• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUNGAI LIMAU April Liani *), Villia Anggraini **), Mulia Suryani **)

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

Background of this research by a students difficulties work is exercise and students mathematics understanding concept with are still low. This research aims of this study know is whether student mathematics understanding concept by implementing cooperative learning model type Team Assisted Individualization (TAI) better than student mathematics understanding concept by implementing conventional model type is student in class VIII SMPN 1 Sungai Limau. This kind of this research is experimental with the design random of the subject. The study population class VIII SMPN 1 Sungai Limau wich consists of seven class, selected samples of class VIII4 and class VIII3. The instrument used is final test students understanding of mathematics concept of the test used is the reliability essay 0,752. The results of data analysis technique, the reseacher getting sample normal distribution and have the variantion homogen, getting > . It can be concluded student mathematics understanding concept by implementing cooperative learning model type Team Assisted Individualization (TAI) better than student mathematics understanding concept by implementing conventional model type is student in class VIII SMPN 1 Sungai Limau.

Key Word : Cooperatif Learning Model Type TAI, Understanding Mathematical Concept

PENDAHULUAN

Belajar matematika adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang.

Matematika sebagai salah satu bidang ilmu sangat berperan dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Matematika merupakan ilmu dasar dalam pendidikan dan dijadikan sebagai mata pelajaran wajib dijenjang pendidikan dasar dan

menengah. Matematika sangat berperan dalam perkembangan ilmu- ilmu lain seperti ilmu sosial, biologi, kimia, fisika, dan ilmu lainnya.

Matematika juga dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan penentu kelulusan siswa. Oleh karena itu, dalam belajar matematika siswa harus dapat memahaminya dengan baik.

(2)

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 16 sampai 21 Februari di SMPN 1 Sungai Limau, ada beberapa masalah yang ditemukan pada saat proses pembelajaran matematika sedang berlangsung. Terlihat siswa kurang memperhatikan guru ketika menerangkan. Siswa kurang bersemangat dan hanya menunggu apa yang diterangkan oleh guru saja, jika diberikan latihan, siswa kurang mempunyai keinginan untuk mengerjakan latihan dan hanya mencontoh pekerjaan temannya tanpa berusaha untuk mengerjakannya sendiri. Hal ini menyebabkan pemahaman konsep matematis siswa menjadi rendah. Pada saat guru memberikan latihan yang modelnya berbeda dengan contoh soal, siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal latihan tersebut

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan di atas adalah memberikan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).

Pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran yang

mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual (Daryanto,

2013: 418). Dengan

mengkombinasikan kedua

pembelajaran tersebut, siswa dapat

meningkatkan kemampuan

individualnya dan kemampuan bersosialisasi dengan siswa lainnya guna mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif tipe TAI akan memacu siswa untuk adanya ketergantungan positif dengan

sesama temannya dan

bertanggungjawab terhadap kelompoknya. Model pembelajaran ini juga menekankan bahwa individu yang belum memahami materi merupakan tanggungjawab anggota kelompoknya, sehingga anggota kelompok yang sudah paham harus mengajarkan materi yang dipelajari kepada anggota kelompok yang belum paham. Dalam kelompok, siswa diharapkan saling membantu dan memberikan semangat kepada sesama anggota kelompok untuk keberhasilan bersama. Dengan adanya interaksi dalam kelompok, guru tidak perlu mengajarkan seluruh materi kepada siswa. Guru cukup

(3)

menjelaskan konsep-konsep pokok dari materi yang dipelajari karena dengan belajar kelompok siswa dapat saling membantu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Pemahaman Konsep Matemtis Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sungai Limau”.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Natalia Adelina Sibarani (2009) dengan judul

“Penerapan Pembelajararan Kooperatif Team Assisted Individualization Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas XI IPS SMA PGRI 3 PADANG. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan Team Assisted Individualization lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan pelaksanaan pembelajaran konvensional. Sedangkan kendala yang ditemukan pada saat penelitian

adalah jumlah siswa yang terlalu banyak dalam setiap kelompok sehingga masih ada siswa yang tidak terlibat dalam diskusi dan siswa juga kesulitan bekerja sama dengan anggota kelompok.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengamati hasil belajar siswa.

Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungai Limau. Berdasarkan kendala yang ada pada penelitian terdahulu, maka solusi yang ditawarkan pada penelitian ini adalah dengan memperkecil jumlah anggota kelompok dari 5 sampai 6 orang menjadi 4 sampai 5 orang.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil dikelas VIII Tahun Pelajaran 2015/2016 dari tanggal 25 November 2015 sampai dengan 5 Desember 2015. Uji coba tes akhir

(4)

dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2015, sedangkan tes akhir kelas sampel dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2015. Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SMP Negeri 1 Sungai Limau.

Jenis penelitian adalah eksperimen. Menurut Arikunto (2010:

9) bahwa “penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti yang mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor- faktor lain yang mengganggu.

Eksperimen yang dimaksud untuk melihat akibat dari suatu tindakan atau perlakuan”. Populasi penelitian adalah kelas VIII SMP N 1 Sungai Limau, sedangkan sampel terpilih kelas VIII4 sebagai kelas eksperimen dan VIII3 sebagai kelas kontrol.

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 Sungai Limau.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir dalam bentuk esai dengan indikator pemahaman konsep yang berfungsi untuk melihat pemahaman konsep matematis siswa. Hasil perhitungan diperoleh = 0,752, dengan = 0,423, karena berarti soal tes dikatakan reliabel.

Teknik analisis data dilakukan dengan menghitung skor pemahaman konsep matematis siswa dengan rubrik analitik dan uji-t satu arah.

Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F, yang berpedoman pada Sudjana, (2005:

466-467 dan 249), selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji-t satu arah berpedoman pada sudjana (2005:

239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran hasil kuis dengan indikator pemahaman konsep matematis pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 1.

(5)

Tabel 1: rata-rata nilai kuis siswa pada setiap pertemuan

Kuis Rata-Rata Kuis Awal

Rata-Rata Kuis Akhir Pertemuan I 35,89 70,17 Pertemuan II 60,57 80,31 Pertemuan III 50,88 67,04 Pertemuan IV 60,26 75,64 Pertemuan V 77,28 86,95

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kuis akhir lebih tinggi daripada rata-rata nilai kuis awal pada setiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada seiap pertemuan mengalami peningkatan yang cukup baik.

Gambaran pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel

Kelas Sampel

̅

Eksperimen 79,91 12,52 100 57,1 Kontrol 72,53 11,53 95,2 49,2

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol, simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi dari pada simpangan baku kelas kontrol, hal ini berarti menyatakan bahwa nilai kelas

eksperimen lebih beragam dari pada nilai kelas kontrol.

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis tes akhir pemahaman konsep matematis siswa diperoleh = 2,23 dan = 1,673 maka tolak . Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa menggunakan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan tes akhir dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Terbukti dari tes akhir kedua kelas sampel yang dapat dilihat dari lembar jawaban tes akhir pemahaman konsep matematis siswa yang berkemampuan rendah pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(6)

Gambar 1. Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelas eksperimen sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep pada soal nomor 1a, 1b, dan 1c.

Selanjutnya jawaban siswa berkemampuan rendah pada kelas kontrol terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa siswa pada kelas pada kelas kontrol belum dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar, sehingga jawaban pada soal nomor 1a, 1b, dan 1c memiliki banyak kesalahan.

Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 dapat didimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpukan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional menggunakan metode ceramah pada siswa kelas VIII SMPN 1 Sungai Limau.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.

Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif.

Bandung: Yrama Widya.

Sibarani, Natalia Adelina. (2009).

Penerapan Pembelajararan Kooperatif Team Assisted Individualization Dalam Pembelajaran Matematika Pada SiswaKelas XI IPS SMA PGRI 3 PADANG.

Skripsi: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Sudjana. (2005). Metode Statistika.

Bandung: Tarsito Bandung.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe