• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh gerak tari kreasi - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh gerak tari kreasi - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH GERAK TARI KREASI

TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD DESA BANDAR AGUNG BENGKULU SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh : MILFI SILASTRI

NIM: 1711250059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU TAHUN 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Milfi Silastri, NIM 1711250059. Dengan Judul “ Pengaruh Gerak Tari Kreasi Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan” :Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Pembimbing: 1. Dr. Nurlaili, M.Pd.I

2. Dr. Evi Selva Nirwana, M.Pd.

Kata Kunci: Gerak Tari Kreasi, Kepercayaan Diri Anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gerak tari kreasi terhadap kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan. Jumlah anak dalam penelitian berjumlah 40 orang anak dimana kelas eksperimen 20 orang anak dan kelas kontrol 20 orang anak. Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian “Quasi Eksperimental Desaign Nonequivalent Control Group Desain”. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pehitungan ditinjau dari hasil uji T yaitu: Hasil uji paired samples test terhadap data pre-test kelas eksperimen dengan post-test kelas eksperimen diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, yang berarti terdapat pengaruh gerak tari kreasi terhadap kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan. Hasil uji paired samples test terhadap data pre-test kelas kontrol dengan post-test kelas kontrol diperoleh nilai p = 0,104 > 0,05, yang berarti tidak terdapat pengaruh gerak senam terhadap kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan.

(9)

ix ABSTRACT

Milfi Silastri, NIM 1711250059. With the title "The Effect of Creative Dance Movements on the Confidence of Children aged 5-6 Years in PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan" :Early Childhood Islamic Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Tadris, Fatmawati Sukarno State Islamic University Bengkulu . Supervisor: 1. Dr. Nurlaili, M.Pd.I

2. Dr. Evi Selva Nirwana, M.Pd.

Keywords: Creative Dance Movement, Children's Confidence

This study aims to determine the effect of creative dance movements on the self-confidence of children aged 5-6 years in PAUD, Bandar Agung Village, South Bengkulu. The number of children in the study was 40 children, where the experimental class had 20 children and the control class had 20 children. This type of research is a quantitative research using a research design "Quasi Experimental Design Nonequivalent Control Group Design". Data collection techniques using observation and documentation. The results of the study can be concluded that the calculation in terms of the results of the T test, namely: The results of the paired samples test on the experimental class pre-test data with the experimental class post-test obtained p value = 0.000 < 0.05, which means that there is an effect of creative dance movements on self-confidence of children aged 5-6 years in PAUD, Bandar Agung Bengkulu Selatan Village. The results of the paired samples test on the control class pre-test data with the control class post-test obtained a value of p = 0.104 > 0.05, which means that there is no effect of gymnastics on the self-confidence of children aged 5-6 years in PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu. South.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan akal dan pikiran serta bimbingan-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Tadris Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini di Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang berjudul “Pengaruh Gerak Tari Kreasi Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan”.

Sholawat dan salam semoga tetap senantiasa limpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah kita dapat merasakan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta indahnya iman, islam dan ihsan seperti yang kita rasakan saat ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. KH. Zulkarnain, M.Pd selaku Rektor UINFAS Bengkulu yang telah memberi berbagai fasilitas dalam menimba ilmu pengetahuan di UINFAS Bengkulu.

2. Dr. Mus Mulyadi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris beserta Staf-stafnya.

3. Sekjur T0 arbiyah Adi Saputra, M.Pd yang telah memberikan fasilitas

4. Dr. Nurlaili, M.Pd.I selaku Pembimbing I skripsi yang selalu memberikan motivasi, semangat, bimbingan dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini hingga selesai.

5. Ixsir Eliya, M.Pd selaku Koordinator Prodi PIAUD yang telah menyediakan fasilitas yang diperlukan mahasiswa PIAUD.

(11)

xi

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... vi

SURAT PERNYATAAN TURNITIN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 12

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini... 12

2. Pengertian Anak Usia Dini... 13

(13)

xiii

3. Pengertian kepercayaan Diri ... 15

4. Langkah-langkah Terpuji Untuk Meningkatkan Kepercayaan Dini Anak ... 20

5. Ketakutan Adalah Musuh Alami Kepercayaan Diri ... 21

6. Pengertian Seni... 22

7. Pengertian Seni Tari ... 23

8. Pengertian Tari ... 24

9. Pengertian Tari Kreasi... 25

10. Pengertian Gerak Dasar Tari Kreasi ... 26

11. Karakteristik Gerak Anak ... 26

12. Macam-Macam Gerak Dasar Tari ... 28

13. Istilah-Istilah Gerakan Tari ... 29

14. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang ... 31

15. Kebutuhan Dasar Anak Usia Dini ... 31

B. Kajian Hasil Penelitian ... 33

C. Kerangka Berfikir ... 35

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

(14)

xiv

F. Teknik Validitas dan Reliabilitas ... 43 G. Teknik Analisi Data ... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 48 B. Hasil Penelitian ... 55 C. Pembahasan ... 62 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DOKUMENTASI

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu PAUD memberi kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal.

Atas dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik, dan motorik.1

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur fomal, nonformal, dan informal.2

1 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2014), h. 22.

2 Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 167-168.

(16)

2

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.3

Pendidikan anak usia (PAUD) adalah investasi yang amat besar bagi keluarga dan bagi bangsa. Anak-anak kita adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa. Menurut Direktorat PAUD pengertiannya yaitu:

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang bertujuan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahapan berikutnya.4

Lembaga pendidikan anak usia dini adalah suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuh, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir enam tahun atau enam sampai delapan tahun, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan nonpemerintah.5

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

3 Safrudin Aziz, Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h. 69.

4 Tuti Andriani, Permainan Tradisional Dalam Membentuk Krakter Anak Usia Dini, (Jurnal Sosial Budaya, Vol 9, No 1, januari-juli 2012), h. 122-123.

5 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Indeks

Permata Puri Media, 2012), h. 15.

(17)

3

cakap, kritis, kreatif inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.6

Anak adalah penerus generasi keluarga dan bangsa. Sebagai generasi penerus, setiap anak perlu mendapatkan pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat.7

Anak adalah manusia kecil memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, selalu bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.8

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa anak usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya.9

6 Suyandi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar Paud, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 19.

7 Rizki Ananda, Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 1, Issue 1, 2017), h. 20.

8 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Indeks Permata Puri Media, 2012), h. 6.

9 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini Tk/Ra &

Anak Kelas Awal Sd/Mi, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 14.

(18)

4

Anak usia dini adalah anak yang dalam rentang usia dibawah 6 tahun, dan pada usia ini anak pada posisi pertumbuhan dan perkembangan yang membuat menjadi pondasi terhadap pembentukan karakter atau kepribadian seseorang, seorang anak dalam rentang usia 0-8 tahun adalah dalam masa emas pertumbuhan dan perkembangan otaknya atau sering disebut dalam dunia pendidikan “golden age”. Disinilah letak dasar pendidikan yang harus disentuhkan pada anak-anak, sebagai respon positif terhadap pembentukan karakter anak tersebut.10

Anak usia dini adalah seorang anak yang usianya belum memasuki suatu lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar (SD), dan biasanya mereka tetap tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan dalam bentuk berbagai lembaga pendidikan pra-sekolah, seperti kelompok bermain, taman kanak- kanak, atau taman penitipan anak.11

Dalam buku Safrudin Aziz bahwa anak usia dini memiliki ciri kekhasan dibandingkan dengan anak usia remaja ataupun dewasa. Kekhasan ini dikemukakan oleh Sa’id Nursi bahwa anak usia dini memiliki karakteristik, banyak bergerak dan tidak mau diam, sangat sering meniru, suka menentang, tidak dapat membedakan antara yang benar dan yang salah, banyak bertanya, memiliki ingatan yang tajam dan otomatis, menyukai dorongan semangat, suka bersaing, berfikir khayal, sering mendapatkan keterampilan, perkembangan

10 Husnul Bahri, Pendidikan Islam Anak Usia Dini Peletak Dasar Pendidikan Karakter, (Bengkulu: Zigie Utama, 2019), h. 1.

11 Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 167.

(19)

5

bahasa yang cepat, suka membuka dan menyusun kembali, berperasaan tajam.12

Seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif, yang dapat diwujudkan melalui garis, warna, bidang, dan tekstur untuk seni rupa, gerak untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya aspirasi seni, kreativitas, kognisi, serta kepekaan indrawi dan emosi serta memelihara keseimbangan mentar peserta didik.13

Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaaan seorang anak.14

Tari dalam artian yang sederhana adalah gerak yang indah dan lahir dari tubuh yang bergerak dan berirama. Gerak tari adalah desakan perasaan manusia di dalam lirihnya yang mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.15

Tari adalah kesenian yang terkait langsung dengan gerak tubuh manusia. Tubuh sebagai alat utama dan gerak tubuh merupakan media untuk mengekspresikan, menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.16

12 Safrudin Aziz, Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h. 21.

13 Purwatiningsi Dan Ninik Harini, Pendidikan Seni Tari-Drama Tk-Sd, (Malang:

Universitas Negeri Malang, 2004), h. 5-6.

14 Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 173.

15 Novi Mulyani, Pendidikan Seni Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Gava Media, 2016), h.

49.

16 Ratna Yulianti, Pembelajaran Tari Kreatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Cinta Lingkungan Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni,Vol 1, No 1, 2016), h.

31.

(20)

6

Tari kreasi adalah gaya tari yang lepas dari standar tari yang baku.

Komposisi-komposisi tari tersebut perlu diwujudkan dengan keahlian merangkai gerak, mencocokkan pada iringan dirancang menurut penata tari sesuai atas situasi dan kondisi serta tetap memelihara nilai artistik. Tarian yang sederhana dengan musik yang bernada kegembiraan akan membuat anak lebih baik dalam mengikuti gerakan dalam tarian ini. Lagu yang gampang dihafalkan oleh anak juga bisa membantu anak lebih baik dalam bergerak. Salah satu tari yang mampu menstimulasi peningkatan kemampuan motorik kasar anak adalah tari kreasi. Pada tari kreasi terdapat gerakan-gerakan yang mewakili gerak motorik kasar anak usia dini (5-6 tahun), seperti gerakan berdiri, berlari, berjinjit, melompat, berputar, mengayunkan tangan, mengangkat benda, menyiku sehingga aspek-aspek motorik kasar pada anak dapat dikembangkan.

Tari kreasi juga memenuhi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.17

Kepercayaan diri sebenarnya adalah karakter seseorang dengan kepercayaan positif terhadap dirinya sehingga ia bisa mengontrol hidup dan rencana-rencananya. Orang yamg percaya diri adalah seseorang yang tahu kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk berbuat sesuatu.18

17 Afri Sonya Delia Dan Indra Yeni, Rancangan Tari Kreasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol 4, No 2, 2020), h. 1073.

18 Chibita Wiranegara, Dasyatnya Percaya Diri, (Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi, 2020), h. 6.

(21)

7

Percaya diri berasal dari bahasa inggris yakni self confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang positif.19

Pecaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Kepercayaan merupakan keyakinan dalam diri seseorang bilamana ia mampu mencapai kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri20

Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan alam aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan diri sendiri). Dengan adanya percaya diri seseorang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan berusaha sekeras mungkin untuk mengeksplorasi semua bakat yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan menyadari kemampuan yang ada pada dirinya memiliki bakat, keterampilan atau keahlian sehingga orang tersebut akan bertindak sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.21

19 Shanty Sudarji, Hubungan Antara Nomophobia Dengan Kepercayaan Diri, (Jurnal Psikologi Psibernetika Vol 10, No 1, 2017), h. 53.

20 Rachma Dwi Ardiyana, Dkk, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dan Motivasi Interinsik Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.

3, Issue 2, 2019), h. 497

21 Rachma Dwi Ardiyana, Dkk, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dan Motivasi Interinsik Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.

3, Issue 2, 2019), h. 496.

