Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII
MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
Yendri Wulandari1), Yulia Haryono2), Hamdunah2)
1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
2)Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this research is the student who giving their opinions on each meeting only the same student or dominant. The student who understand the lessons only rely the dominant student.This research aims to determine is it understanding of mathematical concepts students by applying the learning techniques kancing gemerincing better than the understanding of mathematical concepts student with conventional learning on grade VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. The types of this research is the experiment with the research design random to the subject. The form of the test used the test description with the reliability test is 0,09. Data analysis techniques that in used is t test. Based on the hypothesis test results P-value = 0,001. It means less than the α = 0,05. The hypothesis in this research received so it can be concluded that the ability of understanding of mathematical students by applying techniques kancing gemerincing better than the understanding of mathematical concept students with conventional learning on grade VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Keywords: understanding of mathematical student,kancing gemerincing.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran sekolah yang berperan penting karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berfikir secara kritis, logis, cermat, efektif dan efisien.
Menyadari arti penting peranan matematika, maka pemahaman konsep matematika perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Banyak usaha yang telah di upayakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika di antaranya meningkatkan kualitas guru melalui seminar, dan pelatihan serta penyempurnaan kurikulum.
Dalam pembelajaran matematika, peran guru sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran matematika kepada
peserta didik. Guru yang akan menentukan bagaimana proses pembelajaran, cara penyampaian materi yang dapat menarik minat siswa, mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, membantu dan membimbing siswa jika ada kesulitan selama proses pembelajaran. Disamping itu, guru harus mampu bertindak sebagai motivator untuk mendorong siswa agar lebih tertarik untuk belajar matematika dan aktif secara fisik maupun psikis dalam pembelajaran.
Sehingga matematika tidak cenderung sulit diterima siswa jika guru mampu menjalankan perannya dengan baik.
Pembelajaran matematika selama ini masih kurang diminati siswa, dimana siswa menganggap matematika itu pelajaran yang sulit, kesadaran dari siswa masih kurang untuk belajar matematika. Keadaan seperti ini terjadi di MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Beberapa masalah yang ditemukan di MTsN Talaok Bayang selama observasi yaitu, pembelajaran matematika yang dilakukan masih terpusat pada guru, sehingga
pembelajaran yang terjadi cenderung satu arah yaitu dari guru ke siswa.
Guru jarang mengkondisikan siswa dalam kelompok diskusi sehingga siswa tidak terbiasa berbagi pendapat dan ide.
Saat proses pembelajaran berlangsung, ketika diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat oleh guru, siswa yang mengeluarkan pendapat pada setiap pertemuan hanya siswa yang sama.
Siswa yang mau berbicara hanya siswa yang dominan saja. Siswa yang kurang memahami pelajaran hanya mengandalkan siswa yang dominan saja. Kondisi tersebut juga terjadi pada saat pengerjaan latihan, banyak siswa yang menyalin latihan temannya tanpa berusaha untuk mengerjakan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan menerapkan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa dan tanggung jawab belajar siswa, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompok. Salah satu teknik yang dapat diterapkan yaitu teknik Kancing Gemerincing.
Teknik Kancing Gemerincing dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep di dalam materi pelajaran. Dalam teknik ini, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengeluarkan pendapatnya. Teknik ini dapat menjadikan pembelajaran lebih hidup di dalam kelas dan timbulnya peran serta lebih merata pada setiap siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran teknik kancing gemerincing lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa pada kelas VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nopia Rosa (2010) dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Bersama Dan Kancing Gemerincing Kelas VII SMPN 2 Dua Koto Kabupaten Pasaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Talaok Bayang pada tanggal 6 sampai 22 Januari 2016. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek (Arikunto, 2010: 126). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Talaok Bayang yang terdaftar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.5 sebagai kelas kontrol.
Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Tes digunakan untuk melihat pemahaman konsep matematis siswa dengan 4 butir soal esai, berdasarkan hasil analisis uji coba soal tingkat kesukaran diperoleh soal mudah
adalah soal nomor 1b, 1d, dan 1e, soal sedang adalah soal nomor 1a,1c, 2a, dan 4, sedangkan soal sukar adalah soal nomor 2b, 2c, dan 3.
Daya pembeda yang diperoleh untuk semua soal berada pada kriteria soal diterima/baik, yaitu soal nomor 1, 2, 3, dan 4, dengan reliabilitas soal ditentukan dengan rumus alpha (Arikunto, 2010:239). Hasil perhitungan diperoleh reliabilitas 0,99 menurut kriteria instrumen tersebut reliabel.
Pedoman penilaian menggunakan rubrik analitik dan teknik analisis data menggunakan uji-t satu arah dengan bantuan software minitab (Syafriandi, 2001: 32) untuk tes akhir pemahaman konsep matematis siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data tes akhir diperoleh nilai rata-rata (𝑥 ), skor tertinggi (𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠), skor terendah (𝑥𝑚𝑖𝑛) tes akhir kelas sampel sesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Sampel
Kelas 𝑿 Xmaks Xmin S Eksperimen 64,41 94 14 24,76
Kontrol 42,45 77 7 17,99
Tabel 1 menunjukkan pembelajaran kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil tes akhir pada kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi homogen, selanjutnya dilakukan uji t satu pihak. Diperoleh p-value sama dengan 0,001 artinya lebih kecil dari 𝛼 = 0,05 maka hipotesis diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan teknik kancing gemerining lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Pembelajaran dengan menerapkan teknik kancing gemerincing lebih baik dari pembelajaran konvensional disebabkan : teknik kancing
gemerincing merupakan
pembelajaran yang masing-masing siswa memiliki kesempatan yang sama banyak untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat. Tujuannya adalah agar setiap siswa memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok. Dimana dalam pelaksanaannya siswa diberi lembar diskusi yang nantinya akan diisi oleh siswa. Siswa yang mengeluarkan pendapatnya atau menjawab pertanyaan harus menyerahkan kancing yang mereka punya dan menuliskan jawabannya pada lembar diskusi yang diberikan guru.
Hasil pemahaman konsep matematis siswa pada tes akhir dapat dilihat pada 2 indikator yaitu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah.
Contoh jawaban siswa pada kelas eksperimen pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil jawaban tes akhir siswa eksperimen
Gambar 2. Hasil jawaban tes akhir siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil Jawaban siswa pada Gambar 1 dan Gambar 2, terlihat bahwa siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan baik dan benar sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah dilakukan tes akhir pada kedua kelas sampel, diperoleh data
mengenai pemahaman konsep matematis siswa, dengan menerapkan teknik kancing gemerincing di kelas eksperimen (VIII.2) dan pembelajaran konvensional (VIII.5) di kelas kontrol, rata-rata siswa sudah mampu menjawab dengan baik soal tes pemahaman konsep yang diberikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan teknik kancing gemerincing lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Syafriandi. 2001. Analisis Statistik Inferensial dengan Menggunakan Minitab.
Padang: UNP.