PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL) TERHADAP KOMPETENSI
PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 19 BANDA ACEH
SKRIPSI
DISUSUN Oleh
AYUNI LESTARI 1411080003
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
ABSTRAK...iii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR LAMPIRAN...viii
BAB IPENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 IdentifikasiMasalah... 8
1.3 BatasanMasalah... 8
1.4 Rumusan Masalah... 9
1.5 Tujuan Penelitian... 9
1.6 Manfaat Penelitian... 10
1.7 Definisi Operasional... 11
1.8 HipotesisPenelitian... 11
BAB IIKAJIAN PUSTAKA... 12
2.1 Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)... 12
2.1.2 PrinsipDasar Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)... 14
2.1.3 PrinsipDasar Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)... 14
2.1.4 karakteristik Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)... 14
2.1.5 Langkah-LangkahPenerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)... 16
2.2 KompetensiPengetahuan (Kognitif)... 22
2.3 Pembelajaran IPA di SekolahDasar... 26
2.3.1 Pengertian IPA... 26
i
2.3.2 Karakteristik IPA... 28
2.3.3 Tujuan IPA... 30
2.4 KualitasPerangkatPembelajaran IPA... 31
2.4.1 RencanaPelaksanaanPembelajaran... 33
2.4.2 lembarKerjaSiswa (LKS)... 36
2.4.3 BahanAjar... 40
2.5 lembarTesKognitif... 45
2.6 PenelitianRelevan... 48
2.7 kerangkaBerfikir... 54
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN... 56
3.1 Jenis Penelitian... 56
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 57
3.2.1 PopulasiPenelitian... 57
3.2.2 Sampelpenelitian... 57
3.3 VariabelPenelitian... 57
3.3.1 PengertianVariabelPenelitian... 57
3.3.2 VariabelBebaspenelitian... 58
3.3.3 VariabaelTerikatPenelitian... 58
3.4 LokasidanWaktuPenelitian... 58
3.5 Teknik Pengumpulan Data... 59
3.5.1 Tes... 59
3.5.2 Observasi... 59
3.5.3 Cheklist... 59
3.5.4 Angket... 59
3.6 Instrumenpengambilan Data Penelitian... 60
3.6.1 InstrumenLembarTesSoalKompetensiPengetahuan... 60
3.6.2 InstrumenLembarObservasiKeterlaksanaanAktivitasSiswa DalamKegiatanBelajarMengajar... 62
3.6.3 InstrumenLembarObservasiketerlaksanaan Proses Kegiatan BelajarMengajaroleh Guru... 62
ii
3.6.4 InstrumenLembarCheklistValidasi RPP... 62
3.6.5 InstrumenLembar Checklist ValidasiBahan Ajar... 65
3.6.6 InstrumenLembarCheklistValidasiLembarKerjaSiswa... 66
3.6.7 InstrumenLembarCheklistValidasiTesSoalkompetensi Pengetahuan... 67
3.6.8 LembarCheklistValidasiLembarObservasiketerlaksanaan AktivitasSiswa... 68
3.6.9 LembarCheklistValidasiLembarObservasiketerlaksanaan Aktivitas Guru... 68
3.6.10 LembarCheklistValidasiAngketResponSiswa... 69
3.6.11 InstrumenLembarAngketResponSiswa 3.7 Teknik Analisis Data... 69
3.7.1 TeknikAnalisis Data HasilTesKompetensiPengetahuan... 69
3.7.2 TeknikAnalisis Data HasilObservasiketerlaksanaanAktivitas SiswadalamKegiatanBelajarMengajar... 73
3.7.3 TeknikAnalisis Data HasilObservasiketerlaksanaanAktivitas Guru dalamKegiatanBelajarMengajar... 74
3.7.4 TeknikAnalisis data HasilValidasi RPP... 75
3.7.5 TeknikAnalisis Data HasilValidasiBahan Ajar... 75
3.7.6 TeknikAnalisis Data HasilValidasiLembarKerjaSiswa... 75
3.7.7 TeknikAnalisis Data HasilValidasiSoaltesKompetensi Pengetahuan... 76
3.7.8 TeknikAnalisis Data HasilObservasiketerlaksanaanAktivitas Siswa... 78
3.7.9 TeknikAnalisis Data HasilObservasiketerlaksanaanAktivitas Guru... 78
3.7.10 TeknikAnalisislembarCheklistValidasiAngketRespon Siswa... 79
3.7.11 TeknikAnalisis Data AngketResponSiswa... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 81
iii
4.1 GambaranUmumhasilPenelitian... 81
4.1.1 AnalisisHasilbelajarSiswa... 81
4.1.2 AnalisisAngketResponSiswa... 86
4.2 PembuktianHipotesis... 88
4.3 Pembahasan... 88
BAB V PENUTUP... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 saran... 91
DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pedoman dalam pelaksanaan yang dilaksanakan secara sadar dan terencana.bagi setiap individu,pendidikan ini merupakan suatu kebutuhan dalam hidup karena dengan pendidikan seseorang akan mempunyai suatu keterampilan yang dapat digunakan untuk hidup dimasyarakat, bangsa dan negara.