(22)

8

Anak yang memiliki kepercayaan diri yang baik, akan mampu beradaptasi dengan lingkungannya, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, serta berani dalam bertindak.22

Dari Hasil Penelitian Mastura, Dkk, (2020), menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecerdasan kinestetik.23 Dari Hasil Penelitian Yulia Berlianti, (2018), Terdapat pengaruh kegiatan outbound terhadap kepercayaan diri anak di sekolah PG-TK citra alam ciganjur jakarta selatan.24 Dari Hasil Penelitian Rara Agista Olivantia dan Suparno, (2018), menunjukan adanya peningkatan kepercayaan diri anak melalui pelaksanaan motode talking stick.25

Kepercayaan diri adalah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan masyarakat dikarenakan dengan kepercayaan diri seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri diperlukan baik oleh seorang anak ataupun orangtua, secara individual maupun kelompok26

22 Imelda Ompusunggu, Pengaruh Pemberian Penguatan Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Negeri Pembina Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, Jurnal Bunga Rampai Usia Emas Vol. 2 No. 2 Desember 2016, h. 3.

23 Mastura, Dkk, Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 4, No 1, 2020), h. 11.

24 Yulia Berlianti, Pengaruh Kegiatan Outbond Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di Sekolah PG-TK Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan,(Jurnal Pendidikan Paud Vol 03, No 01, 2018), h. 140.

25 Rara Agista Olivantina, Suparno, Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Melalui Metode Talking Stick, (Jurnal Pendidikan Usia Dini Vol 12, Edisi 2, 2018), h. 331.

26 Rachma Dwi Ardiyana, Dkk, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dan Motivasi Interinsik Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.

3, Issue 2, 2019), h. 495.

(23)

9

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian atau konsep diri yang penting bagi seseorang dikarenakan dengan adanya kepercayaan diri seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi yang ada didalam dirinya.27

Kepercayaan diri memiliki fungsi langsung dari interprestasi seseorang terhadap keterampilan atau kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Rasa percaya diri berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter.28

Dari hasil observasi awal di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan, yaitu masih banyak anak-anak yang kurang percaya diri, seperti belum berani memimpin doa, belum berani bernyayi didepan teman sebayanya, belum berani melakukan gerakan tari meski sudah diajarkan guru, anak masih meminta bantuan dengan guru.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa arti kepercayaan itu sendiri yaitu sebuah perasaan dimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri bahwa ia mempunyai keterampilan dan kemampuan. Arti dari tari kreasi adalah tarian hasil ciptaan manusia yang tidak terikat aturan dari daerah ataupun tari kreasi tradisional, dan terkandung dalam tema, gerakan, kostum, atau tata rias.

27 Irma Lailah Sari, Hubungan Kelekatan Orangtua Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Se-Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tanggerang, Jurnal Jpp Paud Fkip Unirts Vol 7, No 1. h. 32.

28 Sri Wahyuni, Rukiah Nur Badri Nasution, Uapaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Di Kelompok B Ra An-Nida, Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (Pgra), Vol. 05, No. 02, Juli-Desember 2017, h. 7.

(24)

10

Berkaitan dengan hal tersebut ada kebeharuan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Gerak Tari Kreasi Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah:

1. Guru harus mengetahui tingkat kepercayaan diri anak.

2. Guru kurang menstimulus kepercayaan diri anak.

3. Guru harus menggunakan gerakan yang sederhana untuk anak usia dini.

4. Guru hanya menggunakan gerakan yang menoton yang sama pada sebelumnya.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, diperlukan untuk menetapkan batasan masalah, agar masalah yang dibahas tetap terarah. Hal ini mengingat keterbatasan peneliti sehingga maksud dan tujuan penulisan dapat dicapai dengan maksimal.

Untuk itu peneliti hanya membatasi pada tujuan untuk mengetahui pengaruh gerak tari kreasi terhadap kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah gerak tari kreasi berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan.

(25)

11 E. Tujuan Peneitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gerak tari kreasi terhadap kepercayaan diri pada anak usia 5-6 tahun di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan.

F. Manfaat Pnelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis tentang tingkat kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun ditinjau dari gerak tari kreasi di PAUD Desa Bandar Agung Bengkulu Selatan.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anak usia dini yaitu tentang kepercayaan diri pada anak.

2. Manfaat Secara Praktis a) Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegiatan seni tari kreasi sejak usia dini terhadap peningkatan kepercayan diri dan guna untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak.

b) Bagi anak

Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri, menumbuhkan kreativitas, dan mampu mengembangkan bakat minat anak.

(26)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Dalam buku Suyandi dan Maulidya Ulfa, ada dua perspektif PAUD menurut para filsuf yaitu: 1). Persepektif pengalaman dan pelajaran. PAUD adalah stimulasi bagi masa yang penuh dengan keajaiban penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa. 2). Perspektif hakikat belajar dan perkembangan. PAUD adalah suatu proses yang berkesinabungan antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya.29

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan perkembangan, baik koordinasi motorik (kasar dan halus), kecerdasan sosial-emosional, kecerdasan jamak (mutiple intelligences), maupun kecerdasan spiritual.

Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini, menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini itu sendiri.30

29Suyandi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar Paud, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 16-17.

30Suyandi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar Paud, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 17.

(27)

13

Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut31

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk mestimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.32

Pendidikan anak usia dini secara mikro merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Sedangkan secara makro pendidikan anak usia dini diawali dari pendidikan keluarga, dilanjutkan dengan play graup, taman kanak-kanak dan SD hingga kelas dua. Pengertian yang makro inilah yang kini semakin banyak dijadikan pegangan.33

2. Pengertian Anak Usia Dini

Dalam buku Hasnida anak usia dini menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun, menurut NAEYC (National Association Education Young Children) anak usia dini adalah sosok individual yang sedang menjalani

31 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, h. 4.

32 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h. 89.

33 Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PGTK Press, 2002), h. 4.

(28)

14

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya yang berada pada rentang usia 0-8 tahun.34

Pada hakikatnya anak adalah, makhluk individu yang membangun sendiri pengetahuannya. Itu artinya guru dan pendidik anak usia lainya tidaklah dapat menuangkan air begitu saja kedalam gelas kosong yang seolah-olah kosong melompong. Anak lahir dengan membawa sejumlah potensi yang siap untuk ditumbuh kembangkan asalkan lingkungan menyiapkan situasi dan kondisi yang dapat merangsang kemunculan dari potensi yang tersembunyi tersebut.35

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangan. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah the golden age atau periode keemasan. Banyak komsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat.36

Anak usia dini (0-6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depannya atau disebut juga masa keemasan (the golden age) sekaligus periode yang sangat

34Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 5.

35Suyandi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar Paud, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 85.

36 Tuti Andriani, Permainan Tradisional Dalam Membentuk Krakter Anak Usia Dini, (Jurnal Sosial Budaya, Vol 9, No 1, januari-juli 2012), h. 122.

(29)

15

krisis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.37

Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah maka anak usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia uyang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.38

Anak usia dini adalah kelompok yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam artian memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan prilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak.39

3. Pengertian Kepercayaan Diri

Anak yang dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik adalah anak yang memiliki kepercayaan diri yang baik. Kepercayaan diri adalah mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Peran orang tua

37 Suyandi, Maulidya Ulfah, Konsep Dasar Paud, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2015), h. 2.

38Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: PGTK Press, 2002), h. 32.

39 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h. 88.

(30)

16

dalam membangun kepercayaan diri anak adalah menjadi pendengar yang baik, menunjukkan sikap menghargai, memberi kesempatan untuk membantu, melatih kemandirian anak, membantu anak agar lebih optimis, memupuk minat dan bakat anak, mengajak memecahkan masalah, mencari cara untuk membantu sesama, memberi kesempatan anak berkumpul bersama orang dewasa dan mengarahkan agar dapat mempersiapkan masa depan.40

Kepercayaan diri merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuan sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagi suatu perasaan yakin pada tindakannya, bertanggung jawab dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Rasa percaya diri yang berlebihan dapat menghambat perkembangan seseorang, jadi perasaan ini harus kita antisipasi sedini mungkin pada diri anak agar mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat. Kepercayaan diri yang dilatih sejak masa tumbuh kembang anak diharapkan akan melahirkan pribadi yang yakin atas dirinya, kompeten, dan menghargai dirinya secara sehat dan positif.41

40 Amanda Wulandari, Dkk, Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Prososial Anak Usia 5-6 Tahun, (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol 2, No 2, 2019), h. 100.

41 Yulia Berlianti, Pengaruh Kegiatan Outbond Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia

5-6 Tahun Di Sekolah PG-TK Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan,(Jurnal Pendidikan Paud Vol 03, No 01, 2018), h. 141.

(31)

17

Kepercayaan diri (self confident) merupakan penilaian terhadap kemampuan dan kapasitas yang dimiliki oleh diri sendiri. kepercayaan diri merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa. Percaya diri seperti reaktor yang membangkitkan segala energi yang ada pada diri seseorang untuk mencapai sukses. kepercayaan diri merupakan keyakinan anak terhadap kemampuan dan kapasitas dirinya sendiri sehingga anak berani mengambil tindakan dalam melakukan sesuatu.42

Rasa percaya diri confidence terkait erat dengan keyakinan dan sikap yang ditampilkan oleh seseorang di depan oarang lainnya. Rasa percaya diri pada anak usia dini sangat berpengaruh oleh kemampuannya dalam mengenal dan menilai dirinya sendiri serta orang lain.43

Rasa percaya diri anak dapat ditunjukan dengan kemampuan seperti berani menjawab, mau mengemukakan pendapat secara sederhana, mengambil keputusan secara sederhana, bermain pura-pura atau bermain peran suatu profesi, bekerja secara mandiri, dan berani bercerita secara sederhana.44

Anak yang dikatakan percaya diri adalah anak yang dapat bersikap toleransi dengan teman sebayanya dan tidak hanya mementingkan diri sendiri. Adapun aspek-aspek kepercayaan diri adalah keyakinan

42 Ade Agusriani, Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Dan Kepercayaan Diri Melalui Bermain Gerak: Penelitian Tindakan Di Kelompok B, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 9, Edisi 1, 2015), h. 37.

43 Novan Ardy Wiyani, Mengelola & Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 124.

44Novan Ardy Wiyani, Mengelola & Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosi Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 134.

(32)

18

kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis.45

Lauster, didalam jurnal Rachma Dwi Ardiyana, Dkk kepercayaan diri terdiri atas beberapa aspek-aspek sebagai berikut: 1) optimis merupakan sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuan sendiri, 2) keyakinan pada kemampuan diri sendiri merupakan sikap positif seseorang yang mengerti dengan sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. 3) toleransi adalah sikap menghargai, tidak mau ikut campur tangan serta membiarkan tindakan, dan pendapat orang lain, 4).ambisi normal adalah suatu keadaan seseorang yang memiliki keinginan untuk mencapai segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya, 6) rasa aman adalah keadaan seseorang yang merasa tidak takut dan khawatir mengenai pemuasan kebutuhannya kemudian hari dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang, 7) mandiri adalah sikap positif seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain, 8) mudah menyesuaikan diri merupakan sikap positif yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga merasa sesuai dan cocok dengan lingkungan tersebut.46

Yoder & Proctor, didalam jurnal Rara Agista Olivantina, dan suparno menyebutkan anak yang percaya diri memiliki kemampuan untuk (1) bersikap tegas, (2) teguh pada keyakinannya, bahkan ketika orang lain

45 Amanda Wulandari, Dkk, Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Prososial Anan Usia 5-6 Tahun, (Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol 2, No 2, 2019), h. 100.

46 Rachma Dwi Ardiyana, Dkk, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dan Motivasi Interinsik Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.

3, Issue 2, 2019), h. 497.

