PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTSN SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
Warren Prisila Putra*), Rina Febriana**), Rahima**)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research was conducted caused by student’s learning outcome was below the specified KKM and the cooperation of students is still low. This research aims to determine whether the student’s mathematical learning outcome by applying cooperative learning Think Pair Share (TPS) type is better than conventional learning in class VIII MTsN Sikakap Regency Mentawai Island. This type of research is experiment research with planning was random on subject. The population was student at VIII class MTSN Sikakap regency mentawai island consisting two class. The technique is total sampling, VIII.2 class was selected as experiment class and VIII.1 class as the control class. The instrument using on this research was final test in essay from with reliability was 0,883 and = 0,404, so the question is reliable. The hypothesis testing using test of t one way, fount > (2,16 > 1,678).so the hypothesis was accepted at = 0,05. So, student’s mathematical learning outcome by applying cooperative Think Pain Share (TPS) type is better that conventional learning.
Keywords: Learning Outcome, Cooperative Learning, Think Pair Share.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Selain matematika menjadi landasan bagi perkembangan berbagai ilmu pengetahuan, matematika juga berperan dalam pembentukan kebiasaan berfikir. Matematika mampu menjadikan siswa berfikir logis, kritis, sistematis, analitis, serta kreatif dan memiliki daya nalar yang tinggi.
Melihat peranan matematika yang begitu penting, maka perlu diadakan peningkatan dalam proses pembelajaran. Peningkatan proses pembelajaran ini dapat ditandai dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Sudjana (2011: 22) mangatakaan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam
mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5 s/d 7 Oktober 2016 di kelas VIII MTsN Sikakap diketahui bahwa pembelajaran cenderung berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika dalam proses pembelajaran guru pernah membentuk tiga kelompok besar pada saat siswa mengerjakan latihan.
Agar siswa berkemampuan rendah dapat belajar dengan siswa berkemampuan tinggi. Hal ini belum berjalan secara efektif, karena jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan susah untuk dikontrol dan pada saat pembelajaran hanya beberapa siswa yang mau berdiskusi atau bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Hasil wawancara dengan beberapa orang siswa, mereka mengatakan bahwa matematika itu sulit untuk dipahami dan membosankan.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kerjasama adalah
model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan melibatkan partisipasi siswa untuk saling berinteraksi. Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu lebih banyak berfikir, merespon dan menjawab serta saling bantu dengan yang lain.
Menurut Suprijono (2014:91) : Seperti namanya “Thinking”, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.
Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan itu untuk diskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.
Hasil dikusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas.
Tahap ini dikenal dengan “Sharing”.
Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstuksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang diketahuinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan TPS lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII MTsN Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Febrina Zulistia (2013), yaitu Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Kesimpulan yang didapat bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think pair share disertai kuis, lebih baik dari pada pemahaman konsep
matematis siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 16 s/d 25 Januari 2017 di MTsN Sikakap Kabupaten Mentawai. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol.
Variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar matematika siswa sebagai variabel terikat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir dalam bentuk esai. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII.2 SMPN 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tanggal 19 Januari 2017. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabelitas 0,883.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji- t satu pihak (Sudjana, 2005: 239).
Indikator penilaian yang digunakan adalah rubrik holistik yang merujuk pada Iryanti (2004 : 15-16)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir yang dilakukan pada kelas sampel, diperoleh hasil belajar matematika siswa sebagai berikut.
Tabel 1. Nilai Tes Akhir Siswa
Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol, sedangkan simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa
= 2,16 dan = 1,678 sehingga diperoleh >
maka H ditolak. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan TPS lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan
menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII MTsN Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Proses pembelajaran di kelas eksperimen sesuai dengan tahap- tahap pelaksanaan TPS. Awalnya guru menjelaskan model pembelajaran dan membagikan lembar kerja individu (LKI) maupun lembar kerja kelompok (LKK) yang berisi masalah yang sama. Guru meminta siswa untuk memikirkan dan mengerjakan LKI secara sendiri atau individu untuk beberapa menit.
Adapun hasil jawabann siswa dapat dilihat seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2 :
Gambar 1. LKI
Gambar 2. LKI
Gambar 1 dapat dilihat bahwa siswa tidak mampu untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
Kelas Sampel S xmaks xmin Eksperimen 76,7 17,3 100 45,5
Kontrol 65 19,9 98 30,3
Pada Gambar 2 siswa hanya bisa menyelesaikan nomor 3a. Terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam menentukan nilai a, b, dan c dari bentuk umum PLDV, sehingga hasilnya kurang maksimal. Siswa juga berusaha untuk menyelesaikan nomor 3c, walaupun jawaban siswa terlihat asal-asalan.
Guru membagi siswa ke dalam kelompok/pasangan yang telah ditentukan secara heterogen. Guru mengintruksikan siswa berdiskusi dengan pasangannya, kemudian siswa membaca buku pegangan yang ada padanya. Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang dimengerti dengan apa yang dipahaminya, kemudian siswa mengerjakan LKK yang telah dibagikan sebelumnya. Adapun bentuk hasil jawaban kelompok seperti Gambar 3.
Gambar 3.LKK
Dari Gambar 3 dapat dilihat masih kurang teliti dalam menentukan nilai a, b, dan c dari
bentuk umum persamaan linear dua variabel. Nilai kelompok siswa lebih baik dari pada mengerjakan individu, meskipun begitu kerja sama siswa belum berjalan dengan sesuai yang diharapkan karena hasil yang diperoleh belum maksimal.
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru memilih salah satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa atau pasangan lain untuk menanggapi persentasi temannya. Guru memberikan penguatan dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang tampil.
Gambaran untuk hasil tes akhir terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4. Tes Akhir Kelas Eksperimen
Gambar 5. Tes Akhir Kelas Kontrol
Gambar 4 terlihat bahwa siswa kelas eksperimen telah mampu menjawab soal nomor 2 tentang metode penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan. Siswa mampu mengerjakannya dengan benar, sedangkan pada Gambar 5 terlihat bahwa siswa kelas kontrol masih belum tepat menyelesaikan soal SPLDV dengan metode gabungan.
Siswa hanya mempu mencari nilai y sampai selesai dengan menggunakan metode eliminasi. Siswa tidak mampu untuk mencari nilai x dengan menggunakan metode substitusi, yakni pada saat siswa menjabarkan soal siswa tidak menyelesaikannya sampai selesai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan, yaitu hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan TPS lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII MTsN Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai.
DAFTAR PUSTAKA
Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zulistia, Febrina. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Disertai Kuis Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.
STKIP PGRI SUMBAR : Padang. Skripsi Tidak Diterbitkan