar 1.921.363.
Dapat disimpulkan bahwa utang lancar perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi dari tahun 2016-2020.
Meningkatnya hutang lancar perusahaan akan mengurangi jumlah aktiva lancar perusahaan atau dengan kata lain dapat menciptakan hutang yang baru. Aktiva lancar yang meningkat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki cadangan kas yang cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan.
Rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan didanai oleh utang. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibanya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (Kasmir, 2012 hal. 150). Rasio solvabilitas dapat dihitung dengan beberapa cara, salah satunya debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) dapat diartikan juga sebagai ukuran yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan untuk melihat seberapa besar jaminan yang tersedia untuk kreditor. Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (Fahmi, 2014 hal. 75).
Rasio ini dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas (Kasmir, 2012 hal. 157).
Berikut ini adalah Tabel Total Utang pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 7 Total Utang
Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 (Dalam Jutaan)
Total Utang
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 451.785 524.586 482.559 523.881 660.424 528.647
KAEF 2.341.155 3.523.628 6.103.967 10.939.950 10.457.144 6.673.169 KLBF 2.762.162 2.722.207 2.851.611 3.559.144 4.288.218 3.236.668
MERK 161.262 231.569 744.833 307.049 317.218 352.386
PYFA 61.554 50.707 68.129 66.060 70.943 63.479
SIDO 229.729 262.333 435.014 472.191 627.776 405.409
TSPC 1.950.534 2.352.891 2.437.126 2.581.733 2.727.421 2.409.941 Rata-rata 1.136.883 1.381.132 1.874.748 2.635.715 2.735.592 1.952.814
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.7 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata total utang pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 1.952.814. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata total utang perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 528.647, perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 6.673.169, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 3.236.668, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 352.386, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 63.479, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 405.409, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 2.409.941. Sedangkan rata-rata harga saham pada tahun 2016 sebesar 1.136.883, pada tahun 2017 sebesar 1.381.132, pada
tahun 2018 sebesar 1.874.748, pada tahun 2019 sebesar 2.635.715 dan pada tahun 2020 sebesar 2.735.592.
Dapat disimpulkan bahwa total utang pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan pada tahun 2016- 2020. Kenaikan pada total utang mengindikasikan bahwa setiap tahunnya utang mendominasi pendanaaan perusaahan farmasi. Perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Utang yang tinggi akan berpengaruh pada perusahaan karena perusahaan berkewajiban melunasi utang dengan menggunakan modal yang tentunya tidak baik untuk perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah Tabel Total Ekuitas pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020:
Tabel 1. 8 Total Ekuitas
Perusahaan Farmasi Tahun 2016-2020 (Dalam Jutaan)
Total Ekuitas
Rata-rata
KODE 2016 2017 2018 2019 2020
DVLA 1.079.579 1.116.300 1.200.261 1.306.078 1.326.287 1.205.701 KAEF 2.271.407 2.572.520 3.356.459 7.412.926 7.105.672 4.543.797 KLBF
12.463.84 7
13.894.03 1
15.294.59 4
16.705.58
2 18.276.082
15.326.82 7 MERK 582.672 615.437 518.280 594.011 612.683 584.617
PYFA 105.509 108.856 118.927 124.725 157.631 123.130 SIDO 2.757.885 2.895.865 2.902.614 3.064.707 3.221.740 2.968.562 TSPC 4.635.273 5.082.008 5.432.848 5.791.035 6.377.235 5.463.680 Rata-
rata 3.413.739 3.755.002 4.117.712 4.999.866 5.296.761 4.316.616 Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.8 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata total ekuitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020 sebesar 4.316.616. Jika dilihat dari perusahaannya, rata-rata total ekuitas perusahaan DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) sebesar 1.205.701,
perusahaan KAEF (Kimia Farma) sebesar 4.543.797, Perusahaan KLBF (Kalbe Farma Tbk) sebesar 15.326.827, perusahaan MERK (Merck Indonesia Tbk) sebesar 584.617, perusahaan PYFA (Pyridam Farma Tbk) sebesar 123.130, perusahaan SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk) sebesar 2.968.562, perusahaan TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk) sebesar 5.463.680.