(33)

19

melawannya, (3) mudah bergaul dengan teman yang baru, (4) menyelesaikan pekerjaan sampai ia telah merasa menjadi yang terbaik, (5) mengatasi kekalahan dan penolakan dengan tenang namun akan cepat bangkit kembali dengan penuh semangat, (6) dapat bekerja sama dengan orang lain, dan (7) berani memimpin dengan tepat dan tanpa ragu.47

Abdullah bin Abbas, dalam jurnal Yulia Berlianti, karakteristik kepercayaan diri dibagi menjadi lima kreteria, antara lain 1) bangga terhadap hasil kerjanya, 2) mudah menerima tanggung jawab, 3) selalu menganggapi tantangan baru dengan semangat, 5) sanggup mempengaruhi.48

Pentingnya memiliki rasa kepercayaan diri, setiap tempat dan suasana perlu dibangun secara optimal dan positif. Bagi orang tua dan guru diharapkan dapat membantu perkembangan rasa percaya diri pada anak dan sama-sama saling menyadari bahwa dengan memiliki kepercayaan diri yang positif pada anak akan membawa keuntungan diberbagai pihak. Masa depan anak sangat tergantung dari pengalaman yang didapat anak termasuk faktor pendidikan dan pola asuh orangtua.49

47 Rara Agista Olivantina, Suparno, Peningkatan Kepercayaan Diri Anak Melalui Metode Talking Stick, (Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol 12, Edisi 2, 2018), h 333.

48 Yulia Berlianti, Pengaruh Kegiatan Outbond Terhadap Kepercayaan Diri Anak Usia

5-6 Tahun Di Sekolah PG-TK Citra Alam Ciganjur Jakarta Selatan,(Jurnal Pendidikan Paud Vol 03, No 01, 2018), h. 142.

49 Rachma Dwi Ardiyana, Dkk, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dan Motivasi Interinsik Dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini, (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.

3, Issue 2, 2019), h. 495.

(34)

20

Kecemasan adalah pembunuh rasa kepercayaan diri, ada 3 jenis kecemasan mendasar (1) kecemasan sosial yang mengganggu seperti rasa takut terhadap orang lain, (2) kecemasan paranoid yang ekstrim, (3) kecemasan tentang kecemasan yang mengacu pada perasaan tegang dan gugup.50

Tabel 2.1

Indikator Kepercayaan Diri

Variabel Dimensi Indikator

Kepercayaan Diri

A.Kemampuan/Kapasitas/

Kekuatan B. Keyakinan

C. Bertanggung Jawab D. Objektif

E. Optimis F. Rasional G. Realistis

1.Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Baik

2. bersikap tegas

3.Teguh Pada Keyakinan 4.Berani Memimpin Dengan

Tepat Dan Tanpa Ragu 5.Dapat Bekerja Sama Dengan

Orang Lain

6.Mengerjakan Sesuatu Dengan Sendiri

7.Berpandagan Dengan Baik Dalam Menghadapi Segala Hal 8. Berfikir Logis

4. Langkah-Langkah Terpuji Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak

Langkah-langkah terpuji mengembangkan kepercayaan diri anak dengan cara pertemukan tantangan dengan keberanian sebagai berikut:51 a) Siapkan strategi belajar yang konkret

b) Ajari anak berfikir di luar kotak c) Ringan tangan

50 Sheenah Hankin, Strategi Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri, (Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 257-263.

51 Silvana Clark, Langkah-Langkah Yang Terpuji Menumbuhkan Rasa Kepercayaan Diri Anak Anda, (Jakarta: Pt Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia), h. 123-137.

(35)

21 d) Mendorong pemecahan masalah e) Hindari bergegas

f) Ajari strategi penangan masalah yang efektif g) Ajari tanggung jawab finansial

h) Hargai reaksi anak atas kematian i) Perawatan khusus

j) Puji kerja keras

k) Dorong kebiasaan mandiri

5. Ketakutan Adalah Musuh Alami Kepercayaan Diri

Ketakutan pada diri seseorang terlihat dalam berbagai hal seperti merasa malu, takut, segan, dan perlu kepercayaan diri. Berikut ini beberapa hal yang dapat mengakibatkan ketakutan pada diri seseorang52:

a) Ketika seseorang merasa terpisah, ketakutan pun meningkat. Faktanya, seseorang merasa takut berada di antara orang-orang atau lingkungan yang tidak dikenal. Ketakutan timbul ketika ada rasa asing yang akhirnya menimbulkan rasa curiga.

b) Ketergantungan kepada seseorang atau sesuatu yang selalu melindungi dapat mengakibatkan ketakutan akan kehilangan. Sehingga seseorang akan berjuang keras untuk mempertahankan hubungan, benda-benda yang dimiliki.

c) Lingkungan yang asing dan orang-orang yang tidak dikenal akan menimbulkan ketakutan. Situasi yang tidak familiar dan ancaman

52 Chibita Wiranegara, Dasyatnya Percaya Diri, (Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi, 2020), h.10-11.

(36)

22

keamanan dapat membuat seseorang berbuat ekstrem dan berprilaku sensitif.

d) Memori tentang masalalu yang buruk, mungkin karena menderita atau kehilangan seseorang akan menumbuhkan ketakutan. Alam bawah sadar akan menyimpan memori buruk tersebut dan berpengaruhi hidup dan perilaku orang tersebut.

e) Imajinasi tentang hal-hal buruk mengenai masalah, penderitaan, atau luka yang bukan merupakan kenyataan dapat memperburuk keadaan.

Imajinasi bukan suatu yang negatif, tetapi jika salah digunakan maka akan menambah rasa takut.

6. Pengertian Seni

Kehadiran seni dalam dunia pendidikan mengisyaratkan bahwa seni tari memiliki kedudukan, peran atau fungsi yang penting didalam pendidikan. Bahkan karena pentingnya kehadiran seni dalam dunia.

Pendidikan seni sangat penting bagi anak, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan diri anak.53

Pembelajaran seni merupakan pembelajaran yang memberi ruang bagi anak untuk mengapresiasi diri sendiri dan lingkungan secara prestisius.

Apresiasi akan muncul apabila pembelajaran dilakukan dengan tepat dan benar oleh guru di sekolah. Artinya, guru memiliki kapabilitas yang cukup untuk mengantar anak mencapai puncak apresiasinya sehingga sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhannya sebagai siswa yang baru belajar

53 Eny Kusumastuti, Pendidikan Seni Tari Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak- Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga semarang Sebagai Proses Alih Buday, (Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol V, No 1, Januari 2004), h. 6.

(37)

23

mengenal, menilai, dan mengespresikan diri melalui instrumen seni yang ia gemari.54

7. Pengertian Seni Tari

Seni tari merupakan salah satu warisan kebudayaan indonesia, yang harus dikembangkan dan dilestarikan selaras dengan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dewasa, masyarakat cenderung menyukai hal-hal baru (modern) dan meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional atau klasik.55

Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekspresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok. Seni tari mempunyai empat unsur keindahan yaitu wiraga, wirama, wirasa dan wirupa.56

Seni tari anak usia dini adalah suatu proses atau uasaha dalam mendidik anak agar mampu mengontrol dan menginterprestasikan gerak tubuh, memanipulasi gerak benda-benda dan menumbuhkan harmoni antara tubuh dan fikiran.57

54 Nur Rahmah dan Lismawati, Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Seni Tari Anak Melalui Tari Kreasi, (Jurnal Tunas Cendekia, Vol 1, Edisi 1, April 2018), h. 16.

55 Novi Mulyani, Pnedidikan Seni Tari Anak Usia Dini, (Ygyakarta: Gava Media, 2016), h. 49.

56 Armaya Pristia, Dkk, Pelaksanaan Pembelajaran Pada Sentra Tari Kreasi Meokondroe Di Tk Angkasa Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik, Vol Iv, No 3, 2019), h 239.

57 Eva Dwi Lestari, Asiyah, dan Ahmad Syarifin, Seni Tari Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun, (Jurnal Al-Fitrah: Journal Of Early Childhood Islamic Education, Vol 3, No 2, Januari 2020), h 219.

(38)

24 8. Pengertian Tari

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak ritmis dan indah. Tari adalah gerak seluruh tubuh disertai bunyian (gamelan diatur menurut irama lagunya (gendang), ekspresi muka dan geraknya diserasikan dengan isi dan makna tarinya.58

Ciri-ciri dan fungsi tari Sebagai berikut:

a) Upacara ciri gerakannya asli, gerak-gerak penyusun tarinya diambil berdasarkan gerakan asli dari penciptanya terdahulu, sesederhana apapun, maknawi ataupun yang sudah mengalami stilirisasi (style, gaya, atau pengindahan, tidak boleh disentuh oleh keografi (diubah-ubah secara kreatif) oleh penerusnya karena bersifat keramat mengandung resiko spiritual.

b) Hiburan ciri gerakannya sederhana, disusun oleh keografi sederhana, tidak perlu rumit atau sulit asal sudah memenuhi kepuasan tertentu karena penilaian tidak pada keografinya melainkan pada kepuasan pihak- pihak tertentu, sedangkan riasan dan busananya biasanya seragam, riasanya menampilkan pesona cantik-cantik, berkilau, dan lucu-lucu.

c) Pertunjukan ciri gerakanya padat, disusun atas koreografi yang cukup berat bobot nilainya, dengan komposisi tari yang rumit dan kompleks.

Riasan dan busananya juga diciptakan beraneka ragam sesuai dengan

58 Zora Iriani, Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar, (Jurnal Bahasa Dan Seni, Vol 9, No 2, 2008), h. 144.

(39)

25

karakter masing-masing casting (peran) seperti yang dikehendaki oleh kebutuhan isi karya seni tari.59

9. Pengertian Tari Kreasi

Tari kreasi adalah ciptaan seseorang dengan teknik estetis pilihannya sendiri, tidak terikat pada pembakuan estetis tertentu, meskipun tidak meninggalkan ciri khas estetis daerah setempat. Misalnya saja tari “wira pertiwi” kreasi bagong kusudiarjo bergaya solo (surakarta), atau tari

“samber ulung” kreasi sumitro hadi bergaya banyuwangi, atau juga tari

”kasomber” kreasi arief rafiq bergaya madura.60

Tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari tari tradisional. Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari kreasi. Dengan demikian pola-pola tarian pada tari kreasi masih bertolak dari tari tradisional.61

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa tari kreasi untuk anak usia dini adalah tari yang diciptakan seorang guru untuk anak yang gerakannya sederhana yang sesuai dengan irama musik dan merupakan ungkapan ekspresi jika yang dituangkan melalui bentuk gerak sederhana yang sesuai dengan perkembangan kemampuan anak.

59 Sri Setyowati, Pendidikan Seni Tari Dan Koreografi Untuk Anak Usia Dini, (Surabaya: Unesa University Press, 2012), h. 17-19.

60 Sri Setyowati, Pendidikan Seni Tari Dan Koreografi Untuk Anak Usia Dini, (Surabaya: Unesa University Press, 2012), h. 9.

61 Atang Supriatna, Dan Rama Sastra Negara, Pendidikan Seni Tari, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h.40.

(40)

26 10. Pengertian Gerak Dasar Tari Kreasi

Makhluk hidup setiap hari melakukan gerak. Gerak merupakan ciri utama dari kehidupan. Gerak yang dilakukan oleh makhluk hidup mengisi ruang dan waktu. Ketika makhluk hidup bergerak memerlukan tenaga. Jadi ruang, waktu, dan tenaga tidak dapat dipisahkan dari gerak.62

Gerakan yang sering dilakukan anak-anak dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Motorik statis, yaitu gerakan tubuh sebagai upaya memperoleh keseimbangan gerak pada saat berjalan, 2) Motorik ketangkasan, yaitu gerakan untuk melakukan tindakan yang berwujud ketangkasan dan keterampilan, 3) Motorik penguasaan, yaitu gerak yang dilakukan untuk mengendalikan otot-otot tubuh sehingga ekspresi muka terlihat jelas.63

11. Karakteristik Gerak Anak

Karakteristik gerak anak sebagai berikut:64 a. Menirukan

Anak-anak TK dan SD kelas rendah, dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat baik di tv ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang.

62Eko Pornomo, Dkk, Seni Budaya, (Jakarta:Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Dan Kemendikbud, Edisi Revisi 2017, Cetakan Ke-5, 2018), h. 67.

63 Eny Kusumastuti, Pendidikan Seni Tari Pada Anak Usia Dini Di Taman Kanak- Kanak Tadika Puri Cabang Erlangga semarang Sebagai Proses Alih Buday, (Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni, Vol V, No 1, Januari 2004), h

64 Purwatiningsi Dan Ninik Harini, Pendidikan Seni Tari-Drama Tk-Sd, (Malang:

Universitas Negeri Malang, 2004), h.59.

(41)

27 b. Manipulasi

Dalam hal ini anak-anak di kelas rendah secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi

pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.

c. Keseksamaan (Precision)

Disini anak memiliki kemampuan dalam menampilkan suatu kegiatan yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukannya.

d. Artikulasi (Articulation)

Pada tahap ini anak sudah dapat menyusun atau menata susunan gerak dan objek yang diamatinya. Paling tidak anak mempunyai

keberanian untuk mengkoordinasikan gerak-gerak yang dibuatnya sendiri.

e. Naturalisasi

Mempunyai kemampuan psikologis motorik yang lebih tinggi, dan dapat melakukan keterampilan gerak secara urut dan tersusun dengan baik. Dengan kata lain pada tahap ini anak sudah memiliki keterampilan melakukan gerak yang cukup tinggi.

(42)

28 Tabel 2.2

Indikator Gerak Anak

Aspek Dimensi Indikator

Gerak anak

a. Menirukan b. Manipulasi c. Keseksamaan d. Artikulasi e. Naturalisasi

1. Anak menirukan gerak yang dilihatnya secara langsung atau melihat dari teknologi seperti TV, Hp (Youtube).

2. Anak secara spontan dapat menampilkan gerakan yang diamatinya.

3. Anak memiliki kemampuan dalam menampilkan suatu gerakan.

4. Anak menyusun atau menata susunan gerak yang diamatinya.

5. Anak melakukan keterampilan gerak secara urut dan tersusun

12. Macam-Macam Gerak Dasar Tari a. Dasar Gerak Kaki

Gerakan dasar kaki terdiri gerakan telapak kaki mempunyai peran penting dalam menentukan keseimbangan dan kemantapan seluruh tubuh pada saat bersikap dan bergerak. Selanjutnya dasar gerak kaki terdiri gerak kaki di tempat dan gerak kaki dengan penyangga badan tidak seluruhnya pada kaki. 65

b. Dasar Gerak Tangan

Dasar gerak tangan dibagi atas gerak tangan dan gerak lengan.

Beberapa gerak tangan seperti mengepal, membuka, dan melambaikan.

Untuk putaran tangan pada pergelangan dalam tari jawa disebut ukel.

Gerak lengan dapat melakukan sikap yang cukup banyak. Hal tersebut

65 Atang Supriatna, Dan Rama Sastra Negara, Pendidikan Seni Tari, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), h. 44-50.

(43)

29

dikarenakan lengan memiliki tiga persendian, yaitu pergelangan, siku, dan persendian yang menghubungkannya dengan bahu.

c. Dasar Gerak Leher Dan kepala

Dasar gerak kepala dan gerak leher banyak digunakan dalam tarian nusantara, seperti gerak kepala menoleh, gerak kepala mematuk, gerak kepala berzikir, gerak kepala menongol, gerak kepala mengibas, gerak kepala berputar, gerak kepala mengangguk, gerak kepala mendongak, gerak kepala menggeleng, dan gerak kepala memalingkan kepala.

d. Dasar Gerak Mata

Dasar gerak dan sikap mata, yaitu gerak mata lurus ke samping (mengerling), gerak mata lurus ke bawah, gerak mata menyudut ke kanan atas dan bawah.

e. Dasar Gerak Bahu

Gerak dasar bahu, yaitu gerak bahu naik turun, gerak bahu naik turun bergantian kiri kanan, bahu bergerak ke muka ke belakang bergantian, bahu keduanya bergerak ke muka dan kebelakang, bahu bergerak berputar bersama-sama dengan arah yang sama, dan bahu bergerak berputar berbeda arah.

13. Istilah Gerakan Tari

a. Sikap berdiri atau dasar sikap menari.

b. Sikap dasar atau gerak-gerak yang dilakukan di tempat.

(44)

30

c. Gerak berjalan dengan langkah yang mengayun disertai goyangan badan ke samping kiri dan kanan.

d. Rangkaian gerak yang menunjukan pada gerak berjalan yang disesuaikan dengan karakter atau peran masing-masing toko.

e. Menggerakan seluruh tubuh ke samping kiri atau kanan tanpa mengangkat kaki.

f. Ragam gerak kedua belah tangan dengan posisi salah satu tangan berada di dekat telinga, sedangkan tangan yang lain mengarah diagonal ke bawah.

g. Gerak yang dilakukan pada saat menggerakan badan ke kiri dan ke kanan yang selalu didahului dengan gerak ke atas seperti gerakan ombak air.

h. Gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang disangkutkan pada salah satu siku tangan yang tetekuk pada pinggang.

i. Gerakan tangan dengan menggunakan selendang. Satu tangan merentangkan dengan selendang, sedangkan satu tangan menyandarkan selendang di atas pundak.

j. Ragam gerak terbang pada tarian. Ciri khasnya dapat dilihat dari langkah yang kecil-kecil, tetapi cepat di atas ujung kaki.

k. Sekar ura, yaitu sekar berarti bunga dan ura berarti ditaburkan.

l. Gerak menyembah yang terdapat pada tarian tradisional atau klasik.

Gerak sembahan selalu dilakukan sebagai gerak paling awal dalam sebuah tarian.

(45)

31

m. Posisi berdiri yang dilakukan dengan posisi kaki yang direnggangkan, jarak antara tumit kanan dan kiri dua kaki.

n. Gerak kaki yang dimulai dengan langkah pelan.

o. Gerak kaki dengan langkah cepat

p. Gerak berlari atau berjalan dengan cepat di atas ujung kaki dengan melangkah kecil-kecil dan cepat pada tarian.

14. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Secara umum terdapat 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembanganak, yaitu:

a. Faktor Genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.

b. Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi bawaan.66

15. Kebutuhan Dasar Anak Usia Sini a. Nutrisi (Asuh)

Sejak seorang ibu mengetahui dirinya hamil, dia harus memotivasi dirinya untuk memberikan gizi terbaik pada janinnya, dengan memakan makanan bergizi tinggi dan menghindari hal-hal yang dapat merugikan perkembangan janinnya. ASI eklusif di awal kehidupan bayi.

Pemberian ASI eklusif adalah tonggak pertama untuk membentuk generasi yang sehat dan cerdas. Makanan pendamping ASI ( MPASI) yang tepat adalah pengenalan makan semi padat pertama pada anak bisa

66 Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 62-63.

(46)

32

dimulai setelah anak berusia 6 bulan, meskipun begitu ASI tetap terus harus diberikan hingga anak berusia 2 tahun. Pemberian gizi seimbang pada anak usia batita dan balita. Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, penimbangan bayi/anak secara teratur, pengobatan kalau sakit, perubahan yang layak, sandang yang layak, kesegaran jasmani dan rekreasi.

b. Stimulasi Mental (Asah)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi Mental (ASAH) mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecedasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral etika, dan produktivitas.

c. Kasih Sayang (Asih)

Kasih sayang adalah hal yang sangat mutlak yang harus diberikan pada anak. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut dengan (Sindrom Deprivasi Mental). Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).67

67 Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pt Luxima Metro Media, 2014), h. 83-90.

(47)

33 B. Kajian Hasil Penelitian

Beberapa kajian yang relevan terdapat pada penulisan skripsi ini meliputi: artikel ilmiah dan skripsi. Penelitian yang relevan dapat digunakan untuk menguatkan penelitian penulis antara lain.

Skripsi karya Kurnia Sapta Rena dengan judul “Membentuk kepercayaan diri anak kelompok b 6 melalui tari kreasi lilin di Tk islam tunas melati yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri anak melalui seni tari kreasi lilin kelompok B 6 di TK Islam Tunas Melati Yogyakarta terlaksana sesuai dengan harapan, hal ini terlihat ketika anak-anak dapat mengikuti kegiatan tari kreasi lilin dan mampu mengekspresikan dirinya.68

Skripsi karya Okki Ristya Mutasi Ningsih dengan judul “Meningkatkan percaya diri Melalui metode show and tell pada anak kelompok a Tk marsudi putra, dagaran, palbapang, bantul, yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode show and tell dapat meningkatkan percaya diri anak. 69

Skripsi karya Enno Wardani dengan judul “Upaya meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun Melalui kegiatan tari kreasi di tk negeri pembina atu lintang Kec. Atu lintang kab.Aceh tengah” berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa menunjukkan hasil perkembangan motorik kasar pada siklus II telah mencapai keberhasilan yaitu sebesar 13

68 Kurnia Sapta Rena, Membentuk Kepercayaan Diri Anak Kelompok B 6 Melalui Tari Kreasi Lilin Di Tk Islam Tunas Melati Yogyakarta, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2020), h. 7.

69 Okki Ristya Mutasi Ningsih, Meningkatkan Percaya Diri Melalui Metode Show And Tell Pada Anak Kelompok A Tk Marsudi Putra, Dagaran, Palbapang, Bantul, (Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 7.

(48)

34

orang anak atau dengan persentase 75% pada kriteria berkembang sangat baik.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan tari kreasi dapat meningkatkan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina Atu Lintang.70

Skripsi karya Kasiyatun dengan judul “Mengembangkan Rasa Percaya Diri Anak Melalui Metode Karya Wisata Pada Kelompok A1 Tk Aisyiyah Malangjiwan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/1013”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa percaya diri anak sebelum di lakukan tindakan sampai siklus II menunjukkan peningkatan. Sebelum tindakan 39 %, siklus I mencapai 68%, dan siklus II mencapai 83 %. Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa penerapan metode karya wisata dapat mengembangkan rasa percaya diri anak di TK Aisyiyah Malangjiwan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.71

Skripsi karya Ayu Wulandari dengan judul “Implementasi Tari Kreasi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Di Tk Rama Landbaw Gisting Tanggamus Tahun 2018/2019”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan tari kreasi sudah cukup baik. 72

Skripsi karya Widdia Rukma Dewi “Pelaksanaan Tari Kreasi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Di Paud Negeri Pembina 1 Kota Bengkulu” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tari di sekolah

70 Enno Wardani, Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Tari Kreasi Di Tk Negeri Pembina Atu Lintang Kec. Atu Lintang Kab. Aceh Tengah, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017), h. 4.

71 Kasiyatun, Mengembangkan Rasa Percaya Diri Anak Melalui Metode Karya Wisata Pada Kelompok A1 Tk Aisyiyah Malangjiwan Colomadu Kabupaten Karanganyar, (Sukarta:

Universitas Muhammadiyah Sukarta, 2013), h. 4.

72 Ayu Wulandari, Implementasi Tari Kreasi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Di Tk Rama Landbaw Gisting Tanggamus, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019), h. 3.

Gambar

Tabel 3.2  Sampel Penelitian
Tabel 4.1  Nama-Nama Guru
Tabel 4.2  Nama-Nama Anak
Tabel 4.3  Jumlah Anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media,2012), hal.101.. Roseinzweig memberi pengertian motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Buchari Zainun

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.. sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal

10 Menurut pendapat lain sampling adalah suatu teknik yang dilakukan oleh peneliti di dalam.. mengambil atau menentukan

Konsekuensi dari hal itu adalah bahwa persepsi dan pengalaman subjektif tidak hanya menciptakan realitas pribadi seseorang melainkan juga membentuk dasar dari

10 Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwasannya sampling adalah metode atau cara yang digunakan untuk.. mengambil sampel atau sebagian

Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau tumbuh dari suatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Metode adalah cara yang

pendapat Suharsimi Arikunto, metode pengumpulan data adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.”

Talking Stick adalah model yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum