Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pemberian Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Grey Liquid pada PT.Eagle Indo Pharma
Lusiana Sari
Program Study Manajemen Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan [email protected]
Abstrak : Tujuan penelitian ini ialah guna mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan serta pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan bagi grey liquid pada PT Eagle Indo Pharma. Desain penelitian yang diterapkan ialah asosiatif kuantitatif.
Sampling jenuh digunakan untuk memperoleh data. Regresi linier berganda, determinasi (R2), uji T, juga uji F ialah metode analisis data yang diterapkan didalam penelitian ini. Berlandaskan hasil analisis regresi berganda Y = 0,176 + 0,611 (X1) + 0,350 (X2) dengan artian menunjukan hubungan positif antara variable (X1), variable (X2) juga variable (Y). Hasil analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh 641 atau 64,1%. Hal tersebut menunjukan yakni kontribusi variabel (X1) juga variabel (X2) berpengaruh terhadap variabel (Y) dengan besaran 64,1%. Hasil uji T variabel gaya kepemimpinan Thitung > ttabel (4,912 > 2,011), sedangkan nilai sig. 0,000 < 0,05 yang berarti signifikan. Dari hal itu bisa dinyatakan yakni terdapatnya pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan bagian grey liquid pada PT Eagle Indo Pharma. Dan hasil uji T variabel pemberian kompensasi Thitung > Ttabel (2,803 > 2,011), sedangkan nilai sig. 0,007 < 0,05 dengan artian signifikan. Dari hal itu bisa dinyatakan yakni terdapatnya pengaruh antara pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan bagian grey liquid pada PT Eagle Indo Pharma. Hasil uji F didapat Fhitung
dengan besar 42,031 yang tingkat signifikannya 0,000, namun Ftabel 3,19 maka Ha diterima serta Ho ditolak. Dinyatakan bahwa terdapatnya pengaruh antara gaya kepemimpinan serta pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan bagian grey liquid pada PT Eagle Indo Pharma.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan, Pemberian Kompensasi dan Kinerja Karyawan
Abstract : The purpose of this study was to determine the effect of leadership style and compensation on employee performance for gray liquid at PT Eagle Indo Pharma.
The research design used is quantitative associative. The data collection technique used saturated sampling. The data analysis methods used in this study are: multiple linear regression, determination (R2), T test and F test. Based on the results of multiple regression analysis Y = 0.176 + 0.611 (X1) + 0.350 (X2), it means that it shows a positive relationship between variables ( X1), variable (X2) and variable (Y).
The results of the analysis of the coefficient of determination (R2) obtained 641 or 64.1%. This shows that the contribution of the variable (X1) and variable (X2) has an effect on the variable (Y) by 64.1%. The results of the T-test of the leadership style variable Tcount > ttable (4.912 > 2.011), while the value of sig. 0.000 < 0.05 means significant. Thus it can be stated that there is an influence between leadership style on the performance of employees in the gray liquid section at PT Eagle Indo Pharma.
And the results of the T test for the compensation variable Tcount > Ttable (2.803 >
2.011), while the value of sig. 0.007 < 0.05 means significant. Thus it can be stated that there is an influence between the provision of compensation on the performance of employees of the gray liquid section at PT Eagle Indo Pharma. F test results obtained Fcount of 42.031 with a significant level of 0.000, while Ftable 3.19 then Ha is accepted and Ho is rejected. It is stated that there is an influence between leadership style and compensation on the performance of employees in the gray liquid section at PT Eagle Indo Pharma.
Keywords: Leadership Style, Compensation and Employee Performance
LATAR BELAKANG
Manajemen perencanaan, pengorganisasian, serta pengendalian dalam suatu organisasi dapat berjalan secara efisien jika bagian-bagian pendukungnya ada dan sesuai dengan kebutuhan. Karena menjadi fungsi utama perusahaan yang disebut sebagai manajemen sumber daya manusia yang harus ditangani dengan tepat guna peningkatan efektivitas serta efisiensi suatu perusahaan. Oleh sebab itu sumber daya manusia membantu perusahaan lewat karya, kemampuan serta kreativitas.
Gaya kepemimpinan dinilai sebagai satu dari beragam cara yang dilakukan pemimpin guna memberikan pengaruh atas tingkah laku bawahannya sehingga mau bergotong royong dan mengerjakan pekerjaan dengan konsep produktivitas guna pencapaian tujuan pengorganisasian.
Selain adanya gaya kepemimpinan, perusahaan juga perlu untuk memberi kompensasi yang berupa bentuk pencerminan dari prestasi yang dikeluarkan guna diserahkan pada organisasi/perusahaan. Dengan melaksanakan kompensasi, perusahan mengharap bahwa pegawai memperoleh rasa puas ketika melakukan pekerjaan dan menimbulkan kesemangat kerja serta memunculkan kreatifitas sehingga akan menimbulkan output kerja yang mampu membuat kinerja pegawai mengalami peningkatan.
Dengan pemberian kompensasi diharapkan mampu menstimulasi dan meningkatkan kinerja karyawan diperusahaan tersebut. Kinerja karyawan akan baik jika memiliki talenta yang tinggi, mau bekerja karena diberi kompensasi atau dibayar sesuai kesepakatan, dan memiliki pandangan positif ke depan.
Perusahaan ini menerapkan kebijakan gaya kepemimpinan dan kompensasi, untuk itu peneliti melakukan observasi penelitian yang akan memperoleh beberapa data dan permasalahan yang didapatkan melalui proses wawancara pada karyawan. Sebagai berikut ada beberapa permasalahan gaya kepemimpinan yang belum terlaksanakan,yaitu karyawan kurang merasa mendapat penghargaan, pujian, motivasi, serta perintah arahan yang kurang jelas. Di samping itu permasalahan kompensasi dalam perusahaan ini, yaitu karyawan yang berprestasi kurang
mendapatkan perhatian dari atasan atau tidak mendapatkan reward dan insentif tambahan dari skill karyawan, serta tidak adanya uang lembur.
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang dapat ditarik bahwa yang menjadi rumusan masalahnya ialah seperti berikut;
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid pada PT. Eagle Indo Pharma ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid pada PT Eagle Indo Pharma ?
3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan pemberian kompensasi secara bersama- sama terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid pada PT Eagle Indo Pharma ?
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sutrisno (2017: 3), SDM yakni sebuah sumber daya yang hanya memiliki rasa, kemampuan, kecakapan, kepandaian, motivasi, pendayaan serta karya.Sedangkan Menurut Edison, Anwar dan Komariyah (2018: 10) MSDM merupakan bentuk pemaksimalan fokus diri pada kecakapan pegawai dan anggota lewat beragam alur strategis guna melakukan peningkatan kinerja pegawai dengan keoptimalan dari sasaran pengorganisasian
Menurut Edison, Anwar dan Komariyah (2018: 91), gaya kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin mengambil tindakan ataupun caranya memberi pengaruh pada tiap anggota guna melakukan pencapaian suatu tujuan.
a. Mempunyai kejelasan dalam strategi b. Tunjukkan kepedulian
c. Menginspirasi anggota d. Menjaga kekompakan tim
e. Menghargai keyakinan yang berbeda
Menurut Kasmir (2018: 233), kompensasi didasarkan atas pendidikan yang artinya kecenderungan kompensasi yang tinggi berbanding lurus dengan semakin tinggi
penempuhan pendidikan yang dijalani.
a. Pendidikan b. Pengalaman
c. Beban kerja serta tangggung jawab.
