PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN MOBILE BANKING PADA MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH UIN MATARAM
(ANGKATAN 2017-2018)
Oleh
Arta Anggriani Hariati NIM 170502011
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2021
PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI RISIKO TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN MOBILE BANKING PADA MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH UIN MATARAM
(ANGKATAN 2017-2018) Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapai Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh
Arta Anggriani Hariati NIM 170502011
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2021
MOTTO
“Saya bisa menerima kegagalan, tetapi saya tidak bisa menerima segala hal yang
tak pernah diusahakan”
(Michael Jordan).
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT. atas nikmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam menyusun karya ilmiah ini. Dengan senang hati saya persembahkan karya sederhana ini kepada:
1. Bapakku (Amiruddin H. Amalik) dan Bundaku (Siti Hawa H. M. said) yang sangat ku cintai dan yang ku banggakan, karena beliau dengan sabar membesarkan saya dan dengan doa serta perjuangan yang sangat panjang hingga akhirnya saya bisa seperti ini dan menyelesaikan study, ucapan terimakasih rasanya tidak cukup untuk membalas segala jasa beliau.
2. Almamater tercinta UIN Mataram 3. Semua Dosen yang telah membimbing
4. Dan terakhir untuk teman-teman angkatanku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi merupakan hal yang penting dalam skripsi karena pada umumnya banyak istilah Arab, nama orang, judul buku, nama lembaga dan lain sebagainya yang aslinya ditulis dengan huruf Arab harus disalin ke dalam huruf latin. Untuk menjamin konsistensi, perlu ditetapkan satu transliterasi sebagai berikut :
A. Konsonan
ء = ' ز = z ق = q
ب = b س = s ك = k
ت = t ش = sy ل = l
ث = ts ص = sh م = m
ج = j ض = dl ن = n
ح = h ط = th و = w
خ =kh ظ = zh ه = h
د = d ع =„ ي = y
ذ = dz غ = gh
ر = r ف = f
B. Vokal ό = a ǫ = u ỏ = o
C. Diftong
يأ = ay
وأ = aw
D. Syaddah
Syaddah dilambangkan densgan konsonan ganda, misalnya طﻻ ة al- thibb.
E. Kata Sandang (...ال)
Kata sandang (...لا ) ditulis dengan al-... misalnya ﻼ ﺻ عان ة = al-shina’ah. Al- ditulis dengan huruf kecil kecuali jika terletak pada permulaan kalimat.
F. Ta’Marbuthah
Setiapta’marbuthahditulis dengan“h”misalnya طﻻ ب عي ةي مﻻ يع ةش =al- ma’isyah al-thabi’iyyah.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan suskes tanpa bantuan dan keterlibatan bernagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Dewi Sartika Nasution, M.Ec. sebagai Pembimbing I dan Salwa Hayati M.E.
sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Dr. Muh. Salahudin, M.Ag. dan Any Tsalasatul, S.Si., M.Si
Sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini
3. Dewi Sartika Nasution, M.Ec. sebagai ketua jurusan;
4. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam;
5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
6. dan seterusnya.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram, 6 Mei 2021 Penulis,
Arta Anggriani Hariati
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7
A. Kajian Teori ... 7
1. TAM & TPB ... 7
2. Mobile Banking ... 14
3. Persepsi ... 19
4. Persepsi Kemudahan ... 21
5. Persepsi Risiko... 25
B. Penelitian Terdahulu ... 28
C. Kerangka Berpikir... 33
D. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 41
E. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 44
F. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 46
G. Teknik Analisis Data... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 53
A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan... 71
BAB V PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 81
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1 Data Jumlah Pengguna Mobile banking ... 39
Gambar 3.2 Skala Penilaian Likert ... 45
Gambar 3.3 Instrumen Penelitian... 45
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 57
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia... 58
Gambar 4.4 Uji Validitas Persepsi Kemudahan ... 60
Gambar 4.5 Uji Validitas Persepsi Risiko ... 60
Gambar 4.6 Uji Validitas Minat Menggunakan... 61
Gambar 4.7 Uji Reliabilitas ... 62
Gambar 4.8 Uji Normalitas... 63
Gambar 4.9Uji Multikolinearitas ... 64
Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas Glejser ... 65
Ga mbar 4.11 Uji Regresi Linear Berganda... 66
Gambart 4.12 Uji F ... 68
Gambar 4.13 Koefisien Determinasi ... 69
Gambar 4.14 Uji t ... 70
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Bentuk AsliTechnology Acceptance Model ...9 Tabel 2.2ModelTheory Of Planned Behavior...11 Tabel 2.3 Kerangka Berpikir... 36
“Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Persepsi Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking Pada Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram (Angkatan
2017-2018)
Nama : Arta Anggriani Hariati NIM : 170502011
ABSTRACK
Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna ponsel terbesar di dunia, yang mana jumlah ponsel lebih besar dari jumlah penduduknya. Hal ini membuat bank berlomba-lomba untuk memberikan layanan terbaiknya kepada nasabah, salah satunya melalui layanan mobile banking. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) Pengaruh persepsi kemudahan terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram. (2) Pengaruh persepsi risiko terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram. (3) Pengaruh persepsi kemudahan dan persepsi risiko secara bersama-sama terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Perbankan Syariah angkatan 2017-2018 yang menggunakan mobile banking. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Jumlah sampel penelitian sebanyak 57 responden mahasiswa Perbankan Syariah. Kuesioner diuji validitas dan reliabilitanya sebelum mengumpulkan data penelitian. Sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisita. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukan (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi kemudahan terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram. Hal ini dibuktikan dengan koefisien sebesar 0,288, thitung lebih besar dari ttabel(8,478> 1,673) dan sig 0,000< 0,05. (2) Terdapat pengaruh negatif persepsi risiko terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,057 yang memiliki arah negatif dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (-1,099> -1,673). (3) Terdapat pengaruh signifikan persepsi kemudahan dan persepsi risiko secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram. Hal ini dibuktikan dengan Fhitunglebih besar dari Ftabel dengan nilai 38,581> 3,17 dan nilai taraf signifikan 0,000a< 0,05
Kata Kunci:Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko, Minat Menggunakan Mobile Banking.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan gaya hidup masa kini. Dengan semakin luasnya informasi yang didapatkan dari berbagai media baik cetak maupun elektronik, membuat perkembangan gaya hidup masyarakat sekarang ini sangat membutuhkan akses informasi yang cepat untuk mengakomodir kebutuhan informasi mereka. Mobilitas dan kebutuhan akses informasi inilah yang membuat gaya hidup masyarakat sekarang tidak terlepas dari perangkat teknologi di masa sekarang ini. Hal ini menggambarkan kebutuhan informasi masyarakat sekarang ini sangatlah penting dan membutuhkan akses informasi yang lebih cepat dan tepat.1
Pemanfaatan dari teknologi ini menjadi salah satu kebutuhan untuk mendukung perkembangan bisnis di sektor perbankan. Dalam pemanfaatan teknologi ini juga harus diperhatikan, hal ini untuk meminimalkan risiko operasional, agar perbankan mampu beroperasi secara efisien. Untuk menampilkan suatu keunggulan, biasanya perusahaan jasa seperti perbankan selalu menawarkan berbagai kemudahan layanan untuk memperoleh nasabah mereka yang tentunya dengan menggunakan daya dukung teknologi informasi.
