• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pendekatan problem solving terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pendekatan problem solving terhadap"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Dengan judul: PENGARUH PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA VIII. SMP MUHAMMADIYAH KELAS 12 MAKASSAR. Pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada matematika VIII. kelas SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

Gambar        Halaman  2.1 Bagan Kerangka Pikir ..............................................................................24
Gambar Halaman 2.1 Bagan Kerangka Pikir ..............................................................................24

Latar Belakang

Mengatasi rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika yang disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam matematika Pendekatan pemecahan masalah memiliki beberapa manfaat, antara lain meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika.

Rumusan Masalah

Hal inilah yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Teori

Pendekatan Problem Solving

Pemecahan masalah tidak hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga metode berpikir karena metode mengajar adalah pemecahan masalah, Anda bisa menggunakan metode lain yang diawali dengan mencari data untuk menarik kesimpulan. Menurut Vinacke (Suhendri bahwa: “Pemecahan masalah meliputi tiga tahap kegiatan, yaitu tahap pertama menyajikan suatu masalah dimana siswa dihadapkan pada suatu tujuan yang ingin dicapai melalui berbagai permasalahan/hambatan, tahap kegiatan kedua setelah pemecahan dimana siswa akan mengalami proses mental atau simbolik seperti mengamati, mengingat kembali hal-hal yang telah lampau, mengajukan pertanyaan, mengungkapkan gagasan dan tahap penyelesaian yang ketiga adalah siswa dapat berhasil atau tidak berhasil dalam mencapai tujuannya”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pemecahan masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran sistematis yang terdiri dari tahapan menyajikan masalah kepada siswa, kemudian siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan tepat dan dapat berkomunikasi.

Pada tahap ini siswa harus berusaha memecahkan masalah tersebut agar benar-benar yakin bahwa jawabannya benar-benar cocok. Pendekatan pemecahan masalah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan seperti yang diungkapkan oleh Hariyanti (Yusuf menyatakan bahwa kelebihan pembelajaran pemecahan masalah adalah a) melatih siswa berpikir sistematis, b) mampu mencari jalan keluar dari keadaan yang ada, c) belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek, d) mendidik siswa agar percaya diri, e) berpikir dan bertindak kreatif, f) memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, g) menjadikan pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja, h) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan benar. Sedangkan kekurangan dari pendekatan pemecahan masalah adalah a) membutuhkan banyak waktu, b) kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah berbeda-beda, ada yang sempurna dalam menyelesaikan masalah tetapi ada pula yang kurang dalam menyelesaikan masalah.

Tabel  2.1  Tahap-Tahap  Strategi  Operasional  Problem  Solving  (menurut  Polya)
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Strategi Operasional Problem Solving (menurut Polya)

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Pendekatan pemecahan masalah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti yang diungkapkan oleh Hariyanti (Yusuf mengatakan kelebihan pembelajaran pemecahan masalah adalah a) mendidik siswa berpikir sistematis, b) mencari jalan keluar dari keadaan, c) belajar menganalisis suatu permasalahan dari berbagai aspek, d) mendidik siswa agar memiliki rasa percaya diri, e) berpikir dan bertindak kreatif, f) menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara realistis, g) dapat menjadikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja, h ) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik. Sedangkan kekurangan dari pendekatan pemecahan masalah adalah a) membutuhkan banyak waktu, b) kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah berbeda-beda, ada yang sempurna dalam menyelesaikan masalah namun ada juga yang kurang dalam menyelesaikan masalah. Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode substitusi berarti menyelesaikan sistem persamaan linear dengan cara mengganti variabel yang satu dengan variabel yang lain.

Metode eliminasi merupakan suatu metode penyelesaian suatu sistem persamaan linear dengan cara menghilangkan salah satu variabel persamaan tersebut. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyamakan koefisien salah satu variabel persamaan (jika tidak sama), kemudian menghilangkannya dengan menjumlahkan atau mengurangkan kedua persamaan tersebut.

Hasil Penelitian yang Relevan

Dengan demikian hipotesis diterima dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa metode pemecahan masalah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa VIII. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Rahmawati (2010) menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solver lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran langsung karena tidak menggunakan model problem solver terhadap hasil belajar matematika siswa pada mata pelajaran Sistem Persamaan Linier dengan Dua Variabel di MTs Negeri Tanjung Tani Prambon Nganjuk.

Kerangka Pikir

Untuk itu guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan pemecahan masalah mempunyai beberapa kelebihan, seperti yang diungkapkan oleh Hariyanti (Yusuf menyatakan bahwa kelebihan pembelajaran pemecahan masalah adalah 1) mendidik siswa berpikir sistematis, 2) kemampuan mencari jalan keluar dari situasi yang ada, 3) pembelajaran menganalisis suatu permasalahan dari berbagai aspek, 4) mendidik siswa agar percaya diri, 5) berpikir dan bertindak kreatif, 6) memecahkan permasalahan yang dihadapinya secara nyata, 7) menjadikan pendidikan sekolah lebih sesuai dengan kehidupan khususnya dunia kerja, 8) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan baik.

Pendekatan pemecahan masalah yang digunakan guru bertujuan untuk merangsang proses berpikir kreatif siswa dengan memberikan masalah untuk dipecahkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti berharap penelitian ini dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah di kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan one-group pretest-posttest design, yaitu desain pra-eksperimental dengan menguji perbedaan antara pretest dan posttest kelompok eksperimen. Karena dalam penelitian ini penulis judul menggunakan pendekatan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Kemudian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. kelas SMP Muhammadiyah 12 Makassar tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 35 siswa.

Siswa-siswi tersebut berada pada jenjang kelas yang sama yaitu kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar yang berjumlah 35 orang.

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Tes yang digunakan berupa soal konstruksi respon (esai) yang dibuat berdasarkan materi yang diberikan selama penelitian ini. Aspek keterampilan berpikir kreatif yang diukur dalam penelitian ini adalah kelancaran dan fleksibilitas.

Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah mengolah data atas data yang diperoleh dari hasil penelitian sekolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan inferensial.

Teknik Analisis Data

Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika dikatakan cukup kreatif jika siswa mempunyai nilai ketuntasan minimal 2,75 ≤ TKBK <. Sebelum menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji amplifikasi. a) Uji normalitas. Setelah data dinyatakan berdistribusi normal maka memenuhi syarat analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji t yaitu uji t sampel berpasangan dengan tingkat signifikansi.

Uji N-gain merupakan tes yang dapat memberikan gambaran peningkatan skor hasil belajar antara sebelum dan sesudah metode digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis N-Gain menggunakan statistik parametrik yaitu dengan menggunakan uji t, namun apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik salah satunya dengan menggunakan U Tes Mann-Whitney.

Tabel 3.4 Kriteria Nilai N-Gain
Tabel 3.4 Kriteria Nilai N-Gain

Hasil Penelitian

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Pada Tabel 4.1 diatas terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solver adalah 2,69 dari skor ideal siswa yaitu 8. mungkin dicapai dengan standar deviasi sebesar 1,384. Rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa belum mencapai skor penguasaan minimal keterampilan berpikir kreatif matematis siswa = 2,75 sehingga termasuk dalam kategori cukup kreatif. Nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa telah melampaui nilai minimal ketuntasan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa = 2,75 sehingga termasuk dalam kategori cukup kreatif.

Gambaran mengenai perolehan atau peningkatan ternormalisasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah penggunaan pendekatan pemecahan masalah. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.

Table  4.1  Statistik  Skor  Kemampuan  Berpikir  Kreatif  Matematika  Siswa  Kelas  VIII  SMP  Muhammadiyah  12  Makassar  Sebelum  Penerapan Pendekatan Problem Solving
Table 4.1 Statistik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar Sebelum Penerapan Pendekatan Problem Solving

Hasil Analisis Statistik Inferensial

Uji-t ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelumnya. dan setelah menerapkan pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

Keputusan yang diambil adalah menolak H0 yang berarti terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan (gain) kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar setelah pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah mencapai peningkatan > 0,29.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji-t
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji-t

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, (1) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum menggunakan pendekatan pemecahan masalah, (2) kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah menggunakan pendekatan pemecahan masalah, dan (3) peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. kemampuan kreatif matematis. Hasil analisis data penilaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah adalah sebesar 2,65, belum mencapai kesempurnaan minimal = 2,75, sehingga tergolong kurang. kreatif. Pada pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis rata-rata siswa sebelum menggunakan pendekatan pemecahan masalah berada pada kategori kurang kreatif, sedangkan setelah mereka belajar menggunakan pendekatan pemecahan masalah termasuk dalam kategori sangat. kategori kreatif. .

Keputusan yang diambil adalah menolak H0 yang berarti terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sebelum dan sesudah digunakan pendekatan pemecahan masalah. Artinya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar setelah pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara umum berada pada kategori sedang karena nilai gain berada pada interval 0,30 ≤ g < 0,70.

Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Septi Ayuningsih (2013) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran pemecahan masalah dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional di SMA Handayani Pekanbaru terhadap menggunakan. Terlihat dari nilainya, dari hasil pengolahan data diperoleh nilai sebesar 4,88 dan nilai tersebut berada pada taraf signifikan 5% dan 1%. Dari hasil pembahasan analisis deskriptif dan inferensial yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan pemecahan masalah dan penelitian ini relevan untuk diterapkan. hubungan dengan beberapa penelitian sebelumnya.

Kesimpulan

Saran

Pembelajaran berbasis masalah yang didukung multimedia dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif, (Online) (http://journal.unnes.ac.id, diakses 20 Oktober 2018). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), (online) Vol.4 No.1 (https://s3.amazonaws.com, diakses 22 Oktober 2018). Rancangan tugas untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika, (online) (https://s3.amazonaws.com, diakses 22 Oktober 2018).

Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui problem pose dan penyelesaian masalah matematika, (online) (https://s3.amazonaws.com, diakses 22 Oktober 2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Belajar Mandiri, (Online) Vol.3 No.2 (http://journal.lppmunindra.ac.id, diakses 23 Oktober 2018).

Gambar

Gambar        Halaman  2.1 Bagan Kerangka Pikir ..............................................................................24
Tabel  2.1  Tahap-Tahap  Strategi  Operasional  Problem  Solving  (menurut  Polya)
Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika  Aspek yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa melalui pendekatan scientific dengan model pembelajaran problem solving. Jenis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diberi pembelajaran matematika dengan pendekatan creative

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa kemampuan representasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan problem solving.. lebih tinggi

Creative Problem Solving (CPS) yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fariza Nurmaulana mengenai Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran

Pengaruh Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (Mathematics Problem Solving) pada Pokok Bahasan Bilangan (Studi Kasus pada Siswa Kelas VII

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Berpikir Kreatif Matematis dan Habits of Mind Siswa SMA Melalui Pendekatan Creative Problem Solving. Universitas Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model problem solving lebih baik daripada siswa yang mengikuti

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING CPS BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF 1.1 Latar Belakang  Kemampuan berpikir kreatif adalah suatu kegiatan