PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TELEPHONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 BATANG ANAI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)
SYAHRIANISA NIM. 12050153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2016
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TELEPHONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 BATANG ANAI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN Syahrianisa *), Mulia Suryani **), Lita Lovia **)
*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
**) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The research background showed that student’s math concept understanding was still low. The research aimed to determine whether the student’s math concept understanding by applying cooperative learning of telephone type is better than conventional learning at XI IPA class SMAN 1 Batang Anai. It was an experiment research with research design random subject. Population was all students XI IPA class SMAN 1 Batang Anai Academic Year 2016/2017. The selected sampling class was XI IPA 1 class as the experiment class. The instrument used was essay final test. Technique of data analysis used on hypothesis testing was one party t-test. It is found that both of the sampling classes are normal and homogen distribution on its significance α = 0,05 and the result of hypothesis test is tcount =1,7607 and ttable = 1,6695, so that tcount > ttable.The hypothesis is accepted. It can finally be concluded that student’s math concept understanding by applying cooperative learning of telephone type is better than conventional learning at XI IPA class SMAN 1 Batang Anai, Padang Pariaman Regency.
Keywords: Cooperative Learning, Telephone Type, Concept Understanding
PENDAHULUAN
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 1 Batang Anai pada tanggal 11-18 Februari 2016, terlihat bahwa dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan materi dari guru dan sering keluar masuk kelas.
Saat guru memberikan pertanyaan tentang materi banyak siswa yang
acuh tak acuh dengan pertanyaan guru dan hanya sebagian siswa yang mengerjakan latihan yang diberikan guru, sehingga mengakibatkan pemahaman konsep matematis siswa masih kurangan dan hasil belajarnya masih rendah. Jadi dari proses pembelajaran yang berlangsung dapat disimpulkan bahwa siswa kurang termotivasi dalam
mendengarkan penjelasan materi dari guru, siswa kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru dan hasil belajar siswa juga rendah karena siswa kurang paham dengan konsep- konsep matematis.
Mengatasi permasalahan yang terjadi maka diterapkan pembe-lajaran kooperatif tipe Telephone.
Pembelajaran kooperatif tipe Telephone adalah pembelajaran yang terstruktur dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian salah seorang perwakilan kelompok ada yang disuruh keluar kelas mengerjakan tugas lain dan tidak diperbolehkan mendengarkan penje- lasan materi dari guru. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 214)
“Pembela-jaran kooperatif tipe Telephone mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri, menyimak presentasi guru secara teliti dan hati- hati, terbiasa mengajari temannya yang lain serta percaya kepada orang lain”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai setelah
diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Telephone.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Resty Yuliana (2014), dengan judul
“Pengaruh pembelajaran kooperatif struktur bertelepon (Telephone) terhadap pemahaman konsep matematika siswa di SMP Negeri 1 Cibaliung”. Kesimpulan yang diperoleh adalah pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Telephone lebih baik dari pada pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan pem- belajaran konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 28 Juli 2016 sampai dengan 12 Agustus 2016 Semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 di kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai. Jenis peneliatian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek.
Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes akhir
Eksperimen X O
Kontrol - O
Sumber : Arikunto (2010:126)
Keterangan :
X= Perlakuan pada kelas eksperimen berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Telephone.
O= Tes akhir.
Variabel bebas pada pene-litian ini adalah Pembelajaran kooperatif tipe Telephone. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa.
Populasi penelitian pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2016/2017.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak, terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.
Pengumpulan data dari penelitian ini ada 3 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
Instrumen yang digunakan adalah tes akhir berbentuk esai yang mengandung indikator pemahaman konsep. Berdasarkan analisis soal dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh r11= 0,89 dan rtabel = 0,404 karena r11 > rtabel, berarti soal reliabel.
Teknik analisis data dari tes akhir yang mengandung pemahaman konsep dikemukakan oleh Iryanti
(2004:14) yang menggunakan rubrik analitik. Analisis data tes akhir hasil belajar siswa berdasarkan indikator pema-haman konsep dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239).
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman konsep matema-tis siswa kelas sampel dapat dilihat dari hasil tes akhir belajar matematika siswa pada table 2:
Tabel 2. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel
Kelas S xmaks xmin
Eksperimen 69,29 17,44 96 44 Kontrol 61,21 19,37 95 31 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa kelas kontrol.
Sedangkan simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran nilai siswa kelas eksperimen tidak jauh dari nilai rata- rata.
Sebelum melakuakan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dan didapat L0 = 0,0923 dan
Ltabel = 0,1591 pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol L0 = 0,1184 dan Ltabel = 0,1519. Dari perhitungan diketahui bahwa L0 < Ltabel, hal ini berarti kedua kelas sampel berdistribusi normal.
Hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mem- punyai variansi yang homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, ternyata data untuk kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis, dengan menggunakan uji t, setelah dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 1,7607 dan ttabel = 1,6695. Karena thitung > ttabel
maka tolak H0. Jadi dapat disim- pulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Telephone lebih baik dari pada pembelajaran konvensional siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai.
Diawal pembelajaran guru membagi siswa secara berkelompok berdasarkan kemampuan akademik yang terdiri dari 4 orang dan diberi nomor 1-4, kemudian guru menyuruh
siswa duduk sesuai kelompoknya.
Guru memanggil salah satu nomor, nomor yang terpanggil disuruh mengerjakan latihan di perpustakaan.
Setelah siswa yang terpanggil keluar, guru menjelaskan materi kepada siswa yang tinggal dan memberikan 3 soal latihan kepada siswa.Setelah siswa yang berada di dalam kelas menyelesaikan soal, siswa yang berada di perpustakaan dipanggil agar segera memasuki kelas, kemudian masing-masing anggota kelompok berdiskusi menga-jari temannya yang disuruh keluar tersebut. Setelah diskusi selesai, guru memberikan kuis kepada siswa dan guru bersama siswa mengoreksi hasil kuis. Guru terlebih dahulu menilai hasil kuis perwakilan kelompok yang disuruh keluar tadi, kemudian guru mem-berikan reward kepada kelompok yang memperoleh nilai kuis tertinggi.
Nilai kuis siswa mengalami peningkatan pada tiap pertemuan, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Jawaban kuis siswa pada pertemuan satu.
Gambar 1 menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengaplikasiskan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dan belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep yaitu dalam mengubah jumlah atau frekuensi suatu data ke dalam bentuk besar sudut lingkaran.
Gambar 2. Jawaban kuis siswa pada pertemuan kedua.
Gambar 2 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Tetapi siswa masih kurang hati-hati dalam menghitung frekuensi data dan diagram garis yang kurang tepat.
Gambar 3. jawaban kuis siswa pada pertemuan ketiga.
Gambar 3 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengap-likasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Terlihat dari jawaban siswa sudah paham menen-tukan mean dan modus suatu data.
Gambar 4. Jawaban kuis siswa pertemuan keempat.
Gambar 4 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu me-nyatakan ulang sebuah konsep dan mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan benar dalam menentukan ragam dan simpangan baku suatu data.
Pada pertemuan kelima diadakan tes akhir di kelas sampel, soal yang
diberikan mengandung indikator pemahaman konsep, dari hasil tes akhir pemahaman konsep siswa diperoleh nilai yang terendah adalah 44 pada kelas eksperimen dan 31 pada kelas kontrol. Kesalahan yang dilakukan di kelas eksperimen pada salah satu soal dengan indikator menyatakan ulang sebuah konsep adalah siswa belum mampu menetukan letak kelas modus dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Jawaban siswa kelas eksperimen.
Begitu juga dengan kesalahan yang dilakukan siswa di kelas kontrol, yang mana siswa belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep yaitu siswa belum bisa menentukan modus dari data kelompok. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Jawaban siswa kelas kontrol.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Telephone lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta
Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.
Resty Yuliana. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Struktur Bertelepon (Telephone) Terhadap
Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Di SMP Negeri 1 Cibaliung. Skripsi.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Sudjana. (2005). Metode Statistika.
Bandung: Tarsito.
Warsono dan Hariyanto. (2012).
Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.