• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Lara Susilawati1, Upit Yulianti², Samsiarni2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ² Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Larasusilawati@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research is motivated by the first, the low value of writing skill skills report of student observation result. Second, the unskilled studendts paint the text of the observation report. Third, the study material og the text of the observation report is difficult to understand. The purpose of this study is to determine the effect of learning didcovery learning model to the skills of writing text reports of observations of the class X SMA Country 1 Six Neighborhood of Padang Pariaman. This type of research is quantitative with pre-exsperimental one group pretes-posttes design method. The population of this study is the students of class X SMA Country 1 Six Neighborhoods of this research is student of this research is student of class X IPS 1 which amounted to 30 people. Based on the data analysis of the observation. Based on t-test results can be concluded that the hypothesis accepted at a significant level of 95% and dk=n-1because > (3,63>1,71), it can be concluded that the use of learning discovery learning model influences the skill of writing text reports of observations of students of class X SMA Country 1 Six Neighborhood of Padang Pariaman and discovery learning model can be applied in writing the text of the observation report.

Keywords: Influence, Learning Discovery Model, Observation Report Text.

PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya. Dengan bahasa manusia dapat saling berinteraksi satu sama lainnya, dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk karangan. Keempat aspek ini dalam penggunaannya sebagai alat

komunikasi tidak pernah dapat berdiri sendiri, satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan.

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis dengan maksud memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini

(2)

biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.`

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 yang berbasis teks di Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat kelas X semester 1 terfokus kepada delapan teks, yaitu teks laporan hasil observasi, teks eksposisi, teks anekdot, teks cerita hikayat, teks negosiasi, teks biografi dan puisi. Keterampilan menulis teks laporan hasil observasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini dalam Kurikulum 2013 tercantum pada Kompetensi Inti (KI) ke-4, yaitu “ Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan”. Selanjutnya, dijabarkan pada Kompetensi Dasar (KD) ke-4.2 yaitu “Menyusun teks laporan hasil observasi sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.”

Keterampilan menulis teks laporan hasil observasi merupakan suatu keterampilan yang sulit dikuasai siswa.

Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Menulis teks laporan observasi merupakan

pembelajaran yang baru dalam Kurikulum 2013. Selain itu, buku guru dan buku siswa yang disediakan pemerintah sebagai pedoman dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 belum mampu mengasah keterampilan menulis siswa karena terbatasnya contoh teks dan latihan. Oleh karena itu, guru dituntut menghadirkan model pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam pembelajaran menulis teks khususnya teks laporan observasi.

Berdasarkan hasil wawancara dari salah seorang guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang bernama Dra. Dasti Emilia tanggal 15 Maret 2017 diperoleh informasi. Pertama, rendahnya nilai keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa. Kedua, siswa belum terampil menulis teks laporan hasil observasi sehingga sulit menuangkan ide, gagasan dan pikiran kedalam bentuk

tulisan dan belum mampu

mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah teks laporan hasil observasi. Hal itu disebabkan kurangnya motivasi dan minat membaca siswa menulis teks laporan hasil observasi. Ketiga, sarana dan prasarana kurang memadai, seperti kurang tersedianya media pembelajaran.

Pembelajaran di kelas hanya menggunakan buku guru dan buku siswa yang disediakan pemerintah sebagai perangkat Kurikulum 2013, siswa cenderung diberi tugas untuk

(3)

menjawab pertanyaan yang ada di dalam buku siswa tersebut. Hal ini menyebabkan keterampilan menulis teks siswa rendah karena tidak terarah dengan baik.

Keempat, kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang dapat membantu memudahkan siswa memahami pelajaran yang diberikan.

Menurut Tarigan (2008:22) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Darmawati (2014:8) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu model atau bentuk kegiatan dalam penelitian. Istilah observasi digunakan untuk kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat penomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi berarti pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah.

Model pembelajaran Discovery Learning Menurut Istarani (2014:51) adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip.

Penggunaan model Discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis metode quasi eksperimen (quasi experimental).

Rancangan penelitian yang digunakan yaitu One Group Pretest-Posttest Design.

Menurut Sugiyono (2013:74) dalam rancangan One Group Pretest-Posttest Design pertama-tama dilakukan (pretest) tanpa diberikan perlakuan, kemudian perlakuan (treatment) dengan menggunakan model Discovery Learning.

Setelah itu dilakukan (post-test). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada tahun 2016/2017 yang berjumlah 219 yang tersebar dalam delapan kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Purposive sampling. Arikunto (2014:183) menyatakan bahwa pengambilan sampel secara purposive dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu dan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu didasarkan ciri-ciri pokok populasi, subjek yang diambil paling banyak mengandung ciri populasi, dan dilakukan studi pendahuluan. Dengan demikian sampel Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang.

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel

(4)

terikat (Y). Variabel bebas (X) yaitu model pembelajaran Discovery Learning, sedangkan (Y) yaitu keterampilan menulis teks laporan hasil observasi. Terkait dengan variabel penelitian, data dalam penelitian ini yaitu skor dari hasil tes keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes kemampuan menulis teks laporan hasil observasi sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah- langkah berikut. Pertama, langkah pengumpulan data (pretest) adalah sebagai berikut. Pertama, guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kedua, guru memberikan pengantar materi menulis teks laporan hasil observasi. Ketiga, Siswa menulis teks laporan hasil observasi tentang “Mushalla SMA Negeri 1 Enam Lingkung”. Ketiga, lembaran kerja siswa dikumpul kemudian diperiksa dan diberi skor sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Pertemuan kedua, guru memberikan perlakuan dengan langkah sebagai berikut. Pertama, Siswa mengamati “Ruang Kelas X IPS 1”.

Kedua, siswa menanyakan butir penting terkait struktur teks laporan hasil observasi. Lalu guru dan siswa mencoba menjawab pertanyaan tentang teks laporan hasil observasi. Ketiga, guru meminta siswa mencatat hasil observasi yang telah diamati. Keempat, guru meminta siswa mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan ditulis dan disusun dengan memperhatikan struktur teks laporan hasil observasi. Kelima, guru meminta siswa mempersentasikan teks laporan hasil observasi di hadapan teman-temannya.

Keenam, guru meminta siswa memberikan tanggapan (kritik dan saran) terhadap teks laporan hasil observasi yang disajikan temannya. Pertemuan ketiga, memberikan posttest berupa tes unjuk kerja menulis teks laporan hasil observasi tentang

“Perpustakaan SMA Negeri 1 Enam Lingkung”. Setelah selesai lembar kerja posttest siswa dikumpulkan kemudian diperiksa dan diberi skor berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama, membaca dan memeriksa tulisan teks laporan hasil observasi. Kedua, memberi skor terhadap tulisan teks laporan hasil observasi siswa berdasarkan indikator penilaian. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks laporan hasil

(5)

observasi siswa kelas X SMA Negeri 1

Enam Lingkung. Kelima,

mengklasifikasikan hasil keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa sebelum model pembelajaran Discovery Learning, dan hasil keterampilan menulis teks laporan hasil observasi sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Keenam, membuat histogram batang hasil belajar keterampilan menulis teks laporan hasil teks laporan hasil observasi siswa.

Ketujuh, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Kedelapan, setelah dilakukan uji persyaratan analisis data, maka dilakukan uji hipotesis. Kesembilan, membahas hasil analisis dan membuat kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning terhadap keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman karena thitung > ttabel, (3,63>1,71).

Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten PadangPariaman.

Berdasarkan analisis datadiperoleh nilai rata-rata hitung 61,85. Keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berada pada tingkat penguasaan 56%-65% berkualifikasi Cukup (C). Selanjutnya pengklasifikasian keterampilan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berdasarkan skala 10.

Darmawati (2014:10) sebagai berikut. Pertama, struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas definisi umum (bagian pembuka), deskripsi bagian (bagian isi), dan deskripsi manfaat (bagian penutup). Diperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk seluruh indikator siswa yang berkualifikasi memperoleh nilai sempurna tidak ada. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi baik sekali sebanyak 4 orang 13,33%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 5 orang 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang26,66%. Siswa yang memperoleh nilai dengan berkualifikasi hampir sedang sebanyak 5 orang 16,12%.

(6)

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup sebanyak 5 orang siswa 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup tidak ada.

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sebanyak 3 orang 10%.

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang tidak ada. Histogram Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam

Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Gambar 2. Diagram Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung 76,29. Keterampilan menulis teks laporan hasil observasi sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (postest) siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman (postest) berada pada rentang 76-85%

dengan kualifikasi Baik (B). Selanjutnya pengklasifikasian keterampilan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman berdasarkan skala 10.

Darmawati (2014:10) sebagai berikut. Pertama, struktur teks laporan hasil observasi terdiri atas definisi umum (bagian pembuka), deskripsi bagian (bagian isi), dan deskripsi manfaat (bagian penutup). Diperoleh gambaran hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk seluruh indikator dengan rata-rata 76,29.

Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna sebanyak 5 orang siswa 16,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sekali sebanyak 6 orang siswa 20%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi baik sebanyak 6 orang siswa 20%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 8 orang 26,66%.

Siswa yang memperoleh nilai dengan

14 107 1316 1922 2528 31

Frekuensi

Kualifikasi

(7)

kualifikasi cukup tidak ada. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi hampir cukup sebanyak 3 orang 10%.Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sebanyak 2 orang 6,67%. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali, buruk, dan buruk sekali tidak ada.

Gambar 6. Diagram Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat kemampuan menulis tekslaporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri

1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebelum menggunakan model pembelajaran Discovery Learning memperoleh nilai rata-rata 61,85 berada pada tingkat penguasaan 56% – 65%

dengan kualifikasi dengan kualifikasi Cukup. Kedua, Tingkat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi sesudah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman nilai rata-rata 76,29 berada pada tingkat penguasaan 76- 85% dengan kualifikasi Baik. Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap model pembelajaran Discovery Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman karena thitung>

tabel (3163>1,65). Jadi, disimpulkan bahwa kemampuan menulis laporan teks hasil observasi dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada tanpa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran Discovery Learning Siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman karena thitung> tabel (3163>1,65). Jadi, disimpulkan bahwa keterampilan menulis

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31

Frekuensi

Kualifikasi

(8)

teks laporan hasil observasi Siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada tanpa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Hal tersebut juga terbukti dalam pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan suasana yang tenang dan fokus dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis teks laporan hasil observasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawati, Uti. 2014. Ensiklopedi Bahasa dan Sastra Indonesia Ragam Teks. Klaten: Intan Pariwara.

Istarani. 2012. Kumpulan 40 Model Pembelajaran. Medan: Media Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

The study also recommended that the current women empowerment policy be reviewed to reflect the actual situation and that government should also establish a

Berdasarkan hasil dan analisis data menunjukan bahwa tingkat keterampilan menulis teks prosedur siswa kelas X SMA Negeri 1 Ranah Pesisir dengan menggunakan teknik pemodelan untuk