• Tidak ada hasil yang ditemukan

So it concluded students understanding of mathematical concepts by applying cooperative learning model with Make a Match better than students understanding of mathematical concepts by applying conventional learning

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "So it concluded students understanding of mathematical concepts by applying cooperative learning model with Make a Match better than students understanding of mathematical concepts by applying conventional learning"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Vivi Afdarni*), Villia Anggraini**)Siskha Handayani**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research is the students’ understanding about the mathematical concepts at the first semester in academic 2015/2016 for ten grade students’ at SMA N 4 Sijunjung are still low. This study aims to determine whether students understanding of mathematical concepts by applying cooperative learning model with Make a Match better than students understanding of mathematical concepts by applying conventional learning. This research is an experimental study, with research design of randomized on subject.

The instrument used in this study is a test in students understanding of mathematical concepts with reliability of test is = 0,8892. Data analysis technique used is t-test of parties is obtained > ( ) then hypothesis is accepted. So it concluded students understanding of mathematical concepts by applying cooperative learning model with Make a Match better than students understanding of mathematical concepts by applying conventional learning.

Key word: Cooperative Learning Model, Make a Match, Understanding of Mathematical Concept

PENDAHULUAN

Berdasarkan peranan matematika, terdapat beberapa aspek kemampuan matematis yang harus dikuasai siswa. Menurut Depdiknas (2004) dalam Shadiq (2009: 13)

“aspek kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mempelajari matematika yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah”. Berdasarkan kutipan tersebut, salah satu kemampuan yang harus dikuasai siswa adalah

pemahaman konsep. Pemahaman konsep sangat penting bagi siswa dalam mempelajari matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 4 Sijunjung pada tanggal 26 sampai 29 Agustus 2015 pada kelas X, diperoleh gambaran bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Aktivitas siswa hanya diam, mencatat dan menerima apa yang disampaikan guru. Siswa tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada guru terkait materi yang tidak dipahami sewaktu

(2)

guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Aktivitas siswa ketika diberi soal latihan, siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikannya. Siswa juga malu bertanya dan kurang berani mengeluarkan pendapat ketika kesulitan dalam menjawab soal latihan yang diberikan guru.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match. Model Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi, bekerja sama dan berbagi informasi dalam kelompok. Menurut Trianto (2009: 58) pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa untuk membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Pembelajaran Kooperatif akan lebih baik apabila disertai Make a Match. Make a Match menuntun siswa untuk aktif dan belajar sambil bermain dengan menguasai konsep yang telah dipelajari. Pendapat Lie (2010: 55)

menyatakan Make a Match memiliki keunggulan yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini diharapkan agar siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat berbagi informasi dengan siswa yang lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Neza Nurvatjri (2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPA SMA Adabiah Padang. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Make a Match lebih baik

(3)

daripada pembelajaran konvensional.

Perbedaan dengan penelitian Neza Nurvatjri adalah penelitian ini melaksanakan Make a Match pada tahap evaluasi, sedangkan penelitian Neza Nurvatjri melaksanakan Make a Match pada tahap membimbing kelompok belajar. Penelitian ini membentuk kelompok yang beranggotakan enam orang, sedangkan penelitian Neza Nurvatjri membentuk dua kelompok besar kemudian dibagi lagi menjadi dua kelompok kecil. Penelitian ini menambahkan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran sedangkan pada penelitian Neza Nurvatjri tidak dilakukan.

Hipotesis penelitian ini adalah:

“Pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung Tahun Pelajaran 2015/2016”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Random terhadap subjek. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II mulai dari tanggal 13 sampai 28 Januari 2016 di SMAN 4 Sijunjung. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung dan sampel yaitu kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir pemahaman konsep yang berbentuk essay. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas X SMAN 12 Sijunjung pada tanggal 23 Januari 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan soal nomor 1, 2, 4 dan 5 diterima dan soal nomor 3 diterima tetapi perlu diperbaiki dengan reliabilitas0,8892.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji-t satu arah. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F yang berpedoman pada Sudjana, (2005:

(4)

466-467 dan 249), selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji-t satu arah berpedoman pada Sudjana (2005:

239).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data hasil belajar matematika siswa dapa dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Sampel

Kelas Sampel

S

Eksperimen 73,14 18,13 100 47 Kontrol 61,50 19,98 100 22

Tabel 1. terlihat bahwa rata-rata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal ini menyebabkan nilai kelas kontrol lebih beragam daripada nilai kelas eksperimen. Ini berarti nilai pada kelas eksperimen lebih mendekati rata-rata daripada nilai pada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji-t satu arah, diperoleh bahwa t = 1,98 dan

t = 1,68 dengan thitung > ttabel

maka H0 ditolak. Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

Gambaran hasil tes akhir siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat dari jawaban tes akhir siswa yang berkemampuan rendah pada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil tes akhir siswa berkemampuan rendah kelas eksperimen

Gambar 1 terlihat bahwa siswa berkemampuan rendah kelas eksperimen belum mampu sepenuhnya menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar dan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep. Siswa belum menguasai keseluruhan materi dengan benar karena pada soal nomor 4 siswa tidak mendapatkan skor maksimal, sehingga siswa mengaplikasikan konsep dengan banyak kesalahan.

(5)

Gambaran hasil tes akhir siswa pada kelas kontrol dapat dilihat dari jawaban tes akhir siswa yang berkemampuan rendah pada Gambar 2.

Gambar 2. Hasil tes akhir siswa berkemampuan rendah kelas kontrol

Gambar 2 terlihat bahwa siswa tidak mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar dan tidak mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Seharusnya siswa bisa menjawab ingkaran biimplikasi, tapi siswa tidak memperhatikan konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran

konvensional pada siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai Make a Match lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 4 Sijunjung.

KEPUSTAKAAN

Lie, Anita. 2010. Mempraktekkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Jakarta:

Grasindo.

Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta:

Depdiknas.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Trianto. (2009). Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair