PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI 1 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Nofri Yenti*), Husna**), Melisa***)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**)Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
***)Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The research caused by student’s concept understanding in mathematic was very low. The aim of this research was to improve student’s concept understanding in mathematic was by implementing direct instructional model with the technique spotlight. The aim of this research was to knowed what this student’s concept understanding in mathematic by using direct instructional model with the technique spotlight is better than conventional learning. This research was experiment research with randomly design. The population of this research was students in class XI IPS SMA PGRI 1 Padang academic year 2015/2016. The sample was selected by random.
Experiment class was XI IPS3 and Control class was XI IPS2. An one tail t-test was computed hypothesis test. The result showed that student’s concept understanding in mathematic by using direct instructional model with the technique spotlight is better than conventional learning.
Keyword : Student’s concept understanding, Direct Instructional Model, Spotlight PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam membentuk pola pikir siswa. Hal ini disebabkan karena matematika dapat membentuk pola pikir logis, kritis, dan sistematis yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan dalam kehidupan. Matematika juga dapat membantu manusia dalam memahami dan memecahkan persoalan sosial, ekonomi, dan ilmu lainnya. Ketajaman penalaran diperlukan untuk menganalisa
suatu persoalan dan menemukan penyelesaian dari persoalan tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA PGRI 1 Padang pada bulan Oktober 2015 diperoleh gambaran bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran, ketika guru memberikan soal latihan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran, kebanyakan dari siswa tidak berani mengerjakannya di depan kelas. Apabila bentuk soal tersebut
sedikit berbeda dengan contoh soal yang telah diberikan oleh guru, maka siswa akan kewalahan dalam mengerjakannya, sehingga kebanyakan dari mereka mencontoh pekerjaan temannya. Dari lembar jawaban yang dikerjakan siswa pada saat observasi terlihat bahwa siswa tidak dapat menyatakan ulang sebuah konsep, sehingga siswa tidak mengerti maksud soal tersebut dan hal ini menunjukkan pemahaman konsep siswa sangat kurang.
Salah satu usaha yang dapat
dilakukan agar siswa mau
mengemukakan pendapat tentang materi yang telah dijelaskan ataupun yang akan dijelaskan dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat yaitu model pembelajaran langsung.
Teknik ini membantu memberikan kemandirian kepada siswa dan teknik spotlight juga mengajak siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.
Menurut Ginnis teknik spotlight (2008:174) adalah “merupakan cara segar untuk melakukan penilaian diagnostik. Teknik ini juga langsung memberikan feedback dengan segera kepada guru dan siswa”.
Prosedur pelaksanaan teknik spotlight yaitu, seorang siswa sukarelawan maju ke depan kelas dan berdiri dilampu sorot menjadi siswa spotlight, kemudian semua siswa lain duduk dan menjawab pertanyaan di kertas buram. Pertanyaan yang diberikan berasal dari guru, jumlah soal yang diberikan kepada siswa spotlight ± 2-3 soal untuk masing-masing siswa spotlight. Siswa tersebut menjawab tiap pertanyaan dengan suara lantang. Setelah tiap jawaban, siswa lainnya secara individu memutuskan apakah jawaban tersebut benar, atau salah, atau mereka tidak yakin. Jika mereka berpikir jawabannya benar, mereka membuat centeng di dekat angka; jika salah mereka menyilangnya. Jika mereka tidak yakin (sukarelawan tidak dapat menjawabnya), mereka menuliskan tanda tanya.Untuk menutup. “ siswaspotlight”
diberi tepuk tangan dan guru membahas jawaban. Untuk tiap pertanyaan, guru menanyakan berapa orang memberikan respon yang mana.
Untuk setiap jawaban siswa spotlight mendapat respon dari siswa lainnya dan respon setiap siswa dilihat dengan menggunakan kartu respon.
Kartu berwarna hijau menandakan jawaban itu benar, kartu berwarna merah
menandakan jawaban salah, dan kartu berwarna kuning menandakan ragu-ragu dan siswa spotlight diberikan tepuk tangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan teknik spotlight lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yoki Putra (2015) dengan judul “Pengaruh Penerapan Teknik Spotlight terhadap pemahaman konsep matematis siswa Kelas VII SMPN 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya”. Hasil penelitian yang
dilakukan Yoki Putra menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa lebih baik dengan menggunakan teknik spotlight.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan teknik Spotlight lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek.
Penelitian ini dilaksanakan pada 28 April sampai dengan tanggal 19 Mei semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016 dan sampel adalah kelas XI IPS.3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS.2 sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep matematis siswa yang berbentuk essay. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas XI IPS.2 SMA Kartika 1-5 Padang pada tanggal 11 Mei 2016. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data tes akhir pemahamn konsep matematis siswa dengan uji-t satu pihak. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji-t satu pihak berpedoman pada Sudjana (2005: 239).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel
Kelas
Sampel S Xmaks Xmin
Eksperimen 72,04 14,41 100 48,5 Kontrol 56,53 18,85 93,9 19,2
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dibandingkan simpangan baku kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan pada umumnya nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas.
Berdasarkan hal di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t satu pihak diperoleh t > t , maka H0
ditolak dan terima H . Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan teknik spotlight lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa
dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil analisis tes akhir terdapat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa untuk kelas eksperimen adalah 72,04 dan simpangan baku 14,41 dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 48,5. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai skor rata-rata 56,53 dan simpangan baku 18,85 dengan skor tertinggi 93,9 dan skor terendah 19,2. Apabila dilihat dari tes akhir pada kelas eksperimen, dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pemahamn konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Gambaran hasil tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dari lembar jawaban siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah.
Bentuk lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan berkemampuan tinggi dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 seperti berikut:
Gambar 1. Hasil tes akhir siswa berkemampuan tinggi kelas eksperimen
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa siswa sudah mampu menguasai materi selama proses pembelajaran 4 kali pertemuan tentang persamaan garis singgung dari sebuah fungsi. Siswa mampu menyelesaikan soal tes akhir dengan baik dan benar.
Gambar 2. Hasil tes akhir siswa berkemampuan tinggi Kelas kontrol
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa siswa dikelas ini juga mampu menguasai materi tentang persamaan garis singgung dari sebuah fungsi selama proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan, namun pada hasil tes siswa ini ada kekurangan dalam soal nomor 1, pada indikator mngaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah siswa ini belum mampu mengerjakan tes dengan benar.
Contoh lembar kerja tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dengan kemampuan rendah dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 seperti berikut:
Gambar 3. Hasil tes akhir siswa berkemampuan rendah kelas eksperimen
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa siswa belum mampu menguasai materi dengan benar karena pada soal no 4 siswa tidak dapat menyatakan ulang sebuah konsep dan masih kurang ketika menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
Gambar 4. Hasil tes akhir siswa berkemampuan rendah kelas kontrol
Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa siswa tidak memahami materi dengan benar, karena siswa salah dalam memilih konsep mana yang akan dipakai, sehingga siswa salah mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah dan juga masih kurang mampu dalam menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung dengan teknik spotlight lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapakan pembelajaran
konvensional di kelas XI IPS SMA PGRI 1 Padang tahun pelajaran 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA
Ginnis, Paul. (2008). Trik dan Taktik Mengajar. Jakarta: PT. Indeks.
Putra, Yoki. (2015) dengan judul
“Pengaruh Penerapan Teknik Spotlight terhadap pemahaman konsep Matematis siswa Kelas VII SMPN 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya”.
Sudjana. (2005). Metoda Statistik.
Bandung: Tarsito