Istilah pendidikan atau paedagogie ini lebih menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut proses pembelajaran. Menurut Langeveld dalam Hasbullah (2011:2) pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan di indonesia tidak pernah berhenti, berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Kemdikbud upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan atau penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metode pengajaran. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan.belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi kedalam benak siswa, belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. pembelajaran yang lebih bermakna haruslah melibatkan siswa secara aktif baik secara fisik dan psikis.
1
2
Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri ,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya proses pembelajaran. Kebanyaan proses pembelajaran yang terjadi dikelas dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan selera guru. Menurut Hanafiah (2010:103) pembelajaran yang unggul memerlukan para guru yang profesional.
Selain guru, siswa juga memiliki keterlibatan dalam pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran.
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, menggunakan prosedur yang benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang sahi (valid) dapat dihasilkan kesimpulan yang betul (truth) (Sutrisno, dkk 2007:1.19). Bruner dalam Nasution (2005:6) menyatakan bahwa IPA atau yang sering disebut Sains memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran IPA harus senantiasa dapat melibatkan siswa, sehingga dapat tercapai nya tujuan pembelajaran serta dapat merangsang siswa berpikir kritis,kreatif,dan inovatif.
3
Pada jenjang SD, telah dirancang berbagai mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa seperti yang telah diatur dalam permendiknas Nomor 22 tahun 2006 di mana disebutkan bahwa kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran inti. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar adalah pelajaran IPA. Menurut Trianto (2014:176) disebutkan bahwa tujuan utama pembelajaran IPA adalah untukmengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosialyang terjadi di masyarakat dan terampil mengatasi setiap masalah yangterjadi sehari-hari.
Pembelajaran IPA dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek penting percakapan hidup. Oleh karana itu, pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2007:484).
Di dalam kegiatan belajar mengajar IPA kelas V SD hendaknya guru melatihkan kompetensi pengetahuan. Kompetensi Pengetahuan adalah penguasaan siswa terhadap fakta dan konsep yang terdapat di dalam materi pembelajaran. Upaya mengarahkan peserta didik mempunyai kemampuan (factual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin taunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kajian tampak nyata.
Berdasarkan hasil observasi terdahulu dan wawancara peneliti pada tanggal 5 Desember 2016 dengan guru kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh terhadap proses pembelajaran IPA siswa kelas V semester genap tahun ajaran 2016/2017, diketahui bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung hanya guru yang aktif dan masih
4
menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa masih kurang aktif untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, diperoleh informasi bahwa model kooperatif tipe SAVI (Somatis, auditori, visual, dan intelektual) tidak pernah diterapkan dalam pembelajaran. Ketika menyampaikan materi pelajaran, guru belum menggunakan variasi model pembelajaran secara maksimal, sehingga kompetensi pengetahuan siswa relatif rendah yaitu tidak mencapai Nilai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 72.
Menurut Isjoni (2011:49) agar guru dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain menggunakan model pembelajaran yang tepat, gurupun hendaknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga berjalan dengan kondusif. Salah satu model pembelajaran yang efektif serta menyenangkan adalah model cooperative learning tipe SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
Menurut Ngalimun (2012: 166) pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dalam setiap pembelajaran hendaknya tercipta beberapa jenis kegiatan, baik itu mendengar, melihat sampai pada tahap mengkreasi sendiri sebuah karya dengan kemampuan dimiliki siswa. Karakteristik dalam model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) yaitu (1) Persiapan, (2) Penyampaian, (3) Pelatihan, (4) Penampilan Hasil.
Menurut Meier (2002) pembelajaran SAVI merupakan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktifitas intelektual dan penggunaan semua
5
indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Ada empat unsur dalam pembelajaran SAVI yaitu Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan mendengar dan berbicara), Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) dan Intelektual (belaja rmemecahkan masalah).
Adapun tahapan-tahapan model pembelajaran SAVI menurut Rusman (2011) adalah sebagai berikut:
(1)Tahap Persiapan Tahap persiapan dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan. Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. (2) Tahap PenyampaianTahap penyampaian dilaksanakan dalam kegiatan inti.
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.(3) Tahap Pelatihan Sama seperti tahap penyampaian, tahap pelatihan juga dilaksanakan dalam kegiataninti. Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. (4) Tahap penampilan hasil tahap penampilan hasil dilaksanakan dalam kegiatan penutup. Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
Peneliti juga mendapati bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh yang mengobrol dengan temannya ataupun tidak focus ketika guru menyampaikan materi. Ketika guru menyampaikan pertanyaan tidak focus, siswa kurang antusias bahkan terkesan fasif dalam menjawab pertanyaan karena pelajaran IPA dianggap membosankan dan tidak menyenangkan. Pertanyaan yang diberikan guru hanya dijawab dan didominasi oleh siswa yang pintar. Hal tersebut merupakan indikasi rendahnya prestasi belajar siswa.
6
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewa gede Satria Juniarta, 2014 dengan Judul Pengaruh Pendekatan Savi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 5 Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) berada pada kualifikasi baik (M=33,45; SD=4,76), sedangkan hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berada pada kualifikasi cukup (M=27,5; SD=6,477). Hasil uji-t menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI) dan hasil belajar kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (thitung=3,42> ttabel=2,021; db=40). Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan SAVI lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gede Redika A.U, 2014 dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD No. 1 Sembiran kecamatan Tejakula kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Menunjukkan Implementasi model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan keliling dan luas persegi dan persegi panjang siswa kelas V SD No.1 Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini terlihat dari skor rata-rata persen hasil belajar siswa pada siklus I adalah 68,68% yang temasuk ke
7
dalam kategori sedang mengalami peningkatan sebanyak 13,68% pada siklus II, yaitu menjadi 82,36% yang termasuk ke dalam tinggi.
Selanjutnya penilitian yang dilakukan oleh Ni Luh Devi Yulyanitha, 2014 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Berbantuan Media gambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN di gugus v Kecamatan Sukasada, Dengan hasil Hasilpenelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar memiliki mean (M) = 22,96 termasuk dalam kategori sangat tinggi, (2) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional memiliki mean (M) = 19,52 termasuk dalam kategori tinggi, (3) hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung=2,73 > ttabel=2,021 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran konvensional. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan pemaparan uraian matari dan data sebelumnya, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA siswa Kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh”.
8
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapan diidentifikasi sebagai berikut.
1. Guru belum menggunakan Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam kegiatan belajar mengajar Mata Pelajaran IPA SD Negeri 19 Banda Aceh
2. Kompetensi pengetahuan siswa kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh masih di bawah KKM yaitu <75
1.3 Batasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penulis membatasinya sebagai berikut.
1. Penelitian ini hanya menggunakan Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) pada proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh.
2. Peneliti hanya meneliti pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) terhadap Kompetensi pengetahuan siswa kelas V SD Negeri 19 Banda Aceh
3. Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) akan diterapkan pada perangkat pembelajaran berupa RPP/ Bahan ajar, LKS yang dibuat oleh peneliti, sebelum perangkat tersebut digunakan terlebih dahulu divalidasi secara kualitatis dan kuantitatif.
9
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
1. Apakah Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan siswa di SD Negeri 19 Banda Aceh pada pelajaran IPA Terpadu?
2. Bagaimanakah keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa saat penerapan model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 19 banda Aceh?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajaran IPA di SDN 19 Banda Aceh?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah.
1. untuk mengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) terhadap kompetensi pengetahuan siswa di SD Negeri 19 Banda Aceh pada pelajaran IPA Terpadu
2. untuk mengetahui aktivitas guru pada saat menerapkan model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 19 banda Aceh?
10
3. Untuk mengetahui kevalidan perangkat pembelajran yang terhadap penerapan model pembelajran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajran IPA di SD Negeri 19 Banda Aceh
4. untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dalam pembelajaran IPA di SDN 19 Banda Aceh.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Sebagai bahan informasi ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan yang meliputi unsur-unsur peran guru, penggunaan model pembelajaran.
2. Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran agar mencapai kompetensi pengetahuan.
3. Memberikan sumbangan pengetahuan atau ide tentang penggunaan model SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) pada proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA Kelas V SD negeri 19 Banda Aceh untuk mengoptimalkan kopetensi pengetahuan.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk melakukan kajian bagi guru-guru dalam melaksankan
11
1.7 Devinisi Operasional
Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda dalam memahami beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan mengenai istilah-istilah tersebut.
1. Model SAVI Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kepedekan dari; (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
2. Kompetensi pengetahuan adalah ranah kognitif siswa berdasarkan domain Ingatan (C1) , Pemahaman (C2) , Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), Evaluasi (C6),.
1.8 Hipotesis Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka terlebih dahulu diajukan hipotesis penelitian untuk menjadi acuan dalam penelitian yang akan diuji kebenarannya, yaitu: “Model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN 19 Banda Aceh”.
H0 : Terima H0 apabila nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 berarti terdapat hubungan antara model SAVI dan kompetensi pengetahuan pada mata pelajaran IPA H1 : Tolak H1 apabila nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti tidak terdapat hubungan
antara model SAVI dan kompetensi pengetahuan pada mata pelajaran IPA
12
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)