Sedangkan rata-rata total ekuitas pada tahun 2016 sebesar 3.413.739, pada tahun 2017 sebesar 3.755.002, pada tahun 2018 sebesar 4.117.712, pada tahun 2019 sebesar 4.999.866 dan pada tahun 2020 sebesar 5.296.761.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata total ekuitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan total ekuitas ini mencerminkan modal yang bertambah.
Penambahan modal dalam perusahaan akan berpengaruh kepada meningkatnya laba bersih yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam penelitian ini yaitu
“Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Price to Book Value Dengan Return on Asset Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Harga Saham cenderung mengalami penurunan akan tetapi Nilai Buku per Lembar Saham mengalami kenaikan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020.
2. Terjadinya peningkatan laba bersih yang diikuti kenaikan total aset pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016- 2020.
3. Terjadinya peningkatan pada aset lancar perusahaan yang diikuti dengan meningkatnya utang lancar pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020.
4. Terjadinya kenaikan terhadap Total Utang yang diikuti meningkatnya total ekuitas pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2020.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pada variabel bebas (independent) menggunakan current ratio yang berhubungan dengan aktiva lancar dan utang lancar, debt to equity ratio dengan total utang dan total ekuitas. Dan variable terikat (dependent) yaitu price to book value dengan penjabaran harga saham dan nilai buku per lembar saham. Sedangkan variable intervening menggunakan return on asset dengan laba bersih dan total aktiva. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.
1.4. Rumusan Masalah
1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020?
2. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020?
3. Apakah return on asset berpengaruh terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020?
4. Apakah current ratio berpengaruh terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel intervening pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020?
5. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel intervening pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020?
1.5. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh current ratio terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh return on asset terhadap price to book value pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020.
4. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh current ratio terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel intervening pada
perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020.
5. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap price to book value dengan return on asset sebagai variabel intervening pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2020.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis maupun teoritis. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan dan evaluasi positif terhadap pengambilan keputusan instansi terkait dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Serta sebagai masukan guna untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut menggunakan rasio-rasio keuangan, sehingga dapat melakukan perbaikan dan persiapan kinerja perusahaan. Juga dapat memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham untuk menjadikan acuan dalam pertimbangan pembelian saham perusahaan farmasi yang terdaftra di Bursa Efek Indonesia.
1.6.2 Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ekonomi khususnya pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV)
dengan Return on Asset (ROA) sebagai variable intervening pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referansi serta pembanding untuk para peneliti selanjutnya yang
menggunakan variable penelitian yang sama.
18 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
2.1.1 Price to Book Value (PBV)
2.1.1.1 Pengertian Price to Book Value (PBV)
Price to book value (PBV) merupakan salah satu indikator untuk mengukur nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh investor apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan mencerminkan sejauh mana suatu perusahaan diakui oleh publik. Price to book value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Price to book value (PBV) adalah perbandingan harga saham dengan harga buku perlembar saham (Fahmi, 2014 hal. 85).
Price to book value (PBV) adalah rasio perbandingan harga saham dan nilai buku ekuitas perusahaan yang mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan organisasi sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Price to book value (PBV) sering dijadikan sebagai acuan dalam menentukan nilai suatu saham relative terhadap harga pasarnya. Semakin rendah price to book value (PBV), semakin rendah harga saham relative terhadap nilai bukunya, sebaliknya semakin tinggi price to book value (PBV) maka semakin tinggi harga saham relative terhadap nilai bukunya, Hal ini menandakan bahwa perusahaan yang bertumbuh dapat dinilai dari harga pasar sahamnya. Tingginya harga saham menggambarkan nilai perusahaan yang tinggi (Hery, 2017 hal. 6) .
Dapat disimpulakan bahwa price to book value (PBV) adalah rasio yang memperlihatkan harga saham di pasar modal untuk mempersentasikan tinggi
rendahnya suatu saham yang diedarkan oleh perusahaan. Apabila rasio ini tinggi maka akan memperlihatkan kualitas dan gambaran dari baiknya perusahaan tersebut dalam mengelola kegiatan oprasionalnya.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Price to Book Value (PBV)
Memaksimalkan nilai perusahaan menjadi sangat penting artinya, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran bagi pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Nilai perusahaan perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang dikaitkan dengan harga saham (Hery, 2017 hal. 7).
Tujuan memaksimalkan nilai saham perusahaan akan memberikan keuntungan baik pemegang saham. Artinya dengan meningkatkan nilai saham maka otomatis pemegang saham akan bertambah makmur, namun apabila terjadinya penurunan nilai saham maka akan merugikan pemegang saham dan akan kehilangan keuntungan dan nilai sahamnya (Kasmir, 2012 hal.10)
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat price to book value (PBV) adalah untuk mensejahterakan para pemegang saham, karena apabila nilai price to book value (PBV) naik, maka otomatis harga saham juga akan naik. Dan apabila harga saham naik maka para kemakmuran pemegang saham akan meningkat.
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price to Book Value (PBV) Faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value (PBV) yaitu:
1. Keputusan Investasi 2. Keputusan Pendanaan
3. Keputusan Dividen (Rodoni & Ali, 2014 hal. 4)
Berikut ini penjelasan dari faktor yang mempengaruhi nilai price to book value (PBV)
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi merupakan faktor yang paling penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang diambil perusahaan dalam mengalokasikan dana atau digunakan untuk apa dan kemana. Keputusan investasi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Investasi pada aktiva tetap (jangka panjang) b. Investasi pada aktiva lancar (jangka pendek) 2. Keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan yang dibuat oleh manajer untuk mencari atau mendapatkan sumber dana perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh dari 2 sumber yaitu:
a. Modal sendiri, berupa penerbitan saham biasa atau saham preferen.
b. Modal asing, berupa hutang baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
3. Keputusan dividen
Keputusan dividen adalah keputusan atau kebijakan perusahaan untuk mengalokasikan laba yang diperoleh dari kegiatan perusahaan. Terdapat 2 keputusan yang dapat diambil, yaitu:
a. Laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
b. Laba tidak dibagikan tetapi digunakan untuk kegiatan usaha perusahaan selanjutnya (laba ditahan).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu:
1. Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu. Apabila profitabilitas baik, maka para pemegang stakeholder akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi. Semakin baik kinerja perusahaan, maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain dengan total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan sebagainya. Semakin besar ukuran perusahaan dapat memberikan asumsi bahwa perusahaan dikenal masyarakat luas sehingga lebih mudah meningkatkan nilai perusahaan (Hery, 2017 hal.
2).
Dapat disimpulkan dari beberapa teori di atas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value (PBV) adalah keputusan pendanaan, keputusan dividen dan keputusan invesasti serta profitabilitas dan ukuran perusahaan,
2.1.1.4 Pengukuran Price to Book Value (PBV)
Price to book value (PBV) merupakan media pengukuran atau pembagian harga lembar saham dengan penilaiannya. Price to book value (PBV) dihitung dengan cara membandingkan harga saham dengan nilai buku perlembar saham.
Semakin tinggi rasio ini menandakan bahwa pasar percaya terhadap prospek perusahaan tersebut.
Price to book value dirumuskan sebagai berikut (Sugiono & Untung, 2008 hal.
85):
Price to book value =
Price to book value juga dapat dihitung sebagai berikut (Budiman, 2018 hal.61):
Price to book value =
Price to book value dirumuskan sebagai berikut (Fahmi, 2014 hal. 85) :
Price to book value =
Nilai buku per lembar saham dapat dihitung sebagai berikut (Budiman, 2018 hal.
61):
Nilai Buku Perlembar =
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengukuran nilai perusahaan melalui price to book value (PBV) dapat dihitung dengan harga saham banding nilai buku perlembar saham.
2.1.2 Return on Asset (ROA)
2.1.2.1 Pengertian Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Return on asset (ROA) dapat mengukur keseluruhan kemampuan perusahaaan untuk menghasilkan keuntungan dari jumlah keselurhan aset yang tersedia di dalam perusahaan. Return on asset (ROA) dapat mengukur kemampuan perusahaan pada masa lampau dalam menghasilkan keuntungan dan mempoyeksikan dalam masa yang akan datang. Secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersedian dana yang
dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang akan jatuh tempo (Hani, 2015 hal.121).
Rasio Return on investment (ROI) atau pengembalian investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on assets (ROA).
Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investai tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan (Fahmi, 2014 hal. 83).
Return on asset (ROA) adalah rasio laba bersih terhadap total aset yang mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga dan pajak (Brigham &
Houston, 2010 hal. 148). Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Hasil pengembalian atas total aktiva (ROA) mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber dayanya, yang kadang-kadang disebut dengan hasil pengembalian atas investasi (Weston &
Copeland, 1999).
Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery, 2017 hal. 8).
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa return on asset (ROA) merupakan mengukur kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka akan semakin baik keadaan suatu perusahaan.
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Return on Asset (ROA)
Adapun tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi pihak internal perusahaan maupun bagi pihak eksternal perusahaan, yaitu (Kasmir, 2012 hal.
197):
1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun yang sekarang.
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
Serta manfaat dalam penggunaan rasio profitabilitas, yaitu:
1) Untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
2) Mengetahui laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas adalah (Hery, 2017 hal. 192) :
1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu
2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
4) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
5) Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
6) Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih.
7) Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih.
8) Untuk mengukur marjin laba bersih atas penjualan bersih.
Dapat disimpulkan dari beberapa faktor di atas bahwa tujuan dan manfaat Return on asset (ROA) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode waktu tertentu dan untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. Sehingga baik investor maupun kreditur dapat mempertimbangkan dalam penanaman modal investasi dan dalam pemberian peminjaman modal kepada perusahaan.
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return on Asset (ROA)
Faktor yang berdampak pada return on asset (ROA) dengan manajemen aktiva dan yang menjadi tujuan tolak ukur daya mampu sebuah organisasi, dengan memakai aset memperoleh keuntungan dengan tolak ukur aktivanya.
Faktor yang dapat mempengaruhi return on asset (ROA) adalah (Rambe et al, 2017 hal. 89) :
1) Meningkatkan persentase laba (Profit Margin)
a. Pertambahan penjualan lebih dibandingkan total biaya
b. Berkurangnya total biaya lebih besar dibandingkan berkurangnya penjualan
2) Meningkatkan kecepatan peredaran total aktiva (Total Asset Turn Over) a. Bertambahnya penjualan lebih besar dari pada bertambahnya total
aktiva
b. Berkurang total aktiva lebih besar bila dibandingkan dengan berkurangnya total penjualan.
Beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi return on asset (ROA).
Faktor tersebut yaitu (Sudana, 2015 hal. 22):
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Manajemen Aktiva 3. Rasio Manajemen Utang
Penjelasan dari faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan kepercayaan dari pihak yang berhubungan dengan perusahaan baik internal maupun pihak eksternal. Analisis likuiditas terdiri dari:
a. Net working capital (modal kerja bersih) b. Current ratio (rasio lancar)
c. Quick ratio
3. Rasio Manajemen Aktiva
Rasio manajemen aktiva adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari :
a. Inventory turnover ratio (perputaran persediaan) b. Average days in inventory
c. Receivable turnover d. Days sales outstanding
e. Fixed assets turnover (perputaran harta tetap)
4. Rasio Manajemen
Utang Rasio manajemen utang adalah kenaikan harta perusahaan dari penggunaan hutang. Rasio manajemen utang merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membiayai investasi atau kegiatannya menggunakan utang. Semakin tingginya rasio leverage maka diharapkan memberikan laba bersih yang lebih tinggi. Analisis utang terdiri dari:
a. Debt-ratio
b. Debt-Equity ratio
c. Long term debt equity ratio d. Time interest earned ratio e. Fixed payment coverage ratio 2.1.2.4 Pengukuran Return on Asset (ROA)
Tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan juga menghasilkan laba atau keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Dalam melihat seberapa baik suatu perusahaan mampu menjadikan investasinya pada aset menjadi keuntungan atau profit, dapat menggunakan pengukuran return on assets
(ROA). Return on assets (ROA) digunakan untuk mengetahui atau mengukur laba pada periode tertentu.
Adapun rumus untuk menghitung return on assets (ROA) adalah sebagai berikut (Rambe et al., 2017 hal. 71):
Return on Asset =
Return on assets (ROA) juga dapat dihitung sebagi berikut (Kasmir, 2012 hal. 202):
Return on Asset =
Berdasarkan rumus diatas Return on Assets (ROA) atau tingkat pengembalian aset ini dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaan (biasanya pendapatan tahunan) dengan total asetnya. Semakin tinggi hasil dari rasio ini, maka nilai perusahaan semakin bagus.
2.1.3 Current Ratio (CR)
2.1.3.1 Pengertian Current Ratio (CR)
Current ratio (CR) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan adalah rasio lancar. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu adalah rasio likuiditas atau sering disebut dengan short term liquidity.
Rasio lancar (current ratio) dapat dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham & Houston, 2010 hal. 134). Aset lancar merupakan harta yang dapat dijadikan uang dalam jangka waktu maksimal satu tahun. Sedangkan kewajiban lancar atau utang lancar adalah kewajiban
perusahaan jangka pendek yang maksimal jatuh tempo satu tahun (Kasmir, 2012 hal. 134).
Current ratio (CR) digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo/segera dibayar. Current ratio juga biasa digunakan untuk menghitung atau mengukur solvensi jangka pendek (Hery, 2017 hal. 61).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa current ratio (CR) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar, semakin besar current ratio (CR) perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
2.1.3.2 Tujuan dan Manfaat Current Ratio (CR)
Rasio likuiditas tidak hanya dapat dipergunakan untuk pihak internal perusahaan, tetapi dapat digunakan oleh pihak eksternal perusahaan. Adapun tujuan dan manfaat perusahaan dalam penggunaan rasio likuiditas adalah (Kasmir, 2012 hal. 132) :
1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo saat ditagih. Artinya kemampuan untuk membayar sesuai dengan tanggal dan bulan yang sudah ditentukan
2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang.
4) Untuk membandingkan dan mengukur antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan
5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang 6) Sebagai alat untuk perencanaan kedepan terhadap kas dan utang
7) Sebagai alat pembanding posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan melihat kondisi dari beberapa periode
8) Sebagai alat untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan dari komponen-komponen yang terdapat pada aktiva lancar dan utang lancar
9) Menjadi alat pemicu untuk pihak manajemen dalam memperbaiki kinerjanya dengan berpedoman pada rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Pengertian lainnya tujuan dan manfaat rasio likuiditas lainnya secara keseluruhan (Hery, 2014 hal. 151) :
1) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang yang akan segera jatuh tempo
2) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan total asset lancar
3) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset sangat lancar (tanpa memperhitungkan persediaan barang dagang dan asset lancar lainnya)
4) Alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang jangka pendek.
5) Melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya selama beberapa periode.
Berdasarkan uraian tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat current ratio (CR) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang yang akan jatuh tempo untuk dibayar atau dilunasi dengan menggunakan aset lancar perusahaan.
2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Current Ratio (CR)
Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas yaitu: tidak mampunya sebuah organisasi untuk pembayaran hal yang wajib, dengan utang dalam waktu singkat, dengan sebuah organisasi yang mempunyai pendanaan yang kurang, dengan tunai atau dengan menunggu pencairan dan penagiahnnya. Hal tersebut dapat diartikan dengan perusahaan harus mampu menyeimbangkan penggunaan dari aktiva lancar juga hutang lancar yang dimiliki. Perusahaan harus mampu menyeimbangkan penggunaan dari keduanya (Kasmir, 2012 hal.134).
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi current ratio (CR) yaitu (Jumingan, 2009 hal. 124) :
1) Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar.
2) Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.
3) Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
4) Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup nesar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.