d. Jabatan
e. Pangkat/Kelas
f. Performa di Tempat Kerja
Secara singkat pengertian kinerja merupakan output dan perilaku ketika bekerja yang telah digapai dalam penyeleseian tugas dan pertanggungjawaban yang diserahkan pada kurun waktu tertentu (Kasmir, 2018: 182). Menurut pemaparan Wibowo (2016: 86-88), indikator kinerja yakni seperti berikut :
1. Tujuannya 2. Persyaratan 3. Feedback
4. Alat ataupun sarana 5. Keahlian Motif 6. Kesempatan
METODE
Dalam penentuan jumlah sampel peneliti menerapkan teknik sampling jenuh yakni teknik pengambilan sampel. Jika kurang dari 100 tanggapan, maka diambil seluruh sampel sehingga penelitian ini menjadi penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah responden melebihi dari 100 maka pengambilan sampelnya adalah 10% hingga 15%, ataupun 20% - 25% ataupun lebih (Arikunto; 2012: 104). Maka banyaknya sampel pada penelitian ini ialah sama dengan jumlah populasi yakni sebanyak 50 orang karyawan bagian Grey Liquid pada PT Eagle Indo Pharma.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji validitas
Pengujian validitas didalam penelitian ini diterapkan dengan memakai Corrected Item Total Correlation pada setiap item pernyataan. Temuan ini memakai r tabel, df = n-2, dan tingkat kesalahan 5%. Jumlah sampel dan uji validitas dalam penelitian ini ialah (n) = 50 responden, serta df bisa diperkirakan sebesar 50 – 2 = 48, dengan df 48 serta sig 5% pada rtabel = 0,278. Jika rhitung > rtabel, item pernyataan dianggap sah; namun, jika rhitung rtable, item pernyataan dianggap tidak valid. Kuesioner penelitian ini dibagikan kepada 50 responden, dan dapat dikatakan valid berdasarkan hasil uji validitas dari 26 pernyataan yang terdapat dalam kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Dasar dari pengambilan keputusan uji reliabel mengacu kepada : 1. Cronbach's alpha > 0,60, kuesioner bisa dikatakan reliable.
2. Cronbach's alpha < 0,60, kuesioner tidak reliabel.
Rangkuman Hasil Uji Reabilitas
Sumber: data primer yang diolah (2021)
1. 0,713> 0,60 menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan X1 reliabel 2. 0,825> 0,60 menunjukan bahwa variabel pemberian kompensasi X2 reliabel 3. 0,736> 0,60 menunjukan bahwa variabel kinerja karyawan Y reliabel
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian normalitas dasar pengambilan keputusan didasarkan dari probabilitas, yang menyatakan bahwa bila probabilitas > 0,05 maka distribusi model regresi ialah normal. Apabila probabilitasnya kecil dari pada 0,05, sehingga terdistribusi model regresi tidak normal.
Sumber: data primer yang diolah (2021)
Dilihat dari tabel 4.37 hasil analisis data yang memakai SPSS versi 22 diatas, dilihat nilai Asymp. Sig mempunyai nilai 0,168 ataupun melebihi dari 0,05. Hal itu memperlihatkan yakni data didalam riset ini berdistribusi dengan normal serta model regresi itu layak diterapkan sebagai penelitian.
4. Uji Multikolineritas
Variabilitas variable independent yang ditentukan tidak digambarkan dari variable independent lain yang diukur dengan tolerance. Sebab VIF = 1/Tolerance, nilai toleransi yang kecil sama dengan nilai VIP yang besar. Nilai cutoff yang umumnya digunakan guna mengidentifikasi terdapatnya multikolinearitas ialah nilai tolerance > 0.10, yang sama dengan nilai VIF 10.00.
Hasil Uji Multikolineritas
Sumber: data primer yang diolah (2021)
Untuk tia-tiap variable nilai Tolerance sebanyak 0,591 tidak kurang dari 0,10 ataupun nilai variance inflation factor (VIF) sebanyak 1,693 tidak melebihi dari 10,00. Akibatnya, model persamaan regresi bebas dari masalah multikolinearitas serta bisa dipakai didalam penelitian ini.
5. Uji Autokorelasi
Hasil Uji Autokorelasi
Su
mber: data primer yang diolah (2021)
Menurut tabel 4.39 didapatkan nilai Durbin-Watson (DW hitung) sebanyak 1,711 akan dibandingkan pada nilai tabel yang signifikasi 5% banyaknya sampel 50 serta jumlah variable independent 2. Maka nilai Du < Dw < (4-DU) = 1,628 < 1,713 < (4- 1,628) = 1,628 < 1,711 < 2,372. Jadi bisa ditarik kesimpulan dilihat dari hasil pengujian autokorelasi dengan memakai pengujian Durbin-Watson hasilnya tidak
diperoleh autokorelasi.
6. Uji Analisa Koefisien Determinasi (R2)
Apabila R2 yang didapatkan mendekati 1 (satu) sehingga bisa disebut makin kuat model itu menjelaskan hubungan variable bebas terhadap Variable terikat.
Kebalikanya bila R2 semakin mendekati 0 (nol) sehingga makin lemah dampak variable bebas pada variable terikat.
Hasil Uji Determinasi (R2)
Sumber: data primer yang diolah (2021)
Nilai R square = 0,641 sehingga bisa ditarik kesimpulan yakni Gaya Kepemimpinan (X1) serta Pemberian Kompensasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) dibagian Grey Liquid di PT Eagle Indo Pharma Tangerang-Banten adalah sebanyak 64,1% sedangkan selebihnya yakni 35,9% (100-64,1%) menjelaskan yakni kinerja karyawan bagian Grey Liquid dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
7. Hasil Uji F (Uji Signifikan)
Uji simultan pada F-test dipakai guna melihat kelayakan data. Hasil hipotesis bisa diketahui didalam tabel berikut:
Tabel 4.41 Hasil Uji F
Sumber: data primer yang diolah (2021)
Dilihat melalui tabel 4.41 uji ANOVA atau Ftest, sehingga didapatkan
Fhitung sebanyak 42,031 yang taraf signifikann 0,000, sementara Ftabel 3,19. Ftabel
didapatkan oleh df1=2 (rumus k-1, dalam hal tersebut k = total variable bebas serta terikat, 3-1=2) dan df2= 48 (rumus n-k, dalam hal tersebut n = total data, k = banyaknya variable bebas ataupun terikat, (50-2=48) sehingga nilai Ftabel
(2:48) = 3,19. Oleh sebabnya nilai probabilitas menjadi lebih rendah dibandingkan 0,05 (0,000 < 0,05) serta Fhitung> Ftabel (42,031 > 3,19), sehingga perlu diberi pernyataan jika variabel independen yang mencakup gaya kepemimpinan (X1) dan pemberian kompensasi (X2) dengan simultan dan serentak memberi dampak pada kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y).
8. Uji parsial dengan T test signifikan
Pengujian T yakni pengujian yang dilaksanakan guna mengidentifikasi relasi variabel bebas pada variabel terikat dengan parsial dan derajat kesignifikanan senilai 5%.
Tabel 4.42 Hasil Uji T
Su
mber: data primer yang diolah (2021)
Didasarkan tabel 4.42 didalam tabel coefficients berikut yang dipakai guna mengidentifikasi seberapa besar dampak tiap variable independent secara parsial pada variable dependent yakni sebagai berikut :
a) Nilai thitung> ttabel pada gaya kepemimpinan (X1) dengan nilai (4,912 > 2,011), artinya H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Hal itu memberikan kesimpulan jika koefisien gaya kepemimpinan secara parsial berdampak positif serta signifikansi atas kinerja pegawai bagian Grey Liquid (Y).
b) Nilai thitung> ttabel (2,803 > 2,011) artinya H0 ditolak sedangkan H2 diterima. Jadi diambil simpulan jika koefisien pemberian kompensasi (X2) secara parsial memiliki dampak positif serta signifikansi pada kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y).
9. Persamaan model Regresi Linier Berganda
Penganalisisan regresi linier berganda dipakai jika peneliti memiliki target guna melakukan prediksi bagimana situasi kenaikan atau turunnya variabel dependen.
Sehingga pelaksanaannya terjadi ketika variabel independen paling sedikit berjumlah 2 :
Untuk dua prediktor persamaan regresi yang dipakai ialah:
Y= + b1X1 + b2X2+ ....
Untuk tiga prediktor persamaan regresi yang dipakai ialah:
Y= + b1X1 + b2X2 + b3X3
Untuk n pediktor persamaan regresi yang dipakai ialah:
Y = + b1X1 + b2X2 + ....+ bnXn
Guna dapat membuat prediksi lewat regresi, maka data tiap variable wajib ada (Sugiyono; 2016 275-276).
Tabel 4.43 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: data primer yang diolah (2021)
Pada tabel 4.43 hasil analisis regresi linear berganda koefisien gaya kepemimpinan (X1) = 0,611 serta koefisien pemberian kompensasi (X2) = 0,350 ataupun konstanta (a) = 0,176, model persamaan regresi ialah seperti berikut:
Y = 0,176 + 0,611X1 + 0,350X2: a. Konstanta (a) sebesar 0,176.
Artinya nilai gaya kepemimpinan (X1) serta pemberian kompensasi (X2) dianggap sama dengan nol (0), sehingga kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y) sebanyak 0,176. Dan dapat diartkan bahwa nilai konstanta memiliki kekuatan dengan tingkat hubungan yang sangat rendah dengan kategori nilai (0,00 – 0,199). Maka dalam hal ini perlu adanya perbaikan agar tingkat hubunngan menjadi lebih baik dan perusahaan agar lebih memperhatikan lagi.
b. Koefisien gaya kepemimpinan (X1) sebanyak 0,611.
Yang berarti nilai gaya kepemimpinan (X1) mengalami peningkatan sehingga berpengaruh pada kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y) akan meningkat sebesar
61,1%. Dan dapat diartikan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki kekuatan dengan tingkat hubungan yang kuat dengan kategori nilai (0,60 - 0,799). Dengan gaya kepemimpinan yang tepat dan lebih terarah dapat menghasilkan kinerja dengan lebih baik serta dapat merangsang kinerja karyawannya.
c. Koefisien regresi pemberian kompensasi (X2) sebanyak 0,350
Artinya bila nilai pemberian kompensasi (X2) mengalami kenaikan maka pengaruhnya terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y) akan meningkat sebanyak 35,0%. Dan dapat diartikan bahwa variabel pemberian kompensasi memiliki kekuatan dengan tingkat hubungan yang rendah dengan kategori nilai (0,20 – 0,399).
Maka dalam hal ini perusahaan akan lebih memperhatikan serta dengan adil dalam pemberian kompensasi agar menunjang minat kerja karyawan.
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) serta Pemberian Kompensasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan bagian Grey Liquid pada PT Eagle Indo Pharma maka hasil penelitian yang sudah dilaksanakan pada bagian akhir dari penelitian ini didapatkan kesimpulan dari masalah yang diteliti mengenai:
1. Nilai Thitung> ttabel (4,912 > 2,011), maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak.
Jadi bisa ditarik kesimpulan yakni koefisien gaya kepemimpinan (X1) secara parsial berdampak positif serta signifikans terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y).
2. Nilai Thitung> Ttabel (2,803 > 2,011) maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak.
Jadi bisa disimpulkan yakni koefisien Pemberian kompensasi (X2) secara parsial berdampak positif serta signifikansi terhadap kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y).
3. Menurut uji ANOVA atau Uji F-test, maka diperoleh Fhitung sebanyak 42,031 yang tingkat signifikansi 0,000, dan Ftabel 3,19. oleh sebab itu nilai
probabilitas jauh lebih kecil dibandingkan dengan 0,05 (0,000 < 0,05) serta Fhitung> Ftabel (42,031 > 3,19), maka bisa dikatakan yakni variabel independent yang mencakup gaya kepemimpinan (X1) serta Pemberian kompensasi (X2) secara simultan ataupun bersamaan mempengaruhi variabel dependent kinerja karyawan bagian Grey Liquid (Y).
Saran
Dilihat dari kesimpulan diatas maka didalam penelitian ini saran yang perlu diperhatikan untuk PT. EAGLE INDO PHARMA khususnya bagian Grey Liquid adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya pihak manajerial lebih terbuka dan bersikap adil kepada setiap karyawan dalam hal keyakinan masing-masing karyawan.
2. Sebaiknya perusahaan memberikan kompensasi yang layak sesuai dengan prestasi dan tanggung jawab yang dimiliki karyawan agar dapat memotivasi minat kerja bagi semua karyawan. Sehingga karyawan merasa bahwa kemampuannya dalam bekerja mendapat perhatian atau reward dari perusahaan.
3. Perusahaan lebih meningkatkan alat atau sarana yang memadai sebagai alat pendukung karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Edison, Emron. Anwar, Yohny dan Komariyah, Imas. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta. Cet Ke-3.
Kasmir. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok:
Rajawali Pers. Cet. Ke-4.
Sugiyono. 2018. Metode Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Cet.
Ke-26.
Sujarweni, Wiratna. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. Ke-11.