• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL- BEING PADA MAHASISWA YANG SEDANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL- BEING PADA MAHASISWA YANG SEDANG SKRIPSI "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH SELF-EFFICACY TERHADAP SUBJECTIVE WELL- BEING PADA MAHASISWA YANG SEDANG SKRIPSI

DI JURUSAN PSIKOLOGI UNP

Wila Widiana, Devi Rusli Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected]

Abstrack: The Effect of self-efficacy on subjective well-being in student’ thesis in the Department of Psychology UNP. This is study aims to look at the effect o self-efficacy on subjective well-being in student who are doing undergraduate thesis in the psychology departement of UNP. The design used in this study is quantitative. The number of subjects in this study were 100 UNP psychology students. The sampling technique used is purposive sampling. The isntrument in this study is a Likert scale. Data collection was performed using a scale of self-efficacy and subjective well-being. Data were analyzed using simple linear regression analysis techniques. Based on the results of hypothesis testing obtained p=0,000 (p<0,05), this means that there is a undergrate thesis in the departement of Psychology UNP.

Keywords: Self-efficacy, subjective well-being, students

Abstrak: Pengaruh self-efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa yang sedang skripsi di Jurusan Psikologi UNP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa yang sedang skripsi di jurusan psikologi UNP. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 mahasiswa psikologi UNP. teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah skala Likert. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala self-efficacy dan subjective well-being. Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh p=0,000 (p<0,05), ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara self-efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa yang sedang skripsi di Jurusan Psikologi UNP.

Kata Kunci: Self-efficacy, subjective well-being, mahasiswa

(2)

PENDAHULUAN

Kebahagiaan merupakan satu hal yang ingin diraih oleh semua orang. Kebahagiaan adalah bentuk kesempurnaan dalam tahap kehidupan, sehingga seseorang yang ingin hidupnya bahagia akan berupaya melakukan sesuatu untuk mencapainya. Setiap orang memiliki cita-cita dan motivasi dalam mengejar kebahagiaannya sendiri. Kebaha- giaan menjadi fokus perhatian dan tujuan dari hidup manusia (Williams, 2006).

Kebahagiaan merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam kehidupan seseorang dan menjadi salah satu kondisi yang sangat ingin dicapai oleh semua orang.

Kebahagiaan menjadi tujuan hidup semua individu (Argyle, 1987).

Di Indonesia tingkat kebahagiaan masyarakatnya masih berada ditingkat terendah dan masyarakatnya masih dinyatakan tidak terlalu bahagia. Hal ini terjadi dikarenakan adanya kesenjangan antara fakta dan idealitas. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Happiness Report, tingkat kebahagiaan masyarakat Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2015 sampai tahun 2018. Dari laporan tersebut, pada tahun 2015 Indonesia masuk dalam peringkat tujuh puluh empat, sedangkan pada tahun 2016 Peringkat Indonesia turun menjadi tujuh puluh sembilan dan tingkat kebahagiaan di Indonesia semakin menurun pada tahun 2018 menjadi peringkat ke sembilan puluh

enam. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, indeks kebahagiaan di Indonesia mengalami peningkatan mulai tahun 2014 yaitu menjadi enam puluh delapan koma dua puluh delapan dan 2017 menjadi tujuh puluh koma enam puluh sembilan (Indonesia, 2018). Uraian diatas men-jelaskan tentang kebahagiaan yang dikenal juga dengan istilah subjective well-being.

Subjective well-being merupakan penilaian seseorang akan perasaan senang, sakit dan sedih terhadap peristiwa yang terjadi didalam kehidupannya. Penilaian ini berfokus pada bagaimana dan mengapa seseorang memilih menjalani hidupnya dengan cara yang positif dan lebih melihat penilaian kognitif serta reaksi dari afeksi yang positif. Individu yang memiliki pandangan hidup yang positif akan lebih memiliki subjective well-being yang baik (Diener, 1984).

Subjective well-being sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disampaikan dalam penelitiannya yang dilakukan terhadap tiga ratus dua puluh enam remaja SMP di kota Padang, Sumatera Barat. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa subjective well-being mempengaruhi perasaan puas individu terhadap kehidupannya (Khairat & Adiyanti, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian, diketa- hui bahwa subjective well-being berhu-

(3)

bungan dengan self-efficacy. Self-efficacy adalah seseorang yang memiliki kemam- puan untuk melakukan tugas dengan baik dengan tujuan mencapai suatu yang dinginkannya. Seseorang yang memiliki self-efficacy yang baik akan memiliki subjective well-being atau penilaian terhadap perasaan puas dalam kehidu- pannya (Bandura, 1986). Beberapa hasil literature menemukan bahwa subjective well-being berhubungan dengan self- efficacy. Didukung oleh penelitian yang dilakukan pada tujuh puluh pasien HIV/AIDS di Jakarta. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dan subjective well-being pada pasien HIV/AIDS di Jakarta (Dearly & Sri, 2015).

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya self-efficacy berhubungan dengan subjective well-being. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam Penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh self- efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa Psikologi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Negeri Padang.

Mahasiwa yang sedang menyele- saikan skripsi mengalami berbagai masalah seperti kurang minat dan motivasi diri mahasiswa, kemampuan akademik dalam menguraikan ide masih kurang serta dalam mengumpulkan materi atau tantangan dalam

membaca banyak literatur dan sumber, kendala dalam melakukan bimbi-ngan terus menerus dengan dosen pembim-bing, penyesuaian antara pemikiran maha-siswa dengan dosen selama proses menye-lesaikan skripsi (Darmono & Hasan, 2005).

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan terhadap delapan puluh dua mahasiswa FIP UNY di Yokyakarta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi yaitu seringnya mahasiswa mengalami gangguan emosional dalam menyelesaikan skripsi. Gangguan emosional ini membuat mahasiswa menjadi malas untuk menyelesaikan skripsi dan melakukan proses bimbingan (Wangid &

Sugiyanto, 2013).

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy mempe- ngaruhi subjective well-being. Penekitian mengenai self-efficacy dan subejctive well- being sebelumnya telah dilakukan di Jawa (Jakarta, Semarang, Surabaya, Purwekerto) dan Sumatera (Padang dan Medan). Semen- tara dalam Penelitian ini, peneliti ingin mengetahui “pengaruh self-efficacy terhadap subjective well-being” pada mahasiswa Psikologi yang sedang menyelesaikan Skripsi di Universitas Negeri Padang.

METODE

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuan-

(4)

titatif. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prediksi pengaruh antara variabel bebas (self-efficacy) dan variabel terikat (subjective well-being). Desain penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini seluruh mahasiswa semester akhir yang telah mengambil mata kuliah skripsi mulai dari angkatan 2012 sampai 2015 di Jurusan Psikologi UNP. Populasi dalam penelitian ini berjumlah seratus enam puluh empat orang mahasiswa Jurusan Psikologi UNP.

Sementara jumlah subjek yang akan diberikan kuisioner sebanyak seratus orang, dengan karakterisik subjek yaitu mahasiswa yang telah memasuki semester tujuh, sudah melakukan bimbingan minimal satu kali dalam tiga bulan, telah mengambil mata kuliah skripsi dan bersedia terlibat menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan ini.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling.

Instrument yang digunakan pada penelitian ini berbentuk skala, yaitu skala Likert. Skala self-efficacy disusun berdasarkan aspek yang dikemu-kakan Bandura yaitu magnitude, generality dan strength. Skala subjective well-being disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Diener. Jumlah item skala self-efficacy yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak tiga puluh tiga item dan skala subjective well-being tiga puluh empat item. Model jawaban untuk alat

ukur yang digunakan yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak seesuai dan sangat tidak sesuai.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan rentang skor validitas skala self-efficacy berkisar antara 0,521 hingga 0,638. Sementara untuk rentang skor validitas yang didapatkan pada skala subjective well-being berkisar antara 0,254 hingga 0,698. Pada saat uji coba dida- patkan empat item yang gugur pada skala subjective well-being dan satu item yang gugur untuk skala self-efficacy.

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat keaku-ratan sebuah alat ukur yang akan dipakai dalam penelitian. Nilai reliablitas pada uji coba skala pada penelitian ini didapat dari nilai Alpha Cronbach.

Pada Skala self-efficacy didapatkan nilai relia-bilitasnya se-besar 0,805 sedangkan pada skala subjective well-being nilai reliabi-litasnya sebesar 0,792.

Berdasarkan hasil nilai Alpha Cronbach yang didapatkan pada kedua skala mendekati satu, maka kedua skala dapat dijadikan alat ukur dan telah memenuhi syarat untuk penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis yaitu uji regresi sederhana yang akan digunakan untuk melihat pengaruh antara dua variabel yaitu variabel self-efficacy dan variabel subjective well-being.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini dilakukan selama enam hari engan menyebarkan skala penelitian kepada seratus orang mahasiswa Jurusan Psikologi UNP. Berdasarkan sebaran skala penelitian tersebut diketahui bahwa jumlah responden dalam penelitian ini dengan jenis kelamin laki-laki dua puluh satu orang dan perempuan tujuh puluh sembilan orang.

Masing-masing subjek diberikan alat ukur yang dinamakan skala evaluasi diri untuk subjective well-being dan skala kepercayaan diri untuk self-efficacy.

Berdasarkan hasil penelitian ini terdiri dari rerata empirik dan rerata hipotetik dari skala self-efficacy dan subjective well-being.

Deskripsi data penelitian di variabel ini secara umum untuk subjective well-being adalah 105,43 dan rata- rata hipotetik subjek adalah 85. Hal ini menunjukan bahwa secara umum skor rata- rata empirik subjek

penelitian lebih besar dari pada rata- rata hipotetik penelitian. Artinya tingkat subjective well-being subjek dalam penelitian lebih tinggi dari pada populasi pada umumnya. Sedangkan rata- rata empirik self-efficacy dari subjek penelitian adalah 102,23 tiga dan rata- rata hipotetiknya adalah 85. Artinya tingkat self- efficacy subjek dalam penelitian lebih tinggi dari pada populasi pada umumnya.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sebaran jawaban terhadap skala pada variabel yang akan di teliti. Hal ini berguna untuk memenuhi asumsi keparametrikan.

Pengujian normalitas sebaran data dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogrof Sminov yang dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik.

Sebaran akan dikatakan normal apabila p atau Asymp. Sig 2-tailed) > 0,05.

Tabel 1. Hasil Uji Nomalitas Sebaran Variabel Self-Efficacy dan Subjective Well-Being (N=100)

Variabel KS-Z Asymp Sig (2-tailed) Keterangan

Self-Efficacy 0,665 0,768 (P>0,05) Normal

Subjective Well-Being 0,867 0,439 (P>0,05) Normal

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa uji normalitas yang telah dilakukan untuk variabel self-efficacy diperoleh KS-Z sebesar 0,665 dan Asymp. (Sig-2 tailed) sebesar 0,768 (p>0,05). Pada variabel

subjective well-being diperoleh KS-Z sebesar 0,876 dan Asymp. (Sig-2 tailed) sebsesar 0,439 (p>0,05). Berdasarkan nilai tersebut uji normalitas menunjukan bahwa

(6)

data kedua variabel dalam penelitian ini terdistribusi normal.

Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah variabel terikat memiliki hubungan yang liniear. Model statistik yang digunakan untuk melihat linearitas variabel tersebut pada F-linearity. Jika nilai deviation from linearity sig> 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang linear yang signifikan antara variabel independent dan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai deviation from lienarity sig<0,05,maka dapat dikatakan variabel tidak memiliki hubungan yang linear. Dalam penelitian ini, nilai linearitas pada variabel self-efficacy dengan subjective well-being adalah sebesar seratus tiga koma dua lima enam dengan P=0,00 (P<0,05) dapat diartikan bahwa asumsi linear dalam penelitian ini sudah terpenuhi. Artinya terdapat hubungan yang linear yang signifikan antara variabel self- efficacy dengan variabel subjective well- being.

Uji hipotesis merupakan penerimaan atau penolakan taraf signifikan statsitik dari koefisien yang dihasilkan. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai korelasi (R) atau nilai hubungan sebesar 0,699 dan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,498 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara self-efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa yang

sedang skripsi di Jurusan Psikologi UNP.

Selanjutnya didapat juga nilai F hitung sebesar 93,618 dengan taraf signifikan 0,000 (p<0,05).

Selain nilai yang telah diuraikan diatas, terdapat juga arah nilai koefisien regresi yang menjelaskan bahwa ada perubahan rata-rata pada variabel Y untuk setiap perubahan yang terjadi pada variabel X sebanyak satu satuan. Perubahan akan bertambah jika nilai B bernilai positif.

Sebaliknya, perubahan akan menjadi berkurang jika nilai B bernilai negatif.

Sehingga dapat dikatakan dengan didapatkannya konstanta sebesar 46,505 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai self-efficacy maka partisipasi sebesar 46,505 dan koefisien regresi sebesar 0,576 yang akan menyatakan pertambahan satu nilai self-efficacy, maka nilai partisipasi bertambah sebesar 0,576.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa didapatkannya nilai t hitung sebesar sembilan koma enam tujuh enam dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan anatar variabel self-efficacy dengan subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNP. Selain itu, hasil lainnya diketahui nilai koefisien determinasi (R²) sebesar nol koma empat delapan sembilan yang menunjukan bahwa self-efficacy memberikan sumbangan ekfetif

(7)

sebanyak 0,489 pada subjective well-being, sedangkan sisanya ditentukan oleh faktor- faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang di analisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana menunjukan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap subjective well-being yang dilihat pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang. Besar pengaruh yang dimiliki self-efficacy terhadap subjec-tive well-being yaitu empat koma delapan puluh sembilan persen. Penelitian ini menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki self- efficacy yang baik akan memiliki subjective well-being yang baik juga. Artinya mahasiswa memiliki keyakinan dalam dirinya saat mengerjakan skripsi dan ia juga memiliki keyakinan bahwa ia mampu menyelesaikan skripsinya tanpa ada hambatan ataupun masalah. Keyakinan yang dimiliki mahasiswa ter-sebut akan membuat mahasiswa memiliki subjective well-being yang lebih baik lagi dan tentunya mahasiswa akan merasa senang, bahagia serta menikmati proses yang dilaluinya dalam menye-lesaikan ka-rena ia akan merasa bahwa menyelesaikan skripsi bukan sebuah beban melainkan tantangan yang harus dilewa-tinya.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada seratus enam puluh sembilan siswa SMA di SMA N 1 Belitang, OKU Timur. Penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi antara self- efficacy dengan subjective well-being.

Dijelaskan juga bahwa siswa SMA N 1 Belitang mampu menjalani kehidupannya dengan perasaan bahagia dan puas. Artinya siswa memiliki keyakinan dalam diri bahwa ia akan mampu dalam mengatasi suatu masalah dan akan membuat hidupnya tersebut dipenuhi kebahagian dan kesenangan dalam menjalaninya (Pramudita

& Pratisti, 2015).

Sama halnya dengan penelitian diatas yang juga menyatakan bahwa Self-efficacy berpengaruh secara signifikan terhadap subjective well-being. Penelitian ini menya- takan bahwa self-efficacy memiliki penga- ruh yang besar terhadap subjective well- being, artinya apabila self-efficacy meningkat maka dapat diasosiasikan langsung dengan subjetive well-being yang baik dan sebaliknya seseorang dengan self- efficacy tinggi cenderung yakin dalam menye-lesaikan tugasnya walaupun tugas itu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, yakin akan mengerjakan tugasnya baik dalam situasi yang baik maupun tidak serta akan tahan dalam menghadap kesulitan tugasnya. Sedangkan orang yang memiliki self-efficacy rendah akan merasa tidak yakin dengan dirinya bahwa ia akan mampu

(8)

mengerjakan tugasnya dengan baik dengan situasi yang sulit maupun tidak. Oleh karena itu jika seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi maka ia akan memiliki subjective well-being yang baik (Lestari &

Hartati, 2016).

Penelitian ini juga menemukan bahwa mean rata-rata subjective well-being pada mahasiswa Psikologi UNP lebih tinggi dari populasi pada umumnya. Artinya banyak mahasiswa yang telah merasakan kebaha- giaan dan kepuasan dalam hidupnya serta hidupnya lebih banyak diliputi dengan perasaan posititif yang menyenangkan lainnya. Sama dengan subjective well-being , mean rata-rata dari self-efficacy juga lebih tinggi dari pada populasi pada umumnya.

Subjek dalam pen artinya banyak individu telah merasa yakin akan dirinya. Individu yakin dan mampu menyelesaikan hambatan dan masalah yang sedang dihadapinya dan akan membuat individu merasa mempunyai subjective well-being yang baik.

Penelitian ini menjelaskan bahwa self-efficacy dan subjective well-being pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Psikologi UNP angkatan 2012 sampai angkatan 2015. Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi pada umumnya melakukan penundaan untuk segera menyelesaikan skripsi. Banyaknya penundaan pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dikarenakan sering- nya mahasiswa mengalami gangguan

emosional dan hal lainnya dalam menye- lesaikan skripsi (Wangid & Sugiyanto, 2013).

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatknya self-efficacy dari diri seseorang maka akan lebih baik lagi subjective well-being yang dimiliki sese- orang. Hal ini menjelaskan bahwa jika seseorang memiliki keyakinan akan dirinya dan ia mampu menyelesaikan hambatan dan masalah yang dimilikinya baik masalah yang tidak sulit sampai masalah yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda maka jelas ia akan memiliki kebahagiaan, merasa puas dengan kehidupannya, lebih banyak merasakan perasaan yang menye-nangkan serta selalu dikelilingi dengan fikiran yang positif selama hidupnya. Dengan keyakinan yang baik tersebut, individu aka menganggap semua yang terjadi didalam hidupnya sebagai sebuah tentangan bukan beban dan ia akan selalu dengan senang menjalani kehidupannya.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti peneliti kurang memperhatikan beberapa faktor seperti faktor demografi. Faktor demografi yang dimaksud salah satunya adalah pendapatan orang tua mahasiswa serta faktor lainnya yaitu kompetensi dari mahasiswa itu sendiri.

Penelitian selanjutnya harus memperhatikan faktor-faktor ini dikarenaka faktor ini juga memiliki peran yang penitng terhadap

(9)

subjective well-being. Selain hal diatas, peneliti juga kurang memperhatikan cara penyebaran angket dalam mengumpulkan data. Hal ini dikarenakan peneliti membuat angket dengan menggunakan bantuan google form dan disebar melalui aplikasi whatsapp.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh self- efficacy terhadap subjective well-being pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang, maka didapatkan kesimppulan sebagai berikut :

1. Secara umum gambaran (subjek literatur) self-efficacy mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang lebih tinggi dari pada self-efficacy populasi pada umumnya.

2. Secara umum gambaran (subjek literatur) subjective well-being mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Jurusan Psikologi Universitas Negeri Padang berada pada tingkat yang tinggi diban- dingkan populasi pada umumnya.

3. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti, hasil penelitian menunjukan bahwa self-

efficacy memiliki pengaruh terhadap subjective well-being, yang artinya semakin tinggi keyakinan seseorang dalam menghadapi dan menye- lesaikan kesulitannya maka akan semakin baik penilaian atau perasaan puas seseorang terhadap kehidu- pannya subjective well-being. Se- seorang yang memiliki subjective well-being yang baik akan menikmati hidupnya dan akan lebih bahagia.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki saran sebaga berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan topik yang sama, ada baiknya untuk mempertimbangkan faktor demografi seperti pendapatan dan kompetensi mahasiswa. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan faktor tersebut sebagai variabel yang akan diteliti dengan variabel subjective well-being.

2. Bagi mahasiswa penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk ebih meningkatkan self-efficacy yang akan mempengaruhi subjective well-being.

Sehingga dengan tingginya tingkat self-efficacy maka akan meningkatkan subjective well-being.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Argyle, M. (1987). The psychology of happiness. London: Methuen. doi:

10.4324/9781315108452

Bandura, A. (1986). Sosial foundations of thought and action. Englewood Clisffs, NJ: Prentice Hall. Retrieved from:

https://www.researchgate.net/publicat ion/270820218_This_Week’s_Citatio n_Classic_-_Bandura_A_Self-

efficacy-

_toward_a_unifying_theory_of_beha vioral_change

Darmono, & Hasan, A. (2005).

Menyelesaikan skripsi dalam satu semester. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dearly & Sri. (2015). Hubungan Antara Self Efficacy dengan Subjective Well- Being pada Orang Dengan HIV/ AIDS di Jakarta. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Sosial, 5(3), 258–264. doi:

10.1007/9783319299198_12

Diener, E. (1984). Subjective well-being.

Psychological Bulletin, 95(3), 542–

575. Retrieved from:

https://scholar.go-

ogle.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2 C5&q=subjective+well+being&btnG

=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dbtn6_L3 _1oJ

CNN Indonesia. (2018). Studi: rangking kebahagiaan indonesia di dunia

“Jeblok.”. Retrieved from:

http://m.cn-

nindonesia.com/gayahidup/20180329 074022277286709/studirangkingkeba hagiaan-indonesia-di-dunia-jeblok

Khairat, M., & Adiyanti, M. G. (2016). Self- esteem dan prestasi akademik sebagai prediktor subjective well-being remaja awal. Gadjah Mada Journal of Psychology, 1(3), 180–191. doi:

10.22146/gamajo-p.8815

Lestari, A., & Hartati, N. (2016). Hubungan self-efficacy dengan subjective well- being pada lansia yang tinggal di rumahnya sendiri. Rap Unp, 7(1), 12–

23. Retrieved from:

https://scholar.goo-

gle.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C 5&q=hubungan+selfefficacy+dengan +subjective+well+being+pada+lansia

&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Dz3 wHu8rBZO4J

Pramudita, R., & Pratisti, D. W. (2015).

Hubungan antara self-efficacy dengan subjective well-being pada siswa SMA Negeri 1 Belitang. Seminar Psikologi

& Kemanusiaan, 541-546. Retrieved from:

https://scholar.google.com/scho- lar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hubung an+self+efficacy++dengan+subjectiv e+well+being+pafa+siswa+sma+1+be litang&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p

%3DARyhoZkhBo0J

Wangid, M. N., & Sugiyanto. (2013).

Identifikasi hambatan struktural dan kultural mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 6(2), 19–

28. Retrieved from: https://scholar- .google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0

%2C5&q=identifikasi+hambatan+stru ktural+dan+kultural+mahasiswa+dala m+menyelesaikan+tigas+akhir&btnG

=#d=gs_qabs&u=%23p%3DeLwjLX RBJ_EJ

Williams, B.K., Sawyer, S.C., Wahlstrom, C. M. (2006). Marriages , families , and intimate relationships : marriages, families, and intimate relationships: a practical introduction. Boston: Pearson Education, Inc. Retrieved from: https- ://www.pearsonhighered.com/assets/s amplechapter/0/2/0/5/0205366740.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara self esteem dengan subjective well being pada siswa smk. Hal ini berarti semakin

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan : (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara self esteem dengan subjective well being pada siswa

(F) Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari subjective well-being, social influence, self-esteem, dan faktor demografis terhadap.. Impulse

Dalam penelitian ini social integration dari aspek dukungan sosial memberikan pengaruh signifikan terhadap subjective well-being pada anak korban kekerasan ( child abuse).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan self-efficacy terhadap psychological well-being pada mahasiswa tahun pertama Fakultas

Dari uji hasil korelasi antara self eficacy dengan dimensi subjective well being diperoleh hasil bahwa dimensi afeksi dari subjective well being memiliki peran yang

Berdasakan hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan neurotik memiliki pengaruh yang tidak signifikan secara langsung terhadap subjective well being pada mahasiswa yang

Using the Social Cognitive Career Theory paradigm, this study analyzes the influence of self-efficacy and resilience on teachers' subjective well-being throughout curriculum