1Sridianti, “Edukasi Teknologi dan Informasi”, dalamhttps://www.sridianti.com, diakses tanggal 12 November 2020, pukul 22.02.
Beberapa layanan perbankan yang menggunakan perkembangan teknologi misalnya, mobile banking dan intenet banking. Melihat perkembangan dalam dunia teknologi yang sudah semakin canggih membuat manusia selalu mendapatkan kemudahan. Hal ini tersirat dalam surah Al- Baqarah ayat (185) yaitu :
ُﺪﯾ ِﺮُﯿُﮭﱠﻠﻟﺎُﻤُﻜِﺑ َﺮْﺴُﯿْﻟ َﻻ َوُﺪﯾ ِﺮُﯿُﻤُﻜِﺑا ﺮْﺴُﻌْﻟ
Artinya :
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Q.S Al-Baqarah: 185).2
Mobile banking merupakan layanan berbentuk aplikasi yang dibuat pihak bank untuk mempermudah nasabahnya melakukan transaksi keuangan.3 Dengan menu aplikasi mobile banking yang menggunakan jaringan internet pada handphone dikombinasikan dengan media SMS (Short Message Service),nasabah tidak perlu lagi datang ke bank atau ATM untuk melakukan transaksi perbankan seperti transfer uang, cek saldo atau pembayaran tagihan kecuali untuk tarik tunai. Meskipun banyak keuntungan yang didapat oleh nasabah, namun pada kenyataannya layanan ini sangat jarang digunakan oleh nasabah dan cenderung tidak diminati. Nasabah lebih senang melakukan transaksi via ATM atau dengan antri di bank. Jumlah pengguna mobile banking di Indonesia pun lebih sedikit jika dibandingkan dengan pengguna internet. Kenyataannya banyak yang nasabah yang mempunyai fasilitas
2Departemen Agama RI,al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya,(Surabaya: HALIM, 2014), hlm. 28.
3https://www.jaringanprima.co.id, diakses tanggal 13 November 2020, pukul 01.23.
mobile banking namun tidak dapat mengoperasikan sistem yang kadang terkesan rumit dan tidak semua orang paham cara menggunakannya.
Salah satu golongan nasabah yang juga harus diperhatikan oleh pihak bank dalam penggunaan mobile banking adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan kalangan anak muda yang menjadi pengguna aktif perangkat mobile banking.Mahasiswa sebagai seorang nasabah memiliki berbagai faktor yang mempengaruhi minat menggunakan mobile banking. Pada dasarnya nasabah akan berminat menggunakan mobile banking ketika kegunaan dan kemudahan dalam menggunakan layanan tersebut sesuai dengan keinginan nasabah, begitu juga faktor risiko dan kepercayaan yang diberikan oleh pihak bank. Namun sebaliknya, ketika nasabah menganggap faktor tersebut tidak sesuai, maka nasabah kurang berminat menggunakan mobile banking. Selain itu tidak sedikit nasabah yang belum mau menggunakan layanan mobile bankingkarena merasa layanan tersebut tidak sesuai dengan harapan.
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi.4 Kebanyakan nasabah mempertimbangkan penggunaan layanan mobile banking karena pengoprasian yang rumit dan sulit untuk dipahami sehingga nasabah lebih memilih ATM untuk melakukan transaksi (transfer, cek saldo, pembayaran listrik, dll). Selain kemudahan sistem, persepsi risiko juga menjadi pertimbangan nasabah dalam menggunakan layanan atau fasilitas perbankan. Semakin canggih teknologi informasi semakin tinggi pula tingkat
4Etta Mamang Sungadji dan Sopiah,Perilaku Konsumen,(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2013), hlm. 64.
kejahatan melalui dunia maya (cyber crime) yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Bagi mahasiswa Perbankan Syariah minat untuk menggunakan mobile banking tentu saja didasarkan pada berbagai pertimbangan. Di dalam sebuah pertimbangan tentu didasarkan pada informasi-informasi. Realitanya nasabah akan memilih jasa atau layanan perbankan yang mudah dan praktis dalam menggunakannya.
Minat merupakan rasa suka dan rasa ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.5 Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran atau perasaan.
Manusia memberi penilaian dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perubahan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan hati. Minat muncul dari masing-masing individu ketika dihadapkan pada beberapa pilihan akan benda, aktivitas, atau hal tertentu untuk kemudian menentukan satu sebagai pilihannya. Para nasabah yang ingin melakukan transaksi meggunakan mobile banking,pasti memiliki minat yang tinggi pada hal tersebut
Dengan tingginya penggunaan mobile banking dan risiko yang ada ini menarik untuk dilakukan penelitian untuk menganalisis fakror-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah untuk menggunakan mobile banking.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat menggunakan dan persepsi
5Djaali,Psikolog Pendidikan(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 121.
ditinjau dari persepsi kemudahan dan persepsi risiko. Hal ini dapat memberikan gambaran bagi industri perbankan untuk menjaga konsisten dan keunggulan kompotitif dalam memberikan fasilitas mobile banking di masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang ini penulis melakukan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Persepsi Risiko
Terhadap Minat Mengguanakan Mobile Banking Pada Mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram (Angkatan 2017-2018)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram (Angkatan 2017-2018) ?
b. Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram (Angkatan 2017-2018)?
c. Apakah persepsi kemudahan dan persepsi risiko secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menggunakanmobile bankingpada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram (Angkatan 2017-2018) ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa perbankan Syariah UIN Mataram.
b. Untuk mengetahui apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile banking pada mahasiswa perbankan Syariah UIN Mataram.
c. Untuk mengetahui apakah persepsi kemudahan dan persepsi risiko secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menggunakan mobile bankingpada mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram?
2. Manfaat Penelitian
Ada manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis, dapat digunakan sebagai sumbangan tertulis berupa informasi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh persepsi kemudahan dan persepsi risiko terhadap minat menggunakan mobile banking.
b. Manfaat secara praktis
Secara praktis, hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan menjadi masukan bagi semua pihak yang berkepentingan, termasuk bagi peneliti dan lembaga-lembaga dalam dunia ekonomi dan bisnis Islam.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Technology Acceptance Model (TPB) & Theory Of Planned Behavior (TPB).
Salah satu teori mengenai penggunaan sistem informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem informasi adalah model penerimaan teknologi informasi atau Technology Acceptance Model (TAM).6
Model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh David (1989). TAM merupakan pengembangan dari TRA tetapi TAM berbeda dengan TRA. TAM lebih menekankan untuk menjelaskan, memprediksi, dan menginterprestasikan perilaku individu terkait dengan penerimaan suatu teknologi.7 Tujuan utama Technology Acceptance Model (TAM) adalah untuk memberikan penjelasan tentang penentuan penerimaan teknologi secara umum, memberikan penjelasan tentang perilaku atau sifat penggunaan dalam
6 Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi, Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Program Layanan Internet Banking BRI), Jurnal Manajemen,Vol. 8,Nomor. 1, April 2014, hlm. 3.
7Dewa Ayu Dita Witami & I Wayan Suartana, Pengaruh Persepsi Kegunaan, Kemudahan Penggunaan dan Risiko Terhadap Minat Mahasiswa Menggunakan Sistem Blockhain, Jurnal Akuntansi,Vol. 28, Nomor. 2, Agustus 2019, hlm. 1353.
sebuah populasi.8 Menurut David (1989) ada dua konsep utama yang dipercaya dalam penerimaan penggunaan yaitu perceived ease of use (persepsi kemudahan), yang didefinisikan dimana seseorang merasa yakin dengan menggunakan sistem tersebut tidak memerlukan upaya apapun dan akan terbebas dari kesulitan. Hal ini mencakup kemudahan penggunaan sistem informasi sesuai dengan keinginan pengguna. Dan perceived usefulness (persepsi kebermanfaatan), yang didefinisikan seseorang akan merasa yakin bahwa dengan menggunakan sistem tersebut dapat memberikan manfaat bagi penggunanya.9
Secara langsung, persepsi kebermanfaatan dapat mempengaruhi minat perilaku dan perilaku seseorang dalam menggunakan teknologinya.
Selain itu, persepsi kemudahan penggunaan dapat mempengaruhi persepsi kegunaan. Minat perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa minat perilaku seseorang dipengaruh oleh persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan penggunaan, serta sikap terhadap perilaku.10 Secara jelas seperti pada gambar 2.1 berikut ini:
8Rian Maulana, dkk, Pengaruh Penggunaan Mobile Banking Terhadap Minat Nasabah Dalam Bertransaksi Menggunakan Technology Acceptance Model,Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, Vol. 2, Nomor 2, Oktober 2018, hlm. 148.
9 Nina Rizky, dkk, Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan, dan Pengetahuan Terhadap Minat Menggunakan E-Banking Dalam Bertransaksi Pada UMKM Di Kecematan Bulelen,Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 9, Nomor 3, 2018, hlm. 192-193.
10 Yudhi W Arthana & Novi Rukhviyanti, Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile Banking: Model Kombinasi Technology Acceptance Model dan Theory Of Planned Behavior (TPB),Jurnal Informasi,Vol. 7, Nomor. 1, Februari 2015, hlm. 28-29.
Gambar 2.1
Bentuk AsliTechnology Acceptance Model(David, 1989)
Menurut jogiyanto, teori Technology Acceptance Model (TAM) memiliki beberapa kelebihan:11
a. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan mengapa sistem teknologi informasi yang gagal diterapkan kerena pemakaiannya tidak mempunyai minat (intentions) untuk menggunakannya.
b. Telah banyak diuji dengan penelitian dan hasilnya sebagian besar mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan model yang baik.
11 Ahmad & Bambang Setiyo Pambudi, Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan (Studi Pada Program Layanan Internet Banking BRI), Jurnal Studi Manajemen, Vol. 8, Nomor. 1, April 2014, hlm. 3-4.
Varibel Eksternal (External Variables)
Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use
Persepsi Kebermanfa
atan (Perceived Usefulness)
Intensitas Perilaku Penggunaan (Behavaora l Intention
to Use Sikap
Terhadap Penggunaan
(Attitude Toward
Using)
Penggunaan Sistem Secara Aktual (Acctual
Syatem Use)
c. TAM merupakan model yang persomani sederhana (parsimonious) yaitu model yang sederhana namum valid.
d. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
Teori Technology Acceptance Model (TAM) memiliki beberapa kekurangan:12
a. TAM tidak memiliki kontrol perilaku
b. Penelitian TAM umumnya hanya menggunakan sebuah sistem TI c. TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum
tentang minat dan perilaku penggunaan dalam menerima TI
d. TAM kurang dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antar variabel didalam model
e. Dan TAM tidak mempertimbangkan perbedaan kultur
Teori kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalahTheory Of Planned Behavior (TPB). TPB merupakan bentuk pengembangan dari TRA (Theory Of Reasoned Action)(Fishbein dan Ajzen, 1975). Teori ini digunakan untuk mengetahui kondisi karena belum adanya pengendalian individu terhadap perilaku individu tersebut.13 Ajzen mengembangkan teori TPB ini dengan menambah sebuah variabel yang belum ada di TRA, yaitu variabel pengendalian persepsi perilaku (Perceived behavioral
12Priestiani Putri Rahayu, Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kepercayaan dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking, (skripsi, pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, 2019).
13 Dita Nur Ikhsana Hidayati, Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Kegunaan dan Persepsi Risiko terhadap Minat Menggunakan Kartu Kredit (Studi pada Pengguna Kartu Kredit di Lingkungan PT. Bank OCBC Nisp), Jurnal Ekobis Dewantara, Vol. 1, Nomor. 8, Agustus 2018, hlm. 60.
control). Bentuk dari Of Planned Behavior (TPB) tanpak pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1
ModelTheory Of Planned Behavior (Ajzen, 1991)
Inti dari TPB adalah niat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Pada TPB, sikap dan norma sunjektif terhadap perilaku dinyatakan memengaruhi minat, dan memasukan unsur pengendalian persepsi perilaku sebagai faktor tambahan yang memengaruhi perilaku sebagai faktor yang mempengaruhi minat seseorang.14
Pemeriksaan lebih lanjut dari kontruksi Theory Of Planned Behavior (TPB)menunjukan bahwa sikap dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan dan persepsi risiko.15Semua faktor ini sebagai anteseden untuk menentukan niat perilaku dan perilaku actual. Persepsi risiko dalam
14 Yudhi W Arthana & Novi Rukhviyanti, Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile Banking: Model Kombinasi Technology Acceptance Model dan Theory Of Planned Behavior (TPB),Jurnal Informasi, Vol. 7, Nomor. 1, Februari 2015, hlm. 30.
15Nuril Huda & Siti Aliyati Albushairi, Model Green Purchase Behavior Berbasis Theory Of Planned Behavior (TPB), Junal Sains Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 2, Nomor. 1, Maret 2018, hlm. 24.
Sikap Terhadap Perilaku (Attitidde Toward Behavior)
Norma Subjektif (Subjective Norm)
Niat Perilaku (Behavior Intention)
Perilaku (Behavior) Kontrol Perilaku
Persepsian (Perceived Behavior Control)
konsep TPB dijadikan dasar dalam penelitian sebagai keyakinan bahwa persepsi risiko berdampak pada minat menggunakanmobile banking.
Menurut Khairani, 3 hal yang perlu diperhatikan dalam TPB, yaitu:16
1. Dalam beberapa situasi terdapat variabel kerugian dan kegunaan dari suatu produk dapat mempredikasi keinginan dari pemakai. Sebagai contoh, kemudahan dalam memperoleh produk, boleh jadi suatu faktor penting bagi pemakai menentukan penggunaan produk tersebut. Mengidentifikasi kepercayaan ini menjadi bagian dari metodologi riset yang baku untuk TPB. Sedangkan pada TAM hal tersebut bukanlah bagian penting dari model.
2. TPB lebih sulit untuk diterapkan pada konteks pemakai yang berbeda dibanding TAM (TAM memperhitungkan konstruk dengan cara yang sama untuk setiap situasi). Di sisi lain, TPB memerlukan suatu studi untuk mengidentifikasi hasil relevan, kelompok acuan, dan variabel kendali di dalam tiap-tiap konteks yang digunakan. Hal Ini menjadi kompleks jika pemakai berbeda menggolongkan hasil yang berbeda dari pemakaian sistem yang sama. Sebagai contoh, para siswa yang menggunakan suatu pelajaran sistem teknologi dapat memaksimalan nilai ujian (prestasi), sedangkan guru dapat akan menggunakan sistem untuk membuat lebih efisien waktu mengajar. Instrumen TPB bisa dikhususkan untuk masing- masing kelompok.
16 Khairani Ratnasari Siregar, Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi MenggunakanTechnology Acceptance Model (TAM), Rekayasa, Vol. 4. Nomor. 1, April 2011, hlm. 30-31.
3. Materi TPB memerlukan suatu alternatif perilaku eksplisit jika ingin memperoleh hasil yang sama. Sebagai contoh, jika bertanya pada seseorang mengenai penggunaan suatu program untuk memperhitungkan anggaran penjualan supaya menghemat waktu dan ketepatan akurasi penghitungan dibandingkan menggunakan kalkulator; Pertanyaan dengan basis perbandingan yang diajukan harus jelas dan tegas agar perilaku alternatif dapat teridentifikasikan.
Para pemakai potensial boleh jadi diminta untuk bereaksi terhadap hal yang berikut: “Penggunaan suatu program sebagai ganti suatu kalkulator akan menghemat waktu dalam mengerjakan anggaran penjualan. (Setuju/Tidak Setuju)”. Jika menggunakan TAM akan berbeda karena tidak memerlukan identifikasi suatu perilaku spesifik untuk perbandingan.
Kerugian dari pendekatan TPB, bahwa titik acuan ini tidak berlaku bagi semua individu. Sebagai contoh, menanyakan kepada orang-orang mengenai penggunaan kalkulator tersebut, mengenai mana yang lebih cepat dan lebih baik. Sebagian orang mungkin akan menggunakan suatu sistem bantu pengambilan keputusan (Decision Support System/DSS) khusus sebagai pengganti kalkulator, sehingga pertanyaan tidak membuat suatu perbandingan.
2. Mobile Banking
Mobile banking merupakan layanan yang memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone.
Layanan mobile banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module) Card, USSD (Unstructured Suplementary service Data) atau melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah. Mobile banking menawarkan kemudahan jika dibandingkan dengan SMS banking kerena nasabah tidak perlu mengingat format pesan SMS yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS banking.17
Mobile Banking merupakan salah satu hasil layanan bank yang banyak diminati oleh nasabah karena layanan ini membuat nasabah suatu bank mampu melakukan transaksi perbankan serta melihat informasi tentang rekeningnya dengan menggunakan handphone jenis apapun.18
Beberapa bentuk transaksi yang bisa digunakan dalam mobile banking antara lain:19
a. Transfer uang
b. Mengecek informasi saldo dan informasi nilai tukar c. Melakukan mutasi rekening
d. Nasabah dapat melakukan pembayaran tagihan seperti pembayaran pada kartu kredit, PLN, handphone, listrik, dan asuransi
e. Pembelian yang dapat dilakukan oleh nasabah seperti pulsa isi ulang dan saham.
17www.ojk.go.id
18Wiji Nurastuti,Terknologi Perbankan, (Yogyajakarta: Graha Ilmu, 2011), hlm. 130.
19Muhammad Ryzki Wiryawan, Analisis SWAT Pada Layanan Jasa Mobile Banking Di PT. Bank Panin Dubai Syariah, Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi, Vol. 12, Nomor. 2, November 2020, hlm. 147.
Ada beberapa manfaat dari mobile banking menurut Riswandi antara lain sebagai berikut :20
a. Kemudahan Layanan
Layanan mobile banking memiliki kelebihan dibandingkan internet banking karena relatif mudah dalam mendapatkan konektivitas, sedangkan untuk internet banking tidak semua tempat ada jaringan internet. Hal ini memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi keuangan sehingga menghemat banyak waktu.
b. Keragaman Fitur
Fitur yang sederhana membuat mobile banking melalui ponsel sangat mudah untuk dimengerti. Semua instruksi diberikan secara mudah dan rinci sehingga efektifitas dari segi biaya. Selain itu fasilitas mobile bankingmempunyai biaya yang rendah dibandingkaninternet banking.
c. Keamanan
Dari sisi keamanan mobile banking bisa mengurangi risiko penipuan karena nasabah akan mendapatkan SMS ketika mendapat aktivitas pada rekening nasabah baik setoran, penarikan uang, atau transfer antar rekening.
d. Biaya
Biaya juga merasa untung dengan layanan mobile bankingkarena bisa mengurangi biaya dari tele-banking dan lebih ekonomis, selain itu fasilitas tambahan ini dapat mempermudah seseorang melakukan
20Annisa, dkk, Penerapan M-Banking Dalam Peningkatan Jasa Layanan Perbankan di PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Siteba, Artikel, hlm. 4-5.
transaksi, sehingga bank dapat meningkatkan kepuasan nasabah mereka. Selain itu bank juga merasa dekat dan dapat menjangkau nasabah mereka dengan mobile banking.
e. Produk Layanan
Produk bank juga bisa dipromosikan dengan mudah melalui iklan layanan mobile banking seperti kartu kredit, pinjaman, dan lainnya pada kelompok nasabah tertentu. Selain promosi produk, bebagai bank yang bisa diakses melalui mobile banking meliputi informasi pembayaran rekening, informasi jumlah tabungan, historis transaksi, fasilitas pengiriman uang, dan lain sebagainya dapat diakses langsung melalui handphone nasabah.
Ada beberapa kelebiham dam kelemahan darimobile banking:21 1. Kelebihan
a. Lebih Praktis
Seiring perkembangan zaman tentu saja seseorang ingin semua hal bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.
b. Fitur Lebih Mudah
Mobile banking memiliki fitur yang lebih mudah untuk dipahami.
Dengan pilihan menu yang simple dan sederhana, nasabah bisa melakukan berbagai macam transaksi dan dengan kemudahan fitur ini serta bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja maka bisa
21www.ojk.go.id
dipastikan selain mudah digunakan juga menghemat banyak waktu dibanding harus datang ke bank.
c. Lebih Hemat
Ketika melakukan transksi di bank tentunya selalu terkena biaya jasa teller atau admin yang mengurusnya. Dengan adanya mobile banking tertu jasa menghemat biaya tertentu karena jumlah potongan biaya transaksi tidak lagi besar. Keuntungan bagi bank tentu saja dapat melayani segala bentuk promosi dan layanan langsung darismartphonetanpa harus bertemu terlebih dahulu.
d. Terdata dan Tertulis
Semua data transaksi akan langsung masuk ke ruang history sehingga nasabah bisa dengan mudah mengetahui aliran transaksi yang dilakukan menggunakan smartphone.
2. Kekurangan a. Keamanan
Masalah baru ditemukan dengan banyaknya kasus penipuan berbentuk konfirmasi transaksi keuangan dalam mobile banking.
Kasus smishing menjadi kasus yang paling sering digunakan untuk mengakali sistem keamanan mobile banking. Caranya adalah dengan menggunakan sms konfirmasi palsu mengatasn amakan pihak bank dengan bertanya detail dari rekening. Tidak akan berlangsung lama akan para hacker dengan mudah masuk kedalam sistem keuangan.
b. Spesifikasi Smartphone Yang Kompatible
Tidak semua smartphone bisa menggunakan mobile banking, karena tidak semua bank menyediakan. Kalaupun menyediakan aplikasi tersebut akan tentunya membutuhkan smartphone dengan standar minimal agar bisa digunakan dengan maksimal.
Contohnya sebuah aplikasi mobile banking berukuran besar maka harus dijalankan dengan smartphone yang memiliki RAM dan ROM yang besar pula untuk mendukung aplikasi tersebut.
c. Tambahan Biaya
Meskipun ada banyak bank yang tidak memiliki kebijakan tersebut akan tetapi juga huga ada beberapa bank yang mengharuskan nasabah untuk mengisi ulang pulsa untuk biaya pengganti sms konfirmasi dan biaya perawatan software.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya penyalagunaanmobile banking,antara lain:22
a. Mengaktifkan setting pengamanan pada ponsel seperti password/
passcode, auto-lock, screen-look, pattem-lockdll.
b. Menghapus SMS yang berisi PIN dari sent item maupun dari folderlainnya.
c. Menggunkan PIN yang tidak mudah untuk ditebak.
d. Mengganti PIN secara berkala
22www.ojk.go.id
e. Segera melakukan pemblokiran akun SMS Banking dan atau nomor ponsel jika kehilangan ponsel.
f. Senantiasa memperhatikan notifikasie-maildari bank.
3. Persepsi
Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah sangat familiar didengar dalam percakapan sehari-hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang diambil dari bahasa Latin
“perception”, yang berarti menerima atau mengambil.23 Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi.24
Menurut Lahlry, persepsi adalah proses yang kita gunakan untuk menginterprestasikan data-data sensoris.25 Menurut Laevitt, persepsi dalam pengertian sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara
seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah
“pemandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.26 Menurut Chaplin, persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Sedangkan morgen mengartikan persepsi sebagai “The process of
23Desmita,Psikologi Perkembangan Peserta Didik,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 117.
24 Jalaluddin Rakhmad, Psikologi Komunukasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 51.
25Seviren, dkk,Teori Komunikasi: Sejarah, Metode & Terapan Di Dalam Media Masa Edisi V,(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 83.
26Desmita,Psikologi Perkembangan Peserta Didik,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 117.
discriminating among stimuli and of interpreting their meaning” (proses membedakan antara rasangan dan menafsirkan makna).27
Persepsi dipengaruhi oleh sejumlah faktor psikologis, termasuk asumsi-asumsi yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman masa lalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar), harapan-harapan budaya, motivasi (kebutuhan), suasana hati(mood),serta sikap.28
Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga kompenonen utama yaitu:29
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap stimulus dalam.
Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dalam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang relavan sesuai dengan kepentingan dirinya. Jadi, seleksi perceptual ini tidak hanya bergantung pada determinan-determinan utama dari perhatian seperti: intensitas (intensity), kualitas (quality), kesegaran (suddenness), kebaruan (novelty), gerakan (movement), dan kesesuaian (congruity) dengan muatan kesadaran yang telah ada melainkan juga bergantung pada minat, kebutuhan-kebutuhan, dan nilai-nilai yang dianut.
b. Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorgnisasikan, menentukan atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Gestalt, manusia secara alamiah
27Ibid,.hlm. 117.
28Saverin, dkk,Teori Komunikasi: Sejarah, Metode & Terapan Di Dalam Media Masa Edisi V,(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 85.
29Desmita,Psikologi Perkembangan Peserta Didik,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 120
memiliki kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek perceptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara yang sama.
c. Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus ke dalam bentuk tingkah laku sebagai repons.
Dalam proses ini, individu membangun kaitan-kaitan antara stimulus yang datang dengan struktur kognitif yang lama, dan membedakan stimulus yang datang untuk memberi makna sebelumnya, dan kemudian bertindak atau bereaksi. Tindakan ini dapat berupa tindakan tersembunyi.
4. Persepsi Kemudahan
Jogiyanto mendefinikan persepsi kemudahan penggunaan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha.30 Menurut David, persepsi kemudahan adalah suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa suatu sistem digunakan karena sistem tersebut mudah dipahami, mudah digunakan, sehingga tidak diperlukan usaha apapun.31
Menurut Chuttur, persepsi kemudahan adalah sejauh mana calon pengguna mengharapkan sistem target mudah dalam penerapannya.
Dengan kata lain calon pengguna tidak mengharapkan kesulitan yang tinggi untuk mempelajari dan menerapkan penggunaan teknologi tersebut.
30Jogiyanto,Sistem informasi Keperilakuan,(Yogyakarta, CV. Andi, 2017), hlm. 115.
31 Jurica Lucyanda, Pengujian Tecnhnologi Acceptance Model (TAM) dan Theory Planned Behavior (TPB),Jurnal AkuntansiVol. 2, Nomor. 1, Agustus 2010, hlm. 4.
Md Johar & Awallud, mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai persepsi individu bahwa yang menggunakan teknologi baru akan bebas dari kesulitan dan usaha keras.32 Menurut Irmadhani, persepsi kemudahan penggunaan merupakan derajat dimana individu percaya bahwa teknologi yang digunakan mudah untuk dipahami dan mudah digunakan.
Kemudahan penggunaan dapat mengurangi usaha seseorang, baik waktu maupun tenaga, untuk mempelajari dan beradaptasi dengan sistem atau teknologi.33
Adapun indikator persepsi kemudahan menurut David:34 1. Mudah dipelajari
2. Dapat dikontrol
3. Jelas & dapat dipahami 4. Fleksibel
5. Mudah untuk terampil atau mahir 6. Mudah digunakan
Persepsi kemudahan untuk menggunakan akan berpengaruh teknologi tersebut. Ketika seorang individu menilai jika teknologi tersebut mudah digunakan, maka dia akan mengetahui pemanfaatannya pada aktivitas tertentu. Dengan kata lain tingkat persepsi kemudahan untuk
32Adi Setiawan & Lisa Harry Sulistiowati, Penerapan Modifikasi Technology Accptance Model (TAM) Dalam E-Business, Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa, Vol. 10, Nomor. 2, September 2017, hlm. 173-174.
33 Nabilah Aulia I Ketut Suryanawa, Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan Pada Minat Penggunaan Quick Response Code dalam Transaksi Keuangan, Jurnal Akuntansi, Vol. 28, Nomor. 3, hlm. 1754.
34 Endang Fatmawati, Technology Acceptance Model (TAM) Untuk Menganalisis Penerimaan Terhadap Sistem Informasi Perpustakaan,Jurnal Iqra’, Vol. 9, Nomor. 1, Mei 2015, hlm. 7.
menggunakan teknologi akan berpengaruh terhadap persepsi kebermanfaatn teknologi itu sendiri.
5. Persepsi Risiko
Risiko adalah hal yang melekat dalam pikiran seseorang ketika akan melakukan dan menggunakan sesuatu. Chen& Chang berpendapat bahwa persepsi risiko adalah kombinasi dari kosenkuensi negatif dan ketidakpastian yang akan mempengaruhi minat menggunakan seseorang.35 Oentario mendefininsikan persepsi risiko sebagai prediksi seseorang tentang potensi ketidakpastian dari transaksi menggunakan mobile banking. Di masa lalu, persepsi risiko utamanya dianggap sebagai penipuan. Sekarang persepsi risiko mengacu pada tipe tertentu.36Persepsi risiko dapat pula diartikan sebagai fenomena ketidakpastian dan ketidaknyamanan yang dihadapi oleh seseorang dalam penggunaan mobile banking, karena dalam menggunakan seseorang tidak bisa meramalkan konsekuensi negatifnya dalam menggunakan mobile banking. Menurut Jogiyanto persepsi risiko adalah persepsi-persepsi persepsi-persepsi pelanggan tentang ketidakpastian dan konsekuensi- konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan.37
35 Samuel Domade Sitorus & M. Kholid Mawardi, Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko, dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Minat Veli Online (Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Jual Beli Online Carousell), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 73, Nomor. 1, Agustus 2 019, hlm. 144.
36 Wahyuni Nur Syahril, Penggunaan Tevhnology Acceptance Model (TAM) Dalam Menganalisis Minat Perilaku Mahasiswa Universitas TEy LKOM, Jurnal Mitra Manajemen, Vol.
3, Nomor.2, February 2019, hlm. 206-206.
37 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, (Yogyakarta: BPFE, 2007), hlm.
130.
Beberapa komponen dari persepsi risiko:38
a. Risiko keungan: risiko bahwa menggunakan mobile banking tidak akan mecapai keuntungan moneter untuk penggunannya.
b. Risiko fisik / Fisiologis : risiko bahwa menggunakan mobile banking akan menyebabkan bahaya kerugian secara fisik ataupun acaman bagi kesehatan.
c. Performance risk: risiko bahwa menggunakan mobile banking tidak akan menghasilkan kepuasan penggunanya
d. Risiko psikologis: risiko bahwa menggunakan mobile banking akan memiliki dampak negatif pada pikiran atau persepsi diri
e. Risiko sosial
f. Risiko waktu: yaitu risiko bahwa seseorang akan membuang-buang waktu, kehilangan kenyamanan, atau usah yang sia-sia saat menggunakanmobile banking.
Persepsi risiko mengarah pada ketidakpastian dan kensenkuensi yang tidak diinginkan dalam menggunakan layanan. Persepsi risiko dapat memainkan peran yang sangat penting dalam perilaku manusia khususnya terhadap minat menggunakan mobile banking. Beberapa indikator yng digunakan untuk mengukur perespsi risiko menurut pavlou:39
38Hamidah Rahim, Analisis Pengaruh Persepsi Risiko, dan Kepercayaan Terhadap Minat Transaksi Penggunaan Paytren Pada PT. Veritra Sentosa Internasional, Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonimi, Vol. 6, Nomor. 2, Oktober 2017, hlm. 276.
39 Dewa Ayu Dita Witami & I Wayan Suartana, Pengaruh Persepsi Kegunaan, Kemudahan Penggunaan dan RisikoTehdapap Minat Mahasiswa Menggunakan Sistem Blockhain, Jurnal Akuntansi, Vol. 28, Nomor. 2, Agustus 2019, hlm. 1356.
a. Berupa adanya risiko tertentu b. Mengalami kerugian
c. Pemikiran bahwa berisiko.
6. Minat Menggunakan Mobile Banking
Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memperediksi perilaku atau tindakan. Minat pada umumnya, merupakan ketertarikan seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu.40 Minat dapat juga diartikan sebagai dorongan yang menyebabkan ketertarikan perhatian individu kepada objek tertentu. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif. Dan motorik dan sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.41
Menurut Savickas dan Spokane, minat adalah suatu sikap (attitide) atau perasaan senang (feeling) pada suatu objek tertentu. Menurut E.K Strong, minat merupakan suatu kontruksi yang berisi empat atribut kualitatif, yang mencakup: adanya perasaan perhatian kuat (persistent attention), adanya perasaan perasaan untuk menyukai suatu objek (a feeling of liking for on object), terarah pada suatu objek (direction of an object), dan adanya aktivitas (activity), yaitu ketertarikan mengerjakan suatu objek. Menurut E.K. Strong, minat didefinisikan sebagai suatu kontruksi yang berisi empat atribut kualitatif yang mencakup: pertama, adanya perhatian yang kuat; kedua, adanya perasaan untuk menyukai suatu objek; ketiga, terarah pada suatu subjek; dan keempat, adanya
40 Hartono,Bimbingan Karier,(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 82.
40 Yudrik Jahja,Psikolog Perkembangan,(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 63.
aktivitas yaitu ketertarikan mengerjakan suatu objek.42
Berdasarkan beberapa rumusan definisi minat di atas, penulis dapat menyimpulkan definisi minat adalah suatu sikap ketertarikan individu pada suatu objek, aktivitas, perbuatan yang disertai adanya intensitas:
perhatian, perasaan senang, dan keterlibatkan perilaku individu pada objek, aktivitas atau perbuatan tersebut.
Minat berhubungan erat dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi diri. Minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut:43
a. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan minat antara minat seseorang dan orang lain.
b. Minat menimbulkan efek diskriminatif
c. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi motivasi
d. Minat meruapakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat berubah tergantung pada keutuhan, pengalaman dan mode.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat, sebagai berikut:44
a. Faktor kebutuhan dari dalam
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah
42Hartono,Bimbingan Karier,(Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 82.
43 Yudrik Jahja,Psikolog Perkembangan,(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 63-64.
44 M. Al-Smadi & Al-Wabel S. A, The Impact of E-Banking on the Performance of Jordanian Banks,Jounal of internet Banking and Commerce,Vol. 29, Nomor 1, Juni 2012, hlm.
120.
menimbulkan minat. Misalnya kecendrungan terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan.
b. Faktor motif sosial
Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal. Disamping itu juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia dan oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.
c. Faktor emosional
Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misalnya perjalanan sukses yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.
Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang.
Penelitian ini termasuk golongan faktor emosional, karena penelitian ini melihat dari sisi menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu. Dalam penelitian ini kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan minat menggunakan, sedangkan objek penelitian ini berfokus padamobile banking.
Minat menggunakan mobile banking adalah seseorang yang memiliki ketertarikan, keinginan dan kemauan seseorang untuk menggunakanmobile banking dalam memenuhi kebutuhan sebagian
kebutuhan perbankannya. Ada 3 indikator dari minat penggunaan ini, antara lain:45
a. Keinginan untuk menggunakan b. Selalu mencoba menggunakan c. Berlanjut dimasa yang akan datang.
B. Penelitian Terdahulu 1. Bastian Amanullah (2014)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Persepsi Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan Terhadap Sikap Positif Penggunaan Layanan Mobile Banking”. Variabel penelitiannya adalah persepsi manfaat (X1), kemudahan penggunaa (X2), kepercayaan (X3), sikap positif penggunaan (Y). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitinnya adalah tekhnik Non-probability sampling dengan pendekatan accidental sampling (pengambilan sampel berdasarkan kebetulan). Hasil penelitiannya adalah variabel persepsi manfaat memiliki pengaruh paling besar terhadap sikap positif penggunaan layanan mobile banking sebesar 0,337, variabel kemudahan penggunaan sebesar 0,327, dan variabel kepercayaan yang memiliki pengaruh palimg rendah yaitu sebanyak 0,239.46
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Bastian Amanullah (2014) yaitu pada teknik pengambilan sampel, variabel bebas (independen) dan
45Jogiyanto,Sistem Informasi Keperilakuan,(Yogyakarta: Andi, 2007), hlm. 77.
46 Bastian Amanullah, Pengaruh Persepsi Manfaat, Kemudahan Penggunaan, Kepercayaan Terhadap Sikap Positif Penggunaan Layanan Mobile Banking, (skripsi,pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2014).
terikat (dependen) dan subjek penelitian. Teknik sampek yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh sedangkan pada penelitian Bastian Amanullah menggunakan tekhnik Non-probability sampling dengan pendekatan accidental sampling (pengambilan sampel berdasarkan kebetulan). Penelitian ini menggunakan variabel bebas (independen) persepsi risiko, sedangkan penelitian Bastian Amanullah tidak menggunakan persepsi risiko. Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependen) minat menggunakan sedangkan pada penelitian Bastian Amanullah menggunakan sikap positif penggunaan. Persamaannya adalah menggunakan variabel independen persepsi kemudahan dan objek penelitiannya sama-samamobile banking.
2. Cathrina Octaviani Wulandari (2017)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kebermanfaatan, Kemudahan Penggunaan, dan Persepsi Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Internet Banking (Studi Kasus Pada Pelaku Usah di Plaza Universitas Negeri Yogyakarta”. Variabel penelitiannya adalah
kebermanfaatan (X1), kemudahan penggunaan (X2), persepsi risiko (X3), minat bertransaksi menggunakan (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah kausal komparatif. Hasil penelitiannya adalah menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif kebermanfaatan terhadap minat bertransaksi menggunakaninternet bankingpada pelaku usaha di plaza UNY ditunjukan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,431, pengaruh positif kemudahan penggunaan dengan nilai koefisien regresi sebesar o,685, terdapat pengaruh
negatif terhadap persepsi risiko dengan nilai koefisien regresi sebesar - 0,800.47
Perbedaan menonjol penelitian ini dengan penelitian Cathrina Octaviani Wulandari terletak pada jenis penelitian yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey sedangkan Cathrina Octaviani Wulandari menggunakan kausal komparatif. Persamaannya menggunakan variabel independen yang sama yaitu kemudahan dan persepsi risiko.
3. Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi (2014)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Program Layanan Internet Banking BRI)”. Variabel penelitiannya adalah Persepsi manfaat (X1), kemudahan (X2), keamanan (X3), ketersediaan fitur (X4), minat ulang nasabah menggunakan (Y). Hasil penelitiannya menunjukam bahwa ada hipotesis yang tidak dapat diterima yang artinya bahwa secara parsial menunjukan bahwa persepsi manfaat, keamanan dan ketersedian fitur mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat ulang menggunakan layananinternet banking. Kecuali pada variabel persepsi kemudahan yang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
47 Cathrina Octaviani Wulandari, Pengaruh Kebermanfaatan, Kemudahan Penggunaan, dan Persepsi Risiko Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan Internet Banking (Studi Kasus Pada Pelaku Usah di Plaza Universitas Negeri Yogyakarta, (skripsi, pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNY, 2017).
terhadap minat ulang nasabah dalam menggunakaninternet banking.48 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi yaitu pada satu variabel bebas (independen), dependen dan objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan variabel independen persepsi risiko, sedangkan penelitian Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi tidak menggunakan persepsi risiko. Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependen) minat untuk menggunakan sedangkan pada penelitian Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi menggunakan minat ulang nasabah menggunakan. Objek penelitian Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi berupa internet banking sedangkan penelitian ini pada mobile banking.
Persamaannya adalah menggunakan variabel independen persepsi kemudahan.
4. Giga Bawa Lassana, dkk (2015)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Persepsi Kemanfaat,
Persepsi Kemudahan Penggunaan, Risiko dan Kesesuaian Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking (Studi Pada Nasabah Bank Rakyat (BRI) Kantor Cabang Rembang, Jawa Tengah)”. Variabel penelitiannya adalah persepsi kemanfaat (X1), persepsi kemudahan (X2), risiko (X3), persepsi kesesuaian (X4), minat untuk menggunakan (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatori. Hasil penelitiannya adalah besarnya pengaruh variabel persepsi kemanfaat, persepsi kemudahan penggunaan,
48 Ahmad dan Bambang Setiyo Pambudi, Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat Ulang Nasabah Bank Dalam Menggunakan Internet Banking (Studi Pada Program Layanan Internet Banking BRI), Jurnal Manajemen, Vol. 8,Nomor. 1, April 2014.
risiko dan kesesuaian terhadap minat menggunakan mobile banking adalah sebesar 50,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitiaanya.49
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Giga Bawa Lassana, dkk (2015) terletak pada jenis penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey sedangkan Giga Bawa Lassana, dkk (2015) menggunakan eksplanatori. Persamaannya adalah variabel dependen, variabel independen dan objek penelitian.
5. Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma (2017)
Dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian Konsumen di Portal E-Commerce Zalora.co.id”. Variabel penelitiannya adalah Persepsi risiko (X1), persepsi manfaat (X2), kepercayaan (X3), niat pembelian konsumen (Y). Hasil penelitiannya adalah bahwa Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, Kepercayaan menyumbang proporsi terhadap niat pembelian sebesar 30,8%. Sedangkan selebihnya adalah 69,2% dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang dijadikan indikator dalam variabel penelitian.50
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma yaitu pada variabel bebas (independen), terikat dan objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan variabel bebas
49 Giga Bawa Lassana, dkk, Pengaruh Persepsi Kemanfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Risiko dan Kesesuaian Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking (Studi Pada Nasabah Bank Rakyat (BRI) Kantor Cabang Rembang, Jawa Tengah),Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26, Nomor. 2, September 2015.
50 Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma, Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian Konsumen di Portal E-Commerce Zalora.co.id, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, Vol. 2, Nomor. 1, November 2017.
(independen) persepsi kemudahan, sedangkan penelitian Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma tidak menggunakan persepsi kemudahan.
Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependen) minat untuk menggunakan sedangkan pada penelitian Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma menggunakan niat pembelian. Objek penelitian Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma tertuju pada Portal E-Commerce Zalora.co.id sedangkan penelitian ini tertuju padamobile banking.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking
Persepsi kemudahan didefinisikan sejauh mana seseorang percaya bahwa dalam menggunakan sesuatu tidak memerlukan usaha yang besar, artinya mudag untuk digunakan.51 Sedangkan Menurut David, persepsi kemudahan adalah suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa suatu sistem digunakan karena sistem tersebut mudah dipahami, mudah digunakan,sehingga tidak diperlukan usaha apapun.52
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan sebuah teknologi. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Singgih Priambodo &
Bulan Prabawan menyimpulkan bahwa persepsi kemudahan mempunyai
51 Giga Bawa Lassana, dkk, Pengaruh Persepsi Kemanfaat, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Risiko dan Kesesuaian Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking (Studi Pada Nasabah Bank Rakyat (BRI) Kantor Cabang Rembang, Jawa Tengah),Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26, Nomor. 2, September 2015, hlm. 3.
52 Jurica Lucyanda, Pengujian Tecnhnologi Acceptance Model (TAM) dan Theory Planned Behavior (TPB), Jurnal Akuntansi,Vol. 2, Nomor. 1, Agustus 2010, hlm. 4.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan layanan uang elektronik. Penelitian yang dilakukan oleh Rezza Resita Himawa menyimpulkan bahwa persepsi kemudahan mempunyai berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat penggunaanmobile banking.
Mahasiswa perbankan syariah UIN Mataram yang berpikir bahwa menggunakan layananmobile bankingitu mudah dioperasika dan mudahan untuk dimengerti, maka akan menggunakan akan terus menggunakan mobile banking. Sebaliknya jika mahasiswa Perbankan Syariah UIN Mataram berpikir bahwa menggunakan mobile banking tidak mudah dan rumit maka akan memutuskan untuk tidak menggunakanmobile banking.
2. Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking persepsi risiko didefinisikan sebagai prediksi seseorang tentang potensi ketidakpastian dari transaksi menggunakan mobile banking. Di masa lalu, persepsi risiko utamanya dianggap sebagai penipuan. Sekarang persepsi risiko mengacu pada tipe tertentu.53 Persepsi juga dapat didefinisikan juga sebagai perkiraan subjektif individu untuk mendapatkan konsenkuensi dalam penerimaan hasil yang diinginkannya.54
Ada penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan sebuah teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Cathrina Octaviani Wulandari menunjukan bahwa
53 Wahyuni Nur Syahril, Penggunaan Tevhnology Acceptance Model (TAM) Dalam Menganalisis Minat Perilaku Mahasiswa Universitas TELKOM,Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 3, Nomor.2, February 2019, hlm. 206-206.
54 Suci Muetia Disa dan Teuku Meldi Kesuma, Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, Kepercayaan Terhadap Niat Pembelian Konsumen di Portal E-Commerce Zalora.co.id, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, Vol. 2, Nomor. 1, November 2017, hlm